Kenalan dengan Hassa Nur Syamsa: Asisten Dosen Muda Inspiratif di SV IPB
Hassa Nur Syamsa, sosok perempuan kelahiran Sukabumi, 24 Maret 2002 ini, adalah contoh nyata anak muda inspiratif. Bungsu dari tiga bersaudara ini, tumbuh dalam keluarga sederhana dan sangat dekat dengan ibunya. Dari kecil, Hassa sudah belajar arti perjuangan hidup dari ibunda tercinta.
Masa Kecil dan Peran Ibu¶
Ibu adalah segalanya bagi Hassa. Beliau adalah single parent yang luar biasa, bekerja keras untuk membesarkan Hassa dan kakak-kakaknya. Meski ekonomi terbatas, pendidikan anak-anaknya adalah prioritas utama. Hassa menyaksikan sendiri bagaimana ibunya banting tulang agar ia dan saudara-saudaranya bisa terus sekolah.
Dari bangku SD sampai SMA, ibu Hassa tak pernah lelah mendukung pendidikannya. Awalnya, sang ibu sempat khawatir dan tidak ingin Hassa kuliah jauh dari rumah. Namun, diam-diam, Hassa mendaftar jalur undangan di IPB. Siapa sangka, ia diterima di IPB Kampus Sukabumi!
Saat memasuki semester lima, Hassa harus pindah ke Bogor untuk melanjutkan studi. Keputusan ini sempat membuat ibunya ragu. Namun, melihat semangat Hassa dan demi masa depannya, sang ibu akhirnya memberikan restu. Dukungan ibunya ini menjadi motivasi besar bagi Hassa untuk terus maju.
Memilih Jurusan dan Awal Mula di IPB¶
Sebenarnya, jurusan impian Hassa adalah Ilmu Komunikasi. Namun, setelah berdiskusi dengan ibu dan kakaknya, ia memutuskan untuk memilih Manajemen Agribisnis. Pertimbangan utamanya adalah prospek kerja yang lebih menjanjikan di bidang agribisnis.
Awalnya, Hassa merasa sedikit bimbang karena passion-nya memang lebih ke komunikasi. Tapi, lambat laun, ia mulai menikmati perkuliahan di Manajemen Agribisnis. Ia berusaha untuk fokus dan mencintai setiap mata kuliah yang diambil. Adaptasi ini menunjukkan fleksibilitas dan kemauan Hassa untuk berkembang di bidang baru.
Pengalaman Organisasi dan Motivasi Belajar¶
Kehidupan kampus Hassa tidak hanya diisi dengan belajar di kelas. Ia aktif bergabung dalam Organisasi Gerakan Mengajar Desa (GMD). Organisasi ini membuka mata Hassa pada realita pendidikan di pelosok desa.
Di GMD, Hassa melihat langsung kondisi anak-anak yang punya semangat belajar tinggi, tapi terhambat oleh keterbatasan ekonomi. Banyak anak-anak yang kesulitan mengakses pendidikan yang layak. Hassa dan teman-teman GMD terjun langsung menjadi pengajar sukarela, membantu anak-anak desa belajar membaca, menulis, dan berhitung.
Pengalaman ini sangat menyentuh hati Hassa. Ia melihat anak-anak yang bahkan belum bisa menamatkan pendidikan dasar. Kondisi ini menjadi cambuk baginya untuk terus belajar dan bersyukur atas kesempatan yang dimilikinya. Hassa semakin menyadari betapa berharganya pendidikan.
Melihat perjuangan anak-anak desa yang tetap antusias belajar meski serba kekurangan, motivasi Hassa untuk menyelesaikan kuliah semakin membara. Ia paham bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah hidup menjadi lebih baik. Kuliah di IPB, salah satu universitas terbaik di Indonesia, adalah sebuah keberuntungan besar baginya. Semua pengalaman ini menguatkan tekad Hassa untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain.
Perjuangan Ekonomi dan Kemandirian di Kampus¶
Memasuki semester enam hingga delapan, Hassa menghadapi tantangan ekonomi yang cukup berat. Usaha ibunya mengalami penurunan, dan untuk membantu keuangan keluarga, ibunya sempat bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Melihat kondisi sulit ini, Hassa tidak tinggal diam. Ia mulai berjualan makanan ringan untuk menambah uang saku. Ia melakukan berbagai cara untuk bertahan hidup dan tetap bisa kuliah. Kemandirian Hassa benar-benar diuji di masa ini.
Hassa juga mengurangi waktu bermain dan nongkrong seperti teman-teman mahasiswa lainnya. Sepulang kuliah, ia langsung pulang ke rumah untuk membantu ibunya. Prioritas utamanya adalah keluarga dan pendidikan.
Ada satu momen yang sangat membekas di hati Hassa. Ia melihat ibunya berjualan, tapi hanya sedikit pembeli yang datang. Hati Hassa sangat sedih dan khawatir, takut tidak bisa melanjutkan kuliah karena masalah biaya. Namun, ia tidak menyerah pada keadaan.
Hassa terus mencari jalan keluar. Salah satunya adalah dengan mencari beasiswa. Usahanya tidak sia-sia, ia berhasil meraih beasiswa Kemendikbudristek sebanyak dua kali. Beasiswa ini sangat membantu meringankan beban biaya kuliahnya. Ia bersyukur atas bantuan tersebut dan semakin termotivasi untuk belajar lebih giat.
Sebagai anak dari seorang single parent, Hassa merasa sangat beruntung memiliki ibu yang tangguh dan tak pernah menyerah demi pendidikan anak-anaknya. Ia semakin memahami bahwa hidup memang penuh perjuangan, dan ia harus terus berusaha untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Menjadi Asisten Dosen dan Tantangan Baru¶
Setelah berjuang keras dalam kuliah, Hassa mendapatkan kesempatan emas untuk menjadi asisten dosen. Tawaran ini datang dari salah seorang dosen di jurusannya. Awalnya, Hassa merasa kurang percaya diri. Ia merasa belum cukup siap secara mental karena pekerjaan ini membutuhkan disiplin tinggi dan pemahaman materi yang mendalam.
Namun, Hassa menyadari bahwa menjadi asisten dosen adalah pengalaman berharga sebelum terjun ke dunia kerja sesungguhnya. Ia akhirnya menerima tawaran tersebut dan bertekad untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin.
Proses seleksi asisten dosen ternyata cukup ketat. Hassa harus mengirimkan CV ke kepala program studi, mengikuti wawancara, dan menunjukkan kemampuan yang relevan dengan posisi tersebut. Ia berhasil melewati semua tahapan seleksi dan resmi menjadi asisten dosen di jurusan Manajemen Agribisnis.
Menjadi asisten dosen memberikan Hassa kesempatan untuk memperdalam materi kuliah dan lebih memahami sistem akademik. Ia belajar banyak tentang metode mengajar yang efektif dan cara menghadapi berbagai karakter mahasiswa. Pengalaman ini sangat berharga untuk pengembangan diri Hassa.
Tantangan terbesar Hassa sebagai asisten dosen adalah mengatur mahasiswa yang usianya tidak jauh berbeda darinya. Beberapa mahasiswa cenderung kurang serius atau sulit diatur saat di kelas. Hassa harus mencari cara agar mereka tetap menghormati posisinya sebagai asisten dosen, tanpa harus kehilangan pendekatan yang friendly.
Meski ada tantangan, Hassa menikmati pekerjaannya. Ia merasa bahwa setiap kesulitan yang dihadapi selalu membawa pelajaran berharga untuk masa depannya. Ia belajar menjadi lebih sabar, tegas, dan bijaksana dalam menghadapi berbagai situasi.
Prinsip Hidup dan Pesan Motivasi dari Hassa¶
Hassa memiliki prinsip hidup yang sangat kuat dan ia pegang teguh sampai sekarang: “Jangan percaya pada nasib baik, tapi percayalah pada kerja keras.” Ia percaya bahwa keberuntungan itu tidak bisa diandalkan, tapi kerja keras pasti akan membuahkan hasil.
Bagi Hassa, Tuhan selalu melihat usaha yang kita lakukan. Balasan yang diberikan pun akan sesuai dengan apa yang telah kita kerjakan. Prinsip ini menjadi pedoman Hassa dalam setiap langkah hidupnya. Ia selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam segala hal.
Untuk teman-teman mahasiswa yang sedang berjuang menyelesaikan pendidikan, Hassa punya pesan motivasi yang sangat inspiratif: “Tidak semua yang dibakar akan hancur. Batu bata yang dibakar justru semakin kuat dan kokoh.” Ia ingin mengingatkan bahwa setiap proses sulit dan melelahkan yang kita alami akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih tangguh dan sukses di masa depan.
Hassa yakin bahwa setiap orang punya kesempatan untuk meraih impian, asalkan mau berusaha dengan sungguh-sungguh. Dengan semua pengalaman dan perjuangan hidupnya, Hassa berharap bisa menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berjuang, tidak mudah menyerah, dan selalu percaya bahwa kerja keras akan membuahkan hasil yang manis.
Ia ingin menjadi contoh bahwa keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya. Justru, kesulitan bisa menjadi awal dari sebuah kesuksesan. Hassa berharap kisah hidupnya bisa menjadi motivasi bagi banyak orang untuk terus berusaha dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan hidup. Kisah inspiratif Hassa ini membuktikan bahwa dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah, siapapun bisa meraih impiannya.
Bagaimana pendapatmu tentang kisah inspiratif Hassa? Yuk, bagikan komentarmu di bawah ini!
Posting Komentar