Doa Akhir & Awal Tahun Baru Islam: Bacaan Lengkap + Artinya!
Enggak kerasa, kita sebentar lagi bakal menyambut awal bulan Muharam, nih. Momen penting ini pastinya identik banget dengan peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam, atau sering juga disebut Tahun Baru Hijriah. Buat kalender Masehi, tahun ini 1 Muharam 1447 H bakal jatuh pada tanggal 27 Juni 2025.
Menyambut pergantian tahun dalam Islam itu ada amalan khusus yang dianjurkan, salah satunya membaca doa. Ada doa khusus yang dibaca saat akhir tahun, dan ada juga doa yang dibaca saat awal tahun baru. Doa-doa ini jadi semacam refleksi dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Nah, buat kamu yang mau mengamalkan, berikut ini bacaan lengkap doa akhir tahun dan awal Tahun Baru Islam, lengkap dengan artinya!
Waktu Mustajab untuk Berdoa¶
Penting nih buat tahu kapan waktu yang pas untuk membaca kedua doa ini. Mengutip dari sumber terpercaya seperti NU Online, doa akhir tahun dibaca di sore hari sebelum Magrib pada hari terakhir bulan Zulhijah (tanggal 29 atau 30). Ini menandakan momen perpisahan dengan tahun yang akan berakhir.
Setelah Magrib, saat tanggal sudah berganti menjadi 1 Muharam, barulah dibaca doa awal tahun. Perhitungan hari dalam kalender Hijriah memang dimulai sejak Matahari terbenam. Kedua doa ini dianjurkan dibaca sebanyak tiga kali sebagai wujud kesungguhan dalam memohon kepada Allah SWT. Dengan membaca doa ini, kita berharap mendapat limpahan anugerah, rahmat, dan kemurahan dari Allah Subhanahu wa ta’ala di sepanjang tahun yang akan datang.
Doa ini bukan cuma sekadar bacaan lisan, tapi juga momentum introspeksi diri. Kita diajak merenungi apa saja yang sudah kita lakukan di tahun lalu dan apa yang ingin kita capai di tahun yang baru. Memohon ampunan atas dosa-dosa yang lalu dan memohon kekuatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.
Doa Akhir Tahun Hijriah¶
Doa akhir tahun dibaca saat senja terakhir bulan Zulhijah. Doa ini berisi permohonan ampunan atas segala dosa dan kesalahan yang dilakukan selama setahun terakhir, serta harapan agar amal baik yang telah dilakukan diterima oleh Allah SWT. Ini adalah saatnya membersihkan diri sebelum melangkah ke lembaran baru.
Membaca doa ini seperti sebuah pertanggungjawaban spiritual atas catatan amal selama setahun. Kita menyadari bahwa sebagai manusia biasa, kita pasti tidak luput dari khilaf dan dosa. Oleh karena itu, memohon ampunan adalah langkah awal yang paling penting.
Berikut adalah bacaan doanya:
اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْهَا عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْأَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihi sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.
Artinya:
“Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang, sementara aku belum sempat bertobat. (Aku juga memohon ampun atas) perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu, sementara Kau mampu menyiksaku. Dan (aku memohon ampun atas) perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat, sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu.”
“Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa dari rahmat dan karunia-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”
Doa ini mengajarkan kita untuk bersikap rendah hati di hadapan Sang Pencipta. Kita mengakui kelemahan diri, mengakui dosa-dosa yang diperbuat, dan memohon ampunan dengan penuh harap. Pada saat yang sama, kita juga menyampaikan amal baik yang telah dilakukan, sekecil apapun itu, dan memohon agar Allah berkenan menerimanya. Ini menunjukkan keseimbangan antara rasa takut akan azab dan harapan akan rahmat Allah.
Setelah membaca doa ini, hati terasa lebih ringan, seolah beban setahun terangkat. Kita siap menyambut tahun baru dengan jiwa yang lebih bersih dan tekad yang lebih kuat untuk menjauhi larangan-Nya dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Doa Awal Tahun Hijriah¶
Setelah Magrib, saat malam 1 Muharam tiba, tibalah waktunya membaca doa awal tahun. Doa ini dipanjatkan sebagai permohonan kepada Allah SWT agar di tahun yang baru kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya, dijauhkan dari godaan setan, dan diberi kekuatan untuk melakukan kebaikan yang mendekatkan diri kepada-Nya.
Ini adalah momen untuk menetapkan niat dan harapan untuk 354 hari ke depan. Kita memohon perlindungan agar langkah-langkah kita di tahun baru ini senantiasa terarah pada hal-hal yang diridhai Allah. Kita sadar bahwa godaan datang dari berbagai arah, baik dari luar maupun dari dalam diri sendiri (nafsu).
Doa ini menjadi benteng spiritual kita dalam menghadapi tantangan di tahun yang baru. Memohon kepada Allah yang Maha Abadi, Maha Mulia, dan Maha Pemberi Karunia adalah cara terbaik untuk memulai perjalanan spiritual di tahun yang baru.
Berikut adalah bacaan doanya:
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَالِاشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’i, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.
Artinya:
“Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim (Maha Terdahulu), dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan.”
“Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”
Doa ini sarat makna akan tawakal (berserah diri) dan permohonan pertolongan. Kita mengakui keagungan Allah sebagai Dzat yang Maha Awal dan Maha Akhir, sumber segala kebaikan. Kemudian, kita memohon perlindungan dari dua sumber kejahatan utama: setan dan hawa nafsu yang buruk. Permohonan untuk disibukkan dengan amalan yang mendekatkan diri kepada Allah adalah inti dari harapan di tahun yang baru. Ini menunjukkan keinginan kuat untuk mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat dan bernilai ibadah.
Membaca doa ini di awal tahun memberikan motivasi dan arahan spiritual. Kita memulai tahun dengan niat yang lurus, memohon bimbingan agar setiap langkah dan keputusan yang diambil senantiasa dalam keridhaan-Nya. Ini adalah pondasi penting untuk menjalani tahun yang penuh harapan dan tantangan.
Pentingnya Muharam dalam Islam¶
Bulan Muharam itu bukan sekadar bulan pertama dalam penanggalan Hijriah, tapi punya kedudukan yang istimewa dalam Islam. Bulan ini termasuk dalam Asyhurul Hurum atau bulan-bulan haram (suci), di mana amal kebaikan sangat dianjurkan dan dosa sangat dibenci. Ini adalah awal yang baik untuk meningkatkan ketakwaan.
Nama “Muharam” sendiri berasal dari kata haram yang berarti “dilarang”. Pada masa jahiliah pun, bulan ini sudah dimuliakan dengan larangan berperang. Dalam Islam, kemuliaan Muharam ditegaskan kembali.
Salah satu peristiwa paling penting yang terjadi di bulan Muharam adalah peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa inilah yang kemudian dijadikan titik awal perhitungan kalender Islam oleh Khalifah Umar bin Khattab. Hijrah bukan hanya perpindahan fisik, tapi juga simbol perpindahan dari kegelapan menuju cahaya, dari keburukan menuju kebaikan.
Oleh karena itu, Tahun Baru Islam di bulan Muharam sering dimaknai sebagai momen untuk “berhijrah” secara spiritual. Meninggalkan kebiasaan buruk dan memulai lembaran baru dengan amal kebaikan. Momen ini juga mengingatkan kita akan pentingnya pengorbanan dan perjuangan dalam menegakkan kebenaran.
Selain itu, ada amalan sunah yang sangat dianjurkan di bulan Muharam, terutama puasa Tasu’a (9 Muharam) dan Asyura (10 Muharam). Puasa di hari Asyura bahkan disebutkan dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Ini menunjukkan betapa besarnya keutamaan bulan Muharam.
Jadi, menyambut Tahun Baru Islam bukan cuma soal seremoni pergantian tahun, tapi lebih dalam lagi, yaitu momen refleksi, introspeksi, dan perbaikan diri. Membaca doa akhir dan awal tahun adalah salah satu cara untuk meraih keberkahan di momen istimewa ini.
Nama-nama Bulan dalam Kalender Hijriah¶
Buat kamu yang mungkin belum hapal atau mau mengingat kembali, ini dia daftar lengkap 12 nama bulan dalam penanggalan Hijriah:
- Muharam
- Safar
- Rabiul awal
- Rabiul akhir
- Jumadil awal
- Jumadil akhir
- Rajab
- Sya’ban
- Ramadan
- Syawal
- Zulkaidah
- Zulhijah
Setiap bulan punya kisah dan keistimewaan tersendiri dalam sejarah dan ajaran Islam. Misalnya, Ramadan identik dengan puasa, Zulhijah identik dengan ibadah haji dan kurban, sedangkan Rajab dan Zulkaidah termasuk dalam bulan-bulan haram bersama Muharam dan Zulhijah. Mempelajari kalender Hijriah membantu kita memahami waktu-waktu penting dalam ibadah dan sejarah Islam.
Memahami siklus bulan-bulan ini juga membantu umat Islam dalam merencanakan ibadah tahunan mereka, seperti puasa Ramadan, ibadah haji, dan perayaan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Kalender ini menjadi panduan hidup spiritual bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Merayakan Tahun Baru dengan Makna¶
Merayakan Tahun Baru Islam itu bukan seperti perayaan tahun baru Masehi yang identik dengan pesta kembang api atau tiup terompet, ya. Makna perayaan Tahun Baru Islam lebih pada perenungan, ibadah, dan peningkatan diri.
Selain membaca doa akhir dan awal tahun, kita bisa mengisi momen pergantian tahun dengan amalan-amalan baik lainnya. Misalnya, memperbanyak zikir, membaca Al-Qur’an, bersedekah, atau sekadar berkumpul dengan keluarga sambil berbagi ilmu agama. Ini adalah cara kita mengisi momen spesial ini dengan kebaikan dan keberkahan.
Muharam juga menjadi pengingat akan sejarah panjang perjuangan umat Islam. Peristiwa Hijrah mengajarkan pentingnya keteguhan hati, pengorbanan, dan percaya pada pertolongan Allah. Semangat inilah yang seharusnya kita bawa dalam menjalani tahun yang baru.
Jangan lupa juga untuk intropeksi diri atau muhasabah. Evaluasi apa saja yang sudah kita lakukan setahun terakhir. Apa saja pencapaian kita (baik duniawi maupun ukhrawi)? Apa saja kesalahan dan dosa yang diperbuat? Dari situ, kita bisa menyusun resolusi atau target-target kebaikan untuk tahun yang baru. Misalnya, target khatam Al-Qur’an berapa kali, target sedekah rutin, target salat Dhuha setiap hari, dan lain sebagainya.
Menetapkan target spiritual di awal tahun sangat membantu kita untuk tetap fokus dan termotivasi dalam beribadah dan berbuat baik. Resolusi ini harus realistis namun menantang, agar kita terus terdorong untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Video Terkait: Make a Wish di Awal Tahun Hijriah?¶
Pembahasan soal doa di awal tahun seringkali dikaitkan dengan tradisi ‘make a wish’ atau membuat permohonan. Dalam konteks Islam, permohonan ini tentu saja ditujukan kepada Allah SWT dalam bentuk doa. Bolehkah ‘make a wish’ atau berdoa untuk harapan-harapan duniawi di awal tahun Hijriah?
Tentu saja boleh, bahkan sangat dianjurkan untuk memohon segala kebaikan, baik urusan dunia maupun akhirat, kepada Allah. Doa adalah senjata orang mukmin. Memanfaatkan momen-momen mustajab, seperti pergantian tahun Hijriah ini, untuk memanjatkan doa atas segala harapan adalah perbuatan yang baik.
Yang penting adalah bagaimana cara kita memohon dan apa yang kita mohonkan. Mohonlah dengan adab berdoa yang baik, dan mohonlah hal-hal yang baik, yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan umat. Hindari permohonan yang bertentangan dengan ajaran agama.
Berikut adalah video yang mungkin bisa memberikan pencerahan lebih lanjut mengenai hal ini:
[Sisipkan deskripsi atau tautan video YouTube jika ada dari sumber asli]
Tonton juga “Bolehkah Make a Wish di Awal Tahun Hijriah? Berikut Penjelasannya” di sini:
Sayangnya, sebagai model teks, saya tidak bisa menyisipkan video langsung. Namun, kamu bisa mencari video dengan judul tersebut di platform YouTube untuk mendapatkan penjelasan yang lebih detail dari para ustaz atau ahli agama. Video ini akan sangat membantu menjawab pertanyaan seputar boleh tidaknya berharap atau membuat permohonan di momen awal Tahun Baru Islam.
Intinya, berdoa dan berharap itu bukan cuma boleh, tapi sangat dianjurkan dalam Islam. Pergantian tahun Hijriah adalah salah satu momen baik untuk melakukannya.
Nah, itu dia panduan lengkap mengenai doa akhir dan awal Tahun Baru Islam, serta sedikit konteks tentang pentingnya bulan Muharam. Semoga kita semua bisa memanfaatkan momen pergantian tahun ini untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT.
Bagaimana pendapatmu tentang doa-doa ini? Atau ada amalan lain yang biasa kamu lakukan saat menyambut Tahun Baru Islam? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar!
Posting Komentar