Keren! SMPN 6 Jadi Percontohan SPAB, Lapor Darurat Kini Lewat Mbak Wali 112

Table of Contents

SMPN 6 Kediri SPAB

Suasana di Halaman SMPN 6 Kediri pada Sabtu (10/05/2025) lalu mendadak ramai, tapi bukan karena pelajaran biasa. Hari itu, Wakil Wali Kota Kediri, Gus Qowimuddin, hadir langsung untuk mengukuhkan Tim Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di sekolah ini. Acara pengukuhan ini dibarengi dengan simulasi seru yang menggambarkan skenario bencana gempa bumi. Tujuannya jelas, biar warga sekolah siap siaga kalau sewaktu-waktu ada kejadian tak terduga.

Mengenal Lebih Dekat SPAB: Benteng Kesiapan Sekolah

Pasti ada yang bertanya, apa sih SPAB itu? Nah, SPAB atau Satuan Pendidikan Aman Bencana adalah program keren yang dibentuk buat ningkatin kesiapsiagaan dan ketahanan sekolah terhadap berbagai jenis bencana. Ini bukan cuma soal pasang rambu-rambu evakuasi, tapi ngelibatin semua elemen sekolah, mulai dari siswa, guru, staf, sampai komite sekolah. SPAB ini penting banget karena sekolah itu kan tempat berkumpulnya banyak anak-anak dan orang dewasa setiap hari.

Membangun budaya aman bencana di sekolah itu krusial. Kalau sekolah udah punya tim SPAB yang terlatih, mereka bisa jadi garis depan penyelamat pertama saat bencana terjadi di lingkungan sekolah. Mereka tau apa yang harus dilakuin, gimana ngarahin siswa biar nggak panik, dan cara kasih pertolongan pertama. Intinya, SPAB bikin sekolah jadi lebih tangguh dan siap menghadapi potensi risiko bencana yang ada di sekitar.

Simulasi Gempa Bumi: Latihan Nyata Tim SPAB

Nah, biar Tim SPAB SMPN 6 Kediri makin jago dan pede, makanya diadain simulasi. Skenarionya dibuat mirip kejadian sungguhan: lagi asyik-asyiknya belajar di kelas, tiba-tiba ada gempa bumi! Dalam simulasi ini, peran Tim SPAB langsung kelihatan. Mereka sigap bertindak sesuai prosedur yang udah dilatih.

Mulai dari ngasih instruksi ke siswa buat berlindung di bawah meja, menjauh dari jendela atau benda yang mudah jatuh, sampai akhirnya ngarahin semua orang buat evakuasi ke titik kumpul yang aman di luar gedung. Tim SPAB juga dilatih buat ngadepin siswa yang panik atau bahkan ada yang cidera. Mereka belajar kasih pertolongan pertama dasar dan nenangin siswa yang mungkin ngalamin trauma atau kaget hebat.

Simulasi ini bener-bener nunjukkin gimana koordinasi harus berjalan. Koordinator Tim SPAB melaporkan situasi darurat ke Kepala Sekolah. Nah, dari Kepala Sekolah inilah laporan diteruskan ke kanal aduan gawat darurat yang baru dan canggih milik Pemerintah Kota Kediri. Proses pelaporan yang cepat dan tepat ini jadi kunci buat penanganan bencana selanjutnya.

Lapor Darurat Kini Lewat Mbak Wali 112

Salah satu poin menarik dari simulasi ini adalah penggunaan kanal aduan Lapor Mbak Wali 112. Jadi, setelah Kepala Sekolah nerima laporan dari Tim SPAB, beliau langsung nelpon nomor hotline ini. Layanan 112 ini emang disiapin Pemerintah Kota Kediri buat nampung semua laporan kegawatdaruratan dari masyarakat, bukan cuma bencana, tapi juga kesehatan, keamanan, dan lain-lain.


Flow Pelaporan Gawat Darurat dari Sekolah:
mermaid graph LR A[Tim SPAB] --> B(Koordinator Tim SPAB); B --> C{Kepala Sekolah}; C --> D[Lapor Mbak Wali 112]; D --> E(Pusat Komando 112); E --> F[BPBD / Dinas Kesehatan / Instansi Relevan]; F --> G[Penanganan di Lokasi];

Melalui Lapor Mbak Wali 112, informasi kejadian gempa di SMPN 6 Kediri langsung diterusin ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kesehatan Kota Kediri. Dengan begini, tim penanganan darurat dari pemerintah bisa cepet sampe di lokasi buat ngasih bantuan yang lebih komprehensif, mulai dari assessment kerusakan, penanganan korban yang lebih serius, sampai dukungan psikologis buat yang membutuhkan. Ini bukti komitmen pemerintah buat ngasih pelayanan publik yang tanggap dan efektif.

SMPN 6 Jadi Percontohan: Kenapa Penting?

Gus Qowim, Wakil Wali Kota Kediri, dalam sambutannya ngungkapin rasa senengnya sama inisiatif SPAB ini. Menurut beliau, kesiapan menghadapi bencana itu penting banget dan harus dimiliki sama semua lapisan masyarakat. Tujuannya ya biar dampak yang ditimbulkan saat bencana bisa diminimalisir. Beliau juga ngehargain gimana Tim SPAB SMPN 6 udah paham betul langkah-langkah penanganan awal bencana, mulai dari nenangin siswa sampai evakuasi.

“Jadi harapannya tidak hanya ditangani instansi terkait tapi diharapkan semua masyaakat mampu untuk tanggap bencana,” ujar Gus Qowim. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara BPBD dengan berbagai pihak, termasuk sekolah dan masyarakat, buat ningkatin kesiapsiagaan. Pelatihan-pelatihan kayak gini dinilai efektif buat ngurangin risiko dan dampak bencana.

Dipilihnya SMPN 6 Kediri sebagai percontohan bukan tanpa alasan. Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kota Kediri, Joko Arianto, berdasarkan Kajian Risiko Bencana, wilayah Kelurahan Gayam tempat SMPN 6 berada ini termasuk daerah yang punya beberapa potensi kerawanan bencana. Mulai dari banjir, gempa bumi, tanah longsor, cuaca ekstrem, sampai kekeringan. Dengan kondisi geografis kayak gini, punya tim SPAB yang handal di sini jadi penting banget.


Komponen Tim SPAB SMPN 6 Jumlah / Keterangan
Total Anggota 35 orang
Unsur yang Terlibat Siswa, Guru, Komite Sekolah, Warga Sekitar, Wali Murid
Tambahan Unsur Pegawai Kelurahan
Pelatihan 4 hari (pagi sampai sore)
Output Utama Kesiapan menghadapi bencana, Pengetahuan kebencanaan


Tim SPAB di SMPN 6 ini melibatkan 35 orang dari berbagai unsur tadi. Kenapa harus banyak dan beragam? Biar semua punya rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap keselamatan bersama. Siswa belajar mandiri dan saling bantu, guru jadi pemimpin di kelas saat darurat, komite dan wali murid bisa bantu koordinasi sama orang tua, warga sekitar dan kelurahan bisa jadi penghubung ke lingkungan yang lebih luas dan pemerintah setempat.

Pelatihan Intensif Tim SPAB

Joko Arianto juga cerita kalo Tim SPAB SMPN 6 ini udah ngikutin pelatihan intensif selama empat hari penuh. Dari pagi sampe sore, mereka dibekali ilmu soal kebencanaan. Pelatihan ini nggak cuma teori, tapi juga praktis. Mereka belajar identifikasi risiko, cara bikin rencana tanggap darurat sekolah, teknik evakuasi yang bener, dasar-dasar pertolongan pertama pada korban bencana, sampe cara ngasih dukungan psikologis awal.

“Jadi tadi kita lihat ketika terjadi bencana mereka sudah tau perannya dan apa yang harus dilakukan,” kata Joko Arianto. Setelah pelatihan, simulasi jadi momen buat Tim SPAB mempraktikkan semua yang udah dipelajarin. Kelihatan banget hasilnya, mereka bisa bergerak cepat dan terkoordinasi saat “bencana” terjadi. Tim ini juga punya tugas lanjutan buat nyosialisasikan ilmu tanggap bencana ini ke seluruh warga sekolah dan bahkan lingkungan sekitar.

Harapan ke Depan

Gus Qowim berharap program SPAB ini nggak berhenti di empat sekolah aja (Sebelumnya sudah ada di SDN Betet 1, SMAN 2 Kediri, dan SMA 5 Taruna Brawijaya, dan sekarang SMPN 6). Beliau pengen semua sekolah di Kota Kediri punya Tim SPAB yang aktif. SPAB ini dilihat sebagai investasi jangka panjang buat keselamatan anak-anak dan seluruh komunitas sekolah. Sekolah yang tangguh bencana berarti masa depan pendidikan yang lebih aman.

Layanan Lapor Mbak Wali 112 juga bakal terus disosialisasikan ke masyarakat. Ini cara pemerintah Kota Kediri memastikan semua warganya punya akses mudah buat melapor kalau ada kondisi gawat darurat. Dari bencana alam sampe kecelakaan, semua bisa dilaporkan lewat satu pintu. Pelayanan cepat, tepat, dan terintegrasi.

Acara pengukuhan dan simulasi ini juga dihadiri perwakilan Dinas Pendidikan, Camat Mojoroto Bambang Tri, Lurah Gayam Andri Iriawan, Kepala Sekolah SMPN 6 Kediri Boedi Pramono, serta tamu undangan lainnya. Kehadiran mereka nunjukkin dukungan penuh dari berbagai pihak buat program SPAB dan kesiapsiagaan bencana di sekolah.

Gimana menurut kalian, program SPAB dan layanan Lapor Mbak Wali 112 ini keren banget kan? Yuk, kita juga mulai tingkatkan kesiapsiagaan bencana di lingkungan sekitar kita! Punya pengalaman atau ide lain soal kesiapan bencana? Yuk, share di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar