Koperasi Syariah Keren! Wamenkop Bilang Cocok Jadi Inspirasi Buat KDMP
Wih, ada kabar bagus nih dari dunia perkoperasian di Indonesia! Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono lagi punya pandangan keren soal gimana masa depan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP). Beliau melihat Koperasi Syariah yang udah eksis dan punya pengalaman banyak banget itu pas banget buat jadi semacam “mentor” atau inspirasi buat KDMP yang baru mau mulai beroperasi.
Menurut Wamenkop Ferry, Koperasi Syariah ini punya modal gede. Mereka udah punya berbagai jenis usaha yang berjalan, mulai dari yang kelihatan banget kayak usaha di sektor riil (misalnya unit usaha perdagangan, pertanian, atau produksi lokal) sampai yang urusan duit-duitan tapi pake prinsip syariah (sektor pembiayaan syariah). Nah, pengalaman komplit ini yang bikin Koperasi Syariah dinilai cocok banget buat jadi panutan bagi KDMP.
Konsep “Kakak Asuh” dari Koperasi Syariah¶
Wamenkop Ferry punya harapan besar nih. Beliau bilang, “Saya ingin koperasi syariah untuk menjadi kakak asuh bagi KDMP.” Konsep “kakak asuh” ini simpel tapi dampaknya besar. Bayangin, yang udah berpengalaman dan mapan dalam ngelola koperasi, terus ngebimbing yang baru merintis.
Tujuannya jelas, biar KDMP ini bener-bener siap pas nanti resmi diluncurkan dan beroperasi serentak di seluruh Indonesia pada bulan Oktober mendatang. Nggak kagok lagi deh! Koperasi syariah bisa ngasih ilmu, nge-share trik, dan ngasih semangat ke para pengurus dan anggota KDMP.
Membagi Ilmu, Termasuk Prinsip Syariah¶
Wamenkop Ferry menekankan pentingnya Koperasi Syariah buat bagi-bagi ilmu. Ilmu yang dibagi nggak cuma soal gimana menjalankan kegiatan koperasi secara umum, tapi juga gimana cara ngatur unit usaha koperasi yang berbasis syariah. Ini penting banget nih!
Kenapa berbasis syariah? Karena prinsip-prinsip syariah itu kan bagus banget buat ngebangun usaha yang adil, transparan, dan bebas dari riba serta hal-hal yang dilarang agama. Kalau KDMP bisa mengadopsi prinsip ini, harapannya mereka bisa membawa kebaikan yang lebih banyak lagi buat anggotanya dan masyarakat di desa atau kelurahan masing-masing.
Dorongan Kolaborasi di Jawa Timur¶
Diskusi panel bareng Forum Koperasi Syariah (FKS) Jawa Timur yang digagas sama Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Baitul Maal wat Tamwil Usaha Gabungan Terpadu (KSPPS BMT UGT) Sidogiri di Pasuruan jadi momentum pas buat ngomongin ide ini. Di acara itu, Wamenkop Ferry langsung dorong koperasi-koperasi syariah yang tergabung di FKS Jawa Timur buat segera ngehubungin KDMP di seluruh Jawa Timur.
Komunikasi awal ini penting buat ngejajaki kemungkinan kolaborasi. Salah satu output yang diharapkan banget adalah pembentukan pelatihan bersama antara koperasi syariah dan KDMP. Lewat pelatihan ini, mereka bisa bersinergi dan meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Wamenkop Ferry secara khusus minta kerja sama berupa pelatihan di Jawa Timur, terutama di Kabupaten Pasuruan, buat segera direalisasikan. Targetnya, pelatihan ini udah harus jalan dan kelar sebelum bulan Oktober nanti. Ini nunjukin kalau pemerintah serius banget dan pengen KDMP bener-bener siap pas launching.
KDMP dan Potensi Penerapan Syariah¶
Ada poin menarik lainnya. Wamenkop Ferry menegaskan, meskipun dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan KDMP itu nggak secara eksplisit dijelasin soal peranan syariah Islam dalam kegiatan perkoperasian, beliau tetap menilai bahwa kerja sama antara koperasi syariah dan KDMP ini bisa banget bikin pelaksanaan koperasi nanti jalan sesuai syariah Islam.
Ini bukan paksaan ya, tapi lebih ke pilihan dan potensi. Kalau ada daerah atau KDMP yang emang pengen menerapkan prinsip syariah, mereka bisa belajar langsung dari Koperasi Syariah yang udah pengalaman. Contoh nyata nih, Pemerintah Provinsi Aceh udah menyatakan kalau rencana pelaksanaan KDMP di wilayah mereka bakal menerapkan hukum-hukum dan syariah Islam dalam kegiatan perkoperasian. Ini membuktikan bahwa model koperasi berbasis syariah itu bisa diterapkan di tingkat desa/kelurahan.
Fleksibilitas KDMP: Peluang untuk Syariah¶
Wamenkop Ferry juga menuturkan kalau KDMP ini didesain biar fleksibel dalam pelaksanaannya nanti. Artinya, kegiatan perkoperasiannya bisa disesuaikan sama keperluan dan kepentingan koperasi serta masyarakat di masing-masing wilayah. Kita tahu kan, potensi dan karakteristik setiap desa atau kelurahan itu beda-beda. Ada yang unggul di pertanian, ada yang di perikanan, ada yang di sektor pariwisata atau kerajinan.
Fleksibilitas ini jadi peluang besar buat KDMP di wilayah yang masyarakatnya mayoritas muslim dan pengen menjalankan ekonomi sesuai syariah. Mereka bisa mengadopsi model-model bisnis dan manajemen keuangan dari Koperasi Syariah yang udah terbukti berhasil dan berkah. Koperasi Syariah bisa kasih insight gimana cara bikin unit usaha di sektor riil atau produk pembiayaan yang pas dengan kondisi lokal tapi tetap syar’i.
Target Pembentukan dan Fokus Pelatihan SDM¶
Update terbaru soal progress KDMP nih! Wamenkop Ferry menambahkan, saat ini target pembentukan 80 ribu KDMP di seluruh Indonesia itu udah tercapai lho, setidaknya sampai tahap pembentukan pengurus di masing-masing desa atau kelurahan. Keren banget kan, target kuantitasnya udah aman!
Sekarang, fokusnya pindah ke penyiapan kualitas. Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pembentukan KDMP lagi gaspol dalam melaksanakan pelatihan-pelatihan buat sumber daya manusia (SDM) yang terlibat di KDMP. Ini termasuk para pengurus, pekerja, dan tim manajerial di tiap unit usaha koperasi yang bakal dibentuk.
Pelatihan ini penting banget buat mematangkan kesiapan program KDMP secara keseluruhan. SDM yang terlatih akan bisa mengelola koperasi dengan lebih baik, lebih profesional, dan lebih efektif dalam mencapai tujuan kesejahteraan anggota dan masyarakat.
Apa Saja yang Bisa Dipelajari dari Koperasi Syariah?¶
Nah, kalau bicara soal bagi-bagi ilmu dan pelatihan, apa aja sih yang bisa dipelajari KDMP dari Koperasi Syariah yang udah senior? Banyak!
1. Manajemen Keuangan Syariah¶
Ini kunci utama. Koperasi Syariah punya pengalaman dalam mengelola simpanan dan pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip syariah, kayak bagi hasil (mudharabah, musyarakah), jual beli dengan keuntungan (murabahah), atau sewa (ijarah). Mereka bisa ngajarin KDMP gimana cara menghindari riba, gimana cara pembagian keuntungan yang adil, dan gimana bikin laporan keuangan yang transparan sesuai kaidah syariah.
2. Pengelolaan Unit Usaha Sektor Riil¶
Banyak Koperasi Syariah sukses di sektor riil. Misalnya, punya minimarket, mengelola pertanian anggotanya, atau mengembangkan produk kerajinan lokal. Mereka bisa share tips gimana cara identifikasi potensi usaha di desa, gimana cara ngelola stok, gimana pemasaran produk, dan gimana ngebangun jaringan. Pengalaman ini berharga banget buat KDMP yang mau bikin unit usaha di desanya.
3. Tata Kelola Organisasi yang Efektif¶
Koperasi yang sehat itu butuh tata kelola yang baik. Koperasi Syariah yang udah berjalan lama pasti punya sistem manajemen yang mapan, struktur organisasi yang jelas, dan mekanisme pengambilan keputusan yang demokratis dan sesuai prinsip koperasi. Mereka bisa ngajarin pengurus KDMP gimana cara ngatur rapat anggota, gimana ngejalanin pengawasan, dan gimana ngebangun tim kerja yang solid.
4. Pengembangan Anggota dan Masyarakat¶
Filosofi koperasi itu kan dari anggota, oleh anggota, untuk anggota. Koperasi Syariah biasanya aktif banget dalam memberdayakan anggotanya, nggak cuma soal ekonomi, tapi juga pendidikan dan sosial. Mereka bisa inspirasi KDMP gimana cara bikin program pelatihan buat anggota, gimana cara numbuhin partisipasi anggota, dan gimana koperasi bisa berkontribusi buat kesejahteraan masyarakat di luar anggotanya juga.
Ilustrasi Proses “Kakak Asuh”¶
Biar kebayang nih gimana proses “kakak asuh” ini berjalan, kita bisa gambarkan alurnya begini:
mermaid
graph LR
A[Koperasi Syariah Berpengalaman] --> B{Memberi Mentoring & Pelatihan Intensif};
B --> C[Pengurus & Anggota KDMP];
C --> D{Kelola KDMP Lokal di Desa/Kelurahan};
D --> E[Unit Usaha Berjalan Produktif & Berkah];
E --> F[Kesejahteraan Anggota & Masyarakat Meningkat];
B --> G[Transfer Ilmu Prinsip Ekonomi Syariah];
G --> C;
A --> H[Contoh Kasus Sukses & Solusi Tantangan];
H --> C;
Penjelasan Diagram:
- Koperasi Syariah Berpengalaman: Ini adalah “kakak asuh” yang punya segudang ilmu dan pengalaman.
- Memberi Mentoring & Pelatihan Intensif: Mereka nggak pelit ilmu, ngasih pelatihan praktis dan pendampingan.
- Transfer Ilmu Prinsip Ekonomi Syariah: Selain manajemen umum, prinsip syariah jadi highlight utama yang di-share.
- Contoh Kasus Sukses & Solusi Tantangan: Koperasi Syariah bisa bagi pengalaman langsung, termasuk cerita gimana ngadepin masalah dan gimana nyelesaiinnya.
- Pengurus & Anggota KDMP: Ini adalah “adik asuh” yang haus ilmu dan semangat buat ngebangun koperasi di tempat mereka.
- Kelola KDMP Lokal di Desa/Kelurahan: Setelah dapet ilmu, pengurus dan anggota KDMP langsung praktik ngelola koperasi di wilayahnya sendiri.
- Unit Usaha Berjalan Produktif & Berkah: Hasilnya, unit usaha KDMP bisa jalan, ngasih keuntungan, dan sesuai prinsip berkah.
- Kesejahteraan Anggota & Masyarakat Meningkat: Ujung-ujungnya, impact positif terasa langsung buat ningkatin taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di desa atau kelurahan tersebut.
Potensi Dampak Jangka Panjang¶
Kalau program “kakak asuh” antara Koperasi Syariah dan KDMP ini jalan mulus dan efektif di seluruh Indonesia, dampaknya bisa luar biasa.
Pertama, ekonomi di tingkat desa/kelurahan bisa terangkat signifikan. Koperasi yang kuat di level ini bisa jadi penggerak utama ekonomi lokal, nyiptain lapangan kerja, nambahin pendapatan masyarakat, dan bikin sirkulasi uang berputar di daerah sendiri.
Kedua, pemahaman masyarakat soal ekonomi syariah bisa meningkat. Dengan adanya KDMP yang menerapkan prinsip syariah, masyarakat jadi lebih familiar dan percaya sama praktik ekonomi yang adil dan sesuai nilai-nilai agama. Ini bisa dorong perkembangan ekonomi syariah secara lebih luas di Indonesia.
Ketiga, jaringan antar-koperasi jadi makin kuat. Koperasi Syariah dapat mitra baru, KDMP dapat mentor terpercaya. Ini bisa melahirkan kolaborasi-kolaborasi lain yang lebih besar di masa depan, misalnya dalam hal pengadaan barang, pemasaran produk, atau pengembangan skala usaha.
Keempat, ini sejalan sama semangat gotong royong dan kebersamaan yang jadi ciri khas Indonesia. Koperasi adalah wujud nyata gotong royong di bidang ekonomi. Dengan adanya “kakak asuh” dan “adik asuh”, semangat ini makin kental terasa.
Penutup¶
Jadi, ide Wamenkop Ferry buat ngejodohin Koperasi Syariah yang udah jago sama KDMP yang masih baru ini patut diacungi jempol. Ini langkah strategis buat memastikan program KDMP bisa jalan optimal, bermanfaat maksimal buat masyarakat, dan bahkan bisa mengadopsi prinsip-prinsip ekonomi syariah yang membawa berkah.
Semoga proses pelatihan dan pendampingan ini berjalan lancar ya, terutama menjelang launching serentak KDMP di bulan Oktober nanti. Keberhasilan KDMP nanti nggak lepas dari peran Koperasi Syariah sebagai “kakak asuh” yang ikhlas berbagi ilmu dan pengalaman.
Gimana menurut kalian soal ide “kakak asuh” ini? Punya pengalaman di koperasi atau KDMP? Share yuk di kolom komentar!
Posting Komentar