Syawalan Muhammadiyah Makassar: Takwa Ramadhan Tetap Menyala!
Lebaran usai, syahdu Ramadhan masih terasa lekat di hati. Setelah sebulan penuh berpuasa, beribadah, dan menempa diri, tibalah saatnya kita merayakan kemenangan. Namun, bagi keluarga besar Muhammadiyah di Makassar, momen pasca-Ramadhan ini bukan hanya tentang bermaaf-maafan semata, tapi juga ajang syawalan yang sarat makna. Ini adalah waktu penting untuk memastikan bahwa semangat takwa yang sudah dibangun susah payah selama Ramadhan itu tidak padam begitu saja.
Syawalan ala Muhammadiyah Makassar ini jadi pengingat keren buat kita semua. Ibaratnya, Ramadhan itu kayak SPBU supercharged buat batin kita. Nah, Syawalan ini momen buat ngecek lagi tangki takwa, jangan sampai langsung kosong setelah sebulan penuh diisi. Pertemuan ini jadi energi tambahan, pengingat biar kita tetap on track menjalankan kebaikan dan ketaatan di sebelas bulan berikutnya.
Acara syawalan ini biasanya dihadiri berbagai elemen Muhammadiyah. Mulai dari Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Majelis, Lembaga, Ortom (Organisasi Otonom) seperti Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, sampai anggota dan simpatisan dari berbagai penjuru Makassar dan sekitarnya. Suasananya hangat, penuh kekeluargaan, tapi tetap khidmat karena diselipi tausiyah atau pengajian yang mendalam.
Salah satu poin utama yang selalu ditekankan dalam setiap syawalan adalah pentingnya istiqamah. Ya, konsisten. Ramadhan mengajarkan kita disiplin luar biasa: bangun sahur, menahan diri, shalat tarawih, tadarus Quran, sedekah. Semua itu jadi kebiasaan baik selama 30 hari. Tantangan terbesarnya justru setelah Ramadhan bubar, yaitu bagaimana menjaga kebiasaan-kebiasaan baik ini tetap hidup di tengah kesibukan dan godaan dunia yang kembali berdatangan.
Takwa itu sendiri kan bukan cuma label, tapi implementasi dari ketaatan kita pada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, baik secara habluminallah (hubungan dengan Allah) maupun habluminannas (hubungan dengan sesama manusia). Selama Ramadhan, takwa kita diuji dan ditempa lewat puasa. Setelahnya, takwa itu harus diwujudkan dalam aksi nyata sehari-hari. Inilah yang terus digaungkan dalam syawalan di kota Anging Mammiri ini.
Dalam tausiyah yang disampaikan para alim ulama Muhammadiyah, biasanya dibahas bagaimana menjaga “level” takwa pasca-Ramadhan. Misalnya, kalau selama Ramadhan rajin shalat tahajud, usahakan tetap dikerjakan meskipun hanya beberapa rakaat. Kalau rutin baca Quran, jangan ditinggalkan sama sekali. Kalau gampang sedekah, teruskan kebiasaan berbagi itu. Intinya, jangan sampai amal ibadah yang sudah jadi rutinitas baik selama sebulan mendadak hilang begitu saja.
Para tokoh Muhammadiyah juga mengingatkan bahwa takwa punya dimensi sosial yang kuat. Bukan hanya urusan pribadi dengan Tuhan, tapi juga bagaimana takwa itu memengaruhi interaksi kita dengan keluarga, tetangga, rekan kerja, dan masyarakat luas. Orang bertakwa itu tercermin dari akhlaknya yang mulia, kejujuran, kepedulian sosial, dan kontribusinya untuk kebaikan bersama.
Momen syawalan ini juga menjadi ajang evaluasi dan penguatan organisasi. Para pimpinan menyampaikan capaian, rencana program, dan tantangan yang dihadapi Muhammadiyah ke depan. Ini penting agar semua anggota merasa memiliki dan termotivasi untuk terus berkontribusi aktif dalam berbagai amal usaha Muhammadiyah, mulai dari sekolah, rumah sakit, panti asuhan, hingga kegiatan dakwah dan sosial lainnya yang tersebar di Makassar.
Diskusi-diskusi santai di sela acara seringkali membicarakan bagaimana peran Muhammadiyah Makassar dalam menjawab isu-isu kontemporer. Bagaimana organisasi ini bisa terus relevan, menarik generasi muda, dan memberikan solusi nyata bagi persoalan umat dan bangsa, semuanya berlandaskan pada nilai-nilai Islam berkemajuan yang diusung Muhammadiyah. Semangat takwa pasca-Ramadhan diharapkan bisa memicu inovasi dan produktivitas dalam berkhidmah.
Menjaga semangat takwa Ramadhan tetap menyala itu memang butuh usaha ekstra. Godaan di luar Ramadhan jauh lebih banyak. Tapi, inilah ujian sebenarnya. Ramadhan itu madrasah, sekolah. Setelah lulus dari sekolah, ilmunya harus dipraktikkan di kehidupan nyata. Syawalan ini jadi semacam “reuni akbar” alumni Ramadhan, saling menguatkan untuk tetap berada di jalur kebaikan.
Ada beberapa tips praktis yang sering dibagikan untuk menjaga api takwa tetap menyala:
1. Tetapkan target harian atau mingguan untuk ibadah non-wajib, seperti shalat sunnah rawatib, dhuha, atau membaca Quran.
2. Cari teman atau komunitas yang saling mengingatkan dan mendukung dalam kebaikan. Lingkungan Muhammadiyah sendiri adalah komunitas yang ideal untuk ini.
3. Teruskan kebiasaan sedekah, sekecil apapun itu. Bisa dimulai dari menyisihkan receh setiap hari.
4. Jaga lisan dan perbuatan dari hal-hal yang sia-sia atau buruk. Introspeksi diri secara rutin.
5. Sisihkan waktu untuk terus belajar agama, bisa lewat pengajian rutin di masjid atau di lingkungan Muhammadiyah.
Syawalan di Makassar ini bukan sekadar seremonial rutin. Di balik jabat tangan dan senyuman, ada pesan kuat yang disampaikan: bahwa pencapaian spiritual di bulan Ramadhan itu bukan titik akhir, melainkan titik awal untuk menjadi Muslim yang lebih baik secara konsisten. Takwa itu perjalanan seumur hidup, dan Ramadhan adalah bekal setahun ke depan.
Para peserta syawalan pulang dengan membawa semangat baru. Terjalinnya kembali silaturahmi, ditambah tausiyah yang mencerahkan, membuat tekad untuk menjaga takwa Ramadhan semakin kuat. Mereka sadar bahwa sendirian mungkin berat, tapi bersama dalam jama’ah, dalam barisan Muhammadiyah, langkah untuk istiqamah di jalan kebaikan akan terasa lebih ringan dan penuh berkah.
Berikut adalah contoh sederhana dari agenda syawalan yang mungkin dilaksanakan, ini menunjukkan struktur acara yang fokus pada penguatan spiritual dan organisasi:
| Waktu | Acara | Keterangan |
|---|---|---|
| Pagi | Kedatangan Peserta & Silaturahmi | Saling bermaaf-maafan |
| Jelang Siang | Pembukaan | Pembacaan Ayat Suci Al-Quran |
| Siang | Sambutan Ketua Pimpinan Muhammadiyah | Arahan & Evaluasi Singkat |
| Siang | Tausiyah Syawalan: Menjaga Takwa | Oleh Tokoh Agama/Pimpinan |
| Siang | Ramah Tamah & Santap Siang Bersama | Penguatan Ukhuwah Islamiyah |
| Siang/Sore | Sesi Diskusi (Opsional) | Pembahasan Isu Strategis |
| Sore | Doa Penutup & Penutup Acara | Berharap Keberkahan |
Acara semacam ini memberikan platform yang solid untuk reinforcement nilai-nilai Ramadhan. Peserta tidak hanya diingatkan secara personal, tetapi juga mendapatkan dukungan moral dan sosial dari komunitas yang punya visi dan misi yang sama. Inilah kekuatan berjamaah yang dipegang teguh oleh Muhammadiyah.
Semoga semangat takwa yang menyala di Ramadhan kemarin benar-benar bisa terus dijaga dan diwujudkan dalam setiap langkah kita di kehidupan sehari-hari, bukan hanya di Makassar, tapi di mana pun kita berada. Karena takwa adalah sebaik-baik bekal.
Gimana nih, Teman-teman? Apa yang paling berkesan dari Ramadhan dan Lebaran kalian tahun ini? Terus, punya tips jitu gak buat menjaga semangat ibadah tetap on setelah Ramadhan? Share dong pengalaman dan ide kalian di kolom komentar!
Posting Komentar