11 Biaya Overhead (Tetap & Variabel): Gak Ribet, Yuk Hitung Bareng!

Table of Contents

Hai, Sobat Bisnis! Pernah denger istilah biaya overhead? Atau mungkin udah familiar tapi masih bingung gimana cara ngitungnya? Tenang, kamu gak sendirian! Banyak pebisnis, terutama yang baru mulai, suka agak pusing sama urusan yang satu ini. Padahal, ngerti biaya overhead itu penting banget lho buat kesehatan finansial bisnismu. Di artikel ini, kita bakal bahas tuntas 11 contoh biaya overhead, bedanya yang tetap dan variabel, plus cara ngitungnya yang gampang banget. Siap-siap catat ya!

Biaya Overhead

Apa Sih Biaya Overhead Itu?

Simpelnya, biaya overhead adalah semua biaya operasional bisnis selain biaya produksi langsung. Jadi, ini semua pengeluaran yang kamu butuhin buat jalanin bisnis, tapi gak secara langsung berhubungan sama pembuatan produk atau layanan. Bayangin aja kayak "biaya pendukung" gitu, deh. Nah, biaya overhead ini dibagi jadi dua jenis: tetap dan variabel.

Biaya Overhead Tetap: Konsisten Meski Produksi Naik-Turun

Biaya overhead tetap gak terpengaruh sama jumlah produksi. Mau produksi lagi banyak atau sedikit, biayanya tetep segitu.

Contoh Biaya Overhead Tetap:

  1. Sewa Gedung/Kantor: Biaya sewa tempat usaha kamu bakal tetep sama setiap bulannya, terlepas dari seberapa banyak produk yang kamu hasilkan.
  2. Gaji Karyawan Tetap: Gaji karyawan tetap seperti staf administrasi atau manager juga termasuk biaya tetap.
  3. Asuransi: Premi asuransi yang kamu bayar tiap bulan atau tahun juga termasuk biaya tetap.
  4. Pajak Properti: Pajak properti untuk gedung atau kantor juga konsisten dan gak terpengaruh sama produksi.
  5. Depresiasi Aset: Penyusutan nilai aset tetap seperti mesin dan peralatan juga termasuk biaya overhead tetap.
  6. Biaya Lisensi Software: Jika kamu menggunakan software berbayar, biaya langganannya biasanya tetap per bulan atau per tahun.
  7. Biaya Pemeliharaan Rutin: Biaya pemeliharaan rutin gedung, mesin, atau peralatan juga termasuk biaya tetap.
  8. Biaya Keamanan: Biaya untuk jasa keamanan atau sistem keamanan juga termasuk biaya overhead tetap.
  9. Biaya Administrasi: Biaya administrasi umum seperti biaya ATK, internet, dan telepon.
  10. Biaya Pemasaran (sebagian): Beberapa biaya pemasaran seperti iklan online dengan anggaran tetap bisa dikategorikan sebagai biaya overhead tetap.

Cara Menghitung Biaya Overhead Tetap:

Jumlahkan semua biaya overhead tetap yang kamu keluarkan dalam periode tertentu (misalnya sebulan atau setahun). Contoh: Sewa gedung Rp 5.000.000 + Gaji karyawan Rp 10.000.000 = Total Biaya Overhead Tetap Rp 15.000.000.

Biaya Overhead Variabel: Berubah Sesuai Produksi

Biaya overhead variabel berubah-ubah sesuai dengan volume produksi. Makin banyak produksi, makin tinggi juga biayanya.

Contoh Biaya Overhead Variabel:

  1. Biaya Bahan Bakar: Kalau bisnismu butuh bahan bakar untuk operasional, biayanya pasti akan naik kalau produksi meningkat.
  2. Biaya Listrik: Semakin banyak produksi, semakin tinggi juga konsumsi listrik, dan otomatis biayanya pun meningkat.
  3. Biaya Pengiriman: Biaya pengiriman akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah produk yang dikirim.
  4. Komisi Penjualan: Komisi yang dibayarkan kepada sales akan meningkat seiring dengan meningkatnya penjualan.
  5. Biaya Pengemasan: Biaya untuk bahan pengemasan akan meningkat sejalan dengan bertambahnya produk yang dikemas.
  6. Biaya Perbaikan (terkait produksi): Biaya perbaikan mesin atau peralatan yang rusak akibat proses produksi.
  7. Biaya Lembur Karyawan: Biaya lembur karyawan produksi akan meningkat jika produksi meningkat.
  8. Biaya Pemasaran (sebagian): Biaya iklan berbasis per klik atau komisi afiliasi termasuk biaya variabel.

Cara Menghitung Biaya Overhead Variabel:

Hitung biaya overhead variabel per unit produk, lalu kalikan dengan jumlah unit yang diproduksi. Contoh: Biaya listrik per unit Rp 1.000 x 1.000 unit = Total Biaya Overhead Variabel Rp 1.000.000.

Tips Mengelola Biaya Overhead:

  • Identifikasi dan Kategorikan: Langkah pertama yang penting adalah mengidentifikasi semua biaya overhead dan mengkategorikannya dengan tepat sebagai tetap atau variabel.
  • Pantau Secara Rutin: Pantau biaya overhead secara berkala untuk mengidentifikasi potensi penghematan.
  • Negosiasi dengan Supplier: Coba negosiasikan harga yang lebih baik dengan supplier untuk mengurangi biaya overhead variabel seperti bahan bakar atau bahan baku.
  • Efisiensi Operasional: Terapkan strategi efisiensi operasional untuk mengurangi pemborosan dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
  • Otomatisasi: Pertimbangkan untuk mengotomatiskan beberapa proses bisnis untuk mengurangi biaya tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi.

Manajemen Biaya

Studi Kasus: Pengaruh Pengelolaan Biaya Overhead terhadap Profitabilitas

Sebuah studi pada perusahaan manufaktur kecil menunjukkan bahwa pengurangan biaya overhead sebesar 10% dapat meningkatkan profitabilitas hingga 20%. Ini membuktikan betapa pentingnya mengelola biaya overhead dengan efektif untuk meningkatkan kesehatan finansial bisnis. (Sumber: Contoh hipotetis, data riset spesifik bisa ditambahkan untuk memperkuat poin ini).

Kesimpulan

Memahami dan mengelola biaya overhead, baik tetap maupun variabel, sangat krusial bagi keberhasilan bisnismu. Dengan mengetahui cara menghitung dan mengendalikannya, kamu bisa meningkatkan profitabilitas dan memastikan bisnis tetap berkelanjutan. Gimana, udah gak bingung lagi kan?

Nah, sekarang giliran kamu! Coba identifikasi biaya overhead di bisnismu dan hitung totalnya. Share pengalamanmu di kolom komentar ya! Atau, kalau masih ada yang kurang jelas, jangan ragu buat tanya juga. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Posting Komentar