THR Idul Fitri 2025: Belum Setahun Kerja? Cek Cara Hitungnya Disini!
THR Lebaran atau Tunjangan Hari Raya Keagamaan adalah kabar gembira buat semua pekerja! Ini adalah hak yang wajib diberikan perusahaan kepada karyawannya menjelang hari raya Idul Fitri di tahun 2025 nanti. Siapa sih yang nggak seneng dapat THR? Pastinya semua orang senang dong ya. Apalagi THR ini bisa banget buat memenuhi kebutuhan lebaran, mulai dari beli baju baru, makanan enak, sampai buat bagi-bagi ke keluarga.
Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) sudah mengeluarkan aturan resmi tentang perhitungan THR Keagamaan untuk tahun 2024. Meskipun ini aturan untuk tahun 2024, tapi biasanya nggak jauh beda kok sama tahun 2025. Jadi, kita bisa jadikan patokan untuk persiapan THR tahun depan. Aturan ini penting banget supaya perusahaan dan pekerja sama-sama tahu hak dan kewajibannya.
Aturan Terbaru THR Keagamaan¶
Semua aturan tentang THR ini tertuang dalam Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/2/HK.04.00/III/2025. Surat edaran ini jadi pegangan utama buat perusahaan dalam memberikan THR ke karyawan. Jadi, buat kamu yang penasaran detailnya, bisa coba cari surat edaran ini ya. Biasanya isinya lengkap banget dan jelas.
Tahun ini, ada kabar baik nih! THR Keagamaan wajib dibayar penuh oleh perusahaan, nggak boleh dicicil-cicil. Mantap kan? Jadi, kita bisa langsung menikmati THR sekaligus tanpa harus menunggu-nunggu lagi. Selain itu, ada beberapa poin penting yang perlu kamu tahu tentang siapa saja yang berhak dapat THR:
- Masa Kerja Minimal: Kamu sudah berhak dapat THR kalau sudah kerja minimal 1 bulan secara terus menerus atau lebih. Jadi, meskipun belum setahun kerja, tetap ada harapan dapat THR!
- Status Karyawan: Baik karyawan tetap (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu/PKWTT) maupun karyawan kontrak (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu/PKWT), keduanya sama-sama berhak dapat THR. Yang penting ada hubungan kerja dengan perusahaan.
Penting diingat: THR Keagamaan ini wajib dibayarkan paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan. Tapi, perusahaan juga diimbau untuk memberikan THR lebih awal, biar pekerja bisa lebih tenang dan punya waktu lebih banyak untuk persiapan lebaran. Semakin cepat THR cair, semakin senang juga hati kita kan?
Cara Menghitung THR Keagamaan 2025¶
Nah, ini bagian yang paling penting dan sering ditanyakan: gimana sih cara menghitung THR Keagamaan? Tenang, nggak susah kok! Ada dua cara perhitungan tergantung masa kerja kamu.
1. Masa Kerja 12 Bulan atau Lebih
Buat kamu yang sudah kerja 12 bulan atau lebih secara terus menerus, kabar baiknya adalah kamu bakal dapat THR sebesar 1 bulan gaji penuh. Misalnya, gaji kamu per bulan Rp 5.000.000, maka THR yang kamu terima juga Rp 5.000.000. Lumayan banget kan?
2. Masa Kerja Kurang dari 12 Bulan
Gimana kalau masa kerja kita belum sampai setahun? Jangan khawatir! Kamu tetap dapat THR kok, tapi perhitungannya agak beda sedikit. Rumusnya adalah:
(Masa kerja dalam bulan x 1 bulan upah) : 12
Biar lebih jelas, kita langsung lihat contoh soal ya:
Contoh Perhitungan THR untuk Masa Kerja Kurang dari 1 Tahun
Misalnya, kamu bernama Budi dan sudah bekerja selama 8 bulan di sebuah perusahaan dengan gaji bulanan Rp 6.000.000. Berapa THR yang akan Budi terima?
Kita hitung sama-sama yuk:
(8 bulan x Rp 6.000.000) : 12 bulan
= Rp 48.000.000 : 12 bulan
= Rp 4.000.000
Jadi, THR yang akan diterima Budi adalah sebesar Rp 4.000.000. Cukup besar juga ya, lumayan banget buat tambahan lebaran!
Perhitungan THR untuk Pekerja Harian Lepas
Bagaimana dengan pekerja harian lepas? Apakah mereka juga dapat THR? Tentu saja! Pekerja harian lepas juga punya hak yang sama untuk mendapatkan THR Keagamaan. Mekanisme perhitungannya sedikit berbeda, yaitu:
- Masa kerja 12 bulan atau lebih: THR yang diterima adalah 1 bulan upah, dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir. Jadi, dihitung dulu total upah selama setahun, baru dibagi 12 untuk dapat rata-rata upah bulanan.
- Masa kerja kurang dari 12 bulan: THR yang diterima adalah 1 bulan upah, dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima setiap bulan selama masa kerja. Sama seperti poin pertama, tapi perhitungan rata-ratanya hanya selama masa kerja saja.
Contoh Perhitungan THR Pekerja Harian Lepas
Misalnya, Ani adalah pekerja harian lepas dan sudah bekerja selama 6 bulan dengan upah yang diterima setiap bulan bervariasi. Rincian upah Ani selama 6 bulan terakhir adalah sebagai berikut:
- Bulan 1: Rp 3.500.000
- Bulan 2: Rp 4.000.000
- Bulan 3: Rp 3.800.000
- Bulan 4: Rp 4.200.000
- Bulan 5: Rp 4.500.000
- Bulan 6: Rp 4.000.000
Total upah Ani selama 6 bulan = Rp 3.500.000 + Rp 4.000.000 + Rp 3.800.000 + Rp 4.200.000 + Rp 4.500.000 + Rp 4.000.000 = Rp 24.000.000
Rata-rata upah bulanan Ani = Rp 24.000.000 : 6 bulan = Rp 4.000.000
Jadi, THR yang akan diterima Ani adalah sebesar Rp 4.000.000.
Komponen Upah yang Dihitung dalam THR
Penting juga untuk tahu komponen upah apa saja yang dihitung dalam THR. Biasanya, yang termasuk dalam perhitungan THR adalah:
- Gaji Pokok: Ini adalah gaji dasar yang kamu terima setiap bulan.
- Tunjangan Tetap: Tunjangan yang sifatnya tetap dan dibayarkan rutin setiap bulan, misalnya tunjangan transportasi, tunjangan makan, atau tunjangan perumahan (jika ada).
Catatan: Tunjangan tidak tetap seperti tunjangan kehadiran atau tunjangan lembur biasanya tidak termasuk dalam perhitungan THR. Tapi, lebih baik lagi kalau perusahaan memberikan THR yang lebih besar dari ketentuan minimal, itu namanya rezeki nomplok!
Pertanyaan Seputar THR yang Sering Muncul¶
Biar makin paham soal THR, berikut beberapa pertanyaan yang sering muncul beserta jawabannya:
1. Kalau Resign Sebelum Lebaran, Apakah Masih Dapat THR?
Jawabannya, tergantung kapan kamu resign. Kalau kamu resign sebelum H-7 lebaran, kemungkinan besar kamu tidak berhak mendapatkan THR. Tapi, kalau kamu masih bekerja sampai mendekati H-7 lebaran, coba deh dikomunikasikan dengan HRD perusahaan. Siapa tahu masih ada kebijakan khusus dari perusahaan.
2. Gimana Kalau Perusahaan Nggak Bayar THR?
Ini masalah serius! Perusahaan wajib membayar THR kepada karyawan yang memenuhi syarat. Jika perusahaan tidak membayar THR, kamu bisa melaporkannya ke Dinas Ketenagakerjaan setempat. Pemerintah sudah menyiapkan posko pengaduan THR kok, jadi jangan ragu untuk melapor jika hakmu tidak dipenuhi.
3. Apakah THR Kena Pajak?
Ya, THR termasuk penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan (PPh). Tapi, biasanya pajak THR sudah dipotong langsung oleh perusahaan sebelum THR diberikan kepada karyawan. Jadi, THR yang kamu terima sudah bersih dari pajak.
4. Apakah Ada Potongan Lain Selain Pajak?
Seharusnya tidak ada potongan lain selain pajak. Perusahaan tidak boleh memotong THR untuk alasan apapun, kecuali untuk pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan atau BPJS Kesehatan (jika ada). Itupun harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tips Mengelola THR dengan Bijak¶
Setelah dapat THR, jangan langsung habis semua ya! THR ini rezeki tambahan yang bisa kita manfaatkan dengan bijak. Berikut beberapa tips mengelola THR:
- Prioritaskan Kebutuhan Pokok: Utamakan THR untuk memenuhi kebutuhan pokok lebaran, seperti makanan, minuman, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
- Sisihkan untuk Tabungan: Jangan lupa sisihkan sebagian THR untuk tabungan atau investasi. Ini penting untuk persiapan keuangan di masa depan.
- Bayar Utang (Kalau Ada): Kalau punya utang, THR bisa jadi kesempatan bagus untuk melunasi atau mengurangi beban utang.
- Sedekah: Jangan lupa berbagi rezeki dengan sesama yang membutuhkan. Sedekah bisa mendatangkan keberkahan lebih untuk THR kita.
- Bersenang-senang Secukupnya: Boleh kok menggunakan THR untuk bersenang-senang dan menikmati lebaran, tapi tetap secukupnya dan jangan berlebihan.
Video Penjelasan THR (Mungkin Relevan)
Meskipun artikel ini sudah cukup lengkap, mungkin ada yang lebih suka belajar lewat video. Coba deh cari video penjelasan tentang THR di YouTube. Biasanya banyak konten kreator yang membuat video edukatif tentang THR, lengkap dengan contoh perhitungan dan tips lainnya. Kamu bisa cari dengan kata kunci “Penjelasan THR Keagamaan” atau “Cara Hitung THR”.
(Jika ada video YouTube relevan, sisipkan di sini. Contoh placeholder)
Tautan Video YouTube Penjelasan THR (Ganti dengan tautan video yang relevan jika ditemukan)
Kesimpulan
THR Keagamaan adalah hak pekerja yang harus dipenuhi perusahaan. Pahami aturan dan cara perhitungannya agar kamu tahu berapa THR yang seharusnya kamu terima. Gunakan THR dengan bijak agar bermanfaat untuk kebutuhan lebaran dan masa depan. Semoga THR tahun 2025 nanti membawa berkah untuk kita semua!
Gimana artikel ini? Semoga membantu kamu memahami seluk-beluk THR ya! Kalau ada pertanyaan atau pengalaman menarik seputar THR, jangan ragu untuk tulis di kolom komentar di bawah ini! Mari berbagi dan saling belajar!
Posting Komentar