Netanyahu Mau Ditangkap, Eropa Malah Nolak: Standar Ganda dan Rasis?

Netanyahu Mau Ditangkap, Eropa Malah Nolak: Standar Ganda dan Rasis?

Waduh, lagi-lagi dunia internasional dibuat heboh sama isu yang satu ini. Kabarnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, lagi diincar buat ditangkap! Seriusan nih? Katanya sih, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) lagi mempertimbangkan buat ngeluarin surat perintah penangkapan buat doi. Tapi, eh tapi, negara-negara Eropa malah pada nolak mentah-mentah ide ini. Kok bisa ya? Apa jangan-jangan ada udang di balik batu nih? Yuk, kita bedah lebih dalam!

Apa Sih Masalahnya?

Jadi gini ceritanya, ICC itu kan lembaga internasional yang tugasnya ngurusin kejahatan-kejahatan berat kayak genosida, kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan agresi. Nah, belakangan ini, ICC lagi fokus banget sama situasi di Palestina, khususnya di Gaza. Banyak pihak yang nuduh Israel udah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di sana, terutama sejak konflik terbaru meletus.

Gara-gara tuduhan ini, Kepala Jaksa ICC, Karim Khan, kabarnya lagi mempertimbangkan buat ngajuin surat perintah penangkapan buat Netanyahu dan beberapa pejabat Israel lainnya. Mereka dianggap bertanggung jawab atas tindakan-tindakan yang terjadi di Gaza. Wah, kalau beneran kejadian, ini bakal jadi pukulan telak banget buat Israel dan Netanyahu sendiri.

Eropa Kompak Menolak

Tapi, yang bikin geleng-geleng kepala, negara-negara Eropa malah kompak banget nolak ide penangkapan Netanyahu ini. Beberapa negara besar Eropa kayak Jerman, Inggris, dan Prancis udah terang-terangan bilang mereka gak setuju sama rencana ICC. Mereka beralasan, ICC gak punya yurisdiksi atau wewenang buat ngurusin kasus ini. Ada juga yang bilang, tindakan ICC ini bisa memperkeruh suasana dan malah menghambat upaya perdamaian.

Penolakan Eropa ini tentu aja bikin banyak orang bertanya-tanya. Kok bisa negara-negara yang selama ini getol banget ngomongin HAM dan hukum internasional, malah nolak tindakan ICC? Padahal, ICC kan lembaga yang dibentuk buat menegakkan keadilan dan ngusut tuntas kejahatan-kejahatan berat. Apa jangan-jangan ada standar ganda di sini?

Alasan di Balik Penolakan Eropa

Sebenarnya, ada beberapa alasan kenapa negara-negara Eropa nolak rencana penangkapan Netanyahu.

Pertama, soal yurisdiksi. Beberapa negara Eropa berpendapat, ICC cuma punya wewenang buat ngurusin kasus-kasus di negara-negara yang jadi anggota ICC atau kasus yang dirujuk sama Dewan Keamanan PBB. Nah, Israel sendiri bukan anggota ICC, dan kasus Palestina juga gak pernah dirujuk sama Dewan Keamanan PBB. Jadi, menurut mereka, ICC gak punya hak buat campur tangan urusan Israel.

Kedua, alasan politis. Eropa punya hubungan diplomatik dan ekonomi yang kuat sama Israel. Mereka gak mau hubungan ini jadi rusak gara-gara isu penangkapan Netanyahu. Selain itu, beberapa negara Eropa juga khawatir tindakan ICC ini bisa memicu reaksi keras dari Israel dan makin memperburuk situasi di Timur Tengah. Mereka lebih memilih jalur diplomasi dan negosiasi buat menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Ketiga, kekhawatiran soal stabilitas regional. Eropa khawatir penangkapan Netanyahu bisa bikin Israel makin merasa terpojok dan melakukan tindakan-tindakan yang lebih ekstrem. Ini tentu aja bisa mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah yang udah rapuh. Mereka lebih memilih menjaga stabilitas regional daripada ngambil risiko dengan mendukung penangkapan Netanyahu.

Standar Ganda dan Rasisme?

Nah, penolakan Eropa ini langsung memicu tuduhan standar ganda dan rasisme. Banyak pihak yang bilang, Eropa ini munafik. Giliran negara-negara di luar Barat yang diduga melakukan kejahatan, mereka langsung sigap mendukung ICC. Tapi, giliran Israel yang notabene sekutu Barat, mereka malah pasang badan buat ngelindungi.

Tuduhan rasisme juga muncul karena banyak yang merasa, Eropa ini lebih peduli sama nyawa orang Eropa atau Barat daripada nyawa orang Palestina atau non-Barat. Mereka dianggap gak adil dan diskriminatif dalam menegakkan hukum internasional.

Opini yang Terbelah

Isu penolakan Eropa terhadap penangkapan Netanyahu ini emang bikin opini masyarakat terbelah. Ada yang setuju sama Eropa, ada juga yang keras mengkritik.

Baca Juga: loading

Kelompok yang setuju sama Eropa berpendapat, penolakan ini adalah tindakan yang tepat dan realistis. Mereka setuju sama argumen soal yurisdiksi ICC dan khawatir soal dampak politis dan keamanan regional. Mereka juga percaya, jalur diplomasi dan negosiasi adalah cara yang lebih efektif buat menyelesaikan konflik Israel-Palestina daripada jalur hukum.

Kelompok yang mengkritik Eropa justru merasa kecewa dan marah. Mereka menganggap penolakan ini adalah bentuk standar ganda dan rasisme. Mereka bilang, hukum internasional harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Siapapun yang melakukan kejahatan, termasuk Netanyahu, harus diadili dan dihukum. Mereka juga gak percaya sama jalur diplomasi dan negosiasi yang selama ini dianggap gagal menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Apa Implikasinya?

Penolakan Eropa terhadap penangkapan Netanyahu ini punya beberapa implikasi penting.

Pertama, ini bisa melemahkan kredibilitas ICC. Kalau negara-negara besar kayak Eropa aja gak mendukung tindakan ICC, lembaga ini bisa kehilangan wibawa dan efektivitasnya. Orang jadi ragu, apakah ICC beneran bisa menegakkan keadilan atau cuma jadi alat politik negara-negara besar.

Kedua, ini bisa memperburuk citra Eropa di mata dunia, terutama di negara-negara berkembang dan negara-negara Muslim. Eropa dianggap munafik dan gak konsisten sama nilai-nilai HAM dan hukum internasional yang selama ini mereka gembar-gemborkan.

Ketiga, ini bisa makin memperdalam jurang pemisah antara Barat dan negara-negara lain. Isu ini bisa jadi salah satu pemicu ketegangan dan konflik antara peradaban.

Masa Depan Seperti Apa?

Entah gimana ujungnya isu penangkapan Netanyahu ini. Yang jelas, penolakan Eropa udah bikin situasi makin rumit dan kompleks. ICC sendiri kayaknya bakal tetep jalan terus sama rencananya, meskipun tanpa dukungan penuh dari Eropa.

Yang pasti, isu ini bakal terus jadi perdebatan panas di dunia internasional. Pertanyaan soal standar ganda, rasisme, dan efektivitas hukum internasional bakal terus diungkit-ungkit. Kita tunggu aja perkembangannya seperti apa.

Gimana menurut kalian soal isu ini? Setuju gak sama penolakan Eropa, atau justru merasa Eropa udah standar ganda? Yuk, diskusi di kolom komentar!

Posting Komentar