Educated: Kisah Inspiratif Tara Westover, Review Jujur & Sinopsis
Educated karya Tara Westover adalah buku memoar yang dirilis tahun 2018. Buku ini punya 352 halaman dan sudah diterjemahkan ke banyak bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Secara garis besar, buku ini nyeritain pengalaman hidup Tara sebagai seseorang yang tumbuh terisolasi dan nggak punya akses ke pendidikan formal.
Kisah Tara ini bukan cuma tentang gimana dia berhasil sekolah meski awalnya nggak punya ijazah atau pengetahuan dasar tentang dunia luar. Lebih dari itu, buku ini ngupas tuntas konflik batin antara kesetiaan sama keluarga dan keinginan buat nemuin jati diri lewat ilmu. Tara harus berjuang keras buat memutus rantai keyakinan ekstrem yang udah ditanamkan sejak kecil, semua demi mencari kebenaran dan kemandirian berpikir.
Buku ini ngasih gambaran jelas tentang apa artinya pendidikan sejati, bukan cuma sekadar nilai di sekolah, tapi juga kemampuan buat mempertanyakan, menganalisis, dan membentuk pandangan sendiri tentang dunia. Lewat cerita Tara, kita diajak melihat betapa kuatnya pengaruh lingkungan pertama (keluarga) terhadap pola pikir seseorang.
Selain itu, Educated juga jadi bukti kalau tekad dan semangat belajar bisa ngalahin banyak rintangan. Perjalanan Tara dari pegunungan Idaho yang terisolasi sampai ke universitas top dunia kayak Harvard dan Cambridge bener-bener bikin takjub. Ini adalah kisah perjuangan yang penuh liku, penderitaan, tapi juga harapan dan kemenangan.
Penasaran kan sama sinopsis dan review lengkapnya? Yuk, kita bedah bareng-bareng di artikel ini!
Sinopsis Buku Educated Karya Tara Westover¶
Cerita Educated dimulai di kaki Pegunungan Idaho, Amerika Serikat, tempat Tara Westover dibesarkan dalam keluarga yang sangat terisolasi. Tara adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara. Ayahnya punya pandangan dunia yang sangat ekstrem, nggak percaya sama pemerintah, sistem pendidikan, dan bahkan layanan kesehatan modern. Menurut ayahnya, akhir dunia sudah dekat, jadi yang penting adalah bersiap diri dan nggak terkontaminasi dunia luar.
Karena keyakinan ini, Tara dan saudara-saudaranya nggak pernah sekolah. Mereka menghabiskan hari-hari buat bantu ayahnya di bengkel rongsokan atau membantu ibunya yang meracik obat herbal dan minyak esensial, meskipun ibunya awalnya nggak punya pelatihan formal. Pekerjaan di bengkel rongsokan ini sering banget berbahaya, dan kecelakaan parah udah jadi hal biasa di keluarga mereka. Tapi, alih-alih ke dokter, mereka cuma mengandalkan pengobatan herbal ibunya, seringkali dengan hasil yang menyakitkan.
Kehidupan mereka diatur oleh doktrin ayahnya yang keras dan seringkali nggak masuk akal. Tara tumbuh tanpa tahu banyak tentang sejarah dunia, geografi, atau bahkan peristiwa penting seperti Holocaust. Pengetahuannya tentang dunia luar sangat terbatas pada apa yang diajarkan ayahnya, yang seringkali berupa teori konspirasi atau interpretasi ekstrem dari ajaran Mormonisme.
Konflik mulai muncul ketika Tara mulai menyadari ada sesuatu yang nggak beres. Beberapa saudara laki-lakinya menunjukkan perilaku kasar, terutama satu saudara bernama Shawn yang secara fisik dan emosional sering menyakiti Tara dan saudari-saudarinya. Kekerasan ini sering dibiarkan begitu aja oleh orang tua mereka, atau bahkan dinormalisasi.
Melihat situasi ini, dan didorong oleh salah satu kakaknya yang diam-diam berhasil kabur dan kuliah, Tara mulai merindukan dunia di luar pegunungan itu. Dia pengen tahu lebih banyak, pengen punya pemikiran sendiri, dan pengen keluar dari siklus kekerasan dan keterbatasan itu. Meskipun nggak pernah menginjak bangku sekolah formal, Tara punya keinginan belajar yang membara.
Dengan tekad yang kuat, Tara belajar matematika dan bahasa Inggris secara otodidak dari buku-buku bekas. Dia belajar mati-matian, seringkali sembunyi-sembunyi, buat mempersiapkan diri menghadapi ujian masuk universitas (ACT). Proses ini luar biasa sulit karena dia nggak punya dasar apapun. Dia bahkan nggak tahu cara mencatat atau belajar efektif.
Akhirnya, setelah perjuangan yang berat, Tara berhasil diterima di Brigham Young University (BYU), sebuah universitas yang berafiliasi dengan gereja Mormon. Ini adalah langkah pertama dan paling berani yang dia ambil. Kehidupan di kampus sangat berbeda dari apa yang pernah dia alami. Dia merasa seperti orang asing, nggak paham norma sosial, kaget dengan pengetahuan dasar yang dimiliki teman-temannya, dan seringkali merasa malu dengan latar belakangnya.
Di BYU, Tara nggak cuma belajar mata pelajaran akademik, tapi juga belajar tentang dunia, sejarah, sains, dan berbagai pandangan hidup yang sama sekali baru baginya. Dia mulai mempertanyakan banyak hal yang diajarkan ayahnya. Proses ini nggak mudah. Semakin dia belajar, semakin lebar jurang pemisah antara dirinya dan keluarganya.
Konflik memuncak ketika Tara mencoba membicarakan kekerasan yang dia alami dan pandangan ekstrem ayahnya. Reaksi dari keluarganya seringkali penolakan, penyangkalan, atau bahkan upaya buat memaksanya kembali ke keyakinan mereka. Ini jadi pertarungan batin yang menyakitkan antara cinta pada keluarga dan kebutuhan buat melindungi dirinya sendiri serta mencari kebenaran.
Perjalanan akademis Tara membawanya lebih jauh lagi. Dia berhasil mendapatkan beasiswa dan melanjutkan studi ke universitas bergengsi seperti Harvard dan Cambridge. Di sinilah dia bener-bener “terdidik” dalam arti luas. Dia belajar cara berpikir kritis, cara meneliti, dan cara membentuk identitasnya sendiri, terlepas dari keluarga.
Educated bukan cuma cerita tentang pendidikan akademis, tapi juga tentang “mendidik” diri sendiri buat mengenali realita, berani meninggalkan masa lalu yang menyakitkan, dan membangun kehidupan yang mandiri. Ini adalah kisah yang menginspirasi tentang kekuatan transformasi lewat ilmu pengetahuan dan keberanian buat mendefinisikan ulang diri sendiri.
Review Buku Educated Karya Tara Westover¶
Buku Educated bener-bener luar biasa dan pantes banget dapet banyak pujian. Di situs Goodreads, buku ini dapet rating tinggi, sekitar 4.47 dari 5. Nggak cuma itu, Educated juga memenangkan banyak penghargaan, termasuk kategori “Best Memoir & Autobiography”. Ini nunjukkin kalo ceritanya emang nyentuh dan relevan buat banyak orang.
Salah satu kekuatan buku ini adalah gaya penulisannya. Tara Westover berhasil nyeritain kisah hidupnya yang gelap dan sulit dengan jujur tapi tetap puitis dan nggak terkesan mengasihani diri sendiri. Dia mampu ngegambarin situasi yang ekstrem, dinamika keluarga yang kompleks, dan konflik batinnya dengan sangat detail, bikin pembaca seolah ikut merasakan apa yang dia alami. Meskipun topiknya berat, cara berceritanya bikin buku ini page-turner alias susah banget buat berhenti baca. Pembaca dibawa larut dalam perjalanan emosional Tara, dari kebingungan dan ketakutan di awal sampai pencerahan dan kemerdekaan di akhir.
Dari segi isi, Educated ngasih banyak insight berharga. Pertama, buku ini bener-bener nunjukkin betapa pentingnya pendidikan. Bukan cuma pendidikan formal di sekolah atau universitas, tapi juga pendidikan dalam arti luas: belajar tentang dunia, belajar berpikir kritis, dan belajar buat nggak gampang nerima semua informasi tanpa mempertanyakan. Pendidikanlah yang ngebuka mata Tara dan ngasih dia alat buat keluar dari lingkungan yang membatasi.
Kedua, buku ini ngupas tuntas tema keluarga, kesetiaan, dan trauma. Tara sangat mencintai keluarganya, meskipun perlakuan yang dia terima seringkali buruk. Buku ini ngasih liat sulitnya melepaskan diri dari ikatan keluarga, bahkan ketika ikatan itu udah beracun. Konflik antara tetap setia pada keluarga dan menyelamatkan diri sendiri adalah inti emosional dari cerita ini, dan Tara berhasil ngegambarin pergulatan ini dengan sangat kuat.
Ketiga, Educated juga nyentuh isu identitas dan memori. Seiring Tara belajar hal baru dan jauh dari rumah, dia mulai mempertanyakan siapa dirinya. Apakah dia masih bagian dari keluarganya? Apakah masa lalunya mendefinisikan dia? Buku ini juga ngangkat isu memori yang nggak selalu objektif, terutama ketika nyangkut trauma dan perbedaan sudut pandang dalam keluarga.
Pesan moral yang bisa diambil dari buku ini banyak banget: jangan pernah berhenti belajar, berani ngadepin kenyataan meskipun pahit, pentingnya punya support system (meskipun itu bukan keluarga inti), dan keberanian buat menempuh jalan yang berbeda demi kebaikan diri sendiri.
Tapi, perlu dicatat, buku ini emang ngandung beberapa trigger warning, terutama terkait kekerasan fisik dan emosional serta isu kesehatan mental yang serius. Jadi, buat pembaca yang sensitif sama topik-topik ini, penting buat siap-siap mental sebelum membaca.
Secara keseluruhan, Educated adalah memoar yang kuat, menyentuh, dan sangat inspiratif. Ini bukan cuma sekadar cerita tentang seseorang yang berhasil sekolah, tapi kisah tentang keberanian, ketahanan, dan kekuatan transformatif dari pendidikan dan pencarian kebenaran. Buku ini wajib dibaca buat siapa aja yang pengen dapet perspektif baru tentang pentingnya ilmu dan makna kebebasan berpikir.
Quotes dari Buku Educated Karya Tara Westover¶
Buku Educated punya banyak kalimat dan kutipan yang dalem banget, bikin kita merenung. Ini beberapa di antaranya yang paling berkesan:
- “Anda bisa mencintai seseorang dan masih mengakui bahwa ia berbahaya.” – Kutipan ini nunjukkin betapa kompleksnya hubungan Tara dengan anggota keluarganya, terutama mereka yang kasar. Cinta dan bahaya bisa aja ada dalam satu ikatan.
- “Pendidikan adalah proses penemuan diri sendiri. Itu adalah proses pembuatan pikiran, bukan pengisian pikiran.” – Ini salah satu kutipan paling terkenal dari buku ini, yang merangkum pandangan Tara tentang arti sejati pendidikan. Pendidikan bukan cuma nerima informasi, tapi belajar buat berpikir mandiri.
- “Saya mulai mengerti bahwa dunia nggak diciptakan buat saya di Idaho. Menciptakannya sendiri yang harus saya lakukan.” – Kutipan ini menggambarkan realisasi Tara bahwa dia harus aktif membentuk kehidupannya sendiri, nggak cuma pasrah sama keadaan atau latar belakangnya.
- “Saya adalah sebuah keajaiban. Jika Shawn nggak menghancurkan saya, saya yang akan melakukannya sendiri.” – Kalimat ini menunjukkan betapa parahnya trauma yang dialami Tara dan bagaimana dia merasa hampir hancur karena kekerasan. Namun, dia juga mengakui kekuatannya untuk bertahan.
- “Betapa lucunya, saya telah menyeberangi lautan dan benua untuk menemukan bahwa saya nggak bisa lari dari diri saya sendiri.” – Setelah berkelana dan belajar di luar negeri, Tara menyadari bahwa tantangan terbesar seringkali datang dari dalam dirinya sendiri, yaitu berdamai dengan masa lalu dan identitasnya.
- “Seseorang nggak akan pernah tahu apa yang sanggup dilakukannya sampai ia melakukan itu. Seseorang nggak akan pernah tahu siapa dirinya sampai ia dibiarkan untuk menjadi dirinya sendiri.” – Ini adalah tentang pentingnya kesempatan dan kebebasan buat mengeksplorasi potensi diri dan menemukan jati diri yang sebenarnya.
- “Ayah menyebutnya penimbunan barang rongsokan, tapi sebenarnya itu adalah penimbunan kecelakaan.” – Kutipan ini gambarin realita mengerikan dari pekerjaan di tempat rongsokan milik ayahnya yang penuh bahaya dan kecelakaan fatal.
- “Saya menyadari bahwa saya bukan produk dari tempat ini. Saya bukan produk dari keluargaku.” – Realisasi penting tentang memisahkan identitas diri dari lingkungan atau keluarga yang membatasi atau menyakitkan.
- “Ada kalanya kamu harus pergi dari rumah, meskipun itu berarti meninggalkan orang yang kamu cintai.” – Kalimat sederhana tapi penuh makna tentang sulitnya membuat keputusan buat memutus ikatan yang nggak sehat demi kebaikan diri sendiri.
- “Kebenaran jauh lebih rumit daripada versi yang saya tahu di rumah.” – Kutipan ini merangkum kejutan Tara ketika dia mulai belajar tentang dunia dan menyadari bahwa realita jauh lebih kompleks dari doktrin yang diajarkan ayahnya.
Quotes ini cuma sebagian kecil dari banyak kalimat kuat di buku Educated. Semuanya mencerminkan perjuangan Tara, pembelajaran yang dia dapat, dan proses panjang buat menemukan kebenaran dan kemerdekaan berpikir.
Gimana? Tertarik buat baca buku Educated setelah nyimak sinopsis dan review-nya? Atau mungkin kamu udah pernah baca dan punya pendapat sendiri?
Yuk, sharing pendapatmu di kolom komentar di bawah! Ceritain bagian mana yang paling berkesan buat kamu atau pelajaran apa yang kamu dapetin dari kisah Tara Westover ini.
Posting Komentar