Bocoran Soal Post Test PPG 2025 + Jawaban (Modul 1 PPA Umum 2)
Halo para calon guru profesional! Buat kamu yang lagi siap-siap menghadapi Post Test Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025, khususnya Modul 1 Prinsip Pengajaran dan Asesmen (PPA) Umum 2, pas banget nih kamu mampir ke sini. Setelah kemarin mungkin sudah beres dengan Post Test PPA Umum 1, sekarang saatnya lanjut ke Modul 1 PPA Umum 2.
Modul ini tuh penting banget karena membahas dasar-dasar pengajaran modern yang relevan sama kondisi kelas sekarang. Jadi, pemahaman yang kuat di sini bakal ngebantu banget, bukan cuma buat ngerjain tes, tapi juga buat praktik ngajar kamu sehari-hari.
Modul 1 PPA Umum ini mencakup beberapa topik kunci yang perlu kamu kuasai. Topik-topik ini merefleksikan bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang dan dilaksanakan agar efektif dan sesuai dengan kebutuhan murid yang beragam.
Yuk, kita bedah satu per satu topik penting di modul ini:
- Topik 1: Menerapkan Prinsip Understanding by Design (UBD) Pada Pembelajaran
- Topik 2: Merancang Pembelajaran Berdifferensiasi
- Topik 3: Menerapkan Pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) pada Pembelajaran
- Topik 4: Menerapkan Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) pada Pembelajaran
Buat kamu yang mau lihat kunci jawaban atau pembahasan soal, biasanya sih tujuannya adalah biar bisa dapat nilai tertinggi. Tapi, yang lebih penting lagi dari sekadar dapat nilai tinggi adalah beneran paham sama materi yang diujikan. Soalnya, Post Test ini bukan cuma menguji hafalan, tapi lebih ke pemahaman kamu tentang konsep-konsep pedagogi modern dan cara menerapkannya di kelas.
Penting dicatat, ada yang bilang kalau di soal-soal Post Test itu “tidak ada jawaban yang salah” atau “semua jawaban pilihan ganda itu benar”. Hmm, ini agak unik ya kalau konteksnya tes formatif atau refleksi. Namun, dalam tes yang mengukur pemahaman, biasanya ada satu jawaban yang paling tepat atau paling sesuai dengan prinsip yang diuji dalam konteks soal. Mungkin maksudnya adalah setiap pilihan jawaban itu punya nilai atau relevansi tersendiri, tapi ada satu yang paling pas dengan skenario atau pertanyaan yang diajukan. Intinya, fokus kita adalah memahami mengapa satu jawaban itu lebih tepat dibanding yang lain, berdasarkan prinsip dari topik-topik yang dibahas.
Nah, di bagian selanjutnya, kita bakal bahas lebih dalam tentang masing-masing topik dan mencoba membuat contoh-contoh soal yang mungkin muncul, lengkap dengan penjelasan kenapa jawaban tertentu itu yang paling sesuai. Tujuannya biar kamu punya gambaran dan makin mantap pas ngerjain Post Test yang asli nanti.
Topik 1: Menerapkan Prinsip Understanding by Design (UBD)¶
Apa Itu UBD?
Understanding by Design (UBD) adalah sebuah kerangka kerja perancangan kurikulum dan pembelajaran yang fokus utamanya adalah pada pemahaman (understanding). Pendekatan ini berbeda dari cara tradisional yang seringkali dimulai dari penentuan aktivitas belajar atau materi apa yang mau diajarkan. UBD justru memulai perencanaannya dari akhir (backward design).
Prinsip utama UBD adalah “mulai dari akhir”. Maksudnya, sebelum merancang kegiatan belajar atau materi, guru harus menentukan dulu:
1. Apa yang siswa harus pahami dan bisa lakukan di akhir pembelajaran? (Ini adalah tujuan atau hasil yang diinginkan)
2. Bagaimana kita tahu kalau siswa sudah mencapai pemahaman tersebut? (Ini adalah tahap penentuan bukti penilaian)
3. Baru kemudian, aktivitas belajar dan materi apa yang paling efektif untuk mencapai tujuan tersebut dan menyiapkan siswa menghadapi penilaian? (Ini adalah tahap merancang pengalaman belajar dan instruksi)
Kenapa UBD penting? Karena dengan fokus pada pemahaman yang mendalam dan kemampuan transfer (menggunakan pengetahuan dalam konteks baru), UBD membantu menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna, bukan sekadar menghafal fakta.
Contoh Skenario UBD:
Seorang guru IPA ingin murid-muridnya paham konsep perubahan wujud benda dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
- Tahap 1 (Hasil yang Diinginkan): Murid memahami proses perubahan wujud (mencair, membeku, menguap, mengembun, menyublim, mengkristal) dan mampu menjelaskan contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari serta dampaknya (misalnya, pentingnya menguap pada proses penjemuran pakaian atau pembentukan awan).
- Tahap 2 (Bukti Penilaian): Murid diminta merancang dan mempresentasikan poster atau video pendek yang menjelaskan satu contoh perubahan wujud benda di sekitar mereka, termasuk penjelasan prosesnya dan dampaknya. Akan ada rubrik penilaian yang jelas tentang pemahaman konsep dan kemampuan menjelaskan.
- Tahap 3 (Pengalaman Belajar): Guru merancang serangkaian percobaan sederhana di kelas (misalnya, memanaskan es batu, merebus air, mengamati embun di pagi hari), diskusi kelompok untuk menghubungkan hasil percobaan dengan teori, dan studi kasus tentang fenomena alam atau teknologi yang melibatkan perubahan wujud.
Contoh Soal (Simulasi):
Dalam merancang pembelajaran dengan prinsip Understanding by Design (UBD), langkah pertama yang paling krusial adalah…
A. Menentukan metode pengajaran yang akan digunakan.
B. Menyusun daftar materi pelajaran yang akan diajarkan.
C. Merumuskan tujuan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman dan kemampuan transfer.
D. Menyiapkan berbagai aktivitas belajar yang menarik bagi siswa.
Penjelasan: Jawaban yang paling tepat adalah C. Sesuai dengan prinsip backward design dalam UBD, langkah pertama adalah menentukan apa yang siswa harus pahami dan bisa lakukan di akhir (tujuan/hasil yang diinginkan), yang berfokus pada pemahaman mendalam dan transfer pengetahuan. Pilihan A, B, dan D adalah langkah-langkah yang dilakukan di tahap ketiga, setelah tujuan dan penilaian ditentukan.
Topik 2: Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi¶
Apa Itu Pembelajaran Berdiferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan pengajaran yang mengakui bahwa setiap siswa itu unik dan memiliki kebutuhan, minat, serta gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, guru perlu menyesuaikan berbagai aspek pembelajaran untuk memenuhi keberagaman tersebut.
Ada tiga area utama yang bisa didiferensiasi:
1. Konten: Apa yang dipelajari siswa. Guru bisa menyajikan materi dalam berbagai format (visual, audio, teks) atau menawarkan materi dengan tingkat kompleksitas yang berbeda.
2. Proses: Bagaimana siswa memahami atau mengolah informasi. Guru bisa menyediakan berbagai aktivitas (diskusi, percobaan, riset mandiri, presentasi) atau memberikan dukungan belajar yang bervariasi.
3. Produk: Bagaimana siswa menunjukkan apa yang mereka pelajari. Siswa bisa diberi pilihan untuk membuat laporan tertulis, presentasi, karya seni, atau model.
Tujuannya bukan berarti guru harus membuat rencana pelajaran yang berbeda untuk setiap siswa, tapi menyediakan berbagai pilihan dan jalur belajar di dalam satu kelas yang sama, sehingga setiap siswa bisa belajar dengan cara yang paling efektif untuk mereka.
Contoh Skenario Pembelajaran Berdiferensiasi:
Di kelas IPS, guru ingin siswa mempelajari tentang keragaman budaya di Indonesia.
- Diferensiasi Konten: Guru menyediakan buku teks, artikel online, video dokumenter, dan infografis tentang berbagai suku dan budaya di Indonesia. Siswa bisa memilih sumber mana yang paling nyaman bagi mereka untuk memulai. Guru juga mungkin menyiapkan materi tambahan untuk siswa yang sudah lebih paham atau butuh tantangan lebih.
- Diferensiasi Proses: Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil. Satu kelompok mungkin ditugaskan berdiskusi berdasarkan video, kelompok lain melakukan riset mini dari artikel, dan kelompok lain menganalisis infografis. Guru berkeliling memberikan bimbingan sesuai kebutuhan tiap kelompok. Siswa yang kesulitan membaca diberikan bantuan dengan audio book atau pendampingan guru.
- Diferensiasi Produk: Untuk menunjukkan pemahaman, siswa diberi pilihan: membuat poster digital tentang satu suku bangsa, menulis esai singkat perbandingan dua budaya, atau menyiapkan presentasi oral tentang tradisi unik dari satu daerah.
Contoh Soal (Simulasi):
Seorang guru menyajikan materi tentang sistem peredaran darah. Untuk membantu siswa yang kesulitan memahami teks, guru menyediakan video animasi dan model 3D jantung. Sementara itu, untuk siswa yang sudah paham konsep dasar, guru memberikan artikel penelitian tentang kelainan jantung umum. Pendekatan yang dilakukan guru ini paling tepat mencerminkan diferensiasi pada aspek…
A. Proses
B. Konten
C. Produk
D. Lingkungan belajar
Penjelasan: Jawaban yang paling tepat adalah B. Guru melakukan diferensiasi pada apa yang dipelajari atau cara materi disajikan (Konten) dengan menyediakan berbagai format (teks, video, model, artikel penelitian) dan tingkat kesulitan yang berbeda sesuai kebutuhan siswa. Diferensiasi Proses (A) berkaitan dengan bagaimana siswa mengolah informasi (misalnya, diskusi, percobaan). Diferensiasi Produk (C) berkaitan dengan bagaimana siswa menunjukkan apa yang dipelajari (misalnya, membuat laporan, presentasi). Lingkungan belajar (D) berkaitan dengan pengaturan fisik atau iklim kelas.
Topik 3: Menerapkan Pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL)¶
Apa Itu TaRL?
Teaching at The Right Level (TaRL), atau Mengajar Sesuai Tingkat Kemampuan, adalah pendekatan yang berfokus pada memastikan bahwa pengajaran disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa saat ini, bukan semata-mata berdasarkan usia atau tingkatan kelas mereka. Pendekatan ini sangat relevan di kelas-kelas dengan rentang kemampuan siswa yang lebar.
Filosofi TaRL adalah “bertemu siswa di mana mereka berada”. Artinya, sebelum mengajarkan materi baru, guru perlu memastikan siswa sudah memiliki dasar yang kuat pada konsep-konsep prasyarat. Jika ada siswa yang tertinggal, guru harus memberikan intervensi atau pengajaran yang ditargetkan untuk membantu mereka mencapai tingkat yang seharusnya.
Langkah kunci dalam TaRL biasanya meliputi:
1. Asesmen Awal: Melakukan asesmen cepat untuk mengetahui tingkat kemampuan aktual siswa, terutama dalam keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung.
2. Pengelompokan: Mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat kemampuan mereka berdasarkan hasil asesmen, bukan berdasarkan kelas formal.
3. Pengajaran Tertarget: Menyampaikan materi atau aktivitas yang tepat untuk tingkat kemampuan setiap kelompok.
4. Asesmen Berkelanjutan: Terus memantau kemajuan siswa dan menyesuaikan pengelompokan serta pengajaran seiring berjalannya waktu.
TaRL efektif untuk memastikan tidak ada siswa yang tertinggal karena materi yang diajarkan terlalu sulit dari kemampuan dasarnya, atau tidak ada siswa yang bosan karena materi terlalu mudah.
Contoh Skenario TaRL:
Seorang guru kelas 4 SD menyadari bahwa beberapa siswanya masih kesulitan membaca paragraf sederhana, sementara yang lain sudah bisa memahami teks cerita yang lebih kompleks. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, guru memutuskan menerapkan TaRL.
- Asesmen Awal: Guru memberikan teks singkat kepada setiap siswa dan meminta mereka membacanya serta menjawab beberapa pertanyaan pemahaman. Dari hasil ini, guru mengidentifikasi kelompok siswa yang masih di tahap pengenalan huruf/kata, kelompok yang sudah bisa membaca lancar tapi pemahaman terbatas, dan kelompok yang sudah bisa membaca lancar dan memahami isi teks dengan baik.
- Pengelompokan: Siswa dikelompokkan menjadi 3 berdasarkan hasil asesmen tersebut.
- Pengajaran Tertarget:
- Kelompok pertama (pengenalan): Guru fokus pada pengenalan bunyi huruf, suku kata, dan kata-kata sederhana menggunakan kartu kata dan permainan fonik.
- Kelompok kedua (pemahaman terbatas): Guru memberikan teks bacaan yang tingkat kesulitannya sesuai, melatih membaca dengan intonasi, dan mengajarkan strategi menemukan ide pokok atau informasi spesifik dalam teks.
- Kelompok ketiga (paham kompleks): Guru memberikan teks cerita yang lebih panjang, mendorong diskusi tentang alur cerita dan karakter, serta meminta mereka menulis ringkasan atau opini tentang cerita tersebut.
- Asesmen Berkelanjutan: Guru terus memantau perkembangan setiap siswa melalui membaca nyaring dan diskusi singkat, lalu mengubah pengelompokan jika ada siswa yang sudah meningkat kemampuannya.
Contoh Soal (Simulasi):
Dalam sebuah kelas, guru menemukan bahwa sebagian siswa belum menguasai operasi dasar perkalian, meskipun kurikulum kelas tersebut seharusnya sudah mempelajari pembagian. Untuk mengatasi ini, guru mengelompokkan siswa yang masih lemah perkalian dan memberikan latihan intensif serta visualisasi konsep perkalian, sementara siswa lain melanjutkan materi sesuai kurikulum. Tindakan guru ini merupakan penerapan dari pendekatan…
A. Pembelajaran Kooperatif
B. Understanding by Design
C. Teaching at The Right Level
D. Pembelajaran Berbasis Proyek
Penjelasan: Jawaban yang paling tepat adalah C. Guru menerapkan Teaching at The Right Level (TaRL) dengan menyesuaikan pengajaran (fokus pada perkalian) dengan tingkat kemampuan aktual siswa yang belum menguasai dasar (perkalian), meskipun kurikulum kelas seharusnya sudah lebih maju (pembagian). Guru “bertemu siswa di mana mereka berada” dalam hal kemampuan matematika. Pilihan A (Kooperatif) adalah metode kerja kelompok. Pilihan B (UBD) adalah kerangka perancangan kurikulum. Pilihan D (Berbasis Proyek) adalah metode pembelajaran yang melibatkan proyek.
Topik 4: Menerapkan Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT)¶
Apa Itu CRT?
Culturally Responsive Teaching (CRT) atau Pengajaran yang Responsif Budaya adalah pendekatan pedagogi yang menggunakan latar belakang, pengetahuan sebelumnya, pengalaman, dan kerangka acuan budaya siswa sebagai cara untuk membuat pembelajaran lebih relevan dan efektif bagi mereka. Ini bukan sekadar mengakui keberagaman, tapi secara aktif menggunakannya sebagai sumber daya dalam proses pembelajaran.
Prinsip utama CRT adalah bahwa budaya siswa harus dilihat sebagai aset, bukan hambatan. Guru yang menerapkan CRT berusaha untuk:
1. Mempelajari dan memahami latar belakang budaya, bahasa, dan pengalaman hidup siswa.
2. Menghubungkan materi pelajaran dengan realitas dan pengalaman budaya siswa.
3. Mengembangkan sikap positif terhadap keberagaman budaya di kelas.
4. Menggunakan gaya komunikasi dan interaksi yang sesuai dengan norma budaya siswa (jika memungkinkan, dalam batas-batas profesional).
5. Memberdayakan siswa dengan membangun kepercayaan diri mereka berdasarkan identitas budaya mereka.
CRT membantu menjembatani kesenjangan antara budaya rumah dan budaya sekolah, mengurangi prasangka, dan meningkatkan motivasi serta keterlibatan siswa dalam belajar.
Contoh Skenario CRT:
Seorang guru Bahasa Indonesia di sebuah daerah dengan beragam etnis dan bahasa lokal ingin mengajar tentang pantun.
- Memahami Budaya Siswa: Guru mencari tahu bentuk-bentuk sastra lisan atau permainan kata yang populer di kalangan siswa dari berbagai latar belakang etnis di kelas. Guru mungkin juga belajar beberapa frasa sapaan dalam bahasa lokal siswa.
- Menghubungkan dengan Materi: Alih-alih hanya menggunakan contoh pantun dari buku teks standar, guru meminta siswa membawa contoh pantun atau bentuk sastra lisan sejenis dari daerah asal mereka (jika ada). Guru membahas bagaimana pantun dan bentuk lisan lainnya merefleksikan nilai-nilai atau kehidupan masyarakat penciptanya.
- Menggunakan Budaya sebagai Sumber: Siswa diberi tugas untuk membuat pantun atau karya lisan serupa yang temanya terkait dengan pengalaman mereka sehari-hari atau nilai-nilai keluarga/komunitas mereka. Guru bisa mengundang tokoh masyarakat atau orang tua untuk berbagi tentang tradisi sastra lisan di daerah mereka.
- Sikap Positif: Guru secara eksplisit memuji kekayaan budaya yang dibawa oleh setiap siswa ke dalam kelas dan menciptakan lingkungan di mana semua siswa merasa dihargai atas latar belakang mereka.
Contoh Soal (Simulasi):
Seorang guru IPS sedang mengajarkan materi tentang sistem ekonomi. Untuk membuat materi ini relevan bagi siswanya yang sebagian besar berasal dari keluarga petani, guru menggunakan contoh-contoh praktik ekonomi tradisional yang masih dilakukan di desa mereka, mendiskusikan sistem barter yang mungkin masih ada, dan menganalisis tantangan ekonomi yang dihadapi petani lokal. Pendekatan yang digunakan guru ini paling sesuai dengan prinsip…
A. Teaching at The Right Level
B. Project-Based Learning
C. Differentiated Instruction
D. Culturally Responsive Teaching
Penjelasan: Jawaban yang paling tepat adalah D. Guru menerapkan Culturally Responsive Teaching (CRT) dengan secara aktif menghubungkan materi pelajaran (sistem ekonomi) dengan latar belakang budaya dan pengalaman hidup siswa (keluarga petani, praktik ekonomi desa) untuk membuat pembelajaran lebih relevan dan bermakna bagi mereka. Pilihan A (TaRL) fokus pada penyesuaian tingkat kesulitan materi. Pilihan B (Project-Based Learning) adalah metode pembelajaran berbasis proyek. Pilihan C (Differentiated Instruction) fokus pada penyesuaian konten, proses, atau produk berdasarkan kebutuhan belajar individu.
Ringkasan Singkat Keempat Topik¶
Supaya lebih mudah diingat, ini tabel singkat yang merangkum keempat topik penting di Modul 1 PPA Umum 2:
Topik | Fokus Utama | Contoh Penerapan di Kelas |
---|---|---|
Understanding by Design (UBD) | Mulai perencanaan dari tujuan akhir (pemahaman & kemampuan transfer) | Merancang penilaian otentik sebelum membuat aktivitas belajar. |
Pembelajaran Berdiferensiasi | Menyesuaikan pembelajaran (konten, proses, produk) dengan kebutuhan siswa | Menyediakan pilihan sumber materi, metode kerja kelompok, atau cara menunjukkan pemahaman. |
Teaching at The Right Level (TaRL) | Menyesuaikan pengajaran dengan tingkat kemampuan aktual siswa | Mengelompokkan siswa berdasarkan hasil asesmen awal dan memberikan pengajaran yang ditargetkan. |
Culturally Responsive Teaching (CRT) | Menggunakan latar belakang budaya siswa sebagai aset dalam pembelajaran | Menghubungkan materi dengan pengalaman budaya siswa, menggunakan contoh lokal, menghargai keberagaman. |
Sumber Belajar Tambahan¶
Untuk memperdalam pemahamanmu tentang topik-topik ini, kamu bisa cari berbagai sumber online. YouTube juga punya banyak video yang menjelaskan konsep-konsep ini dalam konteks pendidikan di Indonesia. Misalnya:
- Video Penjelasan UBD: Link Video Penjelasan UBD (Contoh: Cari di YouTube “Understanding by Design Pendidikan Indonesia”)
- Video Penjelasan Pembelajaran Berdiferensiasi: Link Video Penjelasan Pembelajaran Berdiferensiasi (Contoh: Cari di YouTube “Pembelajaran Berdiferensiasi Guru”)
- Video Penjelasan TaRL: Link Video Penjelasan TaRL (Contoh: Cari di YouTube “Teaching at the Right Level Indonesia”)
- Video Penjelasan CRT: Link Video Penjelasan CRT (Contoh: Cari di YouTube “Culturally Responsive Teaching Pendidikan”)
Disclaimer: Link di atas adalah contoh format, silakan cari video yang paling relevan dan berkualitas saat ini di YouTube.
Memahami konsep-konsep ini secara mendalam akan sangat membantu kamu dalam menjawab soal Post Test. Fokuslah pada mengapa sebuah pendekatan itu penting dan bagaimana cara menerapkannya dalam skenario kelas.
Semoga “bocoran” berupa pembahasan topik dan contoh soal (simulasi) ini bisa memberikan gambaran yang jelas dan meningkatkan kepercayaan diri kamu dalam menghadapi Post Test PPA Umum 2 Modul 1 PPG Guru Tertentu 2025. Ingat, tujuan utamanya adalah pemahaman, karena pemahaman itu yang akan bertahan dan berguna di dunia nyata sebagai guru profesional.
Gimana, sudah makin tercerahkan tentang Modul 1 PPA Umum 2? Ada pertanyaan atau hal lain yang mau didiskusikan soal topik-topik ini atau soal Post Test PPG? Yuk, jangan ragu tulis di kolom komentar di bawah! Semangat belajar dan semoga sukses!
Posting Komentar