Kelas BPJS Kesehatan Diganti? Iuran Kita Bakal Naik Gak Nih?

Daftar Isi

Kelas BPJS Kesehatan Diganti?

Guys, ada kabar terbaru nih soal BPJS Kesehatan yang mungkin bikin kita semua penasaran. Katanya sih, kelas rawat inap BPJS Kesehatan mau diganti, dari yang tadinya kelas 1, 2, dan 3 jadi kelas rawat inap standar (KRIS). Terus, yang paling bikin penasaran, iuran kita bakal naik gak ya?

Menteri Kesehatan, Pak Budi Gunadi Sadikin, udah mastiin nih kalau perubahan ini bakal mulai berlaku Juni 2025. Jadi, siap-siap aja ya! Katanya, semua rumah sakit (kecuali beberapa yang jumlahnya gak banyak) wajib ikutin aturan KRIS ini.

Apa Itu Kelas Rawat Inap Standar (KRIS)?

Mungkin ada yang masih bingung, KRIS itu sebenernya apa sih? Jadi gini, KRIS ini bukan buat nyamain semua kelas layanan di rumah sakit ya. Tapi, lebih ke penerapan standar minimal layanan kesehatan buat kita semua. Pak Menteri Budi bilang, tujuan utamanya itu biar layanan kesehatan yang kita terima minimal sama standarnya dan hak-hak dasar kita sebagai pasien terpenuhi.

Beliau juga jelasin, KRIS ini lebih fokus ke 12 standar layanan yang harus ada di setiap ruang rawat inap. Contohnya nih yang paling manusiawi, kamar mandi di dalam kamar! Bayangin aja, lagi sakit terus kamar mandi harus keluar ruangan, kan gak banget ya? Nah, dengan KRIS ini, kayaknya kita bisa ngerasain rawat inap ala-ala hotel gitu deh, hehe.

12 Standar Fasilitas KRIS yang Perlu Kamu Tau

Biar lebih jelas, ini dia 12 persyaratan fasilitas ruang perawatan rawat inap berdasarkan KRIS yang diatur dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024:

  1. Komponen bangunan gak boleh berporositas tinggi. Maksudnya, bahan bangunannya harus yang bagus, gak gampang nyerap air atau kotoran gitu, biar ruangan tetap bersih dan sehat.
  2. Ventilasi udara harus oke. Pertukaran udara di ruang perawatan minimal 6 kali per jam. Jadi, udara di kamar gak pengap dan selalu segar.
  3. Pencahayaan ruangan harus standar. Ada standar 250 lux buat penerangan biasa dan 50 lux buat lampu tidur. Biar gak terlalu terang atau terlalu redup, pas buat istirahat dan pemulihan.
  4. Tempat tidur lengkap. Setiap tempat tidur harus punya 2 kotak kontak (colokan listrik) dan nurse call. Penting banget nih buat nge-charge HP atau alat medis, dan buat manggil perawat kalau butuh bantuan.
  5. Ada nakas di setiap tempat tidur. Nakas itu meja kecil di samping tempat tidur, buat naruh barang-barang pribadi kita kayak HP, buku, atau obat.
  6. Suhu ruangan terjaga. Suhu ruangan harus bisa dipertahankan antara 20 sampai 26 derajat celcius. Biar kita gak kedinginan atau kepanasan, nyaman selama dirawat.
  7. Ruangan dipisah berdasarkan jenis kelamin, usia, dan penyakit. Jadi, kamar cowok-cowok, cewek-cewek, anak-anak sama dewasa dipisah. Terus, yang penyakitnya menular sama gak menular juga dibedain ruangannya.
  8. Kepadatan ruang rawat inap maksimal 4 tempat tidur. Dalam satu ruangan maksimal cuma ada 4 bed, dan jarak antar tepi tempat tidur minimal 1,5 meter. Biar gak sumpek dan kita punya ruang gerak lebih.
  9. Tirai atau partisi pakai rel yang nempel di plafon. Biar lebih rapi dan gak makan tempat, tirai atau partisi buat misahin tempat tidur dipasang di rel yang nempel di langit-langit.
  10. Kamar mandi di dalam ruang rawat inap! Nah ini dia yang paling penting dan disebut-sebut Pak Menteri tadi. Gak perlu lagi keluar kamar buat ke kamar mandi, lebih praktis dan nyaman pastinya.
  11. Kamar mandi sesuai standar aksesibilitas. Kamar mandinya juga harus ramah buat semua orang, termasuk yang disabilitas atau lansia.
  12. Ada outlet oksigen. Penting banget buat pasien yang butuh bantuan oksigen tambahan.

Dengan 12 standar ini, diharapkan kualitas layanan rawat inap BPJS Kesehatan jadi lebih baik dan merata di seluruh Indonesia.

Gimana Nasib Kelas 1, 2, 3 BPJS Kesehatan?

Terus, kelas 1, 2, 3 BPJS Kesehatan gimana dong? Nah, Pak Menteri negasin nih, sistem KRIS ini emang bakal menghilangkan skema kelas-kelas itu. Jadi, nanti gak ada lagi tuh kelas 1, 2, atau 3. Semuanya jadi kelas rawat inap standar.

Katanya sih, skema KRIS ini lebih mencerminkan prinsip gotong royong dalam jaminan kesehatan nasional. Intinya, mau yang kaya atau yang kurang mampu, semua dapet layanan ruang rawat inap yang setara. Tapi, tenang, iuran tarifnya tetep beda kok.

Konsep Gotong Royong dan Layanan Tambahan Buat yang Mampu

Pak Budi jelasin, konsep gotong royongnya itu gini: yang mampu bayar lebih, bantu yang kurang mampu. Bukan berarti yang bayar lebih minta layanan lebih. Nah, KRIS ini katanya mau ngelurusin konsep itu.

Buat yang pengen layanan lebih eksklusif kayak ruang rawat inap VIP, nanti ada skema combine benefit dengan asuransi swasta. Jadi, orang kaya tetep bisa dapet layanan VIP, tapi gak sepenuhnya ditanggung BPJS Kesehatan.

Mekanismenya gimana? Jadi, nanti orang kaya bisa bayar asuransi swasta yang udah kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Sebagian iuran dari asuransi swasta itu bakal dialokasikan ke BPJS Kesehatan. Jadi, bayarnya tetep satu pintu, gak ribet.

Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Pak Abdul Kadir, juga nambahin nih. Gak semua tempat tidur di rumah sakit itu KRIS kok. Aturannya, buat rumah sakit pemerintah, cuma 60% tempat tidur yang harus KRIS. Sisanya masih ada kelas 1, 2, bahkan VIP. Nah, kelas-kelas inilah yang bisa dimanfaatin buat combine benefit tadi.

Jadi, kalau kita mau naik kelas layanan rawat inap, bisa pakai asuransi swasta buat nambahin biaya di luar yang ditanggung BPJS Kesehatan. Misalnya, BPJS Kesehatan tanggung biaya KRIS-nya, nah sisanya yang 40% bisa dicover sama asuransi swasta.

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik di 2026?

Ini nih yang paling bikin deg-degan. Pak Menteri ngungkapin kemungkinan iuran BPJS Kesehatan bakal naik di tahun 2026. Katanya, ini masih dibahas sama Menteri Keuangan. Tapi, beliau negasin kalau kenaikan iuran ini emang penting, soalnya udah lima tahun terakhir (sejak 2020) iuran BPJS Kesehatan gak naik-naik. Padahal, biaya kesehatan masyarakat terus naik tiap tahun, sekitar 10-15%.

Pak Budi kasih contoh, “Sama aja kayak gaji pegawai atau menteri gak boleh naik selama 5 tahun, padahal inflasi 15%, kan gak mungkin.” Beliau bilang, jujur aja emang kenaikan iuran ini gak populer, tapi harus diomongin biar gak kaget di belakang hari.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Pak Ali Ghufron Mukti, juga sependapat. Penyesuaian tarif iuran emang udah waktunya, soalnya biaya layanan kesehatan terus naik dan nguras pendapatan iuran BPJS Kesehatan. Buktinya, rasio beban jaminan terhadap pendapatan iuran makin bengkak.

Di tahun 2024 aja, beban jaminan udah 105,78% dari pendapatan iuran. Pendapatan iuran BPJS Kesehatan cuma Rp 165,34 triliun, tapi beban jaminan kesehatan udah Rp 174,90 triliun. Wah, defisit juga ya ternyata.

Tapi, tenang guys, buat masyarakat miskin, pemerintah mastiin bakal tetep jadi Penerima Bantuan Iuran (PBI). Jadi, kalau iuran BPJS Kesehatan naik, masyarakat miskin tetep dibayarin pemerintah. Ke depannya, pemerintah juga mau mastiin peserta PBI ini bener-bener tepat sasaran.

Video: Menkes Bocorkan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan di 2026
(Note: Replace “your_youtube_video_id” with the actual YouTube video ID if you find the relevant video)

Berapa Sih Iuran BPJS Kesehatan Sekarang?

Sambil nunggu KRIS beneran jalan, iuran BPJS Kesehatan masih berlaku kayak sebelumnya. Aturannya ada di Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2022. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 setiap bulan. Dan mulai 1 Juli 2026, gak ada denda telat bayar lho! Tapi, denda tetep berlaku kalau dalam 45 hari sejak status kepesertaan aktif lagi, kita dapet layanan rawat inap.

Ini rincian iuran BPJS Kesehatan yang berlaku sekarang:

  1. Peserta PBI Jaminan Kesehatan: Iurannya dibayarin langsung sama pemerintah.
  2. Peserta PPU Lembaga Pemerintahan (PNS, TNI, Polri, dll.): Iuran 5% dari gaji per bulan. 4% dibayar kantor, 1% dibayar peserta.
  3. Peserta PPU BUMN, BUMD, Swasta: Sama, iuran 5% dari gaji per bulan. 4% dibayar kantor, 1% dibayar peserta.
  4. Iuran keluarga tambahan PPU (anak ke-4 dst, ayah, ibu, mertua): 1% dari gaji per orang per bulan, dibayar pekerja.
  5. Iuran peserta PBPU dan Bukan Pekerja (mandiri):
    • Kelas III: Rp 42.000 per orang per bulan. (Dulu ada subsidi pemerintah, sekarang kayaknya udah normal)
    • Kelas II: Rp 100.000 per orang per bulan.
    • Kelas I: Rp 150.000 per orang per bulan.
  6. Veteran, Perintis Kemerdekaan, dll.: Iuran 5% dari 45% gaji pokok PNS golongan III/a masa kerja 14 tahun, dibayar pemerintah.

Nah, itu dia info lengkap soal perubahan kelas BPJS Kesehatan jadi KRIS dan kemungkinan kenaikan iuran di 2026. Gimana menurut kamu tentang perubahan ini? Yuk, diskusi di kolom komentar!

Posting Komentar