Ngobrolin Buku Unik: Wanita yang Pengen Reinkarnasi Jadi Semangka, Kenapa Ya?
Hidup ini kadang memang penuh cobaan ya. Ada aja hal-hal yang bikin kita merasa down atau merasa nggak berharga. Di tengah banyaknya orang yang mungkin merendahkan, penting banget buat kamu sadar betapa berharganya dirimu. Jangan pernah putus asa dalam menghadapi dunia yang terkadang terasa sulit ini, kamu pasti kuat menghadapinya.
Pernah nggak sih, kamu iseng membayangkan akan jadi apa di kehidupan selanjutnya? Apakah akan terlahir kembali sebagai bunga yang cantik atau tumbuhan hijau yang rindang? Atau mungkin jadi hewan yang lucu dan menggemaskan, atau malah buah yang manis dan disukai banyak orang? Pertanyaan sederhana tentang wujudmu di kehidupan berikutnya ini ternyata bisa jadi cerminan bagaimana kamu memaknai kehidupanmu yang sekarang, lho.
Nah, ngomongin soal memaknai hidup dan bayangan tentang reinkarnasi, kali ini kita mau bahas satu buku yang judulnya bikin penasaran banget. Judulnya “Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya”. Buku ini ditulis oleh seorang dokter spesialis kedokteran jiwa, dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ.
Buku setebal 224 halaman ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 4 Februari 2025. Buku ini disebut-sebut bisa membantu kamu bangkit dari keterpurukan. Sekaligus membuatmu lebih bersyukur atas apa yang kamu miliki saat ini. Penasaran kan isinya kayak apa? Yuk, kita bedah bareng-bareng!
Penulis: Kenalan Sama dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ¶
Sebelum kita menyelami lebih dalam isi bukunya, kenalan dulu yuk sama sosok penulisnya, yaitu dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ. Beliau adalah seorang dokter spesialis kedokteran jiwa. Dr. Andreas menamatkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Saat ini, dr. Andreas berpraktek di Rumah Sakit Smart Mind Center Gading Pluit di Jakarta Utara. Selain itu, beliau juga melayani pasien di Eka Hospital Bekasi. Sebagai seorang psikiater, beliau menangani berbagai masalah kejiwaan. Mulai dari gangguan tidur, depresi, bipolar, hingga masalah kecemasan dan fobia.
Tidak hanya itu, dr. Andreas juga memberikan konsultasi terkait gangguan seks dan perkawinan, serta masalah-masalah pikiran, perasaan, dan perilaku lainnya. Dalam praktiknya sehari-hari, beliau menggunakan beragam pendekatan psikoterapi. Beberapa di antaranya adalah Acceptance and Commitment Therapy, Cognitive Behavioral Therapy, Psychodynamic Psychotherapy, Dialectical Behavioral Therapy, dan Mindfulness. Pendekatan ini dipilih sesuai dengan kebutuhan pasien.
Selain aktif berpraktek, dr. Andreas juga terlibat dalam kegiatan organisasi profesi. Beliau adalah bagian dari Ikatan Dokter Indonesia dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia. Menariknya lagi, dr. Andreas juga aktif di media sosial dan sering berinteraksi dengan netizen. Beliau kerap membuat konten yang membahas topik overthinking untuk para pengikutnya yang dijuluki #Sobatoverthinking. Kalau kamu penasaran ingin kenal lebih dekat sama dokter gaul ini, bisa follow akun Instagram-nya di @dr.ndreamon atau akun X (Twitter)-nya di @ndreamon.
Bedah Buku: “Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya”¶
Oke, sekarang kita masuk ke bagian yang paling ditunggu, yaitu bedah bukunya. Judulnya saja sudah sangat unik dan memancing rasa ingin tahu ya. Apa sih yang membuat seorang wanita ingin terlahir kembali menjadi pohon semangka?
Apa Isi Bukunya?¶
Buku ini dibuka dengan pertanyaan yang langsung menusuk: jika kamu diberi kesempatan untuk lahir lagi ke dunia dengan kehidupan yang baru, kamu mau jadi apa? Coba jawab pertanyaan ini secepat mungkin dalam benakmu. Dr. Andreas Kurniawan sering melemparkan pertanyaan ini, baik saat sesi konsultasi di ruang praktek maupun dalam obrolan santai dengan teman-temannya.
Jawabannya pun beragam dan nggak kalah unik. Ada yang ingin jadi pohon pinus yang tinggi dan gagah. Ada juga yang pengen jadi ubur-ubur supaya bisa berenang bebas tanpa beban ekspektasi. Bahkan, ada yang ingin jadi ikan mas koki biar punya short term memory dan nggak overthinking terus.
Tapi, dari sekian banyak jawaban itu, ada satu yang paling berkesan bagi dr. Andreas. Pasiennya yang bernama Lalin, awalnya menjawab ingin menjadi bunga matahari di kehidupan selanjutnya. Indah ya bayangannya? Namun, di sesi konsultasi berikutnya, Lalin merevisi jawabannya. Dia bilang, dia hanya ingin menjadi pohon semangka saja di kehidupan barunya. Nah, inilah titik awal rasa penasaran: apa alasan mendalam di balik keinginan Lalin untuk menjadi pohon semangka?
Buku ini ternyata bukan sekadar cerita ringan tentang keinginan unik. Lebih dari itu, buku ini adalah kumpulan kisah yang menyentuh tentang penyesalan, kekecewaan, dan bagaimana kita menghadapi ketidaksempurnaan hidup. Ini adalah bacaan yang sangat pas buat kamu yang mungkin sering merasa dibilang nggak bersyukur. Buat kamu yang kadang suka menyendiri di kursi minimarket sambil merenung. Atau buat kamu yang lagi mencoba menanam harapan dan mencari makna kebahagiaan yang sesungguhnya bagi dirimu sendiri.
Kelebihan Buku Ini¶
Buku “Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya” ini punya banyak kelebihan yang bikin layak dibaca. Salah satunya adalah cara penulis mengangkat kisah karakter semi-fiksi bernama Lalin. Lalin digambarkan sebagai pasien dr. Andreas yang memiliki keterbatasan gerak karena penyakit. Ia harus beraktivitas menggunakan kursi roda.
Dr. Andreas Kurniawan menceritakan kisah Lalin dengan sudut pandang yang sangat humanis. Pendekatan ini membuat pembaca bisa memahami kehidupan Lalin secara mendalam tanpa terkesan menghakimi atau menggurui. Kita diajak melihat dunia dari kacamata Lalin, dengan segala perjuangan dan perasaannya.
Sebagai seorang psikiater, dr. Andreas juga menyajikan informasi tentang kondisi mental Lalin dengan sangat kredibel. Penjelasan-penjelasan ini memberikan banyak insight berharga bagi pembaca. Gaya bahasa penulis juga sangat mengalir dan pandai merangkai kata. Filosofi dan pengetahuan mendalam yang disampaikan jadi terasa ringan dan nggak membosankan.
Format buku yang seperti catatan konsultasi antara pasien dan dokter ini memungkinkan pembaca untuk ikut merefleksikan perasaannya sendiri. Diselingi dengan kutipan-kutipan dan pertanyaan-pertanyaan yang memancing pemikiran. Banyak pembaca yang merasa kisahnya relate dengan kehidupan mereka. Percakapan Lalin dan dr. Andreas terasa seperti ‘konsultasi’ tentang kehidupan, hubungan dengan orang lain, menghadapi ketidaksempurnaan, hingga merenungkan kematian. Buku ini benar-benar hangat, seperti ‘memeluk’ pembacanya. Dampaknya terasa nyata dalam cara kita memandang hidup. Buku ini sangat direkomendasikan jika kamu ingin belajar lebih bersyukur dan memahami kehidupanmu dengan lebih baik.
Kekurangan Buku Ini¶
Setiap buku pasti punya kekurangan, meskipun itu hanya masalah preferensi pembaca. Kekurangan yang paling sering disebutkan dari buku ini adalah penjelasan mengenai filosofi di balik keinginan Lalin menjadi pohon semangka. Banyak pembaca yang berharap penjelasan ini akan sangat mendalam dan menjadi inti dari buku.
Namun, sebagian pembaca merasa penjelasan tentang pohon semangka tersebut kurang digali sampai ke akar filosofinya. Terkesan hanya seperti ‘pemanis’ di awal cerita atau sekadar untuk membuat judul buku yang menarik. Meski begitu, kekurangan ini tidak mengurangi nilai-nilai positif dan hikmah besar yang bisa didapatkan dari keseluruhan isi buku. Jadi, jangan sampai hal ini menghalangi niatmu untuk membaca buku yang kaya makna ini ya.
Hikmah yang Bisa Dipetik¶
Dari buku “Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya”, ada beberapa pesan moral yang sangat penting dan menyentuh hati. Salah satunya adalah pengingat bahwa kita sebagai manusia punya kemampuan luar biasa untuk refleksi diri. Kita bisa ‘berdiskusi’ dengan diri sendiri. Refleksi ini bukan untuk menentukan apa yang harus kita lakukan dalam hidup. Tapi, lebih ke apa yang ingin kita lakukan, apa yang benar-benar kita dambakan.
Pesan lainnya adalah soal penerimaan. Refleksi bukan mencari tahu perilaku mana yang paling benar menurut standar luar. Melainkan perilaku mana yang terasa paling nyaman dan otentik bagi diri sendiri. Buku ini menjadi ajakan kuat untuk introspeksi diri. Untuk belajar lebih bersyukur atas setiap detik kehidupan, baik itu diwarnai hal baik maupun buruk. Sebab, suka atau tidak suka, semua pengalaman itulah yang membentuk kita menjadi manusia seutuhnya.
Melalui kisah Lalin dan percakapannya, kita didorong untuk melakukan hal yang maksimal. Melakukan yang terbaik selagi kita masih diberi waktu dan kesempatan untuk hidup di dunia ini. Ajakan ini juga tersirat untuk melepaskan rasa menyesal atas masa lalu. Serta menghilangkan keinginan yang sia-sia untuk kembali ke waktu yang sudah lewat. Mari hargai setiap momen yang ada. Yang paling penting, mari bersyukur dan berikan penghargaan yang layak untuk dirimu sendiri, atas semua yang sudah kamu lalui dan capai.
Rekomendasi Buku Lainnya¶
Selain buku “Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya”, dr. Andreas Kurniawan dan penulis lain juga punya karya-karya menarik lainnya yang nggak kalah insightful. Kalau kamu suka dengan gaya dr. Andreas yang humanis dan penuh makna, coba cek beberapa rekomendasi buku ini:
Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring¶
Judul ini juga nggak kalah unik dari buku yang kita bahas tadi. Buku “Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring” adalah kisah personal dr. Andreas Kurniawan sendiri. Buku ini menceritakan pengalamannya menghadapi duka yang sangat mendalam.
Sebagai psikiater, dr. Andreas tentu punya segudang teori tentang duka. Dia sudah belajar banyak tentang itu di kampus dan dari pengalaman pasien-pasiennya. Tapi, ketika duka itu menimpa dirinya langsung, saat dia kehilangan anaknya, semua teori itu terasa nggak relevan. Dia memutuskan untuk menyingkirkan semua ilmu itu sejenak. Mencari makna duka ini dengan caranya sendiri. Dan mengejutkan, dia menemukan cara untuk melaluinya saat sedang mencuci piring kotor yang menumpuk.
Buku ini adalah proses dr. Andreas memaknai kehilangan yang sangat besar dalam hidupnya. Diceritakan dengan gaya santai, kadang diselingi humor gelap yang getir. Kamu akan menemukan panduan atau ‘tutorial’ unik di dalamnya. Ada “Tutorial Mencuci Piring”, “Tutorial Menyusun Puzzle”, dan yang paling emosional, “Tutorial Menerima Kematian Seorang Anak”. Seperti kata dr. Andreas, duka itu memang seperti mencuci piring. Tidak ada orang yang mau melakukannya, tapi pada akhirnya, seseorang harus membereskannya.
Stay Positive With Marcus Aurelius¶
Buat kamu yang sering merasa cemas, takut berlebihan, atau terjebak dalam overthinking, buku “Stay Positive With Marcus Aurelius” bisa jadi teman yang baik. Buku ini ditulis untuk membantu kita belajar dari Filosofi Teras atau Stoikisme. Salah satu tokoh utamanya adalah Marcus Aurelius, seorang Kaisar Romawi sekaligus filsuf besar.
Ditulis oleh dua psikolog, buku ini mengajak kita berdialog dengan Marcus Aurelius yang hidup ribuan tahun lalu. Tapi jangan salah, ajarannya relevan banget sama keresahan anak muda zaman sekarang. Dari masalah kuliah, cari kerja, pertemanan, kesepian, sampai pengaruh media sosial. Marcus Aurelius punya banyak jawaban jitu buat berbagai problem hidupmu.
Buku ini menyajikan ajaran Stoikisme dengan cara yang sederhana dan praktis. Kamu akan menemukan panduan aplikatif untuk menghadapi berbagai aspek kehidupan. Baik itu karier, keluarga, cinta, harta, bahkan cara mengubah kesepian menjadi momen perenungan yang berharga. Seperti pesan dari buku ini, hidup memang kadang tidak baik-baik saja. Namun, kita punya kekuatan untuk mengendalikan respon dan pikiran kita menghadapinya. Bacalah pelan-pelan, dan temukan ajaran yang beresonansi dengan kondisi dirimu.
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati¶
Rekomendasi terakhir adalah buku “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”. Ini adalah novel yang menyentuh tentang kesehatan mental. Ceritanya fokus pada Ale, seorang pria berusia 37 tahun yang punya masalah hidup sangat berat. Perawakannya besar, tapi hatinya terluka. Ia mengalami perundungan parah sejak kecil. Hidup di lingkungan keluarga yang tidak supportif. Ia juga didiagnosis mengalami depresi akut oleh psikiaternya.
Ale sebenarnya sudah berusaha keras memperbaiki diri agar bisa diterima lingkungan. Tapi sayangnya, usahanya selalu mentok dan gagal. Bahkan keluarganya sendiri tidak memberikan dukungan saat ia paling membutuhkannya. Karena semua beban itu, Ale akhirnya mengambil keputusan ekstrem: dia ingin mengakhiri hidupnya.
Dia pun menyiapkan kematiannya dengan sangat teliti, biar tidak merepotkan orang lain. Dia menjadwalkan 24 jam terakhir hidupnya. Sebelum minum obat antidepresan dalam dosis mematikan, dia membersihkan apartemennya yang berantakan. Membeli dan menikmati makanan mahal yang belum pernah dicicipinya. Pergi karaoke dan menyanyi sepuasnya sampai mabuk. Novel ini membawa pembaca masuk ke dalam pikiran Ale. Menggambarkan perjuangan batin dan keputusasaan seseorang yang berada di titik paling gelap dalam hidupnya. Buku ini sangat dalam membahas isu kesehatan mental dan pentingnya dukungan sosial.
Gimana, Grameds? Jadi makin penasaran kan sama buku “Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya” ini? Atau tertarik juga sama rekomendasi buku lainnya? Buku ini cocok banget buat kamu yang lagi butuh teman merenung. Atau sekadar mencari sudut pandang baru untuk lebih menghargai hidup.
Kamu bisa cari buku-buku ini di toko buku terdekat. Atau bisa juga cek di berbagai platform penjualan buku online. Membaca buku-buku seperti ini bisa jadi investasi berharga buat kesehatan mental dan pertumbuhan dirimu. Yuk, terus luaskan wawasan dan perkuat batinmu lewat bacaan berkualitas!
Ada di antara kamu yang sudah baca buku ini atau rekomendasi buku lainnya? Gimana pendapatmu? Atau mungkin punya rekomendasi buku self-improvement atau kesehatan mental lainnya yang bagus? Jangan ragu share di kolom komentar ya! Kita ngobrol dan diskusi bareng di sini!
Posting Komentar