Jelang Ramadhan, TPU Semper Ramai Dikunjungi Peziarah
Suasana Tempat Pemakaman Umum (TPU) Semper di Jakarta Utara terlihat berbeda dari biasanya. Hari libur terakhir sebelum bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah ini dimanfaatkan banyak orang untuk berziarah. Mereka datang berbondong-bondong untuk mendoakan keluarga dan kerabat yang telah berpulang. TPU Semper, yang berlokasi di Kecamatan Cilincing, menjadi tujuan utama para peziarah dari berbagai wilayah di Jakarta dan sekitarnya. Keramaian ini menjadi pemandangan yang khas menjelang datangnya bulan penuh berkah, Ramadhan.
Tradisi Ziarah Menjelang Ramadhan¶
Tradisi ziarah kubur atau yang lebih dikenal dengan istilah “nyekar” memang sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia, khususnya menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Bagi banyak keluarga, momen ini adalah waktu yang tepat untuk mengunjungi makam leluhur dan orang-orang terkasih. Hendro Taruna Wijaya, seorang warga Sunter Agung, mengungkapkan bahwa ziarah ini adalah kegiatan rutin tahunan bagi keluarganya. Ia dan keluarga besarnya selalu menyempatkan diri untuk datang ke TPU menjelang Ramadhan.
“Hari ini merupakan hari terakhir libur dan kami manfaatkan untuk ziarah,” ujar Hendro, saat ditemui di TPU Semper. Ia menjelaskan bahwa tradisi “nyekar” ini bukan hanya sekadar mengunjungi makam, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam. Bagi keluarganya, ini adalah cara untuk mengenang dan mendoakan orang-orang yang telah tiada, sekaligus mempererat tali silaturahmi antar anggota keluarga.
Makna Mendalam di Balik Tradisi Nyekar¶
Hendro memaparkan dua makna penting dari tradisi “nyekar” yang selalu dipegang teguh oleh keluarganya. Pertama, ziarah kubur menjadi pengingat akan kematian. Dengan mengunjungi makam, ia dan keluarganya diingatkan bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Kesadaran ini diharapkan dapat memotivasi mereka untuk mempersiapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik sebelum datangnya hari akhir. Momen ini menjadi refleksi diri dan introspeksi untuk meningkatkan kualitas ibadah dan amal kebaikan.
Kedua, tradisi “nyekar” juga menjadi ajang silaturahim keluarga besar. Momen ini menjadi kesempatan emas bagi anggota keluarga yang tinggal berjauhan untuk berkumpul dan saling bertatap muka. Hendro mencontohkan, pada hari itu, seluruh anggota keluarga besarnya datang ke TPU Semper untuk berziarah bersama. Di TPU Semper, banyak anggota keluarga Hendro yang dimakamkan, mulai dari nenek, kakak, hingga keponakan. Ziarah ini menjadi momen yang mengharukan sekaligus membahagiakan, karena bisa bertemu dan melepas rindu dengan keluarga, baik yang masih hidup maupun yang telah berpulang.
Suasana Haru dan Khidmat di TPU Semper¶
Suasana di TPU Semper pada hari itu terasa begitu ramai namun tetap khidmat. Para peziarah terlihat memadati area pemakaman, berjalan di antara nisan-nisan, mencari makam keluarga mereka. Sebagian terlihat membawa bunga dan air untuk membersihkan makam dan menaburkan bunga. Doa-doa dipanjatkan dengan khusyuk, suara lirih bacaan ayat suci Al-Quran terdengar di beberapa sudut TPU. Meskipun matahari cukup terik, tidak mengurangi semangat para peziarah untuk tetap berada di TPU.
Terlihat juga beberapa pedagang bunga dan perlengkapan ziarah yang menjajakan dagangannya di sekitar area TPU. Kehadiran mereka turut menambah suasana ramai dan hidup di TPU Semper. Namun, keramaian ini tidak menghilangkan kekhusyukan dan kesakralan momen ziarah. Justru, keramaian ini menjadi gambaran betapa kuatnya tradisi ziarah kubur di masyarakat Indonesia, dan betapa pentingnya momen ini bagi banyak keluarga menjelang Ramadhan.
Maryono, warga Kedaung Kali Angke, juga mengungkapkan hal serupa. Ia memanfaatkan momentum libur terakhir menjelang Ramadhan untuk berziarah ke TPU Semper. Kesibukan sehari-hari membuatnya baru bisa “nyekar” pada hari itu. Bagi Maryono, tradisi “nyekar” adalah cara untuk melepas rindu dengan keluarga yang telah berpulang. Ia dan keluarganya rutin melakukan ziarah setiap tahun sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang kepada leluhur.
Menyucikan Diri dan Mempererat Silaturahmi¶
Lebih lanjut, Maryono menjelaskan bahwa ziarah kubur menjelang Ramadhan memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar melepas rindu. Bagi dirinya dan keluarga, momen ini adalah waktu untuk menyucikan diri dan mempererat tali silaturahmi menjelang datangnya bulan suci. Ramadhan adalah bulan penuh pengampunan dan keberkahan. Dengan berziarah, mereka berharap dapat memulai bulan Ramadhan dengan hati yang bersih dan hubungan yang harmonis dengan keluarga.
“Jelang masuk Ramadhan kami ingin menyucikan diri dengan memperkuat silaturahmi dan menyambut bulan penuh pengampunan,” kata Maryono dengan penuh harap. Pernyataan ini mencerminkan semangat banyak peziarah yang datang ke TPU Semper pada hari itu. Ziarah kubur bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga menjadi bagian dari persiapan spiritual dan emosional menyambut bulan Ramadhan.
TPU Semper Menjadi Saksi Bisu Tradisi Ramadhan¶
TPU Semper, dengan segala keramaian dan kekhidmatannya, menjadi saksi bisu dari tradisi masyarakat Indonesia dalam menyambut bulan Ramadhan. Setiap tahun, menjelang bulan suci ini tiba, TPU Semper selalu ramai dikunjungi peziarah. Mereka datang dengan berbagai tujuan, namun dengan satu niat yang sama, yaitu mendoakan orang-orang terkasih dan mempersiapkan diri menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih.
Tradisi ziarah kubur menjelang Ramadhan adalah tradisi yang kaya akan makna dan nilai-nilai luhur. Selain sebagai pengingat akan kematian, ziarah juga menjadi ajang silaturahmi dan refleksi diri. Di tengah kesibukan dan hiruk pikuk kehidupan modern, tradisi ini tetap dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat Indonesia. TPU Semper, sebagai salah satu TPU terbesar di Jakarta, menjadi salah satu pusat kegiatan ziarah menjelang Ramadhan. Keramaian di TPU Semper menjadi penanda bahwa bulan suci Ramadhan sudah semakin dekat.
Momen ziarah ini juga menjadi waktu yang tepat untuk merenungkan kembali makna kehidupan dan mempersiapkan diri secara spiritual dan mental untuk menjalankan ibadah puasa dan amalan-amalan lainnya di bulan Ramadhan. Semoga tradisi baik ini terus terjaga dan memberikan manfaat bagi kita semua. Mari kita sambut bulan Ramadhan dengan hati yang bersih dan semangat yang tinggi.
Bagaimana dengan tradisi ziarah di daerahmu? Apakah ada tradisi khusus lainnya dalam menyambut bulan Ramadhan? Yuk, berbagi cerita dan pengalamanmu di kolom komentar di bawah ini!
Posting Komentar