Narik Sukmo: Aliando Syarief di Film Horor Adaptasi Novel, Wajib Tonton!
Siap-siap merinding! Dunia perfilman horor Indonesia bakal kedatangan amunisi baru yang dijanjikan beda dari yang lain. Judulnya Narik Sukmo, film horor produksi kolaborasi apik antara Mesari Pictures dan JP Pictures. Catat tanggalnya, film ini siap menghantui layar bioskop seluruh Indonesia mulai tanggal 3 Juli 2025 nanti. Yang bikin penasaran, film ini diadaptasi dari novel laris berjudul sama karya Dewie Sofia, jadi udah kebayang kan ceritanya pasti dalem dan bikin penasaran?
Mengambil latar budaya lokal yang kental, Narik Sukmo nggak cuma nyajiin elemen mistis yang bikin bulu kuduk berdiri, tapi juga berani ngangkat isu-isu sosial-politik yang terjadi di sebuah desa terpencil bernama Kelawangin. Ini nih yang bikin film ini menarik, horornya nggak cuma soal hantu atau jumpscare, tapi juga nyelip konflik yang relatable dengan kehidupan nyata kita sekarang.
Kenar dan Awal Mula Teror di Kelawangin¶
Cerita Narik Sukmo ini fokus ke karakter utama bernama Kenar, diperankan oleh aktris cantik Febby Rastanty. Kenar ini awalnya punya passion banget sama dunia tari. Buat dia, menari itu bukan sekadar hobi, tapi udah jadi bagian dari jiwanya. Tapi, hidup Kenar sempat hancur lebur karena pengkhianatan yang datang dari orang terdekat. Bayangin aja, pacar yang dia sayangin tega selingkuh sama mantan sahabatnya sendiri, yang ironisnya juga seorang penari. Pukulan ini bikin semangat menari Kenar luntur seketika.
Merasa butuh healing dan suasana baru buat memulihkan hatinya yang remuk, Kenar diajak sama sahabatnya, Ayu (dimainkan oleh Dea Annisa), buat liburan ke kampung halaman Ayu di Desa Kelawangin. Awalnya mungkin Kenar pikir ini bakal jadi pelarian yang tenang, tapi ternyata Kelawangin menyimpan misteri kelam yang jauh lebih menakutkan dari patah hati.
Sejak pertama kali Kenar menginjakkan kaki di desa itu, tanda-tanda aneh langsung bermunculan. Kayak alam ikut merespons kehadiran Kenar, hujan lebat turun seolah jadi pertanda buruk, sinyal bakal ada bencana yang datang. Tapi itu baru permulaan. Malam demi malam, Kenar mulai ngalamin mimpi buruk yang mengerikan. Dia dikejar-kejar sama sosok hitam legam yang kayaknya ngincer jiwanya. Nggak cuma itu, bayangan penari misterius juga terus mengintai dan menghantuinya, seolah terkait erat dengan masa lalunya sebagai penari.
Misteri Desa dan Kehadiran Dierja¶
Di tengah teror supranatural yang makin menjadi-jadi, Kenar merasa bingung dan ketakutan. Untungnya, Ayu mempertemukan Kenar dengan seorang pemuda desa yang karismatik, namanya Dierja. Karakter Dierja ini diperankan oleh Aliando Syarief, yang kembalinya ke layar lebar selalu dinanti para penggemar. Dierja ini punya pengetahuan tentang seluk beluk desa dan bersedia bantuin Kenar buat nyelidikin asal-usul dari mimpi-mimpi buruk dan gangguan mistis yang dia alami.
Kolaborasi Kenar dan Dierja ini jadi inti dari penyelidikan mereka. Bersama-sama, mereka mencoba ngorek dan mengungkap misteri kelam yang ternyata udah membayangi Desa Kelawangin selama dua dekade terakhir. Usut punya usut, teror mistis ini punya akar yang kuat sama konflik yang terjadi di desa itu. Ternyata, Desa Kelawangin udah lama banget dilanda perseteruan antara dua kelompok berpengaruh yang saling sikut dan menjatuhkan demi kekuasaan. Konflik sosial-politik inilah yang disinyalir punya kaitan erat sama kemunculan teror Narik Sukmo.
Dedikasi Para Aktor dan Tantangan Produksi¶
Salah satu kekuatan Narik Sukmo terletak pada performa akting para pemainnya yang dinilai sangat totalitas. Febby Rastanty, yang kali ini jadi pemeran utama di genre horor buat pertama kalinya, sukses bikin banyak pihak terpukau. Eksekutif Produser, Darmawan Surjadi, secara khusus ngasih pujian buat akting Febby.
“Bicara soal kemampuan akting dari awal saya sudah yakin kalau dia (Febby) bisa menghidupkan karakter Kenar,” kata Darmawan. “Jam terbang Febby di dunia akting dan dedikasi dia di dunia seni peran tentu tidak bisa diragukan lagi,” tambahnya. Darmawan yakin Febby adalah pilihan yang tepat untuk memerankan sosok Kenar yang kompleks, seorang penari yang rapuh tapi juga punya kekuatan tersembunyi.
Produser Mulyadi JP juga ikut sharing soal pengalaman produksi film horor yang punya tantangan teknis beda dibanding genre lain. “Yang membedakan film horor dengan film genre lain adalah proses pembuatannya seperti lebih banyak syuting di malam hari dan teknis lainnya,” jelas Mulyadi. Ini butuh ketahanan fisik dan mental yang lebih dari kru maupun para pemain.
Mulyadi juga memuji profesionalisme Febby selama proses syuting. “Di sini Febby bisa beradaptasi dan total dalam proses syuting. Dia harus belajar menari, melakukan adegan sling tanpa stunt, dia sangat profesional,” ungkap Mulyadi. “Begitupun para aktor dan aktris lainnya,” lanjutnya, menegaskan bahwa seluruh pemain memberikan yang terbaik.
Demi mendalami perannya sebagai Kenar, Febby Rastanty emang beneran harus latihan keras. Dia dituntut mempelajari tarian tradisional yang koreografinya dirancang khusus buat film ini sama penata gerak senior legendaris, Elly Luthan. Elly Luthan sendiri juga ikut main di film ini lho! “Walaupun aku suka menari, tapi lebih suka tarian modern,” kata Febby jujur. “Di sini aku perlu menari dengan basic gerakan tarian tradisional yang gerakannya memang dibuat khusus untuk film ini,” tambahnya, menunjukkan dedikasinya buat menghidupkan karakter Kenar sebagai penari tradisi yang kuat.
Nggak cuma Febby, Aliando Syarief juga ngelakuin hal serupa buat perannya sebagai Dierja. Aliando harus mempelajari alat musik gamelan, yang ternyata punya peran penting dan elemen mistis dalam cerita Narik Sukmo. “Kelihatannya gampang, tapi kita tetap harus menyesuaikan tempo ya,” ujar Aliando sambil tertawa. “Untungnya gue juga suka musik dan ada basic jadi lebih gampang buat mainin itu,” pungkasnya, membuktikan bahwa passion di bidang seni memang sangat membantu dalam mendalami sebuah peran.
Horor yang Menggigit dan Bernilai Sosial¶
Nah, ini dia yang bikin Narik Sukmo beda. Sutradara Indra Gunawan pengen menghadirkan horor yang nggak cuma nakutin, tapi juga ngasih “gigitan” nilai sosial. Berbeda dari film horor bertema penari lainnya yang mungkin fokus pada legenda atau kutukan, Narik Sukmo ngambil pendekatan unik dengan menyisipkan isu sosial-politik dan dinamika kekuasaan yang bisa meracuni kehidupan masyarakat desa. Ini jadi lapisan kompleks yang bikin cerita makin kaya.
Menurut Indra Gunawan, film ini bisa jadi semacam refleksi buat masyarakat modern kita yang kadang gampang banget terprovokasi sama hoaks dan berbagai kepentingan politik yang nggak jelas ujung pangkalnya. “Masyarakat Desa Kelawangin di masa lalu merupakan cerminan masyarakat kita saat ini yang mudah sekali terhasut oleh hoax ataupun fitnah karena politik dan kepentingan kekuasaan,” tegas Indra.
Melalui film ini, para pembuatnya pengen ngasih pesan penting. “Lewat film ini kami mencoba menyampaikan pesan bahwa akan selalu ada konsekuensi dari setiap tindakan yang kita pilih,” tutup Indra. Jadi, Narik Sukmo bukan sekadar film seram buat nakut-nakutin, tapi juga ajakan buat berpikir kritis tentang dampak dari fitnah, hoaks, dan perebutan kekuasaan di lingkungan kita.
Dari Bangsal Isolasi ke Narik Sukmo¶
Sebelumnya, Mesari Pictures dan JP Pictures udah sukses bikin film horor berjudul Bangsal Isolasi. Narik Sukmo ini jadi proyek lanjutan mereka, dan kelihatannya mereka punya target yang tinggi. CEO Mesari Pictures, Darmawan Surjadi, optimis banget kalau Narik Sukmo bisa ngalahin kesuksesan film mereka sebelumnya.
“Dengan peningkatan dari berbagai aspek, saya harap Narik Sukmo bisa diterima dan mendapat respons yang baik oleh masyarakat,” ujar Darmawan penuh harap. “Saya optimis film Narik Sukmo bisa melewati kesuksesan film kami tahun lalu,” katanya lagi, menunjukkan keyakinan pada kualitas film ini, mulai dari cerita, akting, teknis, sampai pesan yang dibawa.
Ini dia rangkuman singkat para karakter utama:
Karakter | Diperankan Oleh | Deskripsi Singkat |
---|---|---|
Kenar | Febby Rastanty | Mantan penari, alami pengkhianatan, diteror di Kelawangin |
Dierja | Aliando Syarief | Pemuda desa, membantu Kenar mengungkap misteri |
Ayu | Dea Annisa | Sahabat Kenar, berasal dari Desa Kelawangin |
Elly Luthan | Penata gerak tari, ikut berakting |
Penasaran banget kan sama gimana Aliando Syarief memerankan pemuda desa yang jago gamelan dan Febby Rastanty dengan tarian tradisionalnya yang misterius? Gimana juga horor mistisnya nyambung sama konflik politik di desa itu? Pasti bikin nggak sabar nunggu tanggal mainnya!
Buat kalian yang udah nggak sabar pengen nonton atau mau tahu info-info terbaru seputar film Narik Sukmo, jangan lupa pantengin terus akun Instagram resminya di @filmnariksukmo dan akun TikTok @mesaripictures. Di sana biasanya bakal ada update soal trailer, poster baru, atau mungkin behind the scene yang seru!
Film Narik Sukmo ini bakal tayang serentak di seluruh jaringan bioskop di Indonesia mulai 3 Juli 2025. Siapin mental dan ajak temen-temen kamu buat ngalamin sensasi horor yang beda!
(Simulasi Cuplikan Trailer)
*Cuplikan Trailer Resmi Film Narik Sukmo (Simulasi)*
Gimana, udah kebayang kan seram dan menariknya film Narik Sukmo ini? Kombinasi horor, budaya, sosial, dan politik kayaknya bakal jadi tontonan yang nggak cuma nakutin tapi juga ngasih insight baru.
Menurut kalian, apa nih yang paling bikin penasaran dari film Narik Sukmo? Akting Aliando sama Febby, cerita horornya, atau malah konflik politiknya? Yuk, share pendapat kalian di kolom komentar di bawah! 👇
Posting Komentar