Lengkap! Panduan Shalat Idul Adha: Niat, Bacaan, Sampai Salamnya!
Hai Sahabat Muslim! Sebentar lagi kita akan menyambut salah satu hari raya terbesar dalam Islam, yaitu Hari Raya Idul Adha. Momen ini bukan cuma identik dengan penyembelihan hewan kurban, tapi juga dengan pelaksanaan Shalat Idul Adha yang sangat dianjurkan. Shalat dua rakaat ini punya kekhasan tersendiri dibandingkan shalat wajib sehari-hari, mulai dari waktu pelaksanaannya sampai bacaan takbirnya yang spesial.
Shalat Idul Adha disunnahkan banget buat dikerjakan secara berjamaah. Kamu bisa melaksanakannya bareng keluarga dan tetangga di masjid, mushala, atau bahkan di lapangan yang luas. Tapi jangan khawatir kalau ada halangan, shalat Idul Adha ini juga bisa dilakukan sendiri di rumah lho, daripada terlewat begitu saja. Intinya, jangan sampai ketinggalan pahala dari shalat sunnah yang istimewa ini ya!
Shalat Idul Adha ini punya waktu pelaksanaan yang cukup lapang. Disunnahkan untuk melakukannya segera setelah matahari terbit, biar kamu punya waktu lebih leluasa untuk menyaksikan atau bahkan ikut serta dalam proses penyembelihan hewan kurban setelah shalat. Batas akhir shalat ini adalah sampai masuk waktu shalat Zuhur di hari yang sama, 10 Dzulhijjah. Jadi, pastikan kamu sudah melaksanakannya sebelum matahari beranjak tinggi ya!
Dibandingkan shalat fardhu lima waktu, shalat Idul Adha memang beda. Tidak ada kumandang azan atau iqamah yang mengawalinya. Langsung saja shalat dimulai setelah waktunya tiba. Tata cara pelaksanaannya pun ada beberapa poin khusus yang perlu diperhatikan, terutama terkait niat dan jumlah takbirnya. Yuk, kita kupas tuntas panduannya!
Persiapan Sebelum Shalat Idul Adha¶
Sebelum berangkat menuju lokasi shalat, ada baiknya kita melakukan beberapa persiapan sunnah yang dianjurkan. Pertama, sangat disunnahkan untuk mandi besar atau mandi junub sebelum berangkat. Ini seperti membersihkan diri secara fisik untuk menyambut hari yang suci dan penuh berkah. Mandi ini akan membuat tubuh terasa lebih segar dan siap untuk beribadah.
Setelah mandi, kenakanlah pakaian terbaik yang kamu miliki. Tidak harus baru, tapi pastikan bersih, rapi, dan syar’i. Untuk laki-laki, disunnahkan memakai pakaian berwarna putih dan memakai wangi-wangian (parfum). Untuk perempuan, kenakan pakaian yang menutup aurat dengan sempurna dan hindari wangi-wangian yang berlebihan saat keluar rumah. Berhias dan memakai pakaian terbaik ini sebagai bentuk syukur dan pengagungan terhadap syiar Islam di hari raya.
Berbeda dengan Idul Fitri yang disunnahkan makan sebelum shalat, saat Idul Adha justru disunnahkan untuk tidak makan terlebih dahulu sebelum shalat. Tujuannya agar kita bisa menikmati hidangan daging kurban pertama setelah selesai shalat dan mendengarkan khutbah. Ini juga menjadi pengingat akan makna pengorbanan dan berbagi di hari raya ini.
Jika memungkinkan, disunnahkan juga untuk berjalan kaki menuju tempat shalat. Sambil berjalan, perbanyaklah mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil. Gema takbir di sepanjang jalan menuju lokasi shalat Idul Adha memberikan suasana syahdu dan penuh semangat perayaan. Pulangnya pun disunnahkan mengambil jalur yang berbeda dari jalur berangkat, sebagai bentuk memperbanyak saksi dari bumi atas ibadah kita.
Tata Cara Shalat Idul Adha¶
Tata cara ini merujuk pada penjelasan yang dikutip dari kitab Fashalatan karya Syekh KHR Asnawi, seorang ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) asal Kudus. Panduan ini insya Allah mudah diikuti oleh siapa saja.
1. Mengucapkan Niat Shalat Idul Adha¶
Langkah pertama tentu saja adalah niat. Niat ini letaknya di dalam hati, namun boleh juga dilafalkan untuk memantapkan hati. Lafal niat shalat Idul Adha disesuaikan dengan posisi kita, apakah shalat sendiri, menjadi imam, atau menjadi makmum.
Jika kamu shalat sendiri (munfarid), niatnya adalah:
Ushallî sunnatan li ‘îdil adlhâ rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.
Jika kamu menjadi makmum, niatnya adalah:
Ushallî sunnatan li ‘îdil adlhâ rak‘ataini makmûman lillâhi ta‘âlâ.
Jika kamu menjadi imam, niatnya adalah:
Ushallî sunnatan li ‘îdil adlhâ rak‘ataini imâman lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam/sendirian) karena Allah ta’ala.”
Setelah berniat di dalam hati, dilanjutkan dengan takbiratul ihram seraya mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga bagi laki-laki atau sejajar bahu bagi perempuan, sambil mengucapkan “Allahu Akbar”.
2. Melaksanakan Takbir Tambahan pada Rakaat Pertama¶
Setelah takbiratul ihram, disunnahkan membaca doa iftitah terlebih dahulu. Doa iftitah ini sama dengan doa iftitah pada shalat-shalat lainnya. Setelah membaca doa iftitah, inilah bagian khas shalat Idul Adha, yaitu melakukan takbir tambahan sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama. Setiap kali takbir, disunnahkan mengangkat tangan seperti saat takbiratul ihram.
Di sela-sela atau di antara setiap takbir tambahan itu, disunnahkan membaca bacaan berikut. Ada dua pilihan bacaan, kamu bisa memilih salah satu atau membacanya secara bergantian.
Bacaan pilihan pertama:
Allâhu Akbar kabîran, wal hamdu lillâhi katsîran, wa subhânallâhi bukratan wa ashîlâ.
Artinya: “Allah Mahabesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Mahasuci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
Bacaan pilihan kedua:
Subhânallâhi wal hamdu lillâhi wa lâ ilâha illallâhu wallâhu Akbar.
Artinya: “Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar.”
Bacaan ini diucapkan setelah takbir pertama (setelah iftitah), kemudian takbir kedua, bacaan lagi, takbir ketiga, bacaan lagi, sampai takbir ketujuh. Imam membaca takbir dan bacaan ini dengan suara agak keras, sedangkan makmum cukup membacanya dengan suara pelan atau dalam hati.
3. Membaca Surat al-Fatihah dan Surat Pendek¶
Setelah selesai melakukan tujuh kali takbir tambahan dan bacaan di sela-selanya, dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah. Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat pendek. Untuk rakaat pertama, disunnahkan membaca Surat Al-A’la. Imam biasanya akan mengeraskan bacaan Al-Fatihah dan surat pendek ini.
Setelah membaca surat pendek, lanjutkan gerakan shalat seperti biasa, yaitu ruku’, i’tidal, sujud dua kali dengan duduk di antara dua sujud. Setelah sujud kedua, bangkit untuk berdiri menuju rakaat kedua.
4. Melanjutkan ke Rakaat Kedua dengan Lima Takbir Tambahan¶
Ketika berdiri kembali untuk rakaat kedua, langsung ucapkan takbir intiqal (takbir perpindahan gerakan) “Allahu Akbar” tanpa mengangkat tangan seperti takbiratul ihram. Kemudian, sama seperti rakaat pertama, lakukan takbir tambahan sebanyak lima kali pada rakaat kedua. Setiap takbir disunnahkan mengangkat tangan.
Di sela-sela atau di antara setiap lima takbir tambahan pada rakaat kedua ini, bacaan yang disunnahkan adalah sama seperti pada rakaat pertama, yaitu salah satu dari dua pilihan bacaan yang sudah disebutkan sebelumnya:
Allâhu Akbar kabîran, wal hamdu lillâhi katsîran, wa subhânallâhi bukratan wa ashîlâ.
Atau
Subhânallâhi wal hamdu lillâhi wa lâ ilâha illallâhu wallâhu Akbar.
Setelah selesai melakukan lima kali takbir tambahan dan bacaan di sela-selanya, dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah. Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat pendek. Untuk rakaat kedua, disunnahkan membaca Surat Al-Ghâsyiyah.
Setelah membaca surat pendek, lanjutkan gerakan shalat seperti biasa, yaitu ruku’, i’tidal, sujud dua kali dengan duduk di antara dua sujud, dan diakhiri dengan duduk tasyahud akhir.
5. Mengucapkan Salam¶
Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian gerakan shalat dan bacaan tasyahud akhir, akhiri shalat dengan mengucapkan salam. Ucapkan “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh” sambil menoleh ke kanan, kemudian mengucapkan salam yang sama sambil menoleh ke kiri. Selesailah rangkaian shalat Idul Adha.
6. Mendengarkan Khutbah Idul Adha¶
Nah, setelah selesai shalat, bagi yang melaksanakannya secara berjamaah, jangan buru-buru pulang ya! Shalat Idul Adha disunnahkan diikuti dengan mendengarkan khutbah yang disampaikan oleh khatib. Khutbah Idul Adha ini berbeda dengan khutbah Jumat yang dilaksanakan sebelum shalat. Khutbah Idul Adha dilaksanakan setelah shalat.
Mendengarkan khutbah adalah sunnah yang dianjurkan, dan jamaah sebaiknya menyimak dengan tenang dan tertib. Isi khutbah Idul Adha biasanya berisi tentang ketakwaan, sejarah Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS terkait ibadah kurban, makna pengorbanan, pentingnya berbagi, serta pesan-pesan moral dan keagamaan lainnya yang relevan dengan momen Idul Adha. Khatib biasanya akan mengawali khutbah pertama dengan takbir sebanyak sembilan kali dan khutbah kedua dengan takbir sebanyak tujuh kali.
Setelah mendengarkan khutbah, barulah rangkaian ibadah Shalat Idul Adha dianggap selesai. Jamaah biasanya saling bersalaman untuk mengucapkan selamat hari raya, mohon maaf lahir dan batin, sebelum akhirnya bubar dan mungkin melanjutkan dengan kegiatan penyembelihan hewan kurban atau berkumpul dengan keluarga.
Berikut ringkasan singkat tata cara shalat Idul Adha dalam bentuk tabel agar lebih mudah diingat:
| Rakaat ke | Gerakan Utama | Takbir Tambahan | Jumlah Takbir | Bacaan Antar Takbir | Bacaan Setelah Fatihah |
|---|---|---|---|---|---|
| Pertama | Berdiri | Setelah Iftitah | 7 kali | Subhanallah … atau Allahu Akbar Kabir … | Al-A’la |
| Kedua | Berdiri | Setelah Takbir Intiqal | 5 kali | Subhanallah … atau Allahu Akbar Kabir … | Al-Ghâsyiyah |
Setelah salam, jangan lupakan sunnah mendengarkan Khutbah Idul Adha!
Pentingnya Khutbah Setelah Shalat¶
Mengapa sih khutbah Idul Adha diletakkan setelah shalat, beda dengan khutbah Jumat? Salah satu hikmahnya adalah agar mereka yang datang terlambat atau punya keperluan mendesak setelah shalat tetap bisa mendapatkan pahala shalat Idul Adha secara penuh, tanpa harus menunggu selesainya khutbah. Namun, bagi yang tidak berhalangan, mendengarkan khutbah adalah pelengkap dan penyempurna ibadah Shalat Id.
Khutbah ini juga menjadi sarana edukasi dan pengingat bagi umat Islam tentang makna mendalam dari Idul Adha, kisah Nabi Ibrahim yang penuh keteladanan dalam ketaatan dan pengorbanan, serta pentingnya solidaritas sosial melalui ibadah kurban. Khutbah seringkali membangkitkan semangat keagamaan dan kebersamaan di antara jamaah.
Merayakan Idul Adha dengan Penuh Makna¶
Melaksanakan Shalat Idul Adha dengan memahami setiap langkah dan bacaannya tentu akan menambah kekhusyukan ibadah kita. Shalat ini bukan sekadar rutinitas tahunan, tapi momen untuk merenungkan kembali ketaatan total kepada Allah SWT, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Takbir yang berulang-ulang mengingatkan kita akan kebesaran Allah yang patut selalu diagungkan.
Khutbah yang didengarkan setelahnya juga menjadi penguat makna perayaan ini. Dari khutbah, kita bisa mendapatkan siraman rohani dan pemahaman yang lebih dalam tentang hikmah di balik ibadah kurban yang akan dilaksanakan setelahnya.
Semoga panduan ini bermanfaat dan membantu kamu dalam melaksanakan Shalat Idul Adha nanti. Selamat menyambut Hari Raya Idul Adha! Taqabbalallahu minna wa minkum, semoga Allah menerima amal ibadah kita semua.
Punya pengalaman unik atau tips tambahan saat shalat Idul Adha? Atau mungkin ada pertanyaan seputar panduan ini? Yuk, bagikan di kolom komentar di bawah! Mari kita saling mengingatkan dan belajar bersama.
Posting Komentar