Jangan Sampai Kelewatan! Puasa Syawal Sampai Tanggal Berapa, Sih?
Setelah melewati bulan penuh berkah, Ramadan, umat Islam sangat dianjurkan untuk melanjutkan momentum kebaikan. Salah satu cara terbaik adalah dengan menjalankan puasa sunah enam hari di bulan Syawal. Puasa ini dikenal sebagai puasa Syawal dan punya keutamaan yang luar biasa, bahkan pahalanya setara dengan puasa selama setahun penuh.
Seringkali muncul pertanyaan, sampai kapan sih batas waktu puasa Syawal ini? Jangan sampai niat baik kita untuk beribadah jadi terlewatkan gara-gara tidak tahu kapan waktu terakhirnya. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di sini supaya kamu nggak ketinggalan kesempatan emas ini tahun ini!
Apa Itu Puasa Syawal?¶
Puasa Syawal adalah ibadah puasa sunah yang jumlahnya enam hari dan dilakukan di bulan Syawal, bulan yang datang tepat setelah Ramadan. Dalil yang mendasari anjuran puasa ini sangat kuat, termaktub dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang berpuasa Ramadan, kemudian diiringi dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim). Hadis ini secara jelas menunjukkan betapa besarnya ganjaran bagi siapa saja yang melaksanakannya.
Menurut pandangan mayoritas ulama dari berbagai mazhab, termasuk mazhab Syafi’i, puasa Syawal hukumnya adalah sunah muakkadah. Ini berarti sangat dianjurkan untuk dikerjakan, bahkan hampir mendekati wajib saking pentingnya. Puasa ini bukan hanya sekadar rutinitas, melainkan wujud syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat taufik (pertolongan) yang diberikan selama Ramadan sehingga kita bisa menunaikan ibadah puasa wajib. Selain itu, puasa Syawal juga berfungsi sebagai penyempurna dan penambah timbangan amal saleh kita setelah sebulan penuh beribadah di bulan Ramadan.
Keistimewaan pahala puasa Syawal yang disebut “seperti puasa setahun” dijelaskan oleh para ulama. Ini karena dalam Islam, setiap satu kebaikan dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kali lipat. Puasa Ramadan sebulan (sekitar 30 hari) dikalikan sepuluh menjadi setara dengan 300 hari, atau sekitar 10 bulan. Sementara itu, puasa enam hari di bulan Syawal dikalikan sepuluh menjadi 60 hari, atau setara dengan dua bulan. Jika digabungkan, puasa Ramadan ditambah enam hari Syawal totalnya setara dengan pahala puasa 360 hari, yang hampir sama dengan setahun penuh dalam kalender Hijriah (rata-rata 354-355 hari). Masya Allah, luar biasa sekali ya ganjaran-Nya!
Pelaksanaan puasa Syawal ini cukup fleksibel, tidak harus dikerjakan secara berturut-turut. Kamu bisa mengerjakannya secara terpisah atau acak selama keenam hari tersebut masih berada dalam rentang waktu bulan Syawal. Misalnya, kamu bisa puasa di tanggal 2-7 Syawal secara berturut-turut, atau puasa di tanggal 3, 5, 10, 15, 20, dan 25 Syawal. Fleksibilitas ini memudahkan umat Islam yang mungkin punya kesibukan atau halangan tertentu. Pendapat ini dipegang kuat oleh banyak ulama, termasuk Imam Nawawi dan para fuqaha dari mazhab Syafi’i.
Menggabung Niat Puasa Qadha dan Syawal?¶
Topik yang sering jadi pertanyaan adalah: bolehkah menggabung niat puasa qadha (mengganti puasa Ramadan yang terlewat) dengan puasa Syawal? Dalam masalah ini, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian ulama membolehkan penggabungan niat ini, dengan harapan bisa mendapatkan pahala keduanya sekaligus. Namun, ada juga ulama lain yang berpendapat bahwa sebaiknya tidak digabung karena qadha adalah puasa wajib (fardhu) sedangkan Syawal adalah puasa sunah. Keduanya memiliki sebab dan tujuan yang berbeda.
Pendapat yang lebih kuat dan lebih utama menurut banyak ulama, terutama dari mazhab Syafi’i, adalah mendahulukan puasa qadha Ramadan terlebih dahulu. Puasa qadha adalah kewajiban yang harus ditunaikan sesegera mungkin, sementara puasa Syawal adalah sunah yang waktunya lebih fleksibel selama sebulan penuh. Menyelesaikan kewajiban (qadha) lebih didahulukan daripada mengejar kesunahan (Syawal). Jadi, saran terbaik adalah selesaikan dulu hutang puasa Ramadanmu, setelah itu baru tunaikan puasa Syawal enam hari selama masih ada waktu di bulan Syawal.
Namun, bagaimana jika waktu di bulan Syawal sangat mepet dan khawatir tidak cukup waktu untuk menyelesaikan qadha dan Syawal secara terpisah? Dalam kondisi darurat seperti ini, sebagian ulama modern memberikan rukhshah (keringanan) untuk menggabung niat, tapi dengan catatan niat qadha tetap jadi prioritas utama. Intinya, kalau punya hutang puasa Ramadan, prioritaskan untuk menyelesaikannya dulu sebelum atau sambil mengejar puasa Syawal.
Penting untuk diingat, keutamaan pahala seperti puasa setahun penuh ini didapatkan setelah seseorang menyempurnakan puasa Ramadan. Jadi, bagi yang masih punya hutang puasa Ramadan, ada baiknya menyelesaikan hutang tersebut terlebih dahulu untuk meraih keutamaan penuh dari puasa Syawal ini.
Batas Akhir Puasa Syawal¶
Nah, ini dia poin penting yang sering ditanyakan: sampai kapan batas waktu menunaikan puasa Syawal? Kapan kita tidak bisa lagi mengejar pahala puasa setahun penuh itu?
Puasa Syawal tidak boleh dimulai pada tanggal 1 Syawal. Mengapa? Karena tanggal 1 Syawal adalah Hari Raya Idul Fitri, hari besar umat Islam untuk bersuka cita dan merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa. Berpuasa pada hari raya Idul Fitri hukumnya haram dan dilarang dalam syariat. Oleh karena itu, puasa Syawal baru bisa dimulai sejak tanggal 2 Syawal.
Ini berarti, umat Islam memiliki waktu yang cukup panjang untuk menunaikan enam hari puasa Syawal, yaitu mulai dari tanggal 2 Syawal hingga akhir bulan Syawal. Bulan Syawal itu sendiri memiliki durasi 29 atau 30 hari, tergantung pada penampakan hilal (bulan sabit). Dengan demikian, kamu punya waktu sekitar 28 hingga 29 hari (mulai tanggal 2 Syawal sampai akhir Syawal) untuk memilih enam hari berpuasa.
Berdasarkan kalender Hijriah yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk tahun 1446 Hijriah, bulan Syawal 1446 Hijriah diperkirakan akan berakhir pada Senin, 28 April 2025. Tanggal tersebut bertepatan dengan 29 Syawal 1446 Hijriah. Ini menandakan bahwa batas akhir untuk melaksanakan puasa Syawal tahun ini adalah tanggal 28 April 2025.
Jadi, kalau kamu belum sempat melaksanakan puasa Syawal, jangan khawatir! Masih ada waktu untuk menunaikannya. Kamu bisa memilih enam hari di sisa waktu bulan Syawal hingga tanggal 28 April 2025 untuk menyelesaikan puasa ini dan meraih keutamaan yang luar biasa. Waktu yang tersisa mungkin sekitar sepekan atau lebih, tergantung kapan kamu mulai menghitung dari hari ini. Manfaatkan sisa waktu ini sebaik-baiknya!
Penting untuk dicatat bahwa tanggal Hijriah, terutama akhir bulan, bisa saja sedikit bergeser tergantung hasil rukyatul hilal (pengamatan bulan) yang dilakukan oleh pemerintah di akhir bulan Syawal. Namun, kalender yang dirilis pemerintah biasanya sudah menjadi acuan utama bagi masyarakat. Jadi, patokan 28 April 2025 (atau 29 Syawal 1446 H) adalah tanggal yang paling mungkin menjadi batas akhirnya.
Ilustrasi kalender Syawal:
Tanggal Masehi | Tanggal Hijriah | Keterangan |
---|---|---|
21 April 2025 | 22 Syawal 1446 | Waktu Puasa Syawal |
22 April 2025 | 23 Syawal 1446 | Waktu Puasa Syawal |
23 April 2025 | 24 Syawal 1446 | Waktu Puasa Syawal |
24 April 2025 | 25 Syawal 1446 | Waktu Puasa Syawal |
25 April 2025 | 26 Syawal 1446 | Waktu Puasa Syawal |
26 April 2025 | 27 Syawal 1446 | Waktu Puasa Syawal |
27 April 2025 | 28 Syawal 1446 | Waktu Puasa Syawal |
28 April 2025 | 29 Syawal 1446 | Batas Akhir Puasa Syawal |
29 April 2025 | 1 Dzulqa’dah 1446 | Bulan Syawal Berakhir |
Puasa Syawal adalah ibadah sunah yang sangat dianjurkan selama enam hari di bulan Syawal. Dimulai dari tanggal 2 Syawal dan berakhir di penghujung bulan Syawal. Bisa dilakukan berturut-turut atau terpisah, yang terpenting adalah enam hari tersebut dilaksanakan dalam rentang waktu bulan Syawal. Jangan sampai kelewatan kesempatan ini ya!
Niat Puasa Syawal¶
Setiap ibadah dalam Islam memerlukan niat. Niat adalah dasar sahnya suatu amalan, termasuk puasa. Membaca niat bukan sekadar melafalkan kalimat dalam bahasa Arab, tapi yang terpenting adalah adanya tekad dan kesadaran di dalam hati bahwa kita akan melaksanakan puasa Syawal esok hari karena Allah SWT.
Para ulama sepakat bahwa niat puasa wajib maupun sunah sebaiknya dihadirkan di dalam hati. Namun, untuk menguatkan tekad dan melatih lisan, melafalkan niat sangat dianjurkan. Waktu terbaik untuk berniat puasa Syawal adalah pada malam hari sebelum hari puasa tiba, sama seperti puasa Ramadan. Ini menunjukkan persiapan dan kemantapan hati sejak awal.
Lafal niat puasa Syawal yang umum dibaca pada malam hari, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber keislaman, termasuk situs resmi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ سِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati sittatin min syawwālin lillāhi ta’ālā.
Artinya: “Aku berniat puasa besok hari sebagai penunaian sunah enam hari Syawal karena Allah Ta’ala.”
Membaca niat di malam hari sebelum fajar terbit adalah waktu yang paling utama (afdal). Ini menunjukkan kesiapan penuh dan perencanaan untuk beribadah keesokan harinya.
Bagaimana Jika Lupa Niat di Malam Hari?¶
Bagaimana jika seseorang lupa membaca niat puasa Syawal pada malam harinya? Apakah puasanya tetap sah? Karena puasa Syawal termasuk puasa sunah, ada keringanan (rukhshah) dalam masalah niat ini. Menurut sebagian besar ulama, niat untuk puasa sunah (termasuk Syawal) boleh dilakukan pada siang hari, asalkan:
1. Kamu belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak fajar terbit.
2. Waktu niat masih sebelum zawāl (matahari tergelincir ke barat, atau sekitar waktu Dhuhur).
Jika kamu baru teringat atau berniat untuk berpuasa Syawal setelah fajar terbit namun sebelum Dhuhur, kamu bisa melafalkan niat berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab latin: Nawaitu shauma hādzal yaumi ‘an adā’i sunnatisy Syawwāli lillāhi ta’ālā.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah Ta’ala.”
Meskipun ada keringanan ini, tetap lebih baik dan lebih sempurna jika niat puasa sunah dilakukan sejak malam hari. Ini menunjukkan kesungguhan kita dalam mempersiapkan ibadah. Niat yang tulus dan diucapkan (atau dihadirkan dalam hati) pada waktunya akan membuat ibadah kita lebih bernilai di sisi Allah SWT.
Selain lafal di atas, intinya adalah tekad di hati. Misalnya, bangun sahur dengan tekad untuk puasa Syawal hari itu sudah dianggap niat yang sah, meskipun tidak melafalkan kalimat Arabnya. Namun, melafalkannya bisa menjadi penguat.
Tata Cara Puasa Syawal¶
Menjalankan puasa Syawal memang sunah, tapi cara pelaksanaannya tetap mengikuti aturan puasa dalam syariat Islam secara umum. Memahami tata caranya dengan benar akan membantu kita meraih pahala maksimal dan memastikan ibadah kita sah. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai tata cara menunaikan puasa Syawal enam hari:
1. Membaca Niat Puasa Syawal¶
Seperti yang sudah dijelaskan, langkah pertama dan paling mendasar adalah menghadirkan niat untuk berpuasa Syawal. Niat ini harus ada di hati. Waktu terbaik untuk berniat adalah pada malam hari setelah terbenam matahari hingga sebelum terbit fajar (Subuh). Kamu bisa melafalkan niat yang sudah disebutkan sebelumnya (Nawaitu shauma ghadin…) atau cukup menguatkan tekad dalam hati saat bangun sahur misalnya.
Jika karena satu dan lain hal kamu lupa berniat di malam hari, niat masih bisa dibaca pada siang hari sebelum waktu zawal (sekitar Dhuhur), asalkan kamu belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak fajar. Niat yang dibaca di siang hari menggunakan lafal Nawaitu shauma hādzal yaumi…. Meskipun ada keringanan ini, membiasakan berniat di malam hari menunjukkan kesungguhan dan perencanaan dalam beribadah.
2. Melaksanakan Sahur (Dianjurkan)¶
Sebelum memulai puasa, sangat dianjurkan untuk melaksanakan sahur. Sahur adalah makan dan minum di akhir malam menjelang terbit fajar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersahurlah, karena sesungguhnya di dalam sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Sahur memberikan energi yang dibutuhkan tubuh untuk kuat berpuasa sepanjang hari. Selain itu, sahur juga merupakan momen spiritual untuk berdoa dan berdzikir sebelum memulai puasa. Waktu sahur dimulai sejak tengah malam hingga sesaat sebelum masuk waktu Subuh. Jangan sampai sahur melewati batas waktu imsak yang menandakan sudah dekatnya waktu Subuh.
3. Menahan Diri dari Hal-Hal yang Membatalkan Puasa¶
Ini adalah inti dari ibadah puasa. Mulai dari terbit fajar (masuk waktu Subuh) hingga terbenam matahari (masuk waktu Maghrib), seseorang yang berpuasa wajib menahan diri dari semua hal yang dapat membatalkan puasa. Hal-hal yang membatalkan puasa, baik puasa wajib maupun sunah, antara lain:
* Makan dan minum dengan sengaja. Jika makan atau minum karena lupa, puasa tidak batal.
* Berhubungan suami-istri di siang hari saat berpuasa.
* Masuknya sesuatu ke dalam lubang tubuh secara disengaja (misalnya obat tetes mata yang terasa di tenggorokan, atau memasukkan benda ke dubur/kemaluan).
* Keluarnya air mani karena bersentuhan atau sebab lain (bukan karena mimpi basah).
* Haid atau nifas bagi wanita, meskipun terjadi sesaat sebelum Maghrib.
* Hilang akal (gila).
* Murtad (keluar dari agama Islam).
Selama puasa Syawal, kita harus menjaga diri dari semua pembatal ini dengan penuh kesadaran. Menahan diri bukan hanya dari makan dan minum, tapi juga dari perkataan dan perbuatan buruk yang bisa mengurangi pahala puasa, seperti berbohong, ghibah (menggunjing), atau berkata kasar.
4. Memperbanyak Ibadah Sunah¶
Puasa bukanlah alasan untuk bermalas-malasan, justru sebaliknya. Saat berpuasa Syawal, kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah sunah lainnya. Ini adalah kesempatan emas untuk meraih pahala tambahan dan meningkatkan kedekatan kita dengan Allah SWT. Beberapa amalan sunah yang bisa dilakukan antara lain:
* Membaca Al-Qur’an: Al-Qur’an adalah petunjuk hidup. Membaca, memahami, dan merenungkan maknanya sangat dianjurkan. Targetkan jumlah halaman atau juz yang ingin kamu baca setiap hari selama puasa.
* Menjalankan Salat Sunah: Perbanyak salat sunah seperti Salat Duha di pagi hari (setelah matahari terbit hingga sebelum Dhuhur), Salat Tahajud di sepertiga malam terakhir, serta Salat Rawatib (salat sunah sebelum dan sesudah salat fardhu). Salat-salat ini bisa menjadi ‘penambal’ kekurangan dalam salat fardhu kita.
* Berzikir dan Beristighfar: Basahi lisan dengan zikir (mengingat Allah) dan istighfar (memohon ampunan). Misalnya membaca tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), takbir (Allahu Akbar), tahlil (La ilaha illallah), atau istighfar (Astaghfirullah). Lakukan ini sepanjang hari, di mana pun kamu berada.
* Bersedekah: Memberi kepada yang membutuhkan adalah amalan yang pahalanya berlipat ganda, terutama saat berpuasa. Sedekah tidak harus berupa uang, bisa juga makanan, pakaian, atau bahkan senyuman tulus dan perkataan baik.
* Menjaga Lisan dan Perilaku: Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang dilarang atau tidak bermanfaat. Hindari ghibah, adu domba, berkata kasar, dan perbuatan buruk lainnya.
Dengan memperbanyak ibadah sunah, puasa Syawal kita akan semakin berkualitas, membersihkan diri dari dosa, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
5. Berbuka Puasa Saat Magrib Tiba¶
Ketika matahari terbenam dan waktu Magrib tiba, saatnya untuk mengakhiri puasa harian kita. Dianjurkan untuk segera berbuka puasa begitu masuk waktu Magrib. Jangan menunda-nunda berbuka karena hal ini termasuk sunah Nabi SAW.
Disunahkan untuk berbuka dengan yang manis, seperti kurma, atau cukup dengan air putih. Setelah itu, barulah bisa menyantap makanan lainnya. Jangan lupa membaca doa berbuka puasa sebelum makan dan minum. Doa yang paling sahih adalah:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Arab latin: Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘urûqu wa tsabatal ajru insyâ Allah.
Artinya: “Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, dan pahala telah tetap, insya Allah.” (HR. Abu Dawud)
Ada juga doa berbuka puasa lain yang umum diamalkan:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Arab latin: Allâhumma laka shumtu wa bika âmantu wa ‘alâ rizqika afthartu birahmatika yâ arhamar râhimîn.
Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Paling Penyayang di antara para penyayang.” (HR. Abu Dawud)
Setelah berbuka sekadar membatalkan puasa (misalnya dengan kurma dan air), segera tunaikan Salat Magrib sebelum makan besar. Ini karena menunaikan salat fardhu tepat waktu lebih utama daripada menunda-nunda untuk makan.
Dengan mengikuti tata cara puasa Syawal ini secara runtut dan penuh keikhlasan, insya Allah kita bisa meraih keutamaan yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW, yaitu pahala seperti berpuasa selama setahun penuh. Ini adalah kesempatan emas untuk mempertahankan kedisiplinan beribadah yang sudah dilatih selama Ramadan dan menambah bekal amal kita.
Keutamaan Puasa Syawal yang Perlu Kamu Tahu¶
Selain pahala setara puasa setahun, puasa Syawal juga punya banyak keutamaan lain yang sayang banget kalau dilewatkan:
- Menyempurnakan Puasa Ramadan: Puasa Syawal bisa berfungsi sebagai “penambal” kekurangan atau kekhilafan yang mungkin terjadi selama puasa Ramadan. Ibarat salat sunah rawatib yang menyempurnakan salat fardhu.
- Tanda Diterimanya Amal Ramadan: Salah satu tanda diterimanya amal adalah seseorang diberikan kemudahan untuk melanjutkan amal kebaikan lainnya. Puasa Syawal adalah bukti bahwa ibadah Ramadan kita berlanjut di bulan berikutnya, bukan berhenti begitu saja.
- Bentuk Syukur kepada Allah: Puasa Syawal adalah wujud syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik (kemudahan) sehingga kita bisa menyelesaikan ibadah puasa Ramadan dengan lancar.
- Melatih Kontinuitas Ibadah: Setelah sebulan penuh berdisiplin, puasa Syawal membantu kita mempertahankan kebiasaan baik beribadah dan menahan diri. Ini mencegah kita dari “kembali ke kebiasaan buruk” setelah Ramadan usai.
- Mendapat Cinta Allah: Melaksanakan ibadah sunah adalah cara untuk mendekatkan diri dan meraih cinta Allah. Sebagaimana hadis Qudsi, Allah berfirman, “…Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah hingga Aku mencintainya…” (HR. Bukhari).
Dengan semua keutamaan ini, rasanya rugi banget kalau kita melewatkan enam hari puasa Syawal. Waktu pelaksanaannya pun cukup fleksibel selama sebulan penuh.
Tips Agar Lancar Puasa Syawal¶
Mau puasa Syawal tapi masih ragu atau bingung? Ini beberapa tips simpel supaya kamu lancar menunaikannya:
- Niatkan Kuat: Bulatkan tekad sejak malam hari bahwa kamu akan berpuasa esok. Hadirkan niat itu dalam hati.
- Susun Jadwal: Kalau kamu tidak bisa puasa enam hari berturut-turut, rencanakan di hari apa saja kamu akan berpuasa dalam bulan Syawal. Tandai di kalendermu!
- Sahur yang Bergizi: Meskipun sunah, jangan remehkan sahur. Pilih makanan dan minuman yang memberikan energi tahan lama agar kamu kuat beraktivitas seharian.
- Hindari Panas Berlebih: Jika memungkinkan, hindari aktivitas berat di bawah terik matahari agar tubuh tidak cepat dehidrasi.
- Segera Berbuka: Jangan tunda berbuka saat Magrib tiba. Siapkan kurma dan air putih.
- Perbanyak Ibadah Lain: Isi waktu luang selama puasa dengan membaca Quran, berzikir, mendengarkan kajian agama, atau membantu orang lain.
- Jaga Lisan dan Perilaku: Ingat, puasa bukan hanya menahan lapar dan haus. Jaga ucapan dan perbuatanmu agar pahala puasa tidak terkikis.
- Jangan Tinggalkan Qadha: Jika punya hutang puasa Ramadan, utamakan untuk menunaikannya sebelum atau sambil menjalankan puasa Syawal.
Puasa Syawal adalah kesempatan emas untuk menambah pahala setelah Ramadan. Jangan sampai kesibukan dunia membuat kita lupa akan keutamaan ini. Masih ada waktu hingga akhir bulan Syawal, yaitu sekitar tanggal 28 April 2025. Yuk, segera niatkan dan laksanakan!
Semoga kita semua diberikan kemudahan oleh Allah SWT untuk menunaikan ibadah puasa Syawal dan meraih keutamaan serta pahala yang besar di sisi-Nya. Aamiin.
Bagaimana, sudah siap menunaikan puasa Syawal? Punya pertanyaan atau pengalaman menarik saat puasa Syawal? Yuk, berbagi di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar