Ups! 10 Jurusan Ini Ternyata Gaji Awalnya Kurang Gede? Cek Dulu!
Memilih jurusan kuliah itu kayak milih jalan hidup, ya kan? Kita harap-harap cemas semoga pilihan kita ini bisa membawa kita ke masa depan yang cerah, terutama soal karier dan… ehem, gaji! Tapi ternyata, realita di lapangan kadang beda banget sama ekspektasi kita pas masih maba. Banyak nih, lulusan yang ternyata nyesel sama jurusan yang diambil karena gaji awalnya kok ya… kurang greget?
Fenomena ini bukan cuma terjadi di Indonesia aja loh. Di luar negeri pun banyak yang ngalamin. Sebuah survei yang dilakukan sama ZipRecruiter terhadap 1.500 lulusan universitas yang lagi nyari kerja, hasilnya cukup bikin kaget. Banyak dari mereka yang awalnya passion banget sama bidang yang dipilih, tapi pas lulus dan mulai nyari nafkah, urusan gaji jadi penting banget dan bikin nyesel.
Ekonom utama ZipRecruiter, Sinem Buber, bilang gini nih, “Saat kita lulus, kenyataan akan datang. Saat Anda hampir tidak bisa membayar tagihan Anda, gaji Anda mungkin menjadi lebih penting.” Nah, bener banget kan? Passion itu penting, tapi perut juga perlu diisi dan tagihan perlu dibayar.
Kok Bisa Sih Nyesel Soal Gaji?¶
Sebenarnya penyesalan ini muncul karena ada gap antara bayangan mereka pas kuliah sama kenyataan di dunia kerja. Mungkin pas kuliah mereka mikir, “Wah, seru nih jurusannya, pasti banyak dibutuhkan!” atau “Ini passion gue banget, duit mah ngikut!”. Tapi pas lulus, mereka baru sadar kalau persaingan ketat, lowongan terbatas, atau standar gaji di bidang itu memang nggak setinggi yang mereka harapkan, paling tidak untuk entry-level.
Survei ZipRecruiter itu mengidentifikasi beberapa jurusan yang paling banyak bikin lulusannya nyesel, dan alasannya utamanya adalah soal gaji atau prospek kerja di awal karier. Ini dia daftarnya:
Daftar Jurusan yang Paling Banyak Disalahin (Soal Gaji Awal)¶
Berikut adalah 10 jurusan kuliah yang paling disesali lulusannya, berdasarkan persentase responden survei yang menyatakan penyesalan:
- Jurnalisme (87%)
- Sosiologi (72%)
- Seni (72%)
- Komunikasi (64%)
- Pendidikan (61%)
- Manajemen Marketing & Riset (60%)
- Pendamping Medis (56%)
- Ilmu Politik dan Pemerintahan (56%)
- Biologi (52%)
- Sastra Inggris (52%)
Angka-angka di atas cukup tinggi ya? Bayangin, hampir 9 dari 10 lulusan Jurnalisme nyesel sama jurusannya. Pasti ada sesuatu dong di balik angka-angka itu. Mari kita bedah satu per satu kenapa jurusan-jurusan ini seringkali dianggap punya gaji awal yang ‘kurang gede’ dan apa aja sih yang perlu kamu tahu kalau kamu memang ambil jurusan-jurusan ini.
1. Jurnalisme¶
Wah, ini peringkat pertama! Nggak heran kalau 87% lulusannya nyesel. Dunia jurnalisme, terutama di era digital ini, memang lagi banyak tantangan. Dulu, jurnalis adalah profesi yang prestisius. Sekarang, banyak media yang beralih ke digital, model bisnisnya berubah, dan seringkali gaji untuk jurnalis pemula itu nggak seberapa.
Kenapa bisa gitu? Pertama, suplai lulusan jurnalisme cukup banyak. Kedua, banyak media yang pendapatan iklannya menurun, jadi budget gaji pun ikut terpengaruh. Ketiga, kerja sebagai jurnalis itu jam kerjanya nggak kenal waktu, tuntutannya tinggi, tapi kompensasi di awal karier seringkali nggak sepadan sama effortnya.
Tapi, bukan berarti lulusan jurnalisme nggak punya masa depan cerah ya. Banyak kok yang sukses banting setir ke bidang content writing, copywriting, public relations, social media management, atau bahkan bikin media sendiri. Skill menulis, riset, dan berpikir kritis yang didapat di jurnalisme itu kepakai banget di banyak bidang lain. Jadi, penyesalan itu mungkin lebih ke ekspektasi gaji awal yang terlalu tinggi dibandingkan realita di industri media.
2. Sosiologi¶
Sosiologi ini jurusan yang seru banget buat ngulik masyarakat, fenomena sosial, dan interaksi antarmanusia. Lulusannya biasanya punya kemampuan analisis yang kuat dan peka terhadap isu-isu sosial. Tapi, emang kadang lulusan Sosiologi bingung mau kerja apa di awal karier.
Kenapa gaji awalnya bisa dibilang kurang? Seringkali lowongan kerja yang spesifik “lulusan Sosiologi” itu terbatas. Mereka akhirnya masuk ke berbagai bidang, mulai dari NGO (LSM), lembaga riset, HRD, atau bahkan marketing. Di awal karier, terutama di NGO atau lembaga riset pemula, gajinya memang mungkin belum tinggi.
Padahal, kemampuan analisis sosial dan pemahaman tentang perilaku manusia itu modal berharga di banyak industri. Lulusan Sosiologi bisa banget berkembang di bidang market research, user experience (UX) research, public policy, atau community development. Intinya, perlu kreativitas dan proaktif nyari peluang yang mungkin nggak secara eksplisit menyebut “lulusan Sosiologi dicari”.
3. Seni¶
Nah, kalau ini mungkin nggak terlalu kaget ya. Jurusan Seni itu memang kental banget sama passion dan ekspresi diri. Seniman, desainer, musisi, atau pegiat seni lainnya seringkali memulai karier dari nol, membangun portofolio, dan nggak langsung dapat gaji besar.
Kenapa gaji awalnya seringkali rendah? Industri seni seringkali didominasi proyek atau kerja lepas (freelance) di awal. Pendapatan sangat bergantung pada proyek yang didapat, dan tarifnya bisa bervariasi banget. Selain itu, apresiasi terhadap karya seni dan profesi seniman di pasar kerja formal mungkin belum setinggi profesi lain.
Namun, bukan berarti lulusan Seni nggak bisa sukses secara finansial. Banyak seniman yang sukses jadi desainer grafis dengan gaji tinggi, animator di studio besar, ilustrator buku/majalah, art director, fotografer profesional, atau bahkan membuka studio sendiri. Kuncinya adalah gimana mengkomersilkan skill seni mereka dan nyari pasar yang tepat. Portofolio yang kuat itu mata uang utama di dunia seni.
4. Komunikasi¶
Mirip sama Jurnalisme, Komunikasi itu bidang yang luas banget. Bisa masuk ke broadcasting, public relations, advertising, marketing, social media, sampe filmmaking. Karena luasnya ini, persaingan di beberapa area jadi ketat.
Kenapa gaji awal bisa bikin nyesel? Di beberapa sub-bidang Komunikasi, terutama yang butuh banyak kreativitas dan portofolio di awal (kayak agensi advertising atau produksi media), gaji entry-level mungkin nggak terlalu tinggi. Selain itu, banyak posisi pemula yang jam kerjanya panjang dan tekanannya tinggi.
Tapi, skill komunikasi itu basic yang dibutuhkan di hampir semua industri. Lulusan Komunikasi yang jago public speaking, menulis, strategi media, atau mengelola reputasi itu pasti dicari. Potensi gaji dan kariernya bisa melejit setelah punya pengalaman beberapa tahun dan spesialisasi di bidang tertentu, misalnya jadi PR Manager, Digital Marketing Specialist, atau Corporate Communication.
5. Pendidikan¶
Jurusan Pendidikan ini mulia banget, kan? Mencetak generasi penerus bangsa. Tapi sayangnya, di banyak negara, termasuk di Indonesia, gaji guru atau staf pendidikan pemula di sekolah swasta atau lembaga kursus seringkali belum bisa dibilang besar.
Kenapa gaji awalnya kurang ‘wah’? Gaji di sektor publik (sekolah negeri) biasanya mengikuti standar pemerintah yang mungkin nggak langsung tinggi di awal karier. Sementara di sektor swasta, sangat bervariasi tergantung yayasan atau institusinya. Beban kerja guru juga nggak main-main, mulai dari ngajar, bikin RPP, sampe ngadepin orang tua murid.
Meski begitu, karier di bidang pendidikan punya jenjang yang jelas (dari guru, kepala sekolah, dosen). Lulusan Pendidikan juga bisa kok merambah bidang lain yang butuh kemampuan mengajar atau membuat kurikulum, misalnya jadi trainer di perusahaan, pengembang modul pembelajaran online, atau bahkan bikin startup teknologi pendidikan (edutech).
6. Manajemen Marketing & Riset¶
Jurusan ini terdengar keren dan lekat sama dunia bisnis. Siapa sih yang nggak butuh marketing? Tapi, kok bisa masuk daftar yang disesali?
Penyesalan mungkin muncul karena gaji awal di posisi marketing atau research analyst junior, terutama di agensi atau perusahaan kecil, kadang nggak setinggi bayangan. Selain itu, dunia marketing itu cepat berubah, butuh adaptasi terus-menerus sama tren digital, dan tekanannya bisa tinggi untuk mencapai target.
Padahal, potensi karier di marketing itu luas banget dan gajinya bisa sangat kompetitif di level senior atau spesialis (misalnya Digital Marketing Lead, Brand Manager, Market Research Manager). Kemampuan analisis data, pemahaman konsumen, dan strategi branding yang didapat di jurusan ini sangat berharga. Kuncinya mungkin ada di kemampuan menguasai skill spesifik yang lagi in-demand, misalnya SEO/SEM, content marketing, atau data analytics di ranah marketing.
7. Pendamping Medis (Medical Assistant)¶
Ini mungkin lebih relevan di luar negeri, tapi prinsipnya bisa mirip dengan beberapa profesi kesehatan di Indonesia yang butuh sertifikasi tambahan atau jenjang karier berjenjang. Pendamping Medis biasanya membantu dokter atau perawat di klinik/rumah sakit untuk tugas-tugas administrasi atau klinis dasar.
Gaji awal yang relatif rendah bisa jadi karena ini adalah posisi entry-level yang butuh pelatihan spesifik tapi mungkin jenjang pendidikannya nggak setinggi dokter atau perawat. Ruang lingkup tugasnya juga mungkin lebih terbatas di awal.
Namun, pengalaman sebagai pendamping medis bisa jadi batu loncatan yang bagus banget buat lanjut pendidikan ke jenjang perawat atau profesi kesehatan lain yang gajinya lebih tinggi. Pengalaman langsung di fasilitas kesehatan itu nilainya mahal.
8. Ilmu Politik dan Pemerintahan¶
Jurusan ini cocok buat kamu yang suka ngulik sistem pemerintahan, kebijakan publik, hubungan internasional, atau analisis politik. Lulusannya seringkali punya wawasan luas tentang isu-isu terkini dan kemampuan analisis yang tajam.
Kenapa bisa disesali soal gaji awal? Mirip Sosiologi, lowongan kerja yang spesifik “lulusan Ilmu Politik” kadang terbatas di awal. Mereka seringkali masuk ke lembaga pemerintah (PNS), NGO, partai politik, lembaga survei, atau media. Gaji pemula di beberapa sektor ini, terutama PNS golongan awal atau staf magang di lembaga non-profit, mungkin nggak langsung tinggi.
Padahal, lulusan Ilmu Politik bisa banget berkembang di bidang policy analyst, lobbyist, staf ahli DPR/kementerian, analis politik di media, campaign manager, atau bahkan diplomat (kalau masuk ke Kementerian Luar Negeri). Jenjang kariernya ada, tapi mungkin butuh waktu dan proses seleksi yang ketat untuk mencapai posisi dengan gaji yang sangat baik.
9. Biologi¶
Jurusan Biologi ini seru buat yang cinta sama makhluk hidup, ekosistem, dan riset ilmiah. Lulusannya punya dasar kuat di ilmu hayati. Tapi, kenapa gaji awal bisa bikin nyesel?
Seringkali, peluang kerja langsung setelah lulus Biologi yang nggak lanjut S2/S3 atau profesi spesifik itu terbatas. Banyak yang akhirnya kerja di laboratorium (dengan gaji awal yang mungkin belum tinggi), jadi asisten peneliti, atau masuk ke industri yang terkait tapi di posisi entry-level umum. Kalau mau jadi peneliti atau dosen, biasanya wajib lanjut pendidikan tinggi.
Namun, lulusan Biologi punya banyak potensi di industri farmasi, pertanian, pangan, lingkungan, atau bahkan teknologi (bioteknologi). Mereka bisa jadi quality control, research associate, konsultan lingkungan, atau masuk ke bidang marketing produk-produk bioteknologi. Kuncinya adalah menemukan niche atau mengambil sertifikasi tambahan yang relevan dengan industri yang dituju.
10. Sastra Inggris¶
Jurusan Sastra Inggris itu asyik banget buat yang suka baca, nulis, analisis teks, dan ngulik budaya. Kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni itu modal utama di era global ini. Tapi, kok bisa masuk daftar disesali?
Gaji awal yang bikin nyesel mungkin karena persepsi umum bahwa lulusan Sastra Inggris pilihannya cuma jadi guru bahasa Inggris atau penerjemah, yang gajinya di awal mungkin belum tinggi. Padahal, skill analisis, komunikasi, dan pemahaman budaya yang didapat itu sangat bernilai di banyak industri.
Lulusan Sastra Inggris bisa banget sukses jadi editor, copywriter, content writer, translator (dengan tarif tinggi kalau udah profesional), public relations, staf kedutaan, staf maskapai penerbangan internasional, atau bahkan di industri kreatif dan teknologi yang butuh kemampuan komunikasi global. Kemampuan bahasa Inggris yang kuat itu gerbang ke banyak kesempatan dengan potensi gaji yang bagus, asal nggak cuma ngandelin ‘ijazah’ tapi juga skill praktis.
Gaji Awal Bukan Segalanya, Kok!¶
Penting dicatat nih, survei ini kan berdasarkan penyesalan lulusan yang lagi nyari kerja. Jadi, mungkin mereka belum lihat gambaran besar prospek karier jangka panjang atau kesempatan lain di luar jalur konvensional. Gaji awal memang penting buat bertahan hidup setelah lulus, tapi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan dan kebahagiaan karier.
Banyak kok lulusan dari jurusan-jurusan di atas yang akhirnya punya karier cemerlang dan gaji gede setelah beberapa tahun. Kenapa? Karena mereka:
- Terus Belajar dan Mengembangkan Diri: Nggak berhenti di ilmu kuliah aja, tapi ngambil kursus tambahan, sertifikasi, atau bahkan lanjut S2.
- Proaktif Nyari Pengalaman: Magang sana-sini, ikut proyek, bangun portofolio dari awal.
- Fleksibel dan Adaptif: Nggak terpaku pada satu jenis pekerjaan atau industri aja, siap banting setir kalau ada peluang.
- Bangun Jaringan (Networking): Kenal banyak orang, ikut komunitas, dapat info lowongan dari koneksi.
- Jadi Spesialis: Mendalami satu bidang sampai ahli banget, sehingga nilainya jadi tinggi di pasar kerja.
Jadi, kalau kamu kebetulan ambil salah satu jurusan di atas, jangan langsung panik atau pesimis ya! Anggap aja ini tantangan. Kamu udah punya bekal ilmu dari kuliah, sekarang saatnya manfaatin bekal itu plus ngembangin skill lain yang relevan sama industri yang kamu minati.
Gimana Kalau Mau Naikkin Gaji Awal?¶
Meskipun jurusanmu masuk daftar di atas, ada kok cara buat ningkatin potensi gaji awal:
- Cari Pengalaman Sebanyak Mungkin: Ikut magang, proyek lepas (freelance), atau organisasi kampus yang relevan sama karier impianmu. Pengalaman itu nilai plus banget di mata HRD.
- Tambah Skill Lewat Kursus/Sertifikasi: Misalnya, kalau jurusanmu Komunikasi tapi pengen kerja di digital marketing, ambil kursus SEO, content marketing, atau Google Analytics. Kalau Biologi, ambil pelatihan lab atau sertifikasi terkait quality control.
- Bangun Portofolio Kuat: Apapun jurusannya, punya bukti nyata hasil kerjamu (tulisan, desain, hasil riset, proyek) itu penting banget.
- Perluas Jaringan: Ikut seminar, workshop, atau gabung di grup profesional online/offline. Kamu nggak pernah tahu dari mana kesempatan datang.
- Pertimbangkan Lokasi Kerja: Kadang, gaji di kota besar atau di industri tertentu memang lebih tinggi. Siap-siap merantau kalau memang itu strateginya.
- Jangan Takut Ambil Pekerjaan yang Kelihatannya Nggak Langsung “Wow”: Kadang, posisi entry-level dengan gaji standar itu adalah pintu masuk buat kamu belajar banyak dan naik level dengan cepat.
Proses Mencari Kerja & Penyesalan Gaji
mermaid
graph TD
A[Pilih Jurusan Kuliah] --> B(Lulus Kuliah)
B --> C{Cari Kerja Entry-Level}
C --> D[Dapat Tawaran Gaji X]
D --> E{Sesuai Ekspektasi?}
E -- Tidak --> F[Menyesal Jurusan Kuliah]
E -- Ya --> G[Senang/Oke Dengan Jurusan]
F --> H[Cari Cara Lain / Pengembangan Diri]
G --> I[Bangun Karier]
Diagram di atas cuma gambaran sederhana ya. Realitanya tentu lebih kompleks. Penyesalan itu bisa jadi pemicu buat kamu lebih giat lagi nyari cara biar gaji dan kariermu lebih baik di masa depan.
Berikut ada video relevan yang bisa kamu tonton terkait prospek kerja dan gaji lulusan di Indonesia (Disclaimer: Konten video mungkin bervariasi dan tidak terafiliasi langsung dengan artikel asli):
(Ganti YOUR_YOUTUBE_VIDEO_ID_HERE dengan ID video YouTube yang relevan. Jika tidak ada video yang *sangat relevan dan spesifik dengan daftar ini, bisa dihilangkan atau diganti dengan placeholder seperti ini)*
Kesimpulan¶
Memilih jurusan kuliah itu memang keputusan besar. Survei ini menunjukkan bahwa banyak lulusan menyesal karena gaji awal mereka nggak sesuai harapan. Jurusan seperti Jurnalisme, Sosiologi, Seni, Komunikasi, Pendidikan, Manajemen Marketing & Riset, Pendamping Medis, Ilmu Politik, Biologi, dan Sastra Inggris masuk dalam daftar ini.
Tapi ingat, gaji awal itu cuma permulaan. Potensi karier dan penghasilan bisa berkembang pesat seiring pengalaman, pengembangan skill, dan adaptasi terhadap perubahan pasar kerja. Passion dan skill yang kuat tetap jadi modal berharga, tinggal gimana kita pintar-pintar mengolahnya dan nyari peluang yang tepat. Jangan sampai penyesalan itu bikin kamu berhenti berusaha ya!
Nah, gimana nih pendapatmu soal daftar jurusan ini? Ada yang pengalaman langsung? Atau punya tips lain buat lulusan dari jurusan-jurusan ini biar kariernya makin mantap?
Share dong pengalaman atau pandanganmu di kolom komentar di bawah! Yuk, kita diskusi!
Posting Komentar