Lulus UP PPG PAI 2025? Ini Dia Contoh Soal + Pembahasannya!

Table of Contents

Lulus UP PPG PAI 2025? Ini Dia Contoh Soal Pembahasannya!

Uji Pengetahuan (UP) dalam Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan tahapan krusial yang wajib ditempuh oleh para calon guru. Tes ini dirancang khusus untuk mengukur sejauh mana penguasaan materi ke-PAI-an dan kompetensi pedagogik yang telah dipelajari peserta selama mengikuti program profesi guru. Kelulusan pada UP PPG PAI menjadi salah satu syarat utama untuk bisa meraih sertifikat pendidik, sebuah legalitas penting bagi seorang guru profesional yang diakui secara resmi oleh negara.

Mengingat betapa pentingnya tes ini bagi karier calon guru PAI, persiapan yang matang tentu menjadi kunci utama. Salah satu cara paling efektif untuk mempersiapkan diri adalah dengan rutin berlatih mengerjakan berbagai contoh soal UP PPG PAI. Latihan soal tidak hanya membantu peserta familiar dengan format dan jenis pertanyaan yang sering muncul, tetapi juga melatih kecepatan dan ketepatan dalam menjawab soal di bawah tekanan waktu.

Dengan terbiasa menghadapi berbagai tingkat kesulitan soal dari berbagai topik, rasa percaya diri peserta akan semakin meningkat. Latihan ini juga memungkinkan peserta mengidentifikasi area materi atau jenis soal yang masih menjadi kelemahan untuk kemudian diperbaiki dengan belajar lebih fokus. Jadi, jangan tunda lagi untuk mulai berlatih agar siap 100% menghadapi UP PPG PAI 2025 dengan optimal.

Struktur Pelaksanaan Uji Pengetahuan PPG PAI

Berdasarkan informasi yang ada, pelaksanaan UP PPG PAI umumnya dilakukan secara daring atau berbasis komputer, memungkinkan peserta mengikuti tes dari lokasi yang telah ditentukan atau mandiri dengan pengawasan ketat. Kegiatan ini biasanya diselenggarakan setelah peserta menyelesaikan rangkaian Uji Kinerja (Ukin) PPG, yang menilai kemampuan praktik mengajar guru. Materi yang diujikan dalam UP sangat komprehensif, mencakup kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian, yang semuanya diintegrasikan dalam konteks pengajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.

Soal-soal UP dirancang untuk mengukur kedalaman pemahaman guru terhadap materi PAI itu sendiri (kompetensi profesional) serta kemampuan menerapkan pengetahuan tersebut dalam proses pembelajaran (kompetensi pedagogik). Selain itu, soal juga dapat menyentuh aspek interaksi sosial guru dengan lingkungan sekolah dan masyarakat (kompetensi sosial) serta cerminan sikap dan perilaku guru sebagai teladan (kompetensi kepribadian). Oleh karena itu, persiapan UP memerlukan pemahaman yang holistic terhadap peran guru PAI.

Contoh Soal UP PPG PAI 2025 dan Pembahasan Mendalam

Berikut adalah beberapa contoh soal UP PPG PAI yang bisa Anda jadikan materi belajar, disertai dengan pembahasan mendalam. Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman utuh mengenai alasan di balik jawaban yang benar, serta kaitan soal dengan kompetensi guru PAI.

Soal 1

Selama kelompok diskusi, terjadi konflik antara dua siswa yang tidak setuju dengan pendapat masing-masing. Bagaimana Anda, sebagai guru PAI, mengatasi situasi ini agar tidak merusak antusiasme siswa lain dan tetap menjaga nuansa islami dalam penyelesaian masalah?

A. Meminta kedua siswa yang berkonflik untuk keluar dari ruangan agar tidak mengganggu jalannya diskusi.
B. Mengabaikan konflik yang terjadi, dengan harapan siswa lain tetap fokus pada materi diskusi yang sedang berjalan.
C. Menonjolkan pendapat kedua siswa secara bergantian dan meminta siswa lain untuk memilih salah satu pendapat yang dianggap paling benar.
D. Menengahi konflik yang terjadi, memfasilitasi kedua siswa untuk menyampaikan argumen mereka secara santun, membimbing mereka mencari titik temu atau kesepakatan, dan mengingatkan tentang adab berdiskusi dalam Islam.

Jawaban: D

Pembahasan:
Sebagai seorang guru profesional, terutama guru PAI yang mengemban amanah mendidik akhlak, penanganan konflik siswa harus dilakukan secara bijak dan edukatif. Opsi A, meminta siswa keluar, merupakan tindakan reaktif yang bersifat punitif dan tidak memberikan solusi atas akar masalah konflik; ini juga bisa membuat siswa merasa dikucilkan. Opsi B, mengabaikan konflik, sangat tidak dianjurkan karena konflik kecil bisa membesar dan merusak dinamika serta suasana belajar seluruh kelas; ini menunjukkan ketidakpedulian guru terhadap dinamika sosial siswa. Opsi C, meminta siswa lain memilih pendapat, bisa memperdalam perpecahan dan tidak mengajarkan siswa untuk mencari solusi kompromi atau sintesis dari perbedaan pandangan.

Opsi D adalah pendekatan yang paling sesuai dengan prinsip pedagogik modern dan nilai-nilai Islam. Guru berperan aktif sebagai mediator (murabbi) yang menengahi, bukan memihak. Guru memfasilitasi ruang aman bagi kedua siswa untuk saling mendengarkan dan berbicara dengan etika yang baik, sebagaimana diajarkan dalam Islam terkait pentingnya musyawarah (syura) dan husnul khuluq (akhlak mulia) dalam berinteraksi. Guru juga perlu membimbing siswa untuk mengidentifikasi pokok permasalahan, mencari solusi yang mashlahah (bermanfaat), dan mengingatkan bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam Islam asalkan disampaikan dengan cara yang benar dan tetap menjaga ukhuwah islamiyah atau ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa). Pendekatan ini tidak hanya menyelesaikan konflik saat itu, tetapi juga mengajarkan siswa keterampilan sosial, komunikasi efektif, toleransi, dan penyelesaian masalah yang konstruktif, yang merupakan bagian integral dari pendidikan karakter Islami. Hal ini menunjukkan penguasaan guru terhadap kompetensi pedagogik, sosial, dan kepribadian yang dibutuhkan.

Soal 2

Kata berikut yang memiliki makna yang sama dan mendekati dengan kata yang bercetak tebal di atas adalah… (Asumsi: Kata bercetak tebal adalah “Nusantara”, sebagaimana relevan dengan materi SKI). Jika kata yang dimaksud adalah “Nusantara”, maka kata yang memiliki makna yang sama atau mendekati dalam konteks geografis dan historis adalah…

A. Benua
B. Kepulauan
C. Semenanjung
D. Daratan

Jawaban: B

Pembahasan:
Soal ini menguji pemahaman kosakata Bahasa Indonesia yang mungkin relevan dengan materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) atau konteks keberagamaan di Indonesia. Jika kata yang dimaksud adalah “Nusantara”, maka kita perlu mencari sinonim atau kata dengan makna paling dekat. “Nusantara” secara etimologis berasal dari bahasa Jawa Kuno, nusa (pulau) dan antara (lain, luar). Secara umum, istilah ini merujuk pada wilayah kepulauan Indonesia.

Opsi A, “Benua”, adalah daratan luas yang mencakup beberapa negara atau wilayah geografis besar (misalnya Benua Asia, Eropa). Ini sangat berbeda dengan Nusantara yang didominasi pulau-pulau. Opsi C, “Semenanjung”, adalah daratan yang menjorok ke laut dan dikelilingi air di tiga sisinya (misalnya Semenanjung Malaka). Ini juga berbeda dengan konsep kepulauan. Opsi D, “Daratan”, adalah bagian permukaan bumi yang tidak digenangi air, bisa berupa benua, pulau besar, atau wilayah kontinental; ini terlalu umum dan tidak spesifik merujuk pada gugusan pulau.

Opsi B, “Kepulauan”, adalah kumpulan pulau-pulau yang berdekatan dan membentuk suatu kesatuan geografis. Makna ini paling tepat menggambarkan Nusantara yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Meskipun Nusantara juga memiliki makna historis dan politis (misalnya dalam konsep Wawasan Nusantara), secara geografis kata “kepulauan” adalah yang paling mendekati. Penguasaan kosakata seperti ini penting agar guru PAI dapat menjelaskan konsep-konsep historis atau geografis dalam SKI dengan akurat.

Soal 3

Konjungsi yang tepat mengisi bagian rumpang dalam teks tersebut adalah… (Asumsi: Teks rumpang adalah: “Penting bagi seorang guru PAI menguasai materi ajar _____ memahami metode pembelajaran yang bervariasi.”)

A. Dan
B. Juga
C. Maupun
D. Lalu

Jawaban: A

Pembahasan:
Soal ini menguji kemampuan menggunakan konjungsi (kata hubung) yang tepat untuk menggabungkan dua atau lebih elemen dalam sebuah kalimat atau teks. Asumsikan teks rumpang tersebut adalah: “Penting bagi seorang guru PAI menguasai materi ajar _____ memahami metode pembelajaran yang bervariasi.” Kalimat ini ingin menggabungkan dua aspek penting yang harus dimiliki seorang guru PAI: penguasaan materi (kompetensi profesional) dan pemahaman metode pembelajaran (kompetensi pedagogik). Keduanya adalah hal yang setara dan sama-sama penting untuk menjadi guru yang efektif.

Konjungsi “dan” digunakan untuk menghubungkan dua unsur yang setara, sejajar, atau saling melengkapi dalam sebuah daftar atau gabungan. Dalam konteks ini, menguasai materi ajar dan memahami metode pembelajaran adalah dua prasyarat yang beriringan dan sama-sama esensial. Opsi A, “dan”, paling tepat untuk menunjukkan hubungan penjumlahan atau kesetaraan antara kedua kemampuan tersebut.

Opsi B, “juga”, sering digunakan untuk menambahkan informasi yang setara setelah unsur pertama disebutkan, tetapi “dan” lebih umum digunakan untuk menggabungkan dua frasa setara seperti dalam contoh ini. Opsi C, “maupun”, digunakan untuk menghubungkan dua pilihan atau lebih, seringkali dalam konteks negasi (“tidak… maupun…”) atau dalam daftar alternatif, yang tidak sesuai dengan makna kalimat ini. Opsi D, “lalu”, menunjukkan urutan waktu atau konsekuensi, yang tidak relevan di sini. Oleh karena itu, “dan” adalah konjungsi yang paling logis dan gramatikal untuk menghubungkan dua frasa penting yang diperlukan oleh guru PAI. Kemampuan ini menunjukkan penguasaan guru terhadap tata bahasa dan penggunaan kata yang efektif dalam komunikasi profesional.

Soal 4

Tokoh-tokoh yang berpendapat bahwa bunga bank itu riba nasiah yang mutlak keharamannya oleh karena itu, umat Islam tidak boleh berhubungan dengan bank yang memakai sistem bunga, tidak pula dalam keadaan darurat yaitu…

A. Mustafa A. Zarqa
B. Yusuf Qardhawi
C. Sayyid Sabiq
D. Abu A’la Al-Maududi

Jawaban: B

Pembahasan:
Soal ini berkaitan dengan isu fiqh kontemporer di bidang muamalah, yaitu hukum bunga bank dalam pandangan Islam. Isu ini merupakan salah satu topik penting yang sering dibahas dalam PAI, terutama pada jenjang menengah dan tinggi. Ada keragaman pendapat di kalangan ulama kontemporer mengenai hukum bunga bank konvensional. Beberapa ulama menganggapnya sebagai bentuk riba nasiah yang secara tegas diharamkan dalam Al-Quran dan Hadis. Pandangan ini dipegang oleh banyak ulama konservatif.

Syaikh Dr. Yusuf Al-Qardhawi, seorang ulama Mesir yang produktif dalam kajian fiqh kontemporer, memiliki karya-karya yang banyak membahas isu ekonomi Islam, termasuk bunga bank. Dalam beberapa karyanya, beliau memang cenderung menggolongkan bunga bank konvensional sebagai riba yang diharamkan. Namun, perlu dicatat bahwa pandangan beliau mengenai kemungkinan relaksasi hukum dalam kondisi darurat atau terkait dengan lembaga keuangan syariah juga berkembang. Meskipun demikian, secara umum, nama Yusuf Qardhawi sering diasosiasikan dengan pandangan yang kuat tentang keharaman bunga bank, sejalan dengan deskripsi dalam soal.

Opsi A, Mustafa Ahmad Zarqa, juga seorang ahli fiqh ekonomi, memiliki pandangan yang mungkin sedikit berbeda atau lebih detail dalam klasifikasi jenis-jenis riba dan penerapannya pada bunga bank. Opsi C, Sayyid Sabiq, dalam Fiqh As-Sunnah-nya juga membahas riba secara umum berdasarkan dalil-dalil klasik. Opsi D, Abul A’la Al-Maududi, fokus pada pembentukan negara Islam dan sistem ekonomi Islam yang bebas riba. Namun, dari pilihan yang ada dan deskripsi “haram mutlak… tidak pula dalam keadaan darurat”, pandangan yang paling sering dikaitkan dengan tokoh yang ada adalah Syaikh Yusuf Al-Qardhawi, meskipun perlu pendalaman lebih lanjut terhadap keseluruhan fatwa beliau. Guru PAI yang mengajarkan fiqh muamalah kontemporer harus familier dengan berbagai pandangan ulama ini dan mampu menyajikannya secara objektif kepada siswa.

Soal 5

Apa yang dimaksud dengan konsep moderasi beragama menurut buku Moderasi Beragama (terbitan Kemenag RI), yang menjadi salah satu program prioritas nasional di Indonesia?

A. Menghindari semua bentuk ritual agama dan bersikap netral.
B. Memilih jalan tengah dalam beragama, bersikap adil dan berimbang, serta menolak ekstremisme.
C. Membatasi praktik beragama hanya di ruang privat dan tidak menampakkannya di ruang publik.
D. Menghapuskan perbedaan agama dan menyatukan semua keyakinan menjadi satu.

Jawaban: B

Pembahasan:
Konsep Moderasi Beragama adalah pandangan, sikap, dan praktik beragama yang mengambil jalan tengah, tidak berlebihan (ekstrem) dalam menjalankan ajaran agamanya. Konsep ini diusung oleh Kementerian Agama RI sebagai respons terhadap fenomena ekstremisme beragama yang mengancam persatuan dan keberagaman. Moderasi beragama berprinsip pada keadilan (‘adl), keseimbangan (tawazun), toleransi (tasamuh), dan penghargaan terhadap tradisi serta kearifan lokal (muwathanah).

Opsi A salah karena moderasi beragama bukan berarti meninggalkan praktik ritual, tetapi melaksanakannya dengan cara yang tidak berlebihan dan tetap menghargai orang lain. Opsi C salah, karena praktik beragama yang moderat tidak berarti harus disembunyikan di ruang privat; justru moderasi beragama mendorong terwujudnya sikap dan perilaku beragama yang positif dan inklusif di ruang publik. Opsi D sangat keliru karena moderasi beragama sama sekali tidak bertujuan menghapuskan perbedaan agama; sebaliknya, ia mengakui dan menghargai keberagaman sebagai sunnatullah.

Opsi B, “Memilih jalan tengah dalam beragama, bersikap adil dan berimbang, serta menolak ekstremisme”, adalah inti dari konsep moderasi beragama. Ini adalah sikap yang tidak condong ke kanan ekstrem (radikalisme, puritanisme kaku) maupun ke kiri ekstrem (sekularisme, liberalisme tanpa batas). Guru PAI memiliki peran sentral dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama ini kepada siswa, menjadikan mereka pribadi yang saleh sekaligus toleran dan cinta tanah air. Pemahaman mendalam tentang konsep ini sangat penting bagi guru PAI.


Soal 6

Ayat Al-Quran yang secara tegas menganjurkan umat Islam untuk menuntut ilmu, dengan menyebutkan ketinggian derajat bagi orang beriman dan berilmu, adalah…

A. Q.S. Al-Baqarah ayat 282 (tentang muamalah)
B. Q.S. Al-Mujadalah ayat 11 (tentang menuntut ilmu dan adab majelis)
C. Q.S. Al-Ahzab ayat 21 (tentang uswatun hasanah)
D. Q.S. Luqman ayat 13-14 (tentang tauhid dan birrul walidain)

Jawaban: B

Pembahasan:
Al-Quran dan Hadis sangat banyak mendorong umat Islam untuk mencari ilmu. Q.S. Al-Baqarah 282 adalah ayat terpanjang dalam Al-Quran yang mengatur tentang utang piutang dan persaksian dalam muamalah. Q.S. Al-Ahzab 21 menyebutkan Rasulullah SAW sebagai teladan terbaik (uswatun hasanah). Q.S. Luqman 13-14 berisi nasihat Luqman kepada anaknya tentang larangan syirik dan kewajiban berbakti kepada orang tua.

Sementara itu, Q.S. Al-Mujadalah ayat 11 secara spesifik memberikan motivasi besar untuk menuntut ilmu dan beradab dalam majelis ilmu. Allah berfirman di bagian akhir ayat tersebut: ”…niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat…” Ayat ini secara langsung menghubungkan keimanan dan ilmu dengan peningkatan derajat di sisi Allah. Ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan dunia, sangat dihargai dalam Islam dan merupakan sarana untuk mencapai kemuliaan. Ayat ini menjadi dalil fundamental bagi kewajiban menuntut ilmu bagi setiap Muslim. Guru PAI wajib menguasai dalil-dalil pokok ini dan mampu menjelaskannya kepada siswa.

Soal 7

Dalam kajian akidah, terdapat konsep Tauhid Uluhiyah. Konsep ini memiliki makna inti pengakuan bahwa…

A. Allah adalah satu-satunya pengatur dan penguasa alam.
B. Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang mulia dan sempurna.
C. Hanya Allah satu-satunya dzat yang berhak diibadahi atau disembah.
D. Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui segala sesuatu.

Jawaban: C

Pembahasan:
Seperti dijelaskan sebelumnya, Tauhid Rububiyah berkaitan dengan perbuatan Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta. Tauhid Asma’ wa Sifat berkaitan dengan keyakinan pada nama dan sifat Allah yang sempurna sesuai dalil. Opsi A merujuk pada Tauhid Rububiyah. Opsi B merujuk pada Tauhid Asma’ wa Sifat. Opsi D adalah salah satu contoh keyakinan dalam Tauhid Asma’ wa Sifat (Allah Maha Melihat dan Mengetahui).

Tauhid Uluhiyah adalah jenis tauhid yang paling penting dan menjadi inti dakwah para Rasul. Tauhid Uluhiyah berarti keyakinan dan pengakuan bahwa hanya Allah Swt. satu-satunya yang berhak disembah atau diibadahi. Semua bentuk ibadah, baik ibadah hati (khauf, raja’, mahabbah), lisan (zikir, doa), maupun fisik (shalat, puasa, zakat, haji), hanya boleh dipersembahkan kepada Allah semata. Tidak boleh ada sekutu bagi Allah dalam ibadah. Ini adalah lawan dari syirik (menyekutukan Allah dalam ibadah). Guru PAI harus menanamkan konsep Tauhid Uluhiyah ini sebagai fondasi akidah siswa.

Soal 8

Periode Khulafa’ ar-Rasyidin (Khalifah yang Terbimbing) dalam sejarah Islam dikenal sebagai masa kepemimpinan yang paling mendekati teladan Rasulullah SAW. Siapakah khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq pada periode ini?

A. Ali bin Abi Thalib
B. Umar bin Khattab
C. Utsman bin Affan
D. Mu’awiyah bin Abi Sufyan

Jawaban: B

Pembahasan:
Periode Khulafa’ ar-Rasyidin adalah masa empat khalifah pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW yang memerintah selama sekitar 30 tahun. Urutan khalifah pada periode ini secara berturut-turut adalah:
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634 M)
2. Umar bin Khattab (634-644 M)
3. Utsman bin Affan (644-656 M)
4. Ali bin Abi Thalib (656-661 M)

Masing-masing khalifah ini memiliki peran penting dalam sejarah Islam, mulai dari menjaga persatuan umat pasca wafat Nabi, melakukan ekspansi wilayah Islam, hingga kodifikasi Al-Quran. Mu’awiyah bin Abi Sufyan (Opsi D) adalah pendiri Dinasti Umayyah yang berkuasa setelah periode Khulafa’ ar-Rasyidin berakhir. Oleh karena itu, khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah Umar bin Khattab. Penguasaan urutan dan profil singkat Khulafa’ ar-Rasyidin adalah bagian penting dari materi SKI.

Soal 9

Seorang guru PAI akan mengajarkan materi tentang tata cara wudhu kepada siswa kelas 4 SD. Metode pembelajaran yang paling sesuai dan interaktif agar siswa mudah memahami dan dapat mempraktikkannya adalah…

A. Ceramah singkat tentang pentingnya wudhu, lalu siswa mencatat langkah-langkahnya.
B. Memberikan buku panduan wudhu dan meminta siswa membacanya sendiri.
C. Demonstrasi langsung tata cara wudhu menggunakan media air atau visual, diikuti praktik oleh siswa secara terbimbing.
D. Menugaskan siswa mencari video wudhu di internet dan membuat ringkasannya.

Jawaban: C

Pembahasan:
Materi fiqh praktis seperti wudhu membutuhkan demonstrasi dan praktik langsung agar siswa benar-benar paham dan terampil melakukannya. Opsi A (ceramah dan mencatat) terlalu teoritis untuk siswa SD dan tidak melatih keterampilan motorik. Opsi B (membaca buku panduan) juga kurang efektif untuk siswa SD yang cenderung lebih mudah belajar melalui visual dan praktik. Opsi D (mencari video sendiri) bisa menjadi tambahan, tetapi tanggung jawab guru untuk memastikan pemahaman dan praktik yang benar tidak tergantikan oleh tugas mandiri semacam itu.

Opsi C, demonstrasi langsung diikuti praktik terbimbing, adalah metode paling efektif. Guru dapat membawa alat peraga (misalnya wadah air) atau menggunakan video/animasi yang menunjukkan setiap gerakan wudhu dengan jelas. Setelah itu, siswa dibimbing untuk mempraktikkannya langkah demi langkah, dengan guru memberikan koreksi dan umpan balik. Metode ini sesuai dengan karakteristik perkembangan kognitif siswa SD yang belajar melalui konkret dan praktik, serta sejalan dengan prinsip pembelajaran PAI yang tidak hanya kognitif tetapi juga afektif (pentingnya wudhu) dan psikomotorik (gerakan wudhu). Ini menunjukkan penguasaan guru terhadap kompetensi pedagogik, khususnya dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa.

Soal 10

Salah satu masalah kontemporer yang sering dibahas dalam fiqh adalah riba dan penerapannya dalam sistem keuangan modern. Secara bahasa, riba berarti…

A. Keuntungan
B. Tambahan
C. Kerugian
D. Perdagangan

Jawaban: B

Pembahasan:
Soal ini menguji pemahaman dasar mengenai salah satu konsep sentral dalam fiqh muamalah yang diharamkan, yaitu riba. Secara etimologi atau bahasa, kata riba dalam bahasa Arab berarti “tambahan” (az-ziyadah), berkembang, atau meningkat. Penambahan ini bisa terjadi pada pokok utang atau pertukaran barang ribawi.

Opsi A, “Keuntungan”, adalah hasil positif dari suatu usaha atau perdagangan, yang dalam Islam hukumnya halal selama sesuai syariat. Opsi C, “Kerugian”, adalah lawan dari keuntungan. Opsi D, “Perdagangan”, adalah aktivitas jual beli barang atau jasa, yang juga halal dalam Islam jika memenuhi syarat-syaratnya (Q.S. Al-Baqarah: 275 menyebutkan bahwa Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba). Dalam konteks syariat, riba adalah tambahan atau bunga yang dikenakan dalam transaksi utang-piutang atau pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi syarat kesetaraan takaran/timbangan atau tunai, yang secara tegas diharamkan dalam Al-Quran dan Hadis. Oleh karena itu, makna bahasa riba yang paling tepat adalah “tambahan”. Pemahaman makna bahasa ini penting sebagai dasar untuk memahami definisi syariat tentang riba.


Tips Belajar Efektif untuk UP PPG PAI 2025

Mempersiapkan diri untuk UP PPG PAI tidak cukup hanya dengan menghafal materi. Dibutuhkan strategi belajar yang efektif dan terarah. Berikut beberapa tips yang bisa membantu Anda:

  • Bedah Kisi-kisi Ujian: Jika tersedia, pelajari kisi-kisi resmi UP PPG PAI terbaru. Kisi-kisi ini biasanya memberikan gambaran tentang area kompetensi dan topik materi yang akan diujikan, sehingga Anda bisa fokus pada materi yang paling penting dan sering keluar.
  • Prioritaskan Materi yang Sulit: Identifikasi topik atau konsep PAI maupun pedagogik yang masih sulit Anda pahami. Alokasikan waktu lebih banyak untuk mempelajari materi-materi ini menggunakan berbagai sumber belajar, seperti buku referensi, jurnal ilmiah, atau penjelasan dari pakar.
  • Latihan Soal Berbasis Waktu: Setelah menguasai materi, latihlah diri Anda mengerjakan soal dalam batasan waktu. Ini akan membantu Anda terbiasa dengan tekanan ujian dan meningkatkan kecepatan serta ketepatan dalam menjawab, keterampilan yang sangat penting dalam ujian berbasis komputer.
  • Diskusi dengan Rekan Sejawat: Bentuk kelompok belajar atau bergabunglah dengan forum diskusi guru PAI. Berdiskusi dengan rekan-rekan yang juga mengikuti PPG bisa memberikan perspektif baru, memecahkan kebingungan, dan saling memberikan dukungan moral.
  • Manfaatkan Sumber Belajar Digital: Cari video pembelajaran, webinar, atau try out online yang relevan dengan UP PPG PAI. Banyak platform edukasi atau kanal YouTube yang menyediakan konten bermanfaat untuk persiapan ujian ini. Pastikan sumber yang Anda gunakan terpercaya.
  • Simulasikan Kondisi Ujian: Jika ujian daring, biasakan diri Anda menggunakan perangkat komputer dan platform ujian yang mungkin digunakan. Pastikan koneksi internet stabil dan lingkungan belajar kondusif. Ini akan mengurangi kegugupan pada hari H.
  • Jaga Kesehatan Fisik dan Mental: Persiapan ujian yang intens bisa menguras energi. Pastikan Anda cukup istirahat, makan makanan bergizi, dan luangkan waktu untuk relaksasi atau olahraga ringan. Kondisi fisik dan mental yang baik sangat memengaruhi performa saat ujian.

Memahami Empat Kompetensi Guru dalam Soal UP

UP PPG PAI dirancang untuk menguji kompetensi guru secara holistik. Soal-soalnya seringkali tidak hanya menguji pengetahuan teoritis (profesional) tetapi juga bagaimana pengetahuan tersebut diterapkan dalam praktik mengajar (pedagogik), interaksi dengan lingkungan (sosial), dan refleksi diri sebagai pendidik (kepribadian).

Misalnya, soal tentang Moderasi Beragama menguji pengetahuan profesional Anda tentang konsep tersebut. Namun, jika soalnya berbentuk studi kasus tentang bagaimana Anda menangani siswa yang intoleran, itu menguji integrasi kompetensi profesional (pemahaman moderasi) dengan pedagogik (cara mendidik siswa), sosial (interaksi dengan siswa dan lingkungan), dan kepribadian (sikap bijak dan teladan).

Oleh karena itu, saat berlatih soal, jangan hanya fokus pada jawaban benar atau salah, tetapi pahami mengapa jawaban tersebut benar dan kaitkan dengan keempat kompetensi guru. Pikirkan skenario praktik mengajar di kelas dan bagaimana Anda akan menerapkan pengetahuan dan keterampilan tersebut.

Contoh Integrasi Kompetensi: Mengajarkan Fiqh melalui Media

Untuk mengajarkan materi fiqh seperti shalat atau wudhu, guru PAI dapat mengintegrasikan kompetensi profesional (penguasaan materi fiqh) dengan kompetensi pedagogik (kemampuan memilih metode dan media pembelajaran yang tepat). Menggunakan media visual atau diagram dapat membantu siswa memahami urutan gerakan atau bacaan dengan lebih baik.

Sebagai ilustrasi, diagram alur sederhana tentang langkah-langkah shalat yang disajikan di kelas:

mermaid graph TD A[Mulai Shalat: Niat & Takbiratul Ihram] --> B[Berdiri: Membaca Al-Fatihah & Surat]; B --> C[Ruku']; C --> D[I'tidal]; D --> E[Sujud Pertama]; E --> F[Duduk Antara Dua Sujud]; F --> G[Sujud Kedua]; G --> H{Selesai Rakaat?}; H -- Ya --> I[Berdiri untuk Rakaat Selanjutnya atau Duduk Tahiyat]; H -- Tidak --> C; I -- Duduk Tahiyat Awal (Jika perlu) --> J[Duduk Tahiyat Akhir]; I -- Langsung Tahiyat Akhir --> J; J --> K[Salam];

Diagram seperti ini adalah salah satu bentuk visualisasi yang membantu siswa mengingat urutan ibadah. Penggunaan media dan variasi metode menunjukkan bahwa guru tidak hanya menguasai materi fiqh tetapi juga tahu cara menyajikannya agar mudah dipahami oleh siswa pada jenjang tertentu.

Menjelang Hari H Ujian

Beberapa hari sebelum pelaksanaan UP, sebaiknya kurangi intensitas belajar materi baru. Fokuskan energi untuk mengulang kembali catatan-catatan penting dan latihan soal yang masih dirasa sulit. Pastikan semua persiapan teknis untuk ujian daring (jika ada) sudah beres, seperti pengecekan perangkat, koneksi internet, dan lokasi yang tenang. Pada hari-H, usahakan tiba atau bersiap lebih awal agar tidak terburu-buru dan panik. Jaga ketenangan, baca instruksi soal dengan teliti, dan kerjakan dengan penuh keyakinan. Terakhir, iringi ikhtiar maksimal Anda dengan doa dan tawakkal kepada Allah SWT.

Semoga contoh soal dan pembahasan ini bisa menjadi sumber inspirasi dan panduan berharga bagi Anda yang sedang berjuang mempersiapkan diri menghadapi UP PPG PAI 2025. Kelulusan ada di tangan Anda, bergantung pada seberapa serius dan strategis persiapan yang dilakukan. Terus semangat dan jangan pernah berhenti belajar!

Bagaimana pendapat Anda tentang contoh soal dan pembahasan ini? Apakah ada topik lain yang ingin dibahas lebih dalam terkait persiapan UP PPG PAI? Yuk, tinggalkan komentar, saran, atau pertanyaan Anda di kolom di bawah! Mari kita saling berbagi dan mendukung satu sama lain!

Posting Komentar