Puasa 1 Muharram: Niat, Doa Buka (Arab, Latin, Arti) Lengkap!

Daftar Isi

Puasa 1 Muharram Niat Doa Buka Lengkap

Memasuki Tahun Baru Islam adalah momen spesial bagi umat Muslim di seluruh dunia. Salah satu cara terbaik untuk menyambutnya adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah sunnah. Ibadah puasa di awal bulan Muharram menjadi amalan yang sangat dianjurkan karena memiliki keutamaan yang besar. Berdasarkan penanggalan yang ada, 1 Muharram 1447 Hijriah akan jatuh pada hari Jumat, 27 Juni 2025. Pada tanggal inilah umat Islam disunnahkan untuk berpuasa sebagai bentuk syukur dan harapan akan keberkahan di tahun yang baru.

Bulan Muharram sendiri merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam, selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Karena kemuliaan bulan ini, berbagai amalan saleh sangat dianjurkan untuk dilakukan di dalamnya, termasuk puasa sunnah. Puasa di bulan Muharram memiliki kedudukan yang istimewa di antara puasa-puasa sunnah lainnya. Menjalankan puasa di hari pertama bulan ini bisa menjadi langkah awal yang baik untuk mengisi lembaran baru dengan ketaatan dan ibadah.

Niat Puasa Muharram

Puasa pada tanggal 1 Muharram termasuk dalam kategori puasa sunnah mutlak atau puasa sunnah biasa. Artinya, tata cara pelaksanaannya cukup sederhana, mirip dengan puasa sunnah pada umumnya. Meskipun disunnahkan untuk melafalkan niat di malam hari sebelum fajar, niat puasa sunnah ini juga bisa dilakukan di pagi hari atau siang hari asalkan kita belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar.

Meskipun niat itu letaknya di dalam hati, melafalkan niat secara lisan bisa membantu menguatkan tekad kita untuk berpuasa. Berikut adalah lafal niat puasa Muharram yang bisa dibaca:

Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ المُحَرَّمِ لِلَّهِ تَعَالَى

Latin:
Nawaitu shaumal Muharrami lillahi ta‘ala.

Artinya:
“Saya niat puasa Muharram karena Allah ta‘ala.”

Niat ini bisa dibaca kapan saja sejak terbenam matahari di hari sebelumnya hingga sebelum waktu zawal (matahari tergelincir ke barat) pada hari puasa tersebut, dengan syarat kita belum makan, minum, atau melakukan pembatal puasa lainnya. Tentu saja, untuk menyempurnakan ibadah puasa, sangat dianjurkan untuk melaksanakan sahur di sepertiga malam terakhir atau menjelang masuknya waktu Subuh. Sahur memberikan kekuatan fisik dan keberkahan tersendahiri bagi orang yang berpuasa.

Doa Buka Puasa Muharram

Setelah seharian menahan lapar dan dahaga, momen berbuka puasa adalah saat yang sangat dinantikan. Berbuka puasa disunnahkan untuk disegerakan begitu waktu Maghrib tiba. Sebelum menyantap hidangan, jangan lupa untuk membaca doa buka puasa sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya yang memungkinkan kita menyelesaikan ibadah puasa hari itu. Ada beberapa versi doa buka puasa yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW, dan kita bisa memilih salah satunya atau menggabungkannya.

Salah satu doa buka puasa yang populer berasal dari riwayat Abu Daud dari Sahabat Ibnu Umar ra. Beliau menuturkan bahwa ketika Rasulullah SAW berbuka puasa, beliau membaca:

Arab:
ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Latin:
Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu, wa tsabatal ajru in syaa Allah.

Artinya:
“Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah ditetapkan pahala insya Allah.” (HR. Abu Daud no. 2010)

Doa ini menunjukkan rasa syukur atas hilangnya rasa haus dan basahnya kerongkongan setelah berpuasa, serta harapan agar pahala puasa yang telah dijalankan benar-benar ditetapkan di sisi Allah. Membaca doa ini setelah membatalkan puasa dengan kurma atau air putih sangat dianjurkan.

Ada juga doa lain yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Mu’adz bin Zahrah, yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW berdoa saat berbuka puasa:

Arab:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Latin:
Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu.

Artinya:
“Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.” (HR. Abu Daud no. 2011)

Doa ini menekankan bahwa puasa yang kita jalankan semata-mata karena Allah, dan berbuka pun dengan rezeki yang telah Allah berikan. Ini mengajarkan kita untuk selalu mengakui bahwa segala kenikmatan berasal dari-Nya.

Selain itu, ada riwayat dari Ibnu Sunni dari Mu’adz bin Zahrah dengan lafal yang sedikit berbeda:

Arab:
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعَانَنِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ

Latin:
Alhamdulillahilladzi a’aananii fashamtu, wa razaqanii faafthartu.

Artinya:
“Segala puji bagi Allah yang menolongku maka aku dapat berpuasa, dan yang telah memberiku rezeki sehingga aku dapat berbuka.” (HR. Ibnu Sunni)

Doa ini lebih berfokus pada pujian kepada Allah atas pertolongan-Nya dalam menjalankan puasa dan atas rezeki yang diberikan untuk berbuka. Ini adalah bentuk pengakuan atas segala nikmat dan karunia Allah.

Riwayat lain dari Ibnu Sunni, tapi dari Sahabat Ibnu Abbas, memiliki lafal doa yang lebih panjang dan mencakup permohonan penerimaan puasa:

Arab:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْنَا، فَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ

Latin:
Allahumma shumnaa, wa ‘alaa rizqika aftharnaa, fataqabbal Minna innaka antas samii’ul ‘aliim.

Artinya:
“Ya Allah, karena Kamu kami berpuasa, dan dengan rezeki-Mu kami berbuka, maka terimalah (puasa) kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (HR: Ibnu Sunni)

Doa ini sangat baik dibaca karena di dalamnya terdapat permohonan agar puasa kita diterima oleh Allah, yang Maha Mendengar setiap doa dan Maha Mengetahui setiap niat dan perbuatan hamba-Nya.

Terakhir, ada doa berdasarkan riwayat Ibnu Majah dan Ibnu Sunni, dari Ibnu Umar yang berdoa dengan permohonan ampunan:

Arab:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي

Latin:
Allahumma inni asaluka birahmatikallatii wasi’at kulla syaiin antaghfira lii.

Artinya:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampuniku.”

Doa ini bisa dibaca saat atau setelah berbuka puasa, karena waktu berbuka adalah salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Memohon ampunan di saat kita baru saja menyelesaikan ibadah yang diperintahkan Allah adalah hal yang sangat baik. Umat Islam bebas memilih doa buka puasa mana yang ingin dibaca, atau bahkan menggabungkan beberapa di antaranya, sesuai dengan keyakinan dan kenyamanan masing-masing. Yang terpenting adalah kehadiran hati dan kekhusyukan saat berdoa, menyadari bahwa kita sedang berbicara langsung kepada Sang Pencipta.

Keutamaan Puasa Muharram

Bulan Muharram memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam kalender Hijriah, dan puasa di dalamnya memiliki keutamaan yang luar biasa. Rasulullah SAW sendiri menekankan pentingnya berpuasa di bulan ini. Salah satu hadits yang paling sering dikutip mengenai keutamaan puasa Muharram diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Arab:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

Artinnya:
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, Muharram.” (HR Muslim)

Hadits ini secara eksplisit menyatakan bahwa puasa sunnah yang paling utama setelah puasa wajib di bulan Ramadhan adalah puasa yang dilakukan di bulan Muharram. Penyebutan “bulan Allah” (Syahrullah) pada Muharram sendiri menunjukkan kemuliaan dan keistimewaan bulan ini di sisi Allah SWT. Keutamaan ini mendorong umat Muslim untuk memperbanyak ibadah puasa di bulan Muharram, baik itu puasa di awal bulan, puasa Tasu’a (9 Muharram), puasa Asyura (10 Muharram), atau puasa pada hari-hari lainnya di bulan tersebut.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, diceritakan bahwa seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW tentang puasa yang paling utama setelah Ramadhan. Beliau kemudian menjawab, “Puasa di bulan Allah yang kalian sebut Muharram.” Ini semakin menguatkan posisi Muharram sebagai bulan terbaik untuk menjalankan puasa sunnah.

Puasa pada tanggal 1 Muharram menjadi pembuka dari rangkaian amalan puasa sunnah di bulan ini. Meskipun yang paling ditekankan adalah puasa Asyura (10 Muharram) dengan keutamaan menghapus dosa setahun yang lalu, puasa di hari pertama juga merupakan amalan yang baik karena termasuk dalam keumuman anjuran berpuasa di bulan Muharram yang mulia. Menjalankan puasa 1 Muharram adalah cara yang indah untuk memulai tahun baru dengan mendekatkan diri kepada Allah dan memohon keberkahan untuk hari-hari mendatang. Ini juga menjadi momen untuk muhasabah (introspeksi diri) atas tahun yang telah berlalu dan menyusun niat baik untuk tahun yang akan datang.

Bulan Muharram: Keutamaan dan Jenis Puasa Lainnya

Seperti yang sudah disinggung, Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriah dan termasuk dalam Asyhurul Hurum (empat bulan haram/suci). Pada bulan-bulan ini, umat Islam sangat dianjurkan untuk menjauhi maksiat dan memperbanyak amal saleh, karena pahala amal baik dilipatgandakan, begitu pula dosa amal buruk. Kemuliaan Muharram telah ada bahkan sebelum datangnya Islam.

Selain puasa 1 Muharram, ada dua tanggal penting lainnya di bulan ini yang sangat dianjurkan untuk berpuasa, yaitu tanggal 9 dan 10 Muharram, yang dikenal dengan puasa Tasu’a dan puasa Asyura. Puasa Asyura memiliki sejarah panjang dan keutamaan yang spesifik, yaitu dapat menghapus dosa-dosa kecil setahun yang lalu. Diriwayatkan dari Abu Qatadah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Puasa pada hari ‘Asyura, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim).

Sementara itu, puasa Tasu’a (9 Muharram) disunnahkan untuk menyertai puasa Asyura sebagai pembeda dari praktik ibadah kaum Yahudi yang juga memuliakan tanggal 10 Muharram. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Jika aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada hari kesembilan.” (HR Muslim). Anjuran ini muncul di akhir hayat beliau. Oleh karena itu, para ulama menganjurkan untuk menggabungkan puasa tanggal 9 dan 10 Muharram. Jika tidak bisa, puasa tanggal 10 saja tetap dianjurkan, namun lebih sempurna jika berpuasa pada tanggal 9 dan 10, atau 10 dan 11 Muharram, atau bahkan 9, 10, dan 11 Muharram.

Dengan demikian, berpuasa pada tanggal 1 Muharram adalah amalan pembuka yang baik di bulan mulia ini. Kemudian, umat Muslim bisa melanjutkannya dengan puasa Tasu’a dan Asyura untuk mendapatkan keutamaan yang lebih besar lagi. Bulan Muharram secara keseluruhan adalah kesempatan emas untuk panen pahala melalui berbagai ibadah sunnah, dan puasa adalah salah satunya.

Manfaat Puasa Sunnah di Bulan Muharram

Menjalankan puasa sunnah, termasuk di bulan Muharram, tidak hanya mendatangkan pahala spiritual, tetapi juga memiliki berbagai manfaat baik bagi diri kita. Secara spiritual, puasa melatih kesabaran, mengendalikan hawa nafsu, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Saat berpuasa, kita lebih peka terhadap kondisi orang lain yang kurang beruntung dan merasakan lapar dan haus, sehingga menumbuhkan rasa empati dan keinginan untuk berbagi.

Dari sisi fisik, puasa memberikan jeda bagi sistem pencernaan untuk beristirahat dan melakukan detoksifikasi alami. Banyak penelitian modern yang menunjukkan manfaat kesehatan dari puasa intermiten (puasa dengan pola waktu tertentu), seperti meningkatkan metabolisme, menjaga berat badan, dan memperbaiki sensitivitas insulin. Tentu saja, manfaat fisik ini harus didukung dengan pola makan yang sehat saat sahur dan berbuka.

Secara mental dan emosional, puasa membantu meningkatkan disiplin diri dan fokus. Dengan menahan diri dari makan dan minum, kita belajar untuk mengendalikan keinginan sesaat dan lebih fokus pada tujuan yang lebih besar, yaitu mendekatkan diri kepada Allah. Perasaan tenang dan damai seringkali menyertai orang yang rutin berpuasa sunnah.

Oleh karena itu, menyambut 1 Muharram dengan berpuasa adalah pilihan yang sangat baik. Ini adalah permulaan yang penuh berkah untuk satu tahun ke depan, sekaligus kesempatan untuk mendapatkan berbagai kebaikan duniawi maupun ukhrawi.

Tips Menjalankan Puasa Muharram

Agar puasa Muharram kita berjalan lancar dan optimal, ada beberapa tips praktis yang bisa diikuti:

  1. Niatkan dengan tulus: Pastikan niat puasa kita hanya karena Allah SWT, mencari ridha dan pahala dari-Nya.
  2. Sahur yang cukup: Jangan tinggalkan sahur. Pilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks dan protein agar energi bertahan lebih lama. Jangan lupa minum air putih yang cukup.
  3. Segerakan berbuka: Begitu adzan Maghrib berkumandang, segera batalkan puasa. Mulailah dengan kurma dan air putih mengikuti sunnah Rasulullah SAW, lalu tunaikan shalat Maghrib sebelum makan berat.
  4. Hindari makan berlebihan saat berbuka: Makanlah secukupnya, jangan kalap. Makan berlebihan justru bisa membuat tubuh lemas dan mengantuk.
  5. Tetap terhidrasi: Minum air putih yang cukup antara waktu berbuka hingga imsak untuk mencegah dehidrasi.
  6. Istirahat yang cukup: Berpuasa bisa sedikit menguras energi, pastikan mendapatkan istirahat yang cukup terutama di siang hari.
  7. Perbanyak ibadah lain: Manfaatkan momen puasa untuk memperbanyak dzikir, membaca Al-Quran, shalat sunnah, dan berdoa. Waktu berbuka adalah waktu yang mustajab untuk berdoa.

Dengan persiapan dan niat yang baik, insya Allah kita bisa menjalankan puasa 1 Muharram dan puasa sunnah lainnya di bulan ini dengan penuh kekhusyukan dan mendapatkan keberkahan-Nya. Semoga amal ibadah kita di awal tahun baru Islam ini diterima oleh Allah SWT.

Bagaimana rencana ibadah kalian di bulan Muharram tahun ini? Apakah kalian sudah siap menyambut 1 Muharram dengan berpuasa? Bagikan pengalaman atau niat baik kalian di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar