Lagi Banyak Musibah? Yuk, Amalkan Doa Qunut Nazilah Biar Selamat!

Daftar Isi

Lagi Banyak Musibah? Yuk, Amalkan Doa Qunut Nazilah Biar Selamat!

Situasi di berbagai belahan dunia, khususnya di kawasan Timur Tengah, memang sedang memprihatinkan. Konflik yang terus berlanjut dan aksi kemanusiaan yang memilukan di Palestina membuat hati banyak orang tergerak. Melihat kondisi ini, Dewan Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DPP-DMI) mengeluarkan imbauan penting untuk seluruh umat Islam di Indonesia. Imbauan ini bertujuan agar kita semua bisa ikut berperan, salah satunya melalui kekuatan doa.

Melalui surat edaran yang ditandatangani oleh Ketua Umum DMI Jusuf Kalla dan Sekjen Rahmat Hidayat, DMI mengajak pengurus masjid/mushalla dan seluruh umat Islam untuk mengamalkan Qunut Nazilah. Ajakan ini spesifik ditujukan untuk mendoakan keselamatan dan kemerdekaan Palestina, serta perlindungan bagi seluruh umat Islam di mana pun berada. Ini adalah bentuk solidaritas spiritual kita terhadap saudara-saudara kita yang sedang ditimpa musibah besar.

Situasi di Timur Tengah yang memanas pasca-ketegangan antara Iran dan Israel, ditambah dengan penderitaan rakyat Palestina akibat agresi yang tak kunjung usai, memang membutuhkan perhatian serius dari seluruh umat manusia. Bagi seorang Muslim, doa adalah senjata paling ampuh. Melalui Qunut Nazilah, kita memohon pertolongan Allah SWT untuk meringankan beban mereka yang tertindas dan menghentikan kezaliman.

Apa Sih Qunut Nazilah Itu?

Mungkin sebagian dari kita sudah familiar dengan istilah qunut, terutama qunut shalat Subuh atau qunut Witir di bulan Ramadhan. Tapi, apa bedanya dengan Qunut Nazilah? Secara bahasa, “qunut” punya banyak arti, di antaranya taat, berdiri lama, diam, atau berdoa. Sementara itu, kata “nazilah” berasal dari kata nazala, yang berarti turun. Dalam konteks ini, nazilah diartikan sebagai musibah besar atau malapetaka yang menimpa umat manusia.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa Doa Qunut Nazilah adalah doa khusus yang dipanjatkan ketika terjadi musibah, bencana, atau kesulitan yang menimpa umat Islam secara umum. Musibah ini bisa bermacam-macam, mulai dari bencana alam dahsyat seperti gempa bumi, banjir, atau wabah penyakit yang meluas, hingga musibah akibat ulah manusia seperti perang, agresi, atau penindasan terhadap kaum Muslimin. Doa ini adalah bentuk penghambaan dan permohonan total kepada Allah SWT di saat-saat paling genting.

Qunut Nazilah ini berbeda dengan qunut Subuh atau qunut Witir. Qunut Subuh dibaca rutin di shalat Subuh (menurut mazhab Syafi’i), sementara qunut Witir dibaca di rakaat terakhir shalat Witir, terutama di paruh kedua bulan Ramadhan. Qunut Nazilah tidak terikat waktu rutin seperti itu; ia dikhususkan hanya saat ada kejadian luar biasa atau musibah yang menimpa umat Islam.

Kapan dan Bagaimana Qunut Nazilah Dilakukan?

Doa Qunut Nazilah disyariatkan berdasarkan praktik yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Diriwayatkan dalam beberapa hadits shahih, Nabi Muhammad SAW pernah melakukan qunut ini saat menghadapi musuh yang menindas para sahabatnya. Ini menunjukkan bahwa Qunut Nazilah bukan sekadar tradisi, melainkan amalan sunnah yang memiliki dasar kuat dalam ajaran Islam. Saat musuh mengkhianati dan membunuh para sahabat dari kalangan qari’ (penghafal dan ahli Al-Quran) di sumur Ma’unah, Nabi SAW melakukan qunut selama sebulan untuk mendoakan keburukan bagi kabilah-kabilah yang terlibat.

Dalam pelaksanaannya, Qunut Nazilah memiliki tata cara tersendiri yang membedakannya dari qunut lainnya. Doa ini dibaca pada setiap shalat fardhu, yaitu shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Subuh. Jadi, bukan hanya di shalat Subuh saja. Ini menunjukkan betapa seriusnya musibah yang dihadapi, sehingga doa dipanjatkan di setiap waktu shalat fardhu.

Waktu membacanya adalah di rakaat terakhir dari setiap shalat fardhu, tepatnya setelah ruku’ dan berdiri tegak kembali (saat i’tidal). Posisi tangan saat berdoa bisa seperti mengangkat tangan pada umumnya ketika berdoa atau melipat tangan seperti saat berdiri biasa dalam shalat. Mayoritas ulama memperbolehkan keduanya.

Jika shalat dilakukan berjamaah, maka imam yang membacakan Doa Qunut Nazilah, dan makmum mengamininya. Bacaan doa imam dilakukan dengan suara keras (jahr) pada shalat-shalat yang memang disunnahkan untuk mengeraskan suara (Jahriyah), yaitu Maghrib, Isya, dan Subuh. Sedangkan pada shalat-shalat yang disunnahkan pelan (Sirriyah), yaitu Dzuhur dan Ashar, sebagian ulama berpendapat imam membaca dengan pelan, namun mayoritas ulama membolehkan imam membaca dengan suara agak keras agar makmum bisa mengamini. Jika shalat dilakukan sendiri, maka orang tersebut membaca doanya sendiri.

Membaca Qunut Nazilah secara berjamaah di masjid atau mushalla, seperti yang diimbau DMI, memiliki kekuatan tersendiri. Doa bersama yang dipanjatkan oleh banyak orang secara serempak di waktu shalat fardhu diharapkan lebih mustajab (dikabulkan) oleh Allah SWT. Ini juga menjadi momen untuk memperkuat rasa persatuan dan kepedulian antar sesama Muslim.

Bacaan Doa Qunut Nazilah

Berikut adalah lafaz Doa Qunut Nazilah yang dianjurkan untuk dibaca. Doa ini berisi permohonan pertolongan, ampunan, petunjuk, serta pernyataan keimanan, tawakal, dan pujian kepada Allah. Di dalamnya juga terkandung permohonan perlindungan dari keburukan dan azab Allah.

Lafaz dalam bahasa Arab:

اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ، وَنَسْتَهْدِيْكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ، وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ، وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ

اَللّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعٰى وَنَحْفِدُ نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشٰى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ

Transliterasi:

Allahumma inna nasta’inuka wa nastaghfiruk, wa nastahdika wa nu’minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsni alaikal khaira kullahu nasykuruka wa la nakfuruk, wa nakhla’u wa natruku man yafjuruk.

Allahumma iyyaka na’budu, wa laka nushalli wa nasjud, wa ilaika nas’a wa nahfid, narju rahmataka wa nakhsya adzabak, inna adzabakal jidda bil kuffari mulhaq.

Arti dalam Bahasa Indonesia:

Ya Allah, kami memohon pertolongan-Mu, ampunan-Mu, dan petunjuk-Mu. Kami beriman kepada-Mu, bertawakal kepada-Mu, dan kami memuji-Mu dengan segala kebaikan. Kami bersyukur kepada-Mu dan tidak mengingkari (nikmat)-Mu. Kami melepaskan diri dan meninggalkan siapapun yang durhaka kepada-Mu.

Ya Allah, hanya kepada-Mulah kami menyembah, kepada-Mu kami shalat dan bersujud. Hanya kepada-Mu kami berusaha dan bersegera. Kami mengharap rahmat-Mu dan kami takut akan siksa-Mu, sesungguhnya siksa-Mu yang berat akan menimpa orang-orang kafir.

Doa ini sarat makna. Bagian pertama merupakan pengakuan akan kelemahan diri dan kebutuhan mutlak kepada Allah, serta pernyataan ketaatan dan penyerahan diri sepenuhnya. Kita mengakui hanya Allah tempat memohon pertolongan dan ampunan. Kita berikrar hanya kepada-Nya kita beriman dan bertawakal. Kita memuji-Nya atas segala kebaikan dan bersyukur tanpa mengingkari nikmat-Nya. Bagian ini diakhiri dengan penolakan terhadap jalan orang-orang yang durhaka kepada-Nya.

Bagian kedua doa ini merupakan penegasan kembali bahwa segala ibadah dan upaya hidup kita hanya ditujukan kepada Allah. “Hanya kepada-Mulah kami menyembah” adalah inti dari tauhid. “Kepada-Mu kami shalat dan bersujud” menunjukkan puncak penghambaan. “Hanya kepada-Mu kami berusaha dan bersegera” menggambarkan semangat dalam beramal saleh semata-mata karena Allah. Kemudian, kita mengungkapkan harapan akan rahmat-Nya dan ketakutan akan siksa-Nya, sebagai perpaduan khauf (takut) dan raja’ (harap) yang seimbang dalam ibadah. Doa ini ditutup dengan pengingat bahwa azab Allah sungguh pedih dan diperuntukkan bagi orang-orang yang kufur (mengingkari kebenaran).

Dengan merenungkan arti doa ini saat membacanya, kekhusyukan kita akan bertambah. Kita bukan hanya membaca lafazhnya, tetapi juga merasakan kedalaman maknanya, terutama dalam konteks musibah yang sedang terjadi. Doa ini menjadi jembatan spiritual antara kita yang jauh dengan saudara-saudari kita yang sedang berjuang di lokasi musibah.

Mengapa Qunut Nazilah Penting di Saat Ini?

Situasi global, terutama di Timur Tengah, memang bisa dibilang sedang dalam kondisi genting. Penderitaan rakyat Palestina yang terus berlanjut akibat agresi dan blokade adalah musibah kemanusiaan yang nyata. Anak-anak kehilangan orang tua, rumah hancur, akses kebutuhan dasar sulit didapat. Ini adalah “nazilah” yang sangat jelas dan mendesak. Selain itu, ketegangan antarnegara di kawasan tersebut juga menciptakan ketidakpastian yang berdampak luas.

Imbauan DMI untuk melakukan Qunut Nazilah adalah respons yang sangat tepat dan mendesak. Ini bukan sekadar ritual keagamaan tanpa makna, melainkan ekspresi kepedulian dan solidaritas umat Islam Indonesia terhadap nasib saudara-saudara mereka. Dengan Qunut Nazilah, kita memohon kepada Allah SWT:
1. Perlindungan bagi kaum Muslimin di Palestina dan di seluruh dunia dari kezaliman dan musibah.
2. Kekuatan dan ketabahan bagi mereka yang sedang menghadapi kesulitan.
3. Kemenangan bagi yang tertindas dan kekalahan bagi para penindas.
4. Kemudahan urusan dan keselamatan dari segala marabahaya.
5. Turunnya rahmat dan pertolongan Allah untuk mengakhiri penderitaan.

Melakukan Qunut Nazilah juga mengingatkan kita akan keterbatasan diri manusia. Sekuat apapun upaya fisik atau politis yang dilakukan, pada akhirnya segala kekuatan hanyalah milik Allah. Kita mengakui bahwa tanpa pertolongan-Nya, manusia tak berdaya menghadapi musibah besar. Doa ini adalah penyerahan diri total kepada Sang Pengatur alam semesta.

Selain itu, praktik Qunut Nazilah secara berjamaah di masjid-masjid juga berfungsi sebagai pengingat kolektif. Setiap kali imam membacakan doa ini, seluruh jamaah diingatkan kembali akan situasi darurat yang sedang terjadi. Ini memupuk rasa empati dan solidaritas di kalangan umat Islam, mendorong mereka untuk tidak hanya berdoa, tetapi juga mungkin melakukan upaya lain yang bisa membantu, seperti mengumpulkan donasi atau menyebarkan informasi yang benar.

Memperdalam Makna dan Khusyuk dalam Doa

Agar Qunut Nazilah yang kita panjatkan lebih bermakna, penting bagi kita untuk memahami arti dari setiap kalimatnya. Saat membaca transliterasi atau mengamininya, bayangkan kondisi saudara-saudari kita di Palestina atau tempat lain yang tertimpa musibah. Rasakan beratnya penderitaan mereka dan haraplah pertolongan Allah dengan segenap hati.

Saat mengucapkan “Allahumma inna nasta’inuka wa nastaghfiruk…” (Ya Allah, kami memohon pertolongan-Mu dan ampunan-Mu…), sadari bahwa musibah bisa jadi juga disebabkan oleh dosa-dosa kita sendiri. Memohon ampunan adalah langkah awal untuk mendekatkan diri kepada Allah agar doa kita lebih didengar. Saat mengucapkan “…wa natawakkalu alaik…” (…dan bertawakal kepada-Mu…), kuatkan keyakinan bahwa segala urusan ada di tangan Allah dan Dialah sebaik-baik tempat berserah diri.

Bagian “…Allahumma iyyaka na’budu…” (Ya Allah, hanya kepada-Mulah kami menyembah…) adalah pengingat bahwa tujuan hidup kita adalah beribadah kepada-Nya. Di tengah musibah, terkadang iman kita diuji. Doa ini menegaskan kembali komitmen kita untuk tetap teguh beribadah hanya kepada Allah. Saat sampai pada “…narju rahmataka wa nakhsya adzabak…” (kami mengharap rahmat-Mu dan kami takut akan siksa-Mu…), renungkan betapa besar rahmat Allah yang selalu kita butuhkan, dan betapa pedihnya azab-Nya yang harus kita hindari.

Qunut Nazilah adalah seruan mendesak kepada Sang Pencipta di kala darurat. Ini adalah cara kita, sebagai umat Islam, untuk menunjukkan bahwa kita tidak apatis terhadap penderitaan sesama. Kita menggunakan “senjata” yang paling kuat yang diberikan Allah kepada kita: doa.

Contoh Video Bacaan Doa Qunut Nazilah

Untuk membantu Anda yang mungkin belum hafal atau ingin menyimak cara pembacaan Doa Qunut Nazilah, berikut adalah salah satu video yang bisa menjadi referensi. Mendengarkan bacaan yang khusyuk juga bisa membantu kita lebih meresapi makna doa ini.


(Catatan: Harap ganti “contoh_video_qunut_nazilah” dengan ID video YouTube yang relevan. Anda bisa mencari video dengan kata kunci “bacaan doa qunut nazilah” di YouTube)

Melihat dan mendengarkan video ini bisa menjadi panduan praktis bagi Anda yang ingin mulai mengamalkan Qunut Nazilah, baik saat shalat sendiri maupun saat menjadi imam shalat berjamaah di lingkungan Anda. Ingat, praktikkan sesuai tata cara yang telah dijelaskan sebelumnya: di rakaat terakhir setelah ruku’ pada shalat fardhu.

Amalan Tambahan Saat Musibah

Selain mengamalkan Doa Qunut Nazilah, ada beberapa amalan lain yang sangat dianjurkan dalam Islam ketika menghadapi atau mendoakan orang yang tertimpa musibah:

  • Memperbanyak Istighfar: Memohon ampun kepada Allah atas segala dosa, karena musibah bisa jadi merupakan teguran atau cobaan akibat dosa-dosa yang diperbuat.
  • Memperbanyak Sedekah: Bersedekah bisa menjadi penolak bala dan mendatangkan keberkahan. Sedekah juga bisa disalurkan untuk membantu korban musibah.
  • Memperbanyak Dzikir: Mengingat Allah dalam setiap keadaan akan menenangkan hati dan mendekatkan diri kepada-Nya.
  • Membaca Al-Quran: Membaca dan mentadaburi Al-Quran akan mendatangkan ketenangan dan petunjuk.
  • Membaca Doa-doa Umum Saat Musibah: Ada banyak doa dalam Al-Quran dan Hadits yang diajarkan untuk dibaca saat ditimpa kesulitan atau melihat musibah.

Menggabungkan amalan-amalan ini dengan Qunut Nazilah akan semakin memperkuat ikhtiar batiniah kita dalam menghadapi atau mendoakan musibah. Ini adalah cara seorang Muslim untuk menunjukkan keteguhan iman dan ketergantungan hanya kepada Allah SWT di tengah badai cobaan.

Qunut Nazilah adalah panggilan darurat yang dilantunkan oleh hati dan lisan seorang hamba kepada Rabb-nya. Ia adalah bentuk protes spiritual terhadap kezaliman dan permohonan bantuan ilahi yang tiada tara kekuatannya. Mari kita sambut imbauan DMI ini dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. Semoga dengan Qunut Nazilah yang kita panjatkan, Allah SWT segera mengangkat musibah dari saudara-saudari kita di Palestina dan di seluruh dunia, serta mengembalikan keamanan dan kedamaian.

Penting untuk diingat, Qunut Nazilah diamalkan selama musibah masih berlangsung. Tidak ada batasan waktu spesifik, ia terus dilantunkan sampai kondisi membaik atau musibah mereda. Ini menunjukkan persistensi dalam memohon kepada Allah, tidak hanya berdoa sesekali lalu berhenti.

Penutup dan Ajakan Beramal

Musibah yang menimpa sebagian umat Islam adalah duka bagi seluruh umat. Imbauan untuk mengamalkan Qunut Nazilah adalah kesempatan bagi kita semua untuk berpartisipasi dalam meringankan beban mereka, meskipun dari jarak jauh. Ini adalah bentuk ibadah yang sangat dianjurkan di masa-masa sulit.

Mari kita jadikan momen ini untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan kepedulian terhadap sesama, dan memperkuat persatuan umat. Jangan remehkan kekuatan doa; ia bisa mengubah takdir dengan izin Allah.

Bagaimana pendapat Anda tentang pentingnya mengamalkan Doa Qunut Nazilah di tengah kondisi saat ini? Adakah pengalaman atau kisah inspiratif terkait doa ini yang ingin Anda bagikan? Yuk, tuliskan di kolom komentar di bawah ini!

Posting Komentar