Bingung Hari Lahir Pancasila vs. Kesaktian Pancasila? Ini Bedanya!

Table of Contents

Bingung Hari Lahir Pancasila vs Kesaktian Pancasila

Kita sebagai masyarakat Indonesia pasti familiar banget sama yang namanya Pancasila. Ideologi negara kita ini punya dua hari penting yang diperingati setiap tahunnya: Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila. Nah, seringkali nih, ada yang masih bingung atau ketukar-tukar, sebenarnya apa sih bedanya dua hari peringatan ini? Yuk, kita bedah bareng-bareng biar makin paham!

Meskipun namanya sama-sama pakai “Pancasila”, kedua hari ini punya latar belakang sejarah, momen peringatan, dan makna yang totally beda lho. Penting banget buat kita tahu akar sejarahnya biar kita bisa menghargai dan memaknai setiap peringatan dengan benar. Ini bukan cuma soal tanggal di kalender, tapi tentang bagaimana Pancasila itu ada dan bagaimana Pancasila itu tetap sakti (kuat dan tidak tergantikan) sebagai dasar negara kita.

Apa Sih Beda Utama Hari Lahir Pancasila dan Kesaktian Pancasila?

Secara paling mendasar, bedanya itu ada di tanggal dan peristiwa yang diperingati. Menurut berbagai sumber sejarah, Hari Lahir Pancasila itu dirayakan setiap tanggal 1 Juni, sementara Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Oktober. Jadi, beda empat bulan ya! Tapi perbedaan utamanya bukan cuma tanggalnya, melainkan kenapa tanggal-tanggal itu penting.

Hari Lahir Pancasila merujuk pada momen kelahiran atau pencetusan ide Pancasila itu sendiri sebagai calon dasar negara. Sementara Hari Kesaktian Pancasila merujuk pada momen bertahannya Pancasila dari ancaman dan upaya penggantian ideologi. Bisa dibilang, satu merayakan kelahirannya, yang satu lagi merayakan kemenangannya dalam menghadapi cobaan berat. Biar lebih jelas, kita kupas tuntas satu per satu sejarahnya.

1. Hari Lahir Pancasila (1 Juni)

Hari Lahir Pancasila itu erat kaitannya dengan sejarah perjuangan kemerdekaan kita, khususnya saat para pendiri bangsa sedang merumuskan apa yang akan menjadi pondasi negara Indonesia Merdeka. Momennya terjadi di tengah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa Jepangnya disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Sidang ini diadakan di Gedung Chuo Sangi In, yang sekarang kita kenal sebagai Gedung Pancasila, di Jakarta.

Saat itu, para tokoh bangsa sedang berusaha mencari titik temu, ideologi apa yang paling pas untuk menyatukan berbagai macam suku, agama, budaya, dan pandangan yang ada di nusantara. Beberapa tokoh menyampaikan gagasan mereka tentang dasar negara, termasuk Mohammad Yamin pada tanggal 29 Mei 1945 dan Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945. Gagasan mereka sangat berharga dalam proses perumusan ini.

Puncaknya, pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya yang legendaris di depan sidang BPUPKI. Dalam pidato itulah, ia memperkenalkan istilah “Pancasila” untuk menyebut lima prinsip dasar yang ia usulkan sebagai pondasi Indonesia Merdeka. Pidato Soekarno ini dianggap sebagai momen awal ide Pancasila itu dilontarkan secara resmi dalam forum perjuangan kemerdekaan.

Kelima sila yang ia sebutkan saat itu adalah: Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Soekarno juga sempat mengusulkan kelima sila ini bisa diperas lagi menjadi Tri Sila (Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi, dan Ketuhanan), bahkan menjadi Eka Sila (Gotong Royong). Namun, nama “Pancasila” inilah yang kemudian melekat dan terus dibahas.

Setelah pidato Soekarno, perumusan dasar negara terus berlanjut melalui Panitia Sembilan yang menghasilkan Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945, hingga akhirnya disempurnakan dan disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945 sebagai dasar negara kita yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila yang kita kenal sekarang adalah rumusan yang disahkan pada 18 Agustus 1945 tersebut.

Meskipun rumusan finalnya disahkan 18 Agustus, tanggal 1 Juni 1945 ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 oleh Presiden Joko Widodo. Penetapan ini menekankan pentingnya mengenang momen historis saat nama “Pancasila” pertama kali diucapkan dan ide dasarnya dilahirkan dalam forum resmi perjuangan kemerdekaan. Jadi, 1 Juni itu adalah momen genesis-nya Pancasila.

Peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni setiap tahunnya bertujuan untuk mengingatkan kita pada akar filosofis dan ideologis negara. Ini adalah momen untuk merenungkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila dan bagaimana nilai-nilai tersebut menjadi pemersatu bangsa kita yang beragam. Ini juga menjadi pengingat akan jasa para pendiri bangsa dalam meletakkan pondasi negara.

Melalui peringatan ini, kita diharapkan bisa lebih memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari semangat gotong royong, toleransi antarumat beragama, pentingnya musyawarah untuk mufakat, hingga mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hari Lahir Pancasila adalah momen untuk kembali ke khittah, ke semangat awal Pancasila dicetuskan.

2. Hari Kesaktian Pancasila (1 Oktober)

Nah, beda lagi nih sama Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober. Peringatan ini tidak terkait dengan kelahiran ide Pancasila, melainkan dengan sebuah peristiwa kelam dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu tragedi yang sering disebut sebagai Gerakan 30 September atau G30S pada tahun 1965. Peristiwa ini terjadi pada malam hari tanggal 30 September hingga dini hari 1 Oktober 1965.

Tragedi G30S/PKI merupakan upaya kudeta yang ditudingkan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam peristiwa mengerikan itu, enam jenderal senior dan satu perwira pertama TNI Angkatan Darat diculik, disiksa, dan dibunuh. Mereka adalah Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Suprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Letnan Satu Pierre Andreas Tendean.

Ketujuh pahlawan ini gugur dalam upaya mereka mempertahankan ideologi Pancasila dari ancaman ideologi lain yang dianggap bertentangan, yaitu komunisme. Jasad mereka kemudian ditemukan di sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur. Atas jasa dan pengorbanan mereka, ketujuh tokoh ini kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi.

Setelah peristiwa G30S berhasil ditumpas oleh kekuatan militer yang setia pada Pancasila, negara menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Tujuannya adalah untuk mengenang keberhasilan bangsa Indonesia dalam mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dari ancaman dan upaya penggantian oleh paham komunisme atau ideologi lainnya.

Kata “Kesaktian” di sini merujuk pada makna bahwa Pancasila itu sakti, kuat, tidak tergantikan, dan mampu bertahan menghadapi berbagai gempuran dan ancaman. Peristiwa G30S/PKI menjadi bukti nyata bagaimana Pancasila diuji, namun pada akhirnya tetap berdiri kokoh sebagai ideologi bangsa. Peringatan ini juga menjadi simbol kemenangan Pancasila atas ideologi komunisme yang saat itu dituding ingin menggantikan Pancasila.

Setiap tanggal 1 Oktober, biasanya diadakan upacara bendera untuk mengenang jasa para Pahlawan Revolusi dan meneguhkan kembali komitmen untuk menjaga Pancasila. Peringatan ini juga menjadi pengingat akan bahaya laten komunisme atau ideologi lain yang bisa mengancam keutuhan bangsa dan dasar negara. Ini adalah momen untuk meningkatkan kewaspadaan nasional terhadap segala bentuk ancaman ideologi.

Dibandingkan Hari Lahir Pancasila yang lebih fokus pada perumusan dan nilai-nilai dasar, Hari Kesaktian Pancasila lebih menekankan pada aspek ketahanan dan kekuatan Pancasila dalam menghadapi tantangan sejarah yang kelam. Keduanya sama-sama penting, namun dengan konteks dan tujuan peringatan yang berbeda.

Perbedaan Kunci dalam Tabel Singkat

Biar makin gampang inget, kita bisa rangkum perbedaan keduanya dalam tabel sederhana berikut:

Aspek Pembeda Hari Lahir Pancasila Hari Kesaktian Pancasila
Tanggal Peringatan 1 Juni 1 Oktober
Peristiwa Utama Pencetusan ide Pancasila oleh Soekarno dalam Sidang BPUPKI Tragedi G30S/PKI dan Penumpasannya
Makna Peringatan Mengenang kelahiran ide Pancasila sebagai dasar negara; Kembali pada nilai-nilai luhur Pancasila. Mengenang para Pahlawan Revolusi; Meneguhkan ketahanan Pancasila dari ancaman ideologi lain.
Fokus Proses perumusan, nilai-nilai filosofis, dan fondasi negara. Ketahanan ideologi, kewaspadaan nasional, dan kemenangan Pancasila atas ancaman.
Era Historis Masa Persiapan Kemerdekaan (1945) Masa Orde Baru (pasca-1965)

Tabel ini bisa bantu kita melihat perbedaan inti dari kedua hari penting ini. Satu adalah tentang asal usul, yang lainnya adalah tentang ketahanan ideologi.

Kenapa Kita Harus Memahami Perbedaan Ini?

Memahami perbedaan antara Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila itu penting banget buat kita sebagai warga negara Indonesia yang baik. Kenapa?

Pertama, biar nggak salah kaprah. Sering dengar kan ada yang keliru menyebut kedua hari ini? Dengan tahu bedanya, kita bisa menggunakan istilah yang benar dan menghargai makna di baliknya. Ini menunjukkan pemahaman kita terhadap sejarah bangsa sendiri.

Kedua, biar bisa memaknai setiap peringatan dengan tepat. Peringatan 1 Juni mengajak kita untuk merenung tentang bagaimana Pancasila lahir, apa nilai-nilainya, dan bagaimana kita bisa mengamalkannya. Peringatan 1 Oktober mengajak kita untuk mengenang perjuangan para pahlawan, menyadari bahwa Pancasila pernah terancam, dan menumbuhkan semangat kewaspadaan agar hal serupa tidak terulang. Maknanya dalam lho!

Ketiga, biar nggak mudah terprovokasi. Di era informasi digital ini, banyak banget informasi yang simpang siur, bahkan mencoba memutarbalikkan fakta sejarah. Dengan bekal pemahaman yang benar tentang sejarah Hari Lahir dan Hari Kesaktian Pancasila, kita nggak gampang percaya info hoaks atau provokasi yang bisa memecah belah bangsa.

Keempat, sebagai bentuk penghormatan. Mengetahui sejarah berarti menghargai jasa para pendiri bangsa yang telah merumuskan Pancasila dan para pahlawan yang gugur mempertahankannya. Ini adalah cara kita berterima kasih atas fondasi kuat dan keamanan yang kita nikmati sekarang.

Kelima, untuk menjaga keutuhan NKRI. Pancasila adalah perekat bangsa kita. Dengan memahami pentingnya Hari Lahir dan Hari Kesaktian Pancasila, kita diingatkan kembali betapa berharganya Pancasila sebagai pemersatu. Semangat untuk menjaga Pancasila akan semakin kuat, dan itu sangat krusial untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Jadi, Hari Lahir Pancasila adalah tentang awal mula dan nilai-nilai dasar Pancasila, sementara Hari Kesaktian Pancasila adalah tentang ketahanan dan keberlangsungan Pancasila dalam menghadapi ancaman sejarah. Keduanya adalah pilar penting dalam kalender nasional kita, masing-masing dengan cerita dan pesan yang unik untuk generasi penerus.

Peringatan Hari Lahir Pancasila mengajak kita untuk kembali mengingat pidato bersejarah Ir. Soekarno, proses panjang perumusan dasar negara, dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam lima sila. Ini adalah momen refleksi tentang identitas bangsa kita. Bagaimana nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial seharusnya menjadi pedoman dalam setiap aspek kehidupan kita.

Sementara itu, Hari Kesaktian Pancasila mengajak kita untuk tidak pernah melupakan sejarah kelam yang nyaris merenggut Pancasila dari pelukan bangsa. Ini adalah pengingat pahit tentang pengorbanan para pahlawan dan pentingnya kewaspadaan terhadap segala bentuk ancaman, baik dari dalam maupun luar, yang berusaha menggoyahkan ideologi negara. Ini adalah momen untuk mengokohkan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Pancasila.

Memahami perbedaan ini berarti memahami dua sisi mata uang penting dari perjalanan Pancasila. Satu sisi adalah penciptaan dan filosofinya, sisi lain adalah perlindungan dan ketahanannya. Kedua peringatan ini saling melengkapi dalam menjaga Pancasila tetap relevan dan kuat di tengah dinamika zaman.

Jadi, sekarang sudah jelas ya bedanya Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila? Jangan sampai salah lagi! Kedua hari ini sama-sama penting dan punya tempat istimewa dalam sejarah serta kehidupan berbangsa dan bernegara kita.

Bagaimana menurut kalian? Ada lagi hal menarik yang bisa digali dari dua hari penting ini? Yuk, share pendapatmu di kolom komentar!

Posting Komentar