Kisah Inspiratif Enrique: Anak Maluku Utara dalam Buku Sherly Laos!

Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos yang dikenal juga dengan nama Sherly Tjoanda, baru-baru ini menyoroti sebuah buku yang ia anggap sangat membanggakan. Buku ini bercerita tentang sosok istimewa dari Maluku Utara yang ternyata memiliki peran penting dalam sejarah dunia. Kisah ini berpusat pada seorang pemuda dari tanah Tidore yang menjelajahi samudra luas, bahkan sebelum dunia mengenalnya.
Buku yang dimaksud berjudul Clavis Mundi: Legenda Enrique Maluku Pengeliling Dunia Pertama. Karya ini ditulis oleh Helmy Yahya bersama dua rekannya, Utama Prastha dan Donna Widjajanto. Lewat buku sejarah ini, kita diajak menelusuri jejak Enrique, anak Maluku Utara yang menjadi bagian tak terpisahkan dari ekspedisi keliling dunia pertama.
Siapa Enrique dari Maluku Utara?¶
Selama berabad-abad, nama Ferdinand Magellan dikenal sebagai orang pertama yang memimpin armada mengelilingi bumi. Namun, ternyata ada sosok pendamping setia yang perannya sering terlupakan, yaitu Enrique. Enrique ini bukanlah orang sembarangan; ia adalah pemuda asli Maluku yang ikut serta dalam pelayaran bersejarah Magellan. Buku Clavis Mundi menggali lebih dalam tentang kehidupan dan perjalanan Enrique yang luar biasa ini.
Menurut sinopsis dari Gramedia.com, Enrique berasal dari Kepulauan Rempah-rempah yang kaya. Ia memulai penjelajahannya dengan semangat tinggi untuk mengenal “Terra Incognita” atau negeri-negeri yang belum diketahui. Anak Maluku ini tumbuh di lautan, mengarungi berbagai tempat baru yang belum pernah ia singgahi sebelumnya.
Kepintaran dan kecerdasan Enrique memungkinkannya menguasai beragam bahasa dunia. Ini ia dapatkan berkat perannya sebagai pendamping Ferdinand Magellan. Selama ini, banyak yang mungkin hanya melihat Enrique sebagai budak, padahal faktanya, dialah yang bisa dibilang sebagai orang pertama yang benar-benar mengelilingi bumi dan kembali ke titik awalnya, melengkapi putaran yang dimulai Magellan.
Kebanggaan Gubernur Sherly Laos¶
Tidak heran jika Gubernur Sherly Laos merasa sangat bangga dengan kisah Enrique ini. Mengetahui bahwa salah satu nenek moyang warganya adalah penjelajah hebat yang mungkin menjadi orang pertama mengelilingi dunia adalah sesuatu yang luar biasa. Ini bukan hanya soal sejarah pribadi Enrique, tapi juga sejarah yang mengangkat nama Maluku Utara di kancah global.
Sherly Laos menekankan pentingnya kisah ini untuk diangkat, baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia ingin dunia tahu bahwa nenek moyang masyarakat Maluku Utara adalah pelaut ulung, dan orang pertama yang mengelilingi dunia ternyata berasal dari Tidore, Maluku Utara. Ini adalah narasi yang kuat tentang identitas dan kejayaan maritim bangsa kita, khususnya dari wilayah timur Indonesia.
Upaya Pembangunan di Maluku Utara¶
Selain membangkitkan kisah sejarah, Gubernur Sherly Laos juga aktif dalam berbagai upaya pembangunan di Maluku Utara. Ia memiliki visi untuk meningkatkan kualitas hidup warganya melalui berbagai program prioritas. Dari konektivitas digital hingga jaminan sosial, semua diupayakan demi kesejahteraan masyarakat.
Salah satu isu penting yang menjadi perhatiannya adalah akses internet di daerah terpencil. Ia menyadari betul bahwa di era digital ini, koneksi internet bukan lagi barang mewah, melainkan kebutuhan dasar. Tanpa internet, komunikasi menjadi sulit, akses informasi terbatas, dan pelayanan publik bisa terhambat.
Koneksi Internet di Batang Dua¶
Baru-baru ini, Pemerintah Provinsi Maluku Utara berhasil menyediakan akses internet di Puskesmas Batang Dua, Ternate. Ini adalah langkah maju yang signifikan, mengingat sulitnya konektivitas di daerah tersebut. Gubernur Sherly Laos bahkan berdialog langsung dengan Kepala Puskesmas Batang Dua, Yulianus Belian Ali, melalui Zoom untuk mengetahui dampaknya.
Dalam percakapan mereka, terungkap betapa sulitnya situasi sebelumnya. Warga dan petugas kesehatan harus bergantung pada kebaikan hati penduduk lain yang memiliki sambungan internet Starlink untuk bisa berkomunikasi atau mengakses data. Yulianus menyampaikan rasa syukurnya yang mendalam atas tersedianya sinyal di Puskesmas.
Ia melaporkan kecepatan internet saat itu cukup baik, sekitar 98 mbps, memungkinkan akses yang lancar. Gubernur Sherly Laos pun terkejut mendengar bahwa sebelumnya mereka harus mencari warga pemilik Starlink hanya untuk keperluan dasar seperti telepon atau mengirim data. Sherly langsung berjanji bahwa langkah selanjutnya, Pemprov bersama Telkomsat, akan memasang akses internet di SMA di Batang Dua, memastikan generasi muda juga terhubung.
Meskipun demikian, Sherly Laos sempat menanyakan mengapa kecepatan di Batang Dua tidak setinggi di daerah lain yang mencapai 138 mbps. Yulianus menjelaskan bahwa kecepatan bisa bervariasi, kadang bisa lebih dari 100 mbps, tergantung pada kondisi cuaca. Sherly Laos memaklumi hal ini, mengingat cuaca ekstrem memang sedang melanda. Ini menunjukkan perhatian detail Gubernur terhadap implementasi program-programnya.
Kolaborasi dengan Kemenpora¶
Perhatian Gubernur Sherly Laos tidak hanya terbatas pada infrastruktur dasar, tetapi juga pada pengembangan sumber daya manusia, terutama pemuda. Dalam kunjungan kerjanya ke Jakarta, ia menyempatkan diri memenuhi undangan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Pertemuan ini menjadi wadah penting untuk membahas masa depan generasi muda Maluku Utara.
Bersama Menpora Dito Ariotedjo dan Wamenpora Taufik Hidayat, Sherly Laos berdiskusi tentang bagaimana menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak muda berbakat di Maluku Utara. Diskusi mencakup berbagai bidang, mulai dari olahraga seperti sepak bola, basket, dayung, tinju, dan renang, hingga pencarian talenta dan pengembangan berjenjang agar mereka bisa bersaing di tingkat lebih tinggi.
Pemberdayaan Perempuan dan Talenta Digital¶
Selain olahraga, Gubernur Sherly Laos juga menjajaki kerja sama untuk pemberdayaan perempuan dan pengembangan talenta di bidang lain. Ia membahas potensi penyelenggaraan ajang Puteri Indonesia Maluku Utara 2026 bersama Mustika Ratu. Langkah ini dilihat sebagai cara untuk membawa kebanggaan bagi daerah dan membuka ruang pemberdayaan yang lebih luas bagi perempuan Maluku Utara.
Tidak kalah penting, diskusi juga menyentuh pelatihan-pelatihan vokasi yang relevan dengan kebutuhan saat ini dan masa depan. Contohnya pelatihan tenaga spa, hospitality, hingga teknologi digital dan Artificial Intelligence (AI). Sherly Laos juga berencana membentuk komunitas DigiTalent Malut sebagai wadah bagi generasi muda untuk berinovasi dan mengembangkan diri di bidang digital.
Melalui kolaborasi dengan Kemenpora dan penjajakan kerja sama dengan pihak internasional seperti United Nations, Sherly Laos memiliki impian besar. Ia ingin membuka lebih banyak pintu bagi talenta muda Maluku Utara untuk bisa menembus panggung nasional bahkan internasional. Baginya, kolaborasi lintas sektor ini adalah kunci utama untuk membawa Maluku Utara menuju lompatan pembangunan yang signifikan melalui potensi pemuda dan olahraga.
Kesehatan untuk Semua: Program UHC¶
Akses terhadap fasilitas kesehatan yang merata juga menjadi prioritas utama Gubernur Sherly Laos. Ia berusaha keras memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat di Maluku Utara mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dan terjangkau. Visi besarnya adalah mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) atau Cakupan Kesehatan Semesta.
Impian Sherly Laos melalui UHC ini sangat ambisius namun mulia. Ia berharap anak-anak Maluku Utara yang sedang menempuh pendidikan di luar daerah, misalnya di Jogja atau Jakarta, tetap bisa mendapatkan akses kesehatan gratis hanya dengan menunjukkan KTP Maluku Utara mereka. Ini akan memberikan rasa aman bagi para pelajar perantau dan orang tua mereka.
Dalam rapat bersama BPJS Kesehatan dan para kepala daerah di Ternate, Sherly Laos menegaskan pentingnya UHC. Ia melihat UHC sebagai pintu gerbang yang memastikan kehadiran negara dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi warganya. Dengan UHC, pelayanan kesehatan akan tersedia dan bisa diakses secara gratis oleh semua warga Maluku Utara, tanpa terkecuali, kapan pun dan di mana pun mereka berada di Indonesia.
Perlindungan Jamsostek untuk Nelayan¶
Selain kesehatan, jaminan sosial ketenagakerjaan juga menjadi fokus Gubernur Sherly Laos, terutama bagi pekerja rentan di Maluku Utara. Ribuan nelayan, misalnya, kini sudah mulai merasakan manfaat dari program Jamsostek berkat perjuangannya. Ia percaya bahwa keadilan sosial harus dirasakan oleh semua, termasuk mereka yang bekerja di sektor informal dan rentan.
Salah satu langkah nyata yang diambil adalah mengejar target Universal Coverage Jamsostek (UCJ). Ini adalah upaya untuk memastikan bahwa pekerja rentan di wilayahnya mendapatkan perlindungan jaminan sosial. Pada 6 Mei 2025, Sherly Laos menandatangani nota kesepakatan dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan BPJS Ketenagakerjaan.
Penandatanganan ini secara langsung memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi 4.746 nelayan di Maluku Utara. Bagi Sherly Laos, ini bukan sekadar penandatanganan dokumen formal. Ini adalah bentuk komitmen nyata dari pemerintah daerah untuk menghadirkan negara di tengah-tengah masyarakat, memberikan perlindungan sosial, dan mewujudkan keadilan bagi para pekerja rentan, khususnya yang menggantungkan hidup dari laut Maluku Utara.
Visi Pendidikan Sherly Laos¶
Melihat potensi dan tantangan di Maluku Utara, Gubernur Sherly Laos memiliki pandangan yang sangat visioner terkait masa depan warganya. Baginya, kebutuhan dasar yang paling krusial untuk mempersiapkan masa depan adalah pendidikan. Ia melihat pendidikan sebagai kunci untuk membuka potensi dan mengatasi berbagai persoalan struktural.
Pandangan ini ia sampaikan dalam sebuah acara ramah tamah bersama Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, di Ternate. Saat ditanya oleh pejabat pusat mengenai apa yang paling dibutuhkan oleh Maluku Utara, jawaban Sherly Laos sangat lugas dan menyentuh. Ia tidak meminta hal-hal yang muluk, melainkan kebutuhan dasar yang masih menjadi masalah di wilayah yang kaya sumber daya alam ini.
Menghadapi Tantangan Maluku Utara¶
Sherly Laos dengan jujur mengakui paradoks yang ada di Maluku Utara: negeri yang sangat kaya akan sumber daya alam, namun faktanya masih banyak warganya yang hidup dalam kemiskinan. Saat ditanya kebutuhannya, ia menyebutkan air bersih yang masih sulit diakses, jalan dan jembatan yang memadai, serta pendidikan dan kesehatan yang layak dan terjangkau. Ini adalah potret kebutuhan dasar yang masih harus diperjuangkan.
Ia menegaskan, “Yang kami butuhkan hanya basic needs, iya kami kaya tapi kami miskin, dan pendidikan adalah salah satu cara untuk menghapus kemiskinan struktural.” Baginya, pendidikan bukanlah sekadar angka di atas kertas, melainkan bekal esensial bagi setiap individu untuk masa depannya. Ia membayangkan, ketika suatu hari nanti sumber daya alam Maluku Utara habis, warganya sudah siap.
Mereka tidak akan terombang-ambing, karena sudah memiliki keterampilan dan pengetahuan. Mereka bisa menjadi arsitek yang membangun daerahnya, pengacara yang menegakkan keadilan, atau profesional di bidang lainnya. Visi ini menunjukkan betapa Sherly Laos melihat pendidikan sebagai investasi jangka panjang yang paling berharga untuk kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Maluku Utara di masa depan, melepaskan diri dari ketergantungan pada sumber daya alam semata.
Refleksi dan Harapan¶
Kisah inspiratif Enrique dari Tidore adalah pengingat akan kejayaan masa lalu dan potensi besar yang dimiliki Maluku Utara. Dipadukan dengan berbagai upaya Gubernur Sherly Laos dalam meningkatkan akses internet, mengembangkan potensi pemuda melalui olahraga dan digital, mewujudkan jaminan kesehatan universal, serta memberikan perlindungan sosial bagi nelayan, tergambar jelas semangat membangun Maluku Utara yang lebih baik. Pendidikan ditempatkan sebagai fondasi utama untuk memastikan bahwa kekayaan sesungguhnya daerah ini terletak pada sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Semua langkah ini menunjukkan komitmen untuk menghadirkan negara di tengah masyarakat, menyelesaikan masalah-masalah fundamental, dan mempersiapkan Maluku Utara menghadapi tantangan masa depan dengan keyakinan.
Bagaimana pendapatmu tentang kisah Enrique dan berbagai program pembangunan di Maluku Utara ini? Yuk, bagikan pandanganmu di kolom komentar!
Posting Komentar