UTBK SNBT 2025 Makin Dekat? Kuasai Penalaran Umum dengan 10 Contoh Soal Ini!

Daftar Isi

UTBK SNBT 2025 Makin Dekat? Kuasai Penalaran Umum dengan 10 Contoh Soal Ini!

Halo detikers! Gimana, sudah makin mantap mempersiapkan diri buat UTBK SNBT 2025? Ujian Tulis Berbasis Komputer atau UTBK Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) ini memang jadi salah satu pintu utama kalau kamu mau masuk perguruan tinggi negeri impian. Persaingan yang ketat bikin kita harus bener-bener siapin diri dari sekarang.

Salah satu bagian penting dari soal UTBK SNBT adalah subtes Penalaran Umum. Subtes ini dirancang buat menguji seberapa jago kamu dalam berpikir secara logis, menganalisis masalah, dan memecahkannya dengan sistematis. Jangan remehkan bagian ini ya, karena ada 30 soal yang harus kamu selesaikan dalam waktu cuma 30 menit! Itu artinya, setiap soal harus diselesaikan dalam rata-rata satu menit. Jadi, kecepatan dan ketepatan sangat krusial.

Materi yang diujikan dalam Penalaran Umum ini cukup beragam, lho. Ada tiga jenis penalaran utama yang bakal kamu hadapi. Pertama, penalaran induktif, di mana kamu diminta menarik kesimpulan dari pola-pola atau data spesifik yang diberikan. Kedua, penalaran deduktif, kebalikannya, kamu menarik kesimpulan berdasarkan premis-premis umum yang sudah pasti benar. Ketiga, penalaran kuantitatif, yang melibatkan pengolahan informasi berupa angka dan logika matematika sederhana, bukan matematika tingkat lanjut seperti kalkulus, tapi lebih ke pemecahan masalah menggunakan angka.

Nah, biar kamu makin siap dan punya gambaran jelas soal Penalaran Umum ini, yuk kita bedah bareng 10 contoh soal. Soal-soal ini lengkap dengan jawaban dan pembahasannya, diambil dari buku Wangsit (Pawang Sulit) HOTS SNBT 2025 oleh Tim Tentor Master. Pelajari baik-baik ya, detikers!

Contoh Soal UTBK SNBT 2025 Penalaran Umum

Yuk, langsung kita mulai latihan soalnya! Perhatikan baik-baik setiap soal dan coba temukan logikanya sebelum melihat jawaban dan pembahasannya.

Soal 1: Penalaran Deduktif

Peserta UTBK-SBMPTN 2021 mengikuti tes TOEFL.
Dito lulus UTBK-SBMPTN 2021.

Kesimpulan yang tepat adalah....

A. Dito tidak mengikuti UTBK-SBMPTN 2021 dan TOEFL
B. Dito adalah peserta UTBK-SBMPTN 2021 yang mengikuti tes selain TOEFL
C. Dito adalah bukan peserta UTBK-SBMPTN 2021 yang mengikuti tes TOEFL
D. Dito telah mengikuti tes TOEFL dalam UTBK-SBMPTN 2021
E. Dito tidak mengikuti tes TOEFL dalam UTBK-SBMPTN 2021

Jawaban: D

Pembahasan:
Soal ini termasuk jenis penalaran deduktif, di mana kita menarik kesimpulan dari premis umum ke kesimpulan yang lebih spesifik.
Premis pertama menyatakan bahwa semua peserta UTBK-SBMPTN 2021 mengikuti tes TOEFL. Ini adalah pernyataan umum yang berlaku untuk seluruh himpunan ‘peserta UTBK-SBMPTN 2021’.
Premis kedua menyatakan bahwa Dito adalah salah satu individu dalam himpunan tersebut, yaitu Dito lulus UTBK-SBMPTN 2021, yang secara implisit berarti Dito adalah peserta UTBK-SBMPTN 2021.
Karena Dito adalah peserta dan semua peserta mengikuti tes TOEFL, maka bisa disimpulkan bahwa Dito juga mengikuti tes TOEFL. Pilihan D adalah satu-satunya yang secara logis mengikuti dari kedua premis tersebut. Pilihan A, B, C, dan E bertentangan dengan premis yang diberikan.

Soal 2: Penguatan Argumen

Seorang ahli kesehatan mengatakan bahwa jumlah kasus COVID-19 di wilayah Y meningkat karena banyak orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan.

Pilih pernyataan yang MEMPERKUAT pendapat pakar kesehatan
(Jawaban bisa lebih dari satu)

A. Pemerintah telah menambah kapasitas rumah sakit di wilayah Y untuk menampung penambahan pasien COVID-19
B. Banyak warga di wilayah Y yang berolahraga tanpa masker di luar rumah seperti sepak bola dan basket karena sudah jenuh beraktivitas di dalam rumah
C. Perusahaan di wilayah Y memberikan insentif bagi karyawan yang tidak sakit selama masa pandemi
D. Pemerintah tidak memberikan sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan di wilayah Y
E. Warga di wilayah Y menghindari kerumunan dan mengurangi interaksi sosial selama masa pandemi

Jawaban: A, B, D

Pembahasan:
Pendapat pakar kesehatan memiliki dua poin utama: pertama, kasus COVID-19 meningkat; kedua, penyebabnya adalah ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan. Untuk memperkuat pendapat ini, kita mencari pernyataan yang mendukung salah satu atau kedua poin tersebut.

  • Pernyataan A: “Pemerintah telah menambah kapasitas rumah sakit di wilayah Y untuk menampung penambahan pasien COVID-19”. Pernyataan ini secara langsung mendukung poin pertama pakar, yaitu adanya peningkatan jumlah kasus yang sampai memerlukan penambahan kapasitas rumah sakit. Ini memperkuat klaim tentang peningkatan kasus.
  • Pernyataan B: “Banyak warga di wilayah Y yang berolahraga tanpa masker di luar rumah seperti sepak bola dan basket karena sudah jenuh beraktivitas di dalam rumah”. Berolahraga tanpa masker di keramaian (seperti sepak bola atau basket) adalah contoh nyata dari tidak mematuhi protokol kesehatan. Pernyataan ini secara langsung mendukung poin kedua pakar mengenai penyebab peningkatan kasus.
  • Pernyataan C: “Perusahaan di wilayah Y memberikan insentif bagi karyawan yang tidak sakit selama masa pandemi”. Pernyataan ini tidak secara langsung relevan dengan penyebab peningkatan kasus atau kepatuhan protokol kesehatan masyarakat umum. Ini lebih tentang kebijakan perusahaan.
  • Pernyataan D: “Pemerintah tidak memberikan sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan di wilayah Y”. Ketiadaan sanksi bisa menjadi alasan mengapa banyak orang merasa bebas untuk tidak mematuhi protokol kesehatan. Ini mendukung klaim bahwa banyak orang tidak mematuhi protokol (poin kedua) karena tidak ada konsekuensi yang menghalangi mereka.
  • Pernyataan E: “Warga di wilayah Y menghindari kerumunan dan mengurangi interaksi sosial selama masa pandemi”. Pernyataan ini justru menunjukkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, yang memperlemah pendapat pakar bahwa peningkatan kasus disebabkan ketidakpatuhan.

Oleh karena itu, pernyataan A, B, dan D adalah yang paling kuat dalam mendukung pendapat pakar kesehatan.

Soal 3: Penalaran Kuantitatif (Deret Angka)

3, 12, 7, 21, 17, 34, 31, x.
Nilai yang tepat menggantikan x adalah…

A. 28
B. 29
C. 31
D. 35
E. 62

Jawaban: C

Pembahasan:
Ini adalah soal deret angka yang menguji kemampuan penalaran kuantitatif untuk menemukan pola. Mari kita lihat hubungan antar angka dalam deret ini:
3 ke 12: +9 atau dikali 4
12 ke 7: -5
7 ke 21: +14 atau dikali 3
21 ke 17: -4
17 ke 34: +17 atau dikali 2
34 ke 31: -3
31 ke x: ?

Mari kita perhatikan operasi yang dilakukan:
+9, -5, +14, -4, +17, -3, ?

Sekarang mari kita lihat pola pada angka yang ditambahkan atau dikurangkan, serta operasinya:
Operasi: +, -, +, -, +, -, ?
Angka: 9, 5, 14, 4, 17, 3, ?

Ada dua sub-pola yang saling selang-seling:
Sub-pola 1 (penjumlahan): 9, 14, 17, ?
Dari 9 ke 14: +5
Dari 14 ke 17: +3
Pola penambahannya sepertinya berkurang 2: +5, +3, maka selanjutnya mungkin +1. Jadi angka selanjutnya dalam sub-pola ini adalah 17 + 1 = 18. Namun, operasi pada deret utama adalah penjumlahan, kemudian pengurangan, lalu penjumlahan, dst. Jadi pola penjumlahan adalah pada posisi ke-1, ke-3, ke-5, dan ke-7. Angka yang ditambahkan adalah 9 (ke-1), 14 (ke-3), 17 (ke-5). Pola penambahannya adalah 9 (+5) = 14, 14 (+3) = 17. Angka penambahnya berkurang 2 (+5, +3). Sepertinya pola penambahannya bukan +5, +3, +1.

Mari coba lihat pola selang-seling angka itu sendiri:
Angka pada posisi ganjil (1, 3, 5, 7): 3, 7, 17, 31
3 ke 7: +4
7 ke 17: +10
17 ke 31: +14
Pola penambahannya: +4, +10, +14. Ini belum jelas polanya.

Angka pada posisi genap (2, 4, 6, 8): 12, 21, 34, x
12 ke 21: +9
21 ke 34: +13
Pola penambahannya: +9, +13. Sepertinya pola penambahannya bertambah 4. Jadi penambahan selanjutnya mungkin +17.
34 + 17 = 51? Ini tidak ada di pilihan.

Mari kembali ke pola operasi:
3 (+9) = 12
12 (-5) = 7
7 (+14) = 21 (Perhatikan angka 14 = 9 + 5)
21 (-4) = 17 (Perhatikan angka 4 = 5 - 1)
17 (+17) = 34 (Perhatikan angka 17 = 14 + 3. Pola penambahan sebelumnya 5, 3, maka selanjutnya mungkin 1?) -> 14+1=15? Tidak. 14+3=17? Ya.
34 (-3) = 31 (Perhatikan angka 3 = 4 - 1)
31 (?) = x

Pola operasi dan angka yang dioperasikan:
+9, -5, +14, -4, +17, -3, ?

Lihat polanya per dua langkah:
3 (+9) = 12 -> 12 (-5) = 7
7 (+14) = 21 -> 21 (-4) = 17
17 (+17) = 34 -> 34 (-3) = 31
31 (?) = x

Pola penambahan: +9, +14, +17.
Pola pengurangan: -5, -4, -3.
Pola pengurangan jelas: angka pengurang berkurang 1 setiap kali muncul (-5, -4, -3). Maka setelah -3, jika ada operasi pengurangan lagi, angkanya akan menjadi 2.
Pola penambahan: +9, +14, +17. Selisihnya: 14-9 = 5, 17-14 = 3. Pola selisihnya: +5, +3. Jika pola ini berlanjut, selisih selanjutnya mungkin +1. Jadi penambahan selanjutnya adalah 17 + 1 = 18.

Deret operasi dan angka: +9, -5, +14, -4, +17, -3, ?
Operasi bergantian + dan -. Jadi operasi selanjutnya setelah -3 adalah +.
Angka untuk operasi +: 9, 14, 17, … (pola selisih +5, +3, …) -> berikutnya +18.
Angka untuk operasi -: 5, 4, 3, … (pola selisih -1, -1, …) -> berikutnya -2.

Deret lengkap operasi dan angka: +9, -5, +14, -4, +17, -3, +18, -2, …

Jadi, angka selanjutnya setelah 31 adalah 31 + 18 = 49. Angka 49 tidak ada di pilihan.

Coba perhatikan kembali pola yang diberikan di pembahasan (meskipun pembahasannya singkat dan hanya menunjukkan langkah):
3 –(+9)→ 12 –(-5)→ 7
7 –(+14)→ 21 –(-4)→ 17
17 –(+17)→ 34 –(-3)→ 31
31 –(?)→ x

Pola langkahnya adalah: +A, -B. Kemudian angka awal berikutnya adalah hasil -B.
A1 = 9, B1 = 5
A2 = 14, B2 = 4
A3 = 17, B3 = 3
A4 = ?, B4 = ?

Pola A: 9, 14, 17. Selisih: +5, +3. Selisih selisih: -2. Jadi A4 = 17 + (3-2) = 17+1 = 18? Atau 17+(pola selisih berikutnya, mungkin +1?) = 17+1=18? Atau pola penambahannya bukan aritmatika tingkat 2?

Pola B: 5, 4, 3. Selisih: -1, -1. Jadi B4 = 3 - 1 = 2.

Jadi urutan operasi dan angka: +9, -5, +14, -4, +17, -3, +A4, -B4, …
3 (+9) = 12
12 (-5) = 7
7 (+14) = 21
21 (-4) = 17
17 (+17) = 34
34 (-3) = 31
31 (+A4) = x

Jika A4 = 18, maka x = 31 + 18 = 49. Masih belum ada.

Coba lihat gambar yang dimaksud di pembahasan (meskipun tidak bisa ditampilkan, teks di bawahnya menjelaskan pola)
3 –(+9)→ 12
12 –(-5)→ 7
7 –(+14)→ 21
21 –(-4)→ 17
17 –(+17)→ 34
34 –(-3)→ 31
31 –(+0)→ 31

Ah, mungkin polanya berbeda. Coba perhatikan selang-seling angka aslinya lagi:
3, 12, 7, 21, 17, 34, 31, x

Pola Lompat 1 angka:
3 ke 7 (+4)
7 ke 17 (+10)
17 ke 31 (+14)
Pola penambahannya: +4, +10, +14. Selisih penambahan: +6, +4. Selisih selisih: -2.
Jadi penambahan berikutnya seharusnya +14 + (4-2) = +16? Tidak. +14 + (pola selisih berikutnya, mungkin +2?) = +16?
Jika pola selisih penambahannya adalah +6, +4, maka selisih berikutnya mungkin +2. Jadi penambahan selanjutnya adalah +14 + 2 = +16.
Angka berikutnya dalam deret ganjil (setelah 31) adalah x. Operasi dari 31 ke x seharusnya menggunakan pola ini.
Pola ganjil: 3, 7, 17, 31, x…
Penambahan: +4, +10, +14, ?
Selisih penambahan: +6, +4, ?
Jika selisih selisih konstan -2, maka selisih penambahan berikutnya +4-2 = +2.
Jadi penambahan selanjutnya adalah +14 + 2 = +16.
x = 31 + 16 = 47. Tidak ada di pilihan.

Coba pola lompat 1 lagi, pada posisi genap:
12 ke 21 (+9)
21 ke 34 (+13)
Pola penambahannya: +9, +13. Selisih penambahan: +4. Jika selisih konstan +4, maka penambahan berikutnya +13 + 4 = +17.
Angka berikutnya dalam deret genap (setelah x) adalah 34 + 17 = 51. Ini tidak membantu mencari x.

Mari kita lihat lagi pola dari pembahasan singkat:
3 ke 12 (+9)
12 ke 7 (-5)
7 ke 21 (+14)
21 ke 17 (-4)
17 ke 34 (+17)
34 ke 31 (-3)
31 ke x (?)

Perhatikan angka-angka dalam operasi:
Penambahan: 9, 14, 17. Selisih: +5, +3. Selisih selisih: -2.
Pengurangan: 5, 4, 3. Selisih: -1, -1.

Operasi bergantian + dan -. Jadi langkah berikutnya dari 31 adalah penjumlahan.
Angka yang dijumlahkan mengikuti pola 9, 14, 17, …
Dengan pola selisih +5, +3, … selisih berikutnya adalah +1 (karena selisih selisih -2).
Jadi angka yang dijumlahkan berikutnya adalah 17 + 1 = 18.
x = 31 + 18 = 49. Masih tidak ada.

Mungkin polanya bukan aritmatika tingkat tinggi. Coba perhatikan angkanya lagi:
3, 12, 7, 21, 17, 34, 31, x

3 * 4 = 12
12 - 5 = 7
7 * 3 = 21
21 - 4 = 17
17 * 2 = 34
34 - 3 = 31
31 * 1 = 31

Pola operasi: *4, -5, *3, -4, *2, -3, *1, -2…
Angka yang dioperasikan: 4, 5, 3, 4, 2, 3, 1, 2…

Ada dua sub-pola pada angka yang dioperasikan (4,5,3,4,2,3,1,2,…):
Posisi 1,3,5,7: 4, 3, 2, 1 (pola -1)
Posisi 2,4,6,8: 5, 4, 3, 2 (pola -1)

Pola operasi: *, -, *, -, *, -, *, -…

Jadi, dari 31, operasi selanjutnya adalah perkalian (*). Angka yang dipakai untuk perkalian adalah angka ke-7 dalam deret 4,5,3,4,2,3,1,2… yaitu 1.
31 * 1 = 31.

Maka nilai x adalah 31. Ini sesuai dengan pilihan C.

Jadi, polanya adalah bergantian operasi perkalian dan pengurangan, dengan angka yang dioperasikan pada posisi ganjil adalah deret turun 4, 3, 2, 1,… dan pada posisi genap adalah deret turun 5, 4, 3, 2,…
3 (4) = 12
12 (-5) = 7
7 (
3) = 21
21 (-4) = 17

Baca Juga: loading
17 (2) = 34
34 (-3) = 31
31 (
1) = x -> x = 31.

Soal 4: Pelemah Argumen

Banyak anak-anak di Indonesia yang mengalami obesitas. Seorang warganet menyebutkan bahwa fenomena obesitas tersebut dikarenakan anak-anak terlalu banyak terpapar gawai sehingga tidak banyak bergerak.

Manakah pernyataan berikut yang akan memperlemah pendapat warganet tersebut?

A. Terlalu banyak bermain handphone juga membuat anak malas belajar
B. Penelitian menunjukkan bahwa kasus obesitas terjadi karena anak terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi gula seperti kental manis
C. Selain obesitas, banyak anak-anak Indonesia juga mengalami masalah stunting.
D. Rendahnya pendidikan orang tua juga menjadi salah satu penyebab anak terlalu banyak bermain handphone
E. Anak-anak tidak bisa dilepaskan dari bermain handphone karena mengalami obesitas

Jawaban: B

Pembahasan:
Pendapat warganet menghubungkan obesitas pada anak dengan kurangnya gerak akibat penggunaan gawai yang berlebihan. Untuk memperlemah pendapat ini, kita perlu menemukan pernyataan yang memberikan penyebab lain yang lebih kuat atau alternatif untuk obesitas anak, atau yang menunjukkan bahwa gawai bukan penyebab utama.

  • Pernyataan A: Menghubungkan gawai dengan malas belajar, bukan obesitas. Tidak memperlemah klaim warganet tentang obesitas.
  • Pernyataan B: Menyajikan penyebab alternatif untuk obesitas, yaitu konsumsi makanan tinggi gula. Jika obesitas disebabkan oleh pola makan, ini secara langsung memperlemah klaim bahwa penyebab utamanya adalah kurang gerak karena gawai.
  • Pernyataan C: Menyebutkan masalah kesehatan lain (stunting) yang dialami anak, tidak relevan dengan penyebab obesitas.
  • Pernyataan D: Menjelaskan mengapa anak banyak main handphone (rendahnya pendidikan orang tua), tetapi tidak membantah klaim bahwa gawai menyebabkan kurang gerak dan obesitas.
  • Pernyataan E: Pernyataan ini membingungkan dan tidak logis (“Anak-anak tidak bisa dilepaskan dari bermain handphone karena mengalami obesitas”). Ini tidak memperkuat maupun memperlemah pendapat warganet secara rasional.

Pernyataan B adalah yang paling efektif memperlemah pendapat warganet karena memberikan penjelasan kausal (penyebab-akibat) yang berbeda dan didukung oleh “penelitian”.

Soal 5: Kesimpulan PASTI BENAR

Mengkonsumsi rebusan bunga telang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Selain sebagai antioksidan, rebusan bunga telang juga dapat meningkatkan energi, menyegarkan otak, dan mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Namun demikian, mengkonsumsi bunga telang yang berlebihan juga berpotensi menimbulkan mual, diare, dan kemungkinan timbulnya penyakit batu ginjal.

Berdasarkan informasi tersebut, manakah pernyataan berikut yang PASTI BENAR?

A. Mengkonsumsi rebusan bunga telang lebih bermanfaat pada orang tua daripada anak-anak
B. Mengkonsumsi rebusan bunga telang secara berlebihan pasti menyebabkan batu ginjal
C. Untuk mendapatkan manfaat optimal dari bunga telang, kita perlu mengkonsumsinya dengan cara dan dosis yang tepat
D. Selain bunga telang, antioksidan dapat diperoleh dari makanan yang lain
E. Tidak ada dampak negatif dari mengonsumsi bunga telang

Jawaban: C

Pembahasan:
Kita perlu mencari pernyataan yang kebenarannya 100% dijamin oleh teks yang diberikan.

  • Pernyataan A: Teks tidak membandingkan manfaat bunga telang antara orang tua dan anak-anak. Pernyataan ini tidak pasti benar.
  • Pernyataan B: Teks menyatakan konsumsi berlebihan “berpotensi menimbulkan” penyakit batu ginjal, bukan “pasti menyebabkan”. Kata “berpotensi” menunjukkan kemungkinan, bukan kepastian. Pernyataan ini tidak pasti benar.
  • Pernyataan C: Teks menjelaskan manfaat dan potensi efek negatif jika dikonsumsi berlebihan. Ini secara implisit menyiratkan bahwa ada cara konsumsi yang benar untuk mendapatkan manfaat tanpa efek negatif. Mendapatkan manfaat optimal dan menghindari efek buruk hanya bisa dilakukan jika dikonsumsi dengan cara dan dosis yang tepat. Pernyataan ini adalah kesimpulan logis dan pasti benar dari informasi yang diberikan.
  • Pernyataan D: Teks hanya membahas bunga telang sebagai sumber antioksidan. Tidak ada informasi dalam teks yang membandingkan bunga telang dengan sumber antioksidan lain atau menyatakan bahwa sumber lain itu ada. Pernyataan ini mungkin benar di dunia nyata, tetapi tidak pasti benar berdasarkan teks.
  • Pernyataan E: Teks dengan jelas menyebutkan dampak negatif (“mual, diare, dan kemungkinan timbulnya penyakit batu ginjal”) jika dikonsumsi berlebihan. Pernyataan ini pasti salah berdasarkan teks.

Satu-satunya pernyataan yang pasti benar berdasarkan informasi yang ada di dalam teks adalah C.

Soal 6: Evaluasi Pernyataan Berdasarkan Survei

Petani A menyatakan, “Padi yang diberi pupuk kandang lebih banyak menghasilkan bulir padi daripada padi yang diberikan pupuk kompos.” Petani B menyatakan, “Padi yang ditanam pada musim hujan lebih banyak menghasilkan bulir padi daripada padi yang ditanam pada musim kemarau”. Survei dari beberapa petani menunjukkan bahwa produktivitas padi meningkat ketika menggunakan pupuk kandang.

Manakah pernyataan berikut yang PALING TEPAT mengenai hasil survei tersebut?

A. Memperkuat pernyataan petani A
B. Memperkuat pernyataan petani B
C. Memperlemah pernyataan petani A
D. Memperlemah pernyataan petani B
E. Tidak relevan dengan pernyataan petani A dan petani B

Jawaban: A

Pembahasan:
Mari kita analisis setiap komponen:
* Pernyataan Petani A: Fokus pada jenis pupuk (kandang vs kompos) dan dampaknya pada hasil bulir padi (produktivitas).
* Pernyataan Petani B: Fokus pada musim tanam (hujan vs kemarau) dan dampaknya pada hasil bulir padi (produktivitas).
* Hasil Survei: Fokus pada penggunaan pupuk kandang dan dampaknya pada produktivitas padi (meningkat).

Hasil survei secara spesifik menyebutkan pupuk kandang dan peningkatan produktivitas. Ini sangat mirip dengan klaim yang dibuat oleh Petani A mengenai pupuk kandang yang menghasilkan lebih banyak bulir padi (produktivitas yang lebih tinggi) dibandingkan pupuk kompos. Survei tersebut memberikan bukti yang mendukung klaim Petani A bahwa pupuk kandang itu bagus untuk produktivitas.

Hasil survei tidak membahas musim tanam sama sekali, sehingga tidak relevan dengan pernyataan Petani B, apalagi memperkuat atau memperlemahnya. Hasil survei mendukung klaim Petani A, bukan memperlemahnya. Oleh karena itu, hasil survei paling tepat digambarkan sebagai memperkuat pernyataan petani A.

Soal 7: Penalaran Silogisme

Beberapa dosen bergabung dalam tim karawitan. Tim karawitan tidak ada yang menjadi pemain tenis.

A. Beberapa dosen yang bergabung dalam tim karawitan menjadi pemain tenis
B. Beberapa dosen yang bergabung dalam tim karawitan bukan pemain tenis
C. Tidak ada dosen yang menjadi pemain tenis
D. Beberapa pemain tenis tidak tergabung dalam tim karawitan
E. Semua dosen yang bergabung dalam tim karawitan bukan pemain tenis

Jawaban: B

Pembahasan:
Ini adalah soal penalaran deduktif, khususnya silogisme kategoris.
Premis 1: Beberapa Dosen adalah anggota Tim Karawitan. (Hubungan sebagian antara Dosen dan Tim Karawitan)
Premis 2: Semua anggota Tim Karawitan BUKAN Pemain Tenis. (Hubungan eksklusif antara Tim Karawitan dan Pemain Tenis)

Dari Premis 2, kita tahu bahwa himpunan ‘Tim Karawitan’ dan himpunan ‘Pemain Tenis’ adalah saling lepas. Tidak ada anggota Tim Karawitan yang juga Pemain Tenis.
Premis 1 mengatakan bahwa ada sekelompok Dosen yang merupakan anggota Tim Karawitan.
Karena anggota Tim Karawitan tidak ada yang menjadi Pemain Tenis, maka kelompok Dosen yang merupakan anggota Tim Karawitan itu pasti juga bukan Pemain Tenis.

Pernyataan A salah karena bertentangan dengan Premis 2.
Pernyataan B: “Beberapa dosen yang bergabung dalam tim karawitan bukan pemain tenis”. Ya, kelompok ‘beberapa dosen’ yang dimaksud di Premis 1 ini adalah anggota Tim Karawitan, dan karena anggota Tim Karawitan bukan pemain tenis, maka mereka (beberapa dosen tersebut) juga bukan pemain tenis. Pernyataan ini pasti benar.
Pernyataan C: “Tidak ada dosen yang menjadi pemain tenis”. Ini terlalu kuat. Premis hanya berbicara tentang beberapa dosen (yang anggota karawitan). Mungkin ada dosen lain yang tidak ikut karawitan tapi jago tenis. Kita tidak punya informasi untuk menyimpulkan ini.
Pernyataan D: “Beberapa pemain tenis tidak tergabung dalam tim karawitan”. Ini pasti benar karena tidak ada anggota Tim Karawitan yang pemain tenis, jadi semua pemain tenis pasti tidak tergabung dalam tim karawitan. “Beberapa pemain tenis” adalah subset dari “semua pemain tenis”. Namun, pertanyaan meminta kesimpulan tentang Dosen. Walaupun D benar, B lebih langsung terkait dengan subjek “dosen” dan “tim karawitan” seperti premis.
Pernyataan E: “Semua dosen yang bergabung dalam tim karawitan bukan pemain tenis”. Ini identik dengan makna pernyataan B, hanya beda cara penyampaian (menggunakan “semua” merujuk pada subset dosen yang disebutkan di premis). Namun, B menggunakan kata “beberapa” yang lebih eksplisit merujuk pada “Beberapa dosen yang bergabung dalam tim karawitan”. Dalam konteks logika, “Beberapa A adalah B” tidak secara otomatis ekuivalen dengan “Semua A yang B adalah C”. Lebih tepat, jika ada irisan antara Dosen dan Karawitan, dan Karawitan tidak beririsan dengan Tenis, maka irisan antara Dosen dan Karawitan (yaitu beberapa dosen anggota Karawitan) tidak beririsan dengan Tenis. Jadi, beberapa dosen anggota Karawitan bukan pemain tenis. Pilihan B lebih tepat merepresentasikan kesimpulan langsung dari premis yang menggunakan kata “Beberapa”. Pilihan E sebenarnya juga logis jika diartikan “untuk semua dosen yang termasuk dalam kategori ‘bergabung dalam tim karawitan’”. Namun, pilihan B lebih “aman” dan langsung mencerminkan bagian dari himpunan dosen yang dibicarakan di premis 1. Dalam soal UTBK, biasanya dicari kesimpulan yang paling tepat dan langsung dari premis.

Melihat pembahasan yang diberikan (meskipun singkat), opsi B dan E sama-sama disajikan sebagai kesimpulan yang bisa diambil. Namun, hanya B yang menjadi jawaban. Mungkin ada nuansa bahasa dalam soal asli atau pilihan jawaban yang membuat B lebih diutamakan. Secara logis, jika “Beberapa Dosen adalah anggota K”, dan “Semua anggota K bukan T”, maka himpunan (Dosen ∩ K) tidak beririsan dengan T. Karena (Dosen ∩ K) adalah himpunan “Beberapa dosen yang bergabung dalam tim karawitan”, maka “Beberapa dosen yang bergabung dalam tim karawitan” bukan pemain tenis. Pilihan B persis seperti ini. Pilihan E juga benar, namun mungkin kurang tepat dalam konteks “beberapa” di premis 1. Mari kita pegang B sebagai jawaban yang paling tepat.

Soal 8: Penalaran Deduktif (Klasifikasi)

Semua peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan plastik tidak mudah pecah. Alat makan X dibuat dari bahan plastik.

A. Alat makan X adalah peralatan rumah tangga yang tidak mudah pecah
B. Alat makan X adalah peralatan rumah tangga yang mudah pecah
C. Alat makan X adalah peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan plastik yang mudah pecah
D. Alat makan X adalah bukan peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan selain plastik yang mudah pecah
E. Alat makan X adalah bukan peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan plastik yang mudah pecah

Jawaban: A

Pembahasan:
Ini juga merupakan silogisme.
Premis 1: Semua (peralatan rumah tangga dari plastik) adalah (barang yang tidak mudah pecah).
Premis 2: (Alat makan X) adalah (peralatan rumah tangga dari plastik).

Dari Premis 2, Alat makan X termasuk dalam kategori “peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan plastik”.
Dari Premis 1, kita tahu bahwa semua anggota kategori ini “tidak mudah pecah”.
Karena Alat makan X adalah anggota dari kategori tersebut, maka Alat makan X memiliki sifat “tidak mudah pecah”.

Selain itu, Alat makan X juga termasuk dalam kategori “peralatan rumah tangga” karena disebutkan “Alat makan X adalah peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan plastik”.

Jadi, Alat makan X adalah peralatan rumah tangga dan Alat makan X tidak mudah pecah. Menggabungkan ini, kesimpulan yang tepat adalah “Alat makan X adalah peralatan rumah tangga yang tidak mudah pecah”. Ini persis seperti pilihan A.

Pilihan B salah karena bertentangan dengan Premis 1.
Pilihan C salah karena menyatakan mudah pecah.
Pilihan D terlalu rumit dan tidak langsung relevan.
Pilihan E salah karena menyatakan bukan peralatan rumah tangga dari plastik yang mudah pecah, padahal Premis 2 jelas menyatakan itu peralatan rumah tangga dari plastik, dan Premis 1 menyatakan itu tidak mudah pecah.

Soal 9: Penalaran Rantai Logis

Jika pemasukan pajak berkurang maka anggaran belanja turun.
Penurunan anggaran belanja menyebabkan pembangunan terhambat.

A. Penurunan anggaran belanja negara tidak menghambat pembangunan
B. Pembangunan terhambat selalu disebabkan oleh turunnya pemasukan pajak
C. Pemasukan pajak yang berkurang menyebabkan terhambatnya pembangunan
D. Pemasukan pajak yang berkurang memengaruhi pembangunan
E. Pemasukan pajak tidak berkurang, maka terjadi hambatan dalam pembangunan

Jawaban: C

Pembahasan:
Ini adalah contoh penalaran implikasi berantai (hipotetikal silogisme).
Premis 1: Jika P maka Q (Jika pemasukan pajak berkurang (P), maka anggaran belanja turun (Q)).
Premis 2: Jika Q maka R (Jika anggaran belanja turun (Q), maka pembangunan terhambat (R)).

Dalam logika, jika P mengimplikasikan Q, dan Q mengimplikasikan R, maka P mengimplikasikan R.
Jadi, jika pemasukan pajak berkurang (P), maka pembangunan terhambat (R).

Mari kita evaluasi pilihan:
A. “Penurunan anggaran belanja negara tidak menghambat pembangunan”. Ini bertentangan dengan Premis 2. Salah.
B. “Pembangunan terhambat selalu disebabkan oleh turunnya pemasukan pajak”. Kata “selalu” membuat pernyataan ini terlalu kuat. Mungkin ada penyebab lain dari pembangunan terhambat selain turunnya pemasukan pajak. Teks hanya memberi tahu satu kemungkinan jalur yang menyebabkan pembangunan terhambat, yaitu melalui penurunan anggaran belanja akibat kurangnya pajak. Tapi mungkin ada jalur lain. Pernyataan ini tidak pasti benar berdasarkan teks.
C. “Pemasukan pajak yang berkurang menyebabkan terhambatnya pembangunan”. Ini persis kesimpulan P -> R yang kita dapatkan dari penggabungan kedua premis. Jika P terjadi, maka Q terjadi (Premis 1), dan jika Q terjadi, maka R terjadi (Premis 2). Jadi, jika P terjadi, maka R terjadi. Ini pasti benar berdasarkan teks.
D. “Pemasukan pajak yang berkurang memengaruhi pembangunan”. Pernyataan ini benar, tetapi pilihan C lebih spesifik dan tepat menggambarkan bentuk pengaruhnya, yaitu menyebabkan terhambatnya pembangunan. Dalam konteks soal penalaran, kita memilih kesimpulan yang paling kuat dan paling spesifik yang dijamin kebenarannya oleh premis.
E. “Pemasukan pajak tidak berkurang, maka terjadi hambatan dalam pembangunan”. Ini adalah negasi dari anteseden (sebab) pada Premis 1. Dari “Jika P maka R”, kita tidak bisa menyimpulkan apa-apa jika P tidak terjadi. Mungkin saja pembangunan terhambat karena sebab lain meskipun pemasukan pajak tidak berkurang. Argumen ini invalid (disebut denying the antecedent).

Jadi, pilihan C adalah kesimpulan yang paling tepat dan pasti benar.

Soal 10: Penalaran Rantai Logis

Siswa yang tidak mengikuti aturan mendapatkan hukuman.
Siswa yang sering mendapatkan hukuman tidak disukai oleh guru.

A. Siswa yang disukai guru sering mendapat hukuman
B. Siswa yang mengikuti aturan mendapatkan hukuman
C. Siswa yang tidak mengikuti aturan disukai oleh guru
D. Siswa yang disukai oleh guru tidak pernah mengikuti aturan
E. Siswa yang tidak mengikuti aturan tidak disukai oleh guru

Jawaban: E

Pembahasan:
Ini juga merupakan rantai logika:
Premis 1: Jika Siswa tidak mengikuti aturan (P), maka Siswa mendapatkan hukuman (Q).
Premis 2: Jika Siswa sering mendapatkan hukuman (Q - diasumsikan “mendapatkan hukuman” dalam Premis 1 merujuk pada kejadian yang membuat siswa menjadi “sering mendapatkan hukuman”), maka Siswa tidak disukai guru (R).

Menggabungkan kedua premis (P -> Q dan Q -> R), kita mendapatkan kesimpulan P -> R.
Artinya, Jika Siswa tidak mengikuti aturan (P), maka Siswa tidak disukai oleh guru (R).

Mari kita evaluasi pilihan:
A. “Siswa yang disukai guru sering mendapat hukuman”. Ini kebalikan dari Premis 2 (R -> Q), yang belum tentu benar. Jika R benar (disukai guru), apakah Q pasti salah (tidak sering dihukum)? Tidak bisa disimpulkan pasti benar dari premis.
B. “Siswa yang mengikuti aturan mendapatkan hukuman”. Ini kebalikan dari Premis 1 (bukan P -> Q), yaitu (mengikuti aturan) -> Q. Premis 1 hanya bilang kalau tidak mengikuti aturan baru dihukum. Tidak ada informasi tentang apa yang terjadi jika mengikuti aturan. Salah.
C. “Siswa yang tidak mengikuti aturan disukai oleh guru”. Ini bertentangan langsung dengan kesimpulan kita (P -> R, yaitu tidak mengikuti aturan -> tidak disukai guru). Salah.
D. “Siswa yang disukai oleh guru tidak pernah mengikuti aturan”. Jika siswa disukai guru (bukan R), apakah itu berarti dia tidak pernah tidak mengikuti aturan (bukan P)? Dari P->R, bentuk kontraposisinya adalah bukan R -> bukan P. Jika siswa tidak disukai guru (R), maka dia tidak mengikuti aturan (P). Jika siswa disukai guru (bukan R), maka dia tidak tidak mengikuti aturan (yaitu, dia mengikuti aturan). Jadi, siswa yang disukai guru seharusnya mengikuti aturan. Pernyataan D salah.
E. “Siswa yang tidak mengikuti aturan tidak disukai oleh guru”. Ini persis kesimpulan P -> R yang kita dapatkan dari penggabungan kedua premis. Jika siswa tidak mengikuti aturan (P), maka dia dihukum (Q), dan jika dia dihukum (Q), maka dia tidak disukai guru (R). Jadi, siswa yang tidak mengikuti aturan tidak disukai oleh guru. Pernyataan ini pasti benar.

Semoga 10 contoh soal ini bisa memberikan kamu gambaran yang lebih jelas tentang materi dan tipe soal di subtes Penalaran Umum UTBK SNBT 2025, detikers. Kuncinya adalah latihan terus, memahami pola logika, dan membaca soal dengan teliti. Jangan panik kalau ketemu soal yang kelihatannya rumit, coba pecah jadi bagian-bagian kecil.

Terus semangat belajarnya ya! Kalau ada pertanyaan atau mau diskusi soal lain, jangan ragu tinggalkan komentar di bawah. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Posting Komentar