MSN Sekarang Apa Kabar? Dulu Hits Banget, Lho!

Daftar Isi

Masih inget gak sih, waktu internet mulai booming di Indonesia, ada satu aplikasi chatting yang kayaknya wajib banget ada di setiap komputer? Namanya MSN Messenger! Atau mungkin kamu lebih familiar dengan sebutan Windows Live Messenger? Ya, apapun namanya, aplikasi ini punya tempat spesial di hati banyak orang yang tumbuh besar di era akhir 90-an dan awal 2000-an. Dulu, rasanya belum gaul kalau belum punya akun MSN. Setiap pulang sekolah atau pulang kerja, yang dicari pertama kali pasti langsung nyalain komputer, connect internet yang masih dial-up ngik-ngok, terus buru-buru login ke MSN Messenger.

MSN Messenger di era 2000an

Status online di MSN itu ibarat tanda kehidupan sosial di dunia maya. Kita bisa tahu siapa aja teman yang lagi online, lagi sibuk, atau bahkan lagi away karena ke belakang sebentar. Notifikasi teman yang login dengan suara khasnya itu bikin deg-degan, siapa tahu ada gebetan yang baru online! Betapa serunya masa itu, ya? Tapi sekarang, apa kabar MSN? Apakah masih ada? Atau sudah tinggal nama dan kenangan saja? Yuk, kita ulik lagi.

MSN Itu Sebenarnya Apa Saja Sih?

Sebelum ngomongin MSN Messenger yang legendaris, perlu diingat kalau “MSN” itu sebenarnya nama sebuah brand layanan online dari Microsoft. MSN pertama kali diluncurkan tahun 1995, barengan sama perilisan Windows 95. Awalnya, MSN adalah penyedia layanan internet dial-up, mirip-mirip kayak AOL di Amerika Serikat. Tujuannya sih biar Microsoft bisa jadi pemain utama di era internet yang baru mulai merangkak.

Tapi seiring waktu, brand MSN berkembang ke berbagai layanan lain. Ada portal web msn.com yang jadi halaman utama, sumber berita, informasi, dan link ke layanan Microsoft lainnya. Ada juga Hotmail, layanan email gratis yang diakuisisi Microsoft dan jadi sangat populer. Nah, salah satu layanan yang paling hits dan bikin nama MSN melegenda di kalangan pengguna personal adalah MSN Messenger.

MSN Messenger: Sang Primadona Era Chatting

Kita harus akui, bintang utamanya dari era keemasan MSN itu ya si Messenger ini. Diluncurkan tahun 1999, MSN Messenger langsung jadi pesaing serius buat aplikasi chatting lain yang sudah ada, seperti ICQ atau Yahoo! Messenger. Alasannya? Mungkin karena terintegrasi dengan Hotmail yang sudah banyak penggunanya, tampilannya lumayan user-friendly (untuk zamannya), dan yang paling penting: gratis!

Logo MSN Messenger

Di awal-awal, fitur MSN Messenger mungkin terkesan basic. Cuma bisa kirim teks, ganti font, colour, dan size, plus pakai emoticon standar. Tapi seiring perkembangannya, fitur-fiturnya makin lengkap dan inovatif di masanya. Ini nih yang bikin dia jadi “hits banget”:

Fitur-Fitur yang Bikin Kangen

  1. Status Online yang Beragam: Gak cuma Online, Offline, Away, atau Busy. Kita bisa nambahin status personal di bawah nama akun. Misalnya, “Lagi dengerin lagu [Judul Lagu] - [Nama Penyanyi]” atau status-status galau, status kode buat gebetan, atau status pamer lagi di mana. Ini jadi cara awal buat orang mengekspresikan diri di dunia maya.
  2. Nudge!: Oh my god, fitur ini ikonik banget! Kalau teman gak bales chat, kita bisa kirim Nudge. Efeknya, jendela chat di komputer teman itu bakal shake atau bergoyang-goyang dengan suara yang cukup kencang. Tujuannya biar dia sadar ada pesan masuk. Kadang annoying, tapi seringkali efektif! Dan suara Nudge itu lho, khas banget!
  3. Wink: Ini versi yang lebih ‘manis’ dari Nudge. Wink itu animasi interaktif yang bisa kita kirim ke teman. Ada animasi cium, hati terbang, atau karakter lucu lainnya yang muncul di layar teman. Cukup menghibur dan jadi cara lain buat berkomunikasi non-verbal.
  4. Custom Emoticon: Selain emoticon standar (yang bentuknya masih kotak-kotak pixel), kita bisa bikin emoticon sendiri pakai gambar atau animasi GIF. Ini seru banget buat personalisasi obrolan dan nunjukkin kreativitas. Banyak yang bikin emoticon dari foto sendiri atau meme populer waktu itu.
  5. Background Chat dan Display Picture: Kita bisa ganti background jendela chat dengan gambar atau warna favorit. Display Picture (DP) atau foto profil juga jadi ajang eksistensi. Ganti DP itu kayak ritual mingguan atau bahkan harian bagi sebagian orang.
  6. Transfer File: Meski sering putus di tengah jalan kalau internet lagi lemot, fitur transfer file ini lumayan membantu buat kirim dokumen atau foto.
  7. Multi-Person Conversation: Fitur group chat sederhana yang memungkinkan ngobrol bareng beberapa teman sekaligus. Meskipun belum secanggih grup di WhatsApp sekarang, ini udah wow banget waktu itu.

Pengalaman menggunakan MSN Messenger itu gak cuma soal fitur, tapi juga soal budaya dan kebiasaan yang terbentuk. Ritual ganti nickname atau nama tampilan secara berkala itu udah kayak keharusan. Seringkali nickname itu isinya kode, lirik lagu, atau curhatan hati yang cuma dimengerti sama orang-orang tertentu.

Fenomena MSN di Indonesia

Di Indonesia, MSN Messenger benar-benar jadi fenomena. Warnet-warnet ramai bukan cuma buat main game, tapi juga buat chatting di MSN. Anak sekolahan rela nyisihin uang jajan buat internetan di warnet demi bisa login MSN, ngobrol sama teman sekolah, atau PDKT sama gebetan. Mahasiswa juga pakai MSN buat koordinasi tugas atau sekadar nongkrong virtual.

Ilustrasi orang main MSN di warnet

Suara notifikasi login, suara pesan masuk, suara Nudge… semua itu jadi soundtrack kehidupan digital di era 2000-an awal. MSN Messenger bukan cuma aplikasi, dia jadi platform sosial. Jadi tempat janjian, tempat curhat, tempat ngecengin teman, bahkan tempat putus cinta (lewat status atau personal message).

Bisa dibilang, MSN Messenger ini salah satu pelopor komunikasi online real-time yang masif di Indonesia sebelum era media sosial seperti Friendster, MySpace, Facebook, Twitter, dan akhirnya aplikasi chat mobile merajalela. Dia membuka pintu bagi banyak orang untuk merasakan serunya terhubung secara instan dengan teman-teman tanpa harus ketemu langsung atau telepon rumah yang mahal.

Persaingan dan Transformasi: Menjadi Windows Live Messenger

Kesuksesan MSN Messenger tentu mengundang pesaing. Yahoo! Messenger juga populer dengan fitur-fiturnya. Microsoft sadar, mereka perlu terus berinovasi dan mengintegrasikan layanannya. Pada tahun 2005, Microsoft melakukan rebranding besar-besaran untuk banyak layanan online-nya di bawah nama Windows Live. MSN Messenger pun berubah nama menjadi Windows Live Messenger (WLM).

Perubahan nama ini bukan cuma kosmetik. WLM membawa banyak fitur baru dan perbaikan. Tampilannya jadi lebih modern, integrasi dengan layanan Windows Live lainnya (seperti SkyDrive/OneDrive, Hotmail/Outlook.com, Windows Live Spaces - semacam blog/profil pribadi) makin erat. Fitur video call dan voice call juga diperbaiki, meskipun kualitasnya masih sangat bergantung pada koneksi internet.

Logo Windows Live Messenger

Di era Windows Live Messenger, fitur-fitur seperti Sharing Folders (berbagi folder dengan teman), games sederhana yang bisa dimainkan bareng di jendela chat, sampai integrasi dengan jejaring sosial awal mulai diperkenalkan. Microsoft berusaha keras mempertahankan posisinya di tengah persaingan yang makin ketat, terutama dengan munculnya Facebook yang mulai mendominasi lanskap online.

Sang Surya Mulai Tenggelam: Era Media Sosial dan Mobile

Namun, sekuat apapun Microsoft mencoba, perubahan besar di dunia teknologi mulai menggerus dominasi aplikasi chatting desktop seperti WLM. Ada dua faktor utama:

  1. Kebangkitan Media Sosial: Facebook bukan cuma tempat update status dan share foto, tapi juga punya fitur messaging yang terintegrasi. Orang mulai menghabiskan lebih banyak waktu di Facebook, dan ngobrol sama teman jadi lebih mudah langsung di sana tanpa perlu membuka aplikasi terpisah. Twitter juga mengubah cara orang berkomunikasi secara singkat dan cepat.
  2. Revolusi Smartphone: Ini faktor yang paling krusial. Munculnya iPhone (2007) dan Android (2008) mengubah segalanya. Komunikasi bergeser dari komputer desktop ke genggaman tangan. Aplikasi messaging mobile seperti WhatsApp, BBM (BlackBerry Messenger) yang sangat populer di Indonesia saat itu, LINE, dan lain-lain menawarkan kemudahan chatting kapan saja dan di mana saja, tanpa perlu repot-repot menyalakan komputer.

WLM sempat mencoba beradaptasi dengan merilis versi mobile, tapi kalah cepat dan kalah fitur dibandingkan pemain baru yang memang lahir di era mobile. Pengguna WLM mulai beralih. Teman-teman di daftar kontak satu per satu mulai jarang online. Status online yang dulu ramai, perlahan mulai didominasi status Offline.

Microsoft melihat tren ini dan membuat keputusan strategis. Mereka mengakuisisi Skype, layanan video call dan messaging yang juga punya basis pengguna global yang besar, pada tahun 2011. Akuisisi ini jadi sinyal kuat bahwa masa depan komunikasi Microsoft ada di Skype, bukan di WLM.

Akhir Sebuah Era: WLM Ditutup

Keputusan besar pun diambil. Secara bertahap mulai tahun 2013, Microsoft mulai menutup layanan Windows Live Messenger di berbagai negara. Pengguna diarahkan untuk migrasi ke Skype. Daftar kontak di WLM bisa ditransfer ke Skype.

Logo Skype, pengganti MSN/WLM

Penutupan ini terasa seperti perpisahan bagi banyak penggunanya. Aplikasi yang menemani masa remaja, tempat berbagi cerita, tawa, dan air mata, kini harus pamit. Meski sudah tidak seramai dulu, masih ada sisa-sisa pengguna setia yang merasa kehilangan.

Tentu saja, migrasi ke Skype tidak sepenuhnya mulus. Pengalaman pengguna Skype berbeda dengan WLM. Fitur-fitur ikonik WLM seperti Nudge atau Wink tidak sepenuhnya hadir di Skype (beberapa elemen diadopsi atau diubah). Ini membuat sebagian pengguna merasa “rasanya beda” dan akhirnya benar-benar beralih ke aplikasi lain yang lebih dominan di era mobile, seperti WhatsApp atau LINE.

Lalu, MSN Sekarang Apa Kabar?

Setelah MSN Messenger/Windows Live Messenger tamat, apa kabar dengan brand “MSN” secara keseluruhan? Apakah hilang sepenuhnya? Ternyata tidak. Brand MSN masih hidup, meskipun perannya jauh berbeda dibandingkan masa kejayaannya sebagai “pusat” layanan online Microsoft.

Saat ini, brand MSN identik dengan portal web msn.com. Ini adalah situs berita, informasi, dan gaya hidup global yang dikelola oleh Microsoft.

Tampilan website MSN.com sekarang

Kalau kamu buka msn.com sekarang, kamu akan menemukan berita-berita terbaru dari berbagai sumber terkemuka di seluruh dunia (dan versi lokal untuk negara tertentu), informasi cuaca, harga saham, olahraga, hiburan, teknologi, gaya hidup, dan lain-lain. Situs ini berfungsi sebagai agregator berita dan informasi, serta pintu gerbang ke layanan Microsoft lainnya seperti Outlook (yang dulunya Hotmail), OneDrive, Bing (mesin pencari Microsoft), dan terkadang juga integrasi dengan Skype atau Microsoft Teams untuk keperluan bisnis.

Portal msn.com ini masih cukup banyak dikunjungi, terutama oleh pengguna yang menjadikan situs ini sebagai halaman utama browser mereka, atau pengguna layanan Microsoft lainnya. Namun, dia bukan lagi pusat jejaring sosial atau komunikasi instan personal seperti di era MSN Messenger. Perannya lebih ke penyedia konten dan informasi.

Layanan email Hotmail pun sudah lama bertransformasi menjadi Outlook.com di bawah payung Microsoft. Jadi, meskipun kamu masih bisa login pakai alamat @hotmail.com, antarmukanya dan teknologinya sudah menggunakan platform Outlook.

Sementara itu, Microsoft fokus pada pengembangan layanan komunikasi lain. Untuk komunikasi personal dan bisnis, mereka mendorong penggunaan Skype dan kini juga Microsoft Teams. Untuk pengguna Windows, ada aplikasi Chat yang terintegrasi, seringkali ditenagai oleh Microsoft Teams di baliknya.

Legacy dan Nostalgia

Meski sudah tidak ada lagi aplikasi MSN Messenger, warisannya masih terasa. Pengalaman menggunakan aplikasi chat desktop dengan fitur-fitur uniknya membentuk cara banyak orang berinteraksi di dunia maya. Fitur-fitur seperti emoticon kustom, status personal, atau bahkan konsep notifikasi online teman adalah hal-hal yang kemudian diadopsi dan berkembang di aplikasi chat modern.

Bagi generasi yang mengalaminya, MSN Messenger adalah bagian tak terpisahkan dari digital youth. Dia adalah tempat kita belajar berinteraksi online, belajar mengetik cepat, belajar mengekspresikan diri dengan font warna-warni dan emoticon, dan belajar merasakan gregetnya menunggu balasan pesan dari seseorang yang penting.

Mendengar kembali suara notifikasi login atau suara Nudge dari rekaman lama bisa langsung membangkitkan banjir kenangan. Bagaimana dulu kita sering “menghilang” dari Away menjadi Online diam-diam, atau bagaimana kita memilih nickname paling catchy biar dilirik. Semua itu adalah bagian dari sejarah kita berinteraksi dengan teknologi dan dengan sesama manusia di era awal internet.

Dibandingkan dengan WhatsApp, Telegram, atau aplikasi chat modern lainnya, MSN Messenger mungkin terasa sangat sederhana dan jadul. Tidak ada end-to-end encryption (bukan isu utama waktu itu), tidak mobile-first, fiturnya pun terbatas. Tapi justru kesederhanaannya itu yang mungkin bikin kangen. Tidak ada stories, tidak ada grup ratusan orang, tidak ada notifikasi yang tiada henti. Hanya daftar teman, status mereka, dan jendela chat.

Kesimpulan

Jadi, apa kabar MSN sekarang? MSN Messenger sudah tiada, tinggal kenangan indah di era awal internet. Penggantinya, Windows Live Messenger, juga sudah ditutup dan digantikan oleh Skype, lalu peran komunikasi real-time personal diambil alih sepenuhnya oleh aplikasi chat mobile. Brand “MSN” sendiri masih eksis dalam bentuk portal berita dan informasi di msn.com.

Dari aplikasi chat yang “hits banget” dan jadi primadona, kini MSN hanya tinggal nama portal berita. Sebuah perjalanan yang panjang dan menunjukkan betapa cepatnya dunia teknologi berubah. Layanan yang dulunya dominan bisa saja tergeser oleh inovasi baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna di era yang berbeda.

Namun, kenangan akan Nudge, Wink, suara notifikasi khas, dan serunya chatting di MSN Messenger akan selalu tersimpan bagi mereka yang pernah merasakannya. Dia adalah saksi bisu perkembangan internet dan komunikasi digital di Indonesia.

Bagaimana dengan kamu? Punya kenangan manis atau lucu waktu pakai MSN Messenger? Fitur apa yang paling kamu kangenin? Share dong di kolom komentar!

Posting Komentar