Bacaan Niat Puasa Idul Adha: Arab, Latin, dan Artinya Biar Afdol!

Idul Adha identik dengan ibadah kurban, namun bagi sebagian umat muslim yang belum mampu melaksanakannya, ada cara lain untuk meraih keberkahan dan pahala yang melimpah di momen istimewa ini. Salah satunya adalah dengan menjalankan puasa sunah yang dilaksanakan beberapa hari sebelum Hari Raya Idul Adha tiba. Puasa-puasa sunah ini memiliki keutamaan luar biasa yang sangat dianjurkan untuk tidak dilewatkan.

Menjalankan ibadah puasa, baik wajib maupun sunah, memerlukan niat yang tulus dan benar. Niat ini menjadi penentu sah atau tidaknya puasa yang kita jalankan. Selain niat saat memulai puasa, penting juga untuk mengetahui adab-adab saat berbuka puasa, termasuk bacaan niat berbuka puasa itu sendiri. Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai niat puasa sunah jelang Idul Adha, yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah, serta bacaan niat saat berbuka puasa.

Niat Puasa Idul Adha

Mengenal Puasa Sunah Jelang Idul Adha: Tarwiyah dan Arafah

Dua hari sebelum perayaan Idul Adha, tepatnya pada tanggal 8 dan 9 bulan Dzulhijjah, terdapat puasa sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Puasa pada tanggal 8 Dzulhijjah dikenal dengan sebutan puasa Tarwiyah, sedangkan puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah disebut puasa Arafah. Kedua puasa ini memiliki keutamaan masing-masing yang sayang untuk dilewatkan.

Puasa Tarwiyah dinamakan demikian karena pada hari ini, para jamaah haji mulai ‘tarwiyah’ atau membawa perbekalan air menuju Mina sebagai persiapan untuk wukuf di Arafah. Keutamaan puasa Tarwiyah disebutkan dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Ini merupakan kesempatan emas bagi umat muslim untuk membersihkan diri dari kesalahan dan kekhilafan sebelum menyambut hari yang agung.

Sementara itu, puasa Arafah yang dilaksanakan sehari setelah Tarwiyah, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah, memiliki keutamaan yang jauh lebih besar. Hari Arafah adalah puncak dari ibadah haji, di mana seluruh jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf. Bagi umat muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji, sangat dianjurkan untuk berpuasa pada hari ini.

Keutamaan puasa Arafah sangatlah luar biasa. Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa Arafah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Ini menunjukkan betapa besar pahala dan ampunan yang Allah berikan melalui ibadah puasa pada hari Arafah. Oleh karena itu, mari kita persiapkan diri untuk meraih keutamaan ini.

Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)

Sebelum memulai puasa sunah Tarwiyah, penting untuk membaca niat terlebih dahulu. Niat puasa sunah ini sebaiknya dilafalkan pada malam hari sebelum terbit fajar. Namun, jika terlupa, masih diperbolehkan berniat di siang hari asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar.

Berikut adalah lafadz niat puasa Tarwiyah:

Lafadz Arab:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Lafadz Latin:

Nawaitu shauma Tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:

“Saya niat puasa Tarwiyah, sunah karena Allah ta‘âlâ.”

Mengucapkan niat ini dengan keyakinan di dalam hati merupakan syarat sahnya puasa Tarwiyah. Dengan berniat, kita meneguhkan tujuan berpuasa semata-mata untuk menjalankan sunah Rasulullah SAW dan meraih ridha Allah SWT.

Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)

Sama seperti puasa Tarwiyah, puasa Arafah juga memerlukan niat yang diucapkan sebelum memulai puasa. Waktu terbaik untuk berniat adalah pada malam hari setelah maghrib hingga sebelum terbit fajar. Mengingat keutamaan puasa Arafah yang sangat besar, pastikan kita tidak melewatkan untuk berniat dengan benar.

Berikut adalah lafadz niat puasa Arafah:

Lafadz Arab:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Lafadz Latin:

Nawaitu shauma ‘Arafata sunnatan lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:

“Saya niat puasa Arafah, sunah karena Allah ta‘âlâ.”

Dengan niat yang tulus, insya Allah puasa Arafah kita akan diterima oleh Allah SWT dan kita akan mendapatkan pengampunan dosa selama dua tahun. Ini adalah anugerah yang luar biasa yang hanya bisa didapatkan dengan izin dan rahmat-Nya.

Pentingnya Niat dalam Ibadah

Niat memegang peranan fundamental dalam setiap ibadah dalam Islam, termasuk puasa. Niat membedakan antara kebiasaan biasa dengan tindakan ibadah yang bertujuan mencari pahala dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu, sebelum memulai puasa Tarwiyah maupun Arafah, luangkan waktu sejenak untuk memantapkan niat di dalam hati dan melafalkannya. Niat ini bukan hanya sekadar ucapan, tetapi merupakan tekad kuat untuk menjalankan ibadah puasa demi mengharap wajah Allah semata.

Adab-Adab Saat Berbuka Puasa

Setelah seharian menahan lapar, haus, dan hawa nafsu saat menjalankan puasa Tarwiyah atau Arafah, tiba saatnya untuk berbuka. Ada beberapa adab yang dianjurkan saat berbuka puasa agar ibadah kita semakin sempurna dan penuh berkah. Mengamalkan adab-adab ini juga mencerminkan rasa syukur kita atas nikmat yang Allah berikan.

Adab pertama adalah memperbanyak doa menjelang waktu berbuka puasa. Momen sebelum berbuka adalah salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Gunakan waktu-waktu terakhir puasa untuk memanjatkan segala keinginan dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Doa orang yang berpuasa ketika hendak berbuka tidak akan ditolak.

Adab selanjutnya adalah menyegerakan berbuka puasa ketika waktunya telah tiba. Jangan menunda-nunda untuk berbuka. Ini merupakan sunah Rasulullah SAW. Segeralah membatalkan puasa dengan sesuatu yang manis, seperti kurma atau air putih.

Sebelum mulai makan dan minum saat berbuka, jangan lupa membaca basmallah yaitu Bismillahirrahmanirrahim. Mengucap basmallah adalah bentuk pengakuan bahwa makanan dan minuman yang kita konsumsi berasal dari rezeki Allah dan kita memohon keberkahan atasnya.

Baca Juga: loading

Terakhir, dan yang tak kalah pentingnya, adalah mengamalkan doa buka puasa. Setelah membatalkan puasa dengan kurma atau air, bacalah doa buka puasa sebagai wujud syukur atas selesainya ibadah puasa hari itu dan memohon pahala atasnya.

Bacaan Niat Buka Puasa Sunah Jelang Idul Adha

Untuk puasa sunah Tarwiyah dan Arafah, bacaan niat saat berbuka puasa sebenarnya tidak berbeda dengan bacaan niat berbuka puasa lainnya, baik puasa wajib maupun puasa sunah di luar Dzulhijjah. Ada dua versi doa yang populer dan bisa diamalkan umat Muslim saat berbuka puasa.

Versi Pertama (Doa Abu Dawud dari Sahabat Mu’adz bin Zuhrah):

Lafadz Arab:

اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ اٰمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Lafadz Latin:

Allahummalakasumtu wabika aamantu wa’alarizqika afthortu birohmatikaya ar-hamarrahimin

Artinya:

“Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih di antara para pengasih.”

Doa ini sangat umum dibaca dan mencakup makna pasrah diri, keimanan, dan rasa syukur atas rezeki yang diberikan Allah untuk membatalkan puasa. Mengucapkan doa ini setelah berbuka menunjukkan bahwa seluruh rangkaian ibadah puasa kita persembahkan hanya untuk Allah SWT.

Versi Kedua (Doa Riwayat Abu Dawud dari Sahabat Ibnu ‘Umar RA):

Lafadz Arab:

ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Lafadz Latin:

Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu, wa tsabatal ajru in syaa Allah

Artinya:

“Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah, serta pahala telah tetap, insya Allah.”

Doa ini juga sangat dianjurkan untuk dibaca setelah berbuka puasa. Doa ini diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW. Makna dari doa ini adalah pengakuan bahwa rasa haus yang menyiksa selama berpuasa telah hilang, tubuh kembali segar, dan kita berharap pahala dari puasa yang telah dijalankan dicatat oleh Allah SWT.

Kedua versi doa berbuka puasa ini sama-sama baik untuk diamalkan. Anda bisa memilih salah satunya atau bahkan mengamalkan keduanya secara bergantian. Yang terpenting adalah menghayati makna dari doa tersebut dan mengucapkannya dengan penuh kekhusyukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.

Persiapan Menyambut Idul Adha dengan Ibadah Sunah

Menjalankan puasa Tarwiyah dan Arafah, serta mengamalkan adab-adab berbuka puasa, adalah cara indah untuk mempersiapkan diri menyambut Hari Raya Idul Adha. Selain puasa, ada banyak amalan sunah lainnya yang bisa kita lakukan selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, periode yang sangat mulia di sisi Allah SWT.

Amalan sunah lainnya meliputi memperbanyak takbir, tahlil, dan tahmid. Kumandangkanlah kalimat-kalimat agung ini di mana pun kita berada, baik di rumah, di jalan, maupun di tempat kerja. Selain itu, perbanyaklah membaca Al-Qur’an, bersedekah, berdzikir, dan melakukan amal saleh lainnya. Setiap amal kebaikan yang dilakukan pada hari-hari ini memiliki pahala yang berlipat ganda.

Dengan mengisi sepuluh hari pertama Dzulhijjah, terutama dengan puasa Tarwiyah dan Arafah, kita bukan hanya mendapatkan pahala dan ampunan dosa, tetapi juga melatih spiritualitas dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ini adalah bekal terbaik untuk menyambut kemeriahan Hari Raya Idul Adha dengan hati yang bersih dan penuh syukur.

Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita, termasuk puasa Tarwiyah dan Arafah, serta memudahkan kita untuk mengamalkan sunah-sunah lainnya. Mari kita manfaatkan momen istimewa ini untuk meraih rahmat dan keberkahan dari Allah SWT.

Bagaimana pengalamanmu menjalankan puasa sunah jelang Idul Adha? Apakah ada doa berbuka puasa lain yang biasa kamu amalkan? Yuk, bagikan pengalaman dan pengetahuanmu di kolom komentar!

Posting Komentar