Idul Adha Sebentar Lagi: Ini Tips Pilih Hewan Kurban Sehat dari Pakar UGM!

Idul Adha sudah di depan mata, momen sakral bagi umat Muslim untuk menunaikan ibadah kurban. Memilih hewan kurban yang tepat bukan sekadar tradisi, tapi juga bagian penting dari kesempurnaan ibadah itu sendiri. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar hewan kurban kita sah dan berkah di mata Allah SWT. Selain kondisi fisik yang prima dan tidak cacat, usia hewan juga jadi penentu utama. Nah, biar panitia kurban di berbagai daerah makin mantap ilmunya, Fakultas Peternakan UGM baru saja menggelar pelatihan kece tentang penyembelihan hewan kurban di Auditorium R. Soepardjo, Fakultas Peternakan UGM, pada Selasa (20/5) lalu.
Pentingnya Memilih Hewan Kurban yang Sehat dan Cukup Umur¶
Kenapa sih harus pilih hewan yang sehat dan cukup umur? Ini bukan cuma soal aturan ya, tapi juga cerminan ketakwaan kita. Ibadah kurban itu intinya memberikan yang terbaik dari harta kita di jalan Allah. Sama seperti kalau mau memberi hadiah ke orang yang kita sayangi, pasti kita pilih yang paling bagus, kan? Begitu juga dengan kurban, kita memberikan “hadiah terbaik” kita kepada Sang Pencipta. Hewan yang sehat dan cukup umur itu adalah representasi dari kualitas terbaik yang bisa kita persembahkan.
Memilih hewan yang sakit atau cacat, meskipun harganya mungkin lebih murah, justru mengurangi nilai ibadah kita. Selain itu, hewan yang sakit juga berisiko menyebarkan penyakit, baik ke hewan lain maupun ke manusia yang mengonsumsi dagingnya. Jadi, memastikan hewan kurban kita memenuhi syarat syar’i dan kesehatan adalah sebuah keharusan. Ini demi keberkahan ibadah dan juga kesehatan kita bersama.
Rahasia Usia Hewan Kurban: Mengecek Gigi ‘Poel’¶
Salah satu cara paling jitu untuk memastikan hewan kurban sudah cukup umur adalah dengan mengecek giginya. Dosen Fakultas Peternakan UGM yang ahli di bidang ini, Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., membagikan tips mudahnya. Kita bisa lihat apakah gigi hewan tersebut sudah mengalami pergantian atau yang sering disebut dengan istilah “poel”. Kalau giginya sudah poel, berarti umurnya sudah matang untuk dikurbankan.
Pergantian gigi ini terjadi pada usia tertentu, tergantung jenis hewannya. Untuk kambing dan domba, biasanya mulai poel pada usia sekitar 1 tahun. Sementara untuk sapi, proses poel dimulai saat usianya menginjak 2 tahun. Nah, kalau untuk unta, butuh waktu lebih lama, yaitu sekitar 5 tahun baru giginya poel. Jadi, jangan sampai salah pilih usia ya, beda hewan beda patokan umurnya.
Cara Mudah Mengecek Gigi Poel¶
Bagaimana cara persisnya mengecek gigi poel? Proses pergantian gigi ini dimulai dari sepasang gigi seri yang posisinya paling tengah di rahang bawah. Kenapa rahang bawah? Karena hewan ternak seperti kambing, domba, dan sapi itu unik, mereka tidak punya gigi seri di rahang atas. Jadi, fokus saja ke bagian bawah ya.
Total ada empat pasang gigi seri di rahang bawah hewan-hewan ini, berarti totalnya ada 8 gigi. Jika sepasang gigi seri yang paling tengah itu sudah copot dan digantikan oleh gigi permanen yang biasanya terlihat lebih besar dan kokoh, maka hewan tersebut disebut sudah Poel 1. Kalau sudah dua pasang yang ganti, namanya Poel 2, begitu seterusnya. Penting banget buat meraba dan melihat langsung kondisi giginya. Jangan cuma percaya kata penjual ya.
Waspada Modus Penjual Nakal¶
Sayangnya, di lapangan sering ditemui praktik yang kurang jujur. Beberapa pedagang nakal kadang mencabut gigi hewan yang belum cukup umur biar kelihatan seolah-olah sudah poel dan layak jadi hewan kurban. Ini tentu sangat merugikan pembeli dan melanggar syariat. Makanya, Pak Nanung mengingatkan, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan gigi secara langsung dan teliti, atau kalau ragu, konsultasikan dengan ahlinya, seperti dokter hewan atau peternak yang terpercaya. Jangan sampai ibadah kurban kita jadi tidak sah hanya karena tertipu soal usia hewan.
Lebih dari Sekadar Usia: Cek Kesehatan Fisik Hewan Kurban¶
Setelah yakin soal usia lewat cek gigi poel, langkah selanjutnya yang tak kalah penting adalah memeriksa kondisi fisik hewan secara menyeluruh. Pak Nanung menegaskan, hewan kurban itu wajib sehat dan tidak cacat. Apa saja yang perlu diperhatikan?
- Mata: Pastikan matanya bening, tidak belekan, dan yang paling utama, hewan tersebut tidak buta.
- Kondisi Tubuh: Hewan harus aktif, tidak lesu, dan tidak menunjukkan tanda-tanda sakit seperti hidung berlendir, batuk, atau diare.
- Kaki: Cek kakinya, pastikan berjalan normal dan tidak pincang. Hewan yang pincang parah tidak sah untuk kurban.
- Postur: Perhatikan badannya, jangan pilih yang kurus kering sampai tulang-tulangnya menonjol. Hewan kurban idealnya berisi dan sehat.
- Telinga dan Ekor: Pastikan telinga dan ekornya utuh, tidak terpotong atau cacat bawaan lainnya.
Memilih hewan terbaik adalah bentuk penghormatan kita kepada Allah, sebagaimana kita ingin memberikan yang terbaik dalam setiap ibadah. Jangan tergoda harga murah kalau ternyata hewannya cacat atau sakit. Kualitas dan kesahihan ibadah jauh lebih berharga.
Kenali Penyakit yang Mengintai Hewan Kurban¶
Selain cacat fisik, panitia kurban juga harus waspada terhadap penyakit menular yang bisa menyerang hewan ternak. Ada beberapa penyakit yang sempat jadi perhatian belakangan ini:
- PMK (Penyakit Mulut dan Kuku): Penyakit ini sangat menular antar hewan ternak berkuku belah seperti sapi, kambing, domba, dan babi. Gejalanya antara lain demam, luka di mulut dan kuku, serta pincang. Daging dari hewan yang terinfeksi PMK masih bisa dikonsumsi asal penanganannya benar dan dimasak sempurna, tapi lebih baik menghindari hewan yang menunjukkan gejala.
- LSD (Lumpy Skin Disease): Penyakit ini menyerang sapi dan kerbau, menyebabkan benjolan-benjolan di kulit. Penyakit ini menular antar hewan, tapi kabar baiknya tidak menular ke manusia. Namun, hewan yang terkena LSD biasanya kondisinya menurun dan dagingnya mungkin kurang berkualitas.
- Antraks: Nah, ini yang paling berbahaya. Antraks adalah penyakit zoonosis, artinya bisa menular dari hewan ke manusia. Gejala pada hewan biasanya mendadak mati dengan keluar darah dari lubang alami tubuh. Antraks bisa sangat mematikan bagi manusia jika tertular. Jadi, sangat penting untuk memastikan hewan kurban bebas Antraks. Petugas atau panitia harus ekstra hati-hati dan segera lapor jika menemukan hewan yang mati mendadak dengan ciri-ciri Antraks.
Pemeriksaan mendalam terhadap kondisi kesehatan hewan sangat krusial. Jangan ragu bertanya kepada penjual mengenai riwayat kesehatan hewan atau meminta surat keterangan sehat dari dokter hewan jika tersedia. Keselamatan dan kesehatan panitia serta masyarakat yang menerima daging kurban adalah prioritas.
Checklist Sederhana Memilih Hewan Kurban¶
Untuk memudahkan, berikut adalah checklist sederhana yang bisa dipakai panitia kurban atau calon pequrban saat memilih hewan:
| Aspek yang Dicek | Keterangan yang Dicari | Status (Ya/Tidak/Ragu) | Catatan |
|---|---|---|---|
| Usia | Sudah Poel (Gigi Seri Tengah Rahang Bawah Sudah Ganti)? | Domba/Kambing min 1 th, Sapi min 2 th, Unta min 5 th | |
| Mata | Bening, Tidak Belekan, Tidak Buta | ||
| Hidung | Bersih, Tidak Berlendir | ||
| Mulut | Bersih, Tidak ada Luka (terutama di gusi/lidah) | Waspada PMK | |
| Kulit | Bersih, Tidak ada Benjolan (terutama pada sapi) | Waspada LSD | |
| Kaki | Berjalan Normal, Tidak Pincang Parah | ||
| Postur Tubuh | Berisi, Tidak Kurus Kering | ||
| Nafsu Makan | Mau Makan, Tidak Lesu | Tanda Hewan Sehat | |
| ** Kotoran** | Padat, Tidak Diare | ||
| Perilaku | Aktif dan Responsif |
Menggunakan checklist semacam ini bisa membantu panitia memastikan semua aspek penting sudah diperiksa sebelum memutuskan membeli.
Antusiasme Peserta Pelatihan UGM¶
Pelatihan yang diadakan Fakultas Peternakan UGM ini mendapat sambutan hangat dari para peserta. Muhammad Rifqi Ardi, salah satu peserta yang merupakan pengurus masjid di Yogyakarta, mengaku sangat terbantu dengan materi yang disampaikan. Menurutnya, penjelasan tentang kriteria hewan kurban yang sah, cara menentukan usia lewat gigi, sampai tata cara penyembelihan sesuai syariat itu sangat informatif dan mudah dipahami.
“Materinya sangat menarik dan jelas. Kami yang nantinya bertugas sebagai penyembelih merasa sangat terbantu sekali,” ujar Rifqi dengan antusias. Ia berharap, kegiatan positif seperti ini bisa rutin diadakan setiap tahun. Tujuannya agar para jagal dadakan atau panitia kurban yang baru bertugas mendapat penyegaran ilmu dan praktik yang benar setiap menjelang Idul Adha. Pengetahuan yang update sangat penting agar ibadah kurban berjalan lancar dan sesuai tuntunan.
Peserta lain dari Klaten, Jawa Tengah, Muhammad Nasir, juga mengungkapkan hal senada. Menurutnya, pelatihan ini adalah langkah maju yang sangat mendukung pelaksanaan ibadah kurban yang lebih baik, aman, dan pastinya sesuai dengan syariat Islam. Dulu, mungkin penyembelihan terkesan asal-asalan, tapi sekarang sudah jauh berkembang.
“Pelatihan ini benar-benar memberi pencerahan tentang ilmu sembelih,” kata Nasir. Ia menambahkan bahwa para peserta kini jadi lebih paham tentang teknik menjatuhkan sapi dengan benar agar hewan tidak stres berlebihan, pentingnya memilih pisau yang tajam sesuai standar, dan tentunya memperhatikan aspek kebersihan dan higienis dalam seluruh prosesnya. Ini menunjukkan kesadaran yang meningkat di kalangan panitia untuk melaksanakan kurban dengan profesional dan bertanggung jawab.
Materi Pelatihan Lainnya yang Tak Kalah Penting¶
Selain tips memilih hewan dan cara mengecek usia, pelatihan di UGM ini juga membahas aspek penting lainnya dalam ibadah kurban. Ada sesi tentang penanganan hewan kurban yang dibawakan oleh Ir. Cuk Tri Noviandi, S.Pt., M.Anim.St., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. Penanganan yang baik sebelum disembelih itu penting agar hewan tidak stres, yang bisa berpengaruh pada kualitas dagingnya nanti.
Ada juga materi soal pengelolaan daging kurban yang higienis dari Dr. Ir. Endy Triyannanto, S.Pt., M.Eng., IPM., ASEAN Eng. dan Ir. Rusman, M.P., Ph.D. Ilmu ini krusial banget lho! Daging kurban kan nantinya dibagikan ke masyarakat, jadi harus dipastikan pengolahannya bersih, aman, dan tahan lama. Mulai dari cara memotong, memisahkan daging dari tulang, mengemas, sampai mendistribusikan, semua harus sesuai standar kebersihan. Ini demi kesehatan penerima daging kurban.
Tak hanya itu, untuk mendukung praktik langsung, Fakultas Peternakan UGM juga menyediakan fasilitas asah pisau gratis bagi para peserta. Pisau yang tajam adalah kunci utama dalam penyembelihan yang ihsan (baik). Dengan pisau yang tajam, proses penyembelihan bisa dilakukan dengan cepat dan meminimalisir rasa sakit pada hewan. Ini menunjukkan perhatian UGM pada detail-detail praktis yang seringkali terabaikan tapi sangat penting dalam pelaksanaan kurban.
Keseluruhan materi dalam pelatihan ini mencakup aspek hulu ke hilir, mulai dari pemilihan hewan, penanganan, penyembelihan, hingga pengelolaan daging. Ini menunjukkan komitmen para pakar di UGM untuk membantu masyarakat melaksanakan ibadah kurban dengan sebaik-baiknya, sesuai syariat, dan pastinya aman serta menyehatkan bagi semua pihak.
Semoga dengan bekal ilmu dari para pakar UGM ini, panitia kurban di seluruh Indonesia bisa memilih dan menyembelih hewan kurban dengan benar, sehingga ibadah kurban tahun ini semakin berkualitas dan penuh berkah.
Gimana nih persiapan kamu buat Idul Adha nanti? Sudah ada rencana pilih hewan kurban apa? Punya tips lain soal memilih hewan kurban sehat? Yuk, share pengalaman dan pendapatmu di kolom komentar!
Posting Komentar