Ups! Ini 10 Jurusan Kuliah dengan Prospek Gaji Paling Mini

Daftar Isi

Ups! Ini 10 Jurusan Kuliah dengan Prospek Gaji Paling Mini

Memilih jurusan kuliah itu ibarat memilih jalan hidup, lho. Keputusan ini bisa banget menentukan ke mana arah karier kamu nanti, pekerjaan apa yang bakal kamu geluti, dan pastinya, berapa gaji yang bakal kamu bawa pulang tiap bulan. Eits, jangan salah, bukan cuma minat dan bakat aja yang perlu dipikirkan, tapi juga realitas pasar kerja setelah lulus nanti. Keterampilan yang relevan dengan industri juga jadi faktor penting yang enggak boleh ketinggalan.

Banyak yang bilang, lulusan sarjana itu punya keuntungan finansial dibanding yang cuma punya ijazah SMA. Secara statistik, pemegang gelar sarjana rata-rata dapet gaji 84 persen lebih banyak. Lumayan banget kan bedanya? Tapi, dunia kerja itu dinamis. Ada beberapa bidang studi yang memang secara historis dikenal punya gaji awal dan prospek kenaikan gaji yang lebih tinggi dibanding yang lain.

Biasanya, jurusan-jurusan yang masuk kategori STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) itu menduduki peringkat teratas urusan gaji. Ini karena permintaan di industri teknologi dan sains emang lagi tinggi-tingginya. Selain STEM, jurusan di bidang kesehatan dan bisnis juga seringkali menawarkan paket gaji yang menggiurkan, baik di awal karier maupun setelah punya pengalaman bertahun-tahun. Jurusan-jurusan ini cenderung mengarah pada upah tahunan rata-rata yang jauh lebih tinggi dibanding, misalnya, jurusan seni liberal atau humaniora.

Bayangin aja, total penghasilan selama karier lulusan dari jurusan dengan bayaran tertinggi itu bisa mencapai USD 3,4 juta (sekitar Rp 55 miliar) lebih banyak dibanding lulusan dari jurusan dengan bayaran terendah. Angka yang fantastis, ya? Makanya, enggak heran kalau lulusan yang datang dari bidang dengan prospek karier cemerlang dan gaji awal tinggi cenderung merasa puas banget sama pilihan jurusan mereka.

Contohnya nih, lulusan ilmu komputer. Mereka rata-rata dapet gaji awal tahunan hampir USD 100.000 atau sekitar Rp 1,6 miliar. Wajar kan kalau mereka seneng? Selain itu, lulusan kriminologi, teknik, keperawatan, serta bisnis dan keuangan juga termasuk golongan yang puas dengan jurusan mereka. Mereka melihat hasil dari pilihan pendidikan mereka secara finansial.

Tapi, enggak semua cerita berakhir bahagia soal pilihan jurusan ini. Ada juga banyak lulusan yang justru menyesali jurusan yang mereka ambil. Survei yang dilakukan ZipRecruiter terhadap lebih dari 1.500 lulusan perguruan tinggi yang lagi nyari kerja menunjukkan fakta yang menarik.

Menurut Sinem Buber, ekonom utama di ZipRecruiter, awalnya mungkin para mahasiswa ini milih jurusan karena passion atau ketertarikan. Tapi, setelah lulus dan masuk dunia kerja, mereka dihadapkan sama realitas finansial yang mungkin enggak sesuai harapan.

“Ketika hampir tidak dapat membayar tagihan Anda, gaji Anda terasa menjadi lebih penting,” kata Sinem Buber. Ini menunjukkan betapa besar pengaruh faktor gaji dalam kepuasan kerja, apalagi di tengah ketidakpastian ekonomi. “Gaji masih yang paling penting. Tetapi keamanan pekerjaan sekarang menjadi lebih penting. Itu terjadi setiap kali kita memiliki ketakutan akan resesi,” tambahnya, menyoroti pergeseran prioritas di kalangan pencari kerja.

Survei tersebut kemudian mengidentifikasi 10 jurusan yang paling sering disesali oleh para lulusannya, sebagian besar karena prospek gajinya yang dianggap paling mini dibandingkan bidang lain. Jadi, buat kamu yang lagi galau milih jurusan atau mungkin udah lulus dan ngerasa relate, yuk kita lihat daftar jurusan apa aja yang masuk daftar ini.

Daftar Jurusan Kuliah dengan Gaji Paling Kecil

Berikut adalah 10 jurusan yang berdasarkan survei tersebut memiliki persentase penyesalan lulusan yang cukup tinggi, terutama terkait dengan prospek gaji yang mini:

No. Jurusan Kuliah Persentase Menyesal
1 Jurnalisme 87%
2 Sosiologi 72%
3 Seni 72%
4 Komunikasi 64%
5 Pendidikan 61%
6 Manajemen Marketing & Riset 60%
7 Pendamping Medis (Medical Assistant) 56%
8 Ilmu Politik dan Pemerintahan 56%
9 Biologi 52%
10 Sastra Inggris 52%

Angka persentase di samping nama jurusan menunjukkan seberapa banyak lulusan dari jurusan tersebut yang merasa menyesal telah mengambil jurusan itu. Seperti yang dibilang tadi, penyesalan ini seringkali didorong oleh faktor gaji yang enggak sebesar yang diharapkan. Mari kita coba bedah sedikit kenapa jurusan-jurusan ini mungkin punya prospek gaji yang ‘mini’ dibanding yang lain dan apa aja sih yang biasanya dikerjakan oleh lulusannya.

Bedah Singkat 10 Jurusan Tersebut

  1. Jurnalisme (87% Menyesal)

    • Lulusan Jurnalisme biasanya bekerja sebagai reporter, editor, penulis konten, atau public relations.
    • Industri media sedang mengalami transformasi besar akibat digitalisasi. Banyak media cetak atau tradisional yang kesulitan finansial, sehingga berdampak pada gaji karyawannya. Persaingan ketat, terutama di era media digital dan konten kreator, juga bisa mempengaruhi skala gaji. Banyak yang beralih ke freelance atau bidang terkait seperti copywriting atau content marketing yang gajinya bisa bervariasi banget.
  2. Sosiologi (72% Menyesal)

    • Sosiologi mempelajari masyarakat, perilaku sosial, dan interaksi antar manusia. Lulusannya bisa bekerja di bidang riset sosial, LSM, HRD, atau sektor publik.
    • Prospek karier di bidang riset sosial mungkin enggak sebanyak di bidang teknis atau bisnis. Posisi di sektor publik atau LSM seringkali punya skala gaji yang terstruktur dan mungkin enggak sekompetitif di sektor swasta yang berorientasi profit.
  3. Seni (72% Menyesal)

    • Jurusan Seni mencakup banyak bidang seperti seni rupa, seni pertunjukan, desain, dll. Lulusannya bisa jadi seniman, desainer grafis, guru seni, atau bekerja di industri kreatif.
    • Pasar kerja untuk seniman dan pekerja seni sangat kompetitif dan seringkali berbasis proyek atau freelance. Pendapatan bisa sangat fluktuatif dan tergantung pada pengakuan, jaringan, atau nilai karya yang dihasilkan. Desainer grafis atau pekerja di industri kreatif mungkin punya gaji lebih stabil, tapi mungkin enggak setinggi gaji di bidang teknologi atau finansial, terutama di level awal.
  4. Komunikasi (64% Menyesal)

    • Lulusan Komunikasi bisa masuk ke bidang PR, periklanan, media, penyiaran, atau bahkan politik.
    • Mirip dengan Jurnalisme, industri media dan periklanan juga dinamis. Meskipun permintaannya luas, persaingan juga tinggi. Gaji bisa bervariasi tergantung spesialisasi (misalnya, digital marketing mungkin punya prospek lebih baik) dan industri tempat bekerja. Posisi di bidang penyiaran atau media tradisional mungkin punya skala gaji yang enggak secepat kenaikannya dibanding sektor lain.
  5. Pendidikan (61% Menyesal)

    • Lulusan Pendidikan biasanya jadi guru atau dosen.
    • Gaji guru, terutama di sekolah negeri atau yayasan kecil, seringkali punya struktur yang jelas dan kenaikannya bertahap berdasarkan masa kerja dan pangkat. Profesi guru adalah profesi mulia dan krusial, tapi dari segi finansial, mungkin enggak sekompetitif profesi di sektor bisnis, teknologi, atau kesehatan spesialis.
  6. Manajemen Marketing & Riset (60% Menyesal)

    • Lulusan ini bekerja di bidang pemasaran, penjualan, riset pasar, atau manajemen produk.
    • Meskipun bidang marketing luas, gaji bisa sangat bervariasi tergantung industri, perusahaan, dan spesialisasi (misalnya, gaji di digital marketing atau performance marketing mungkin lebih tinggi daripada marketing tradisional). Persaingan juga ketat, dan di awal karier, gaji mungkin belum terlalu tinggi sebelum mencapai posisi manajerial atau spesialis senior.
  7. Pendamping Medis (Medical Assistant) (56% Menyesal)

    • Jurusan ini mempersiapkan lulusan untuk membantu tugas medis di klinik atau rumah sakit, melakukan tugas administratif dan klinis dasar.
    • Peran ini sangat penting dalam sistem kesehatan, tetapi biasanya merupakan peran pendukung. Gaji cenderung lebih rendah dibandingkan perawat terdaftar (registered nurse), dokter, atau spesialis medis lainnya yang memerlukan pendidikan dan lisensi yang lebih tinggi.
  8. Ilmu Politik dan Pemerintahan (56% Menyesal)

    • Lulusannya bisa bekerja di pemerintahan, partai politik, LSM, atau think tank.
    • Karier di pemerintahan seringkali punya skala gaji yang terstruktur dan tidak sefleksibel sektor swasta. Pekerjaan di LSM atau think tank mungkin punya misi yang kuat, tetapi pendanaan bisa terbatas, mempengaruhi skala gaji.
  9. Biologi (52% Menyesal)

    • Lulusan Biologi bisa bekerja di laboratorium, penelitian, industri farmasi, lingkungan, atau pendidikan.
    • Untuk mencapai gaji tinggi di bidang biologi, seringkali dibutuhkan pendidikan lanjutan (S2, S3) atau spesialisasi di bidang yang sangat spesifik (misalnya, bioteknologi, riset farmasi). Posisi entry-level di laboratorium atau penelitian mungkin punya gaji awal yang belum terlalu tinggi.
  10. Sastra Inggris (52% Menyesal)

    • Lulusan Sastra Inggris punya kemampuan analisis, menulis, dan komunikasi yang kuat. Mereka bisa bekerja sebagai penulis, editor, guru bahasa Inggris, atau di bidang perbukuan dan media.
    • Seperti Jurnalisme dan Seni, pasar kerja untuk penulis dan editor bisa sangat kompetitif. Gaji mungkin bervariasi tergantung industri dan jenis pekerjaan (misalnya, technical writer atau copywriter di agensi digital mungkin punya gaji lebih baik). Mengajar bahasa Inggris, terutama di awal karier, mungkin punya skala gaji yang belum terlalu tinggi.

Penting untuk diingat, angka persentase penyesalan ini bukan berarti semua lulusan dari jurusan ini otomatis bakal dapet gaji kecil atau nyesel. Ini cuma gambaran umum berdasarkan survei dan bisa dipengaruhi banyak faktor.

Kenapa Gaji Bisa Mini di Jurusan-Jurusan Ini?

Ada beberapa alasan kenapa jurusan-jurusan di atas mungkin punya prospek gaji rata-rata yang lebih rendah dibanding bidang STEM atau Bisnis:

  • Sifat Industri: Beberapa industri yang menyerap lulusan dari jurusan ini (seperti media tradisional, seni, pendidikan, atau sektor publik) mungkin punya model bisnis atau pendanaan yang berbeda dibandingkan industri teknologi atau finansial yang sangat berorientasi profit dan inovasi cepat.
  • Permintaan Pasar: Tingkat permintaan untuk keterampilan spesifik dari jurusan-jurusan ini mungkin tidak setinggi permintaan untuk software engineer atau data scientist saat ini.
  • Sifat Pekerjaan: Beberapa pekerjaan di bidang ini mungkin dianggap sebagai ‘passion-driven’ atau ‘service-oriented’, di mana kepuasan kerja atau kontribusi sosial bisa jadi pertimbangan utama, bukan hanya gaji.
  • Kebutuhan Pendidikan Lanjutan: Untuk mencapai posisi dan gaji yang lebih tinggi di beberapa bidang (misalnya Biologi, Sosiologi untuk riset mendalam, atau Pendidikan untuk jadi dosen), seringkali dibutuhkan gelar master atau doktor.
  • Struktur Gaji: Terutama di sektor publik (Pendidikan, Ilmu Politik), struktur gaji cenderung lebih kaku dan naik bertahap berdasarkan masa kerja dan pangkat, bukan lompatan besar seperti di sektor swasta yang berbasis kinerja atau negosiasi.

Lebih dari Sekadar Gaji: Apakah Jurusan ‘Mini Gaji’ Selalu Buruk?

Tentu saja tidak! Memilih jurusan kuliah itu bukan hanya soal potensi gaji lho. Passion, minat, bakat, dan kepuasan batin saat menjalani pekerjaan juga super penting. Ada banyak orang yang sangat bahagia dan sukses di bidang-bidang yang gajinya mungkin tidak sefantastis lulusan STEM atau Bisnis.

Misalnya, menjadi guru yang inspiratif, seniman yang karyanya diakui, jurnalis yang membongkar kasus penting, atau pekerja sosial yang membantu masyarakat. Kepuasan batin dari memberikan kontribusi atau mengejar passion seringkali enggak ternilai dengan uang.

Tapi, realitas finansial juga penting untuk dipertimbangkan. Hidup butuh biaya, dan punya penghasilan yang cukup itu esensial. Jadi, bagaimana menyikapinya jika minat kamu ada di salah satu jurusan yang ‘mini gaji’ ini?

Strategi untuk Lulusan Jurusan ‘Mini Gaji’

Kalau kamu punya passion di salah satu jurusan yang masuk daftar ini, jangan langsung patah semangat! Ada banyak cara untuk meningkatkan prospek karier dan potensi penghasilan kamu:

  1. Kembangkan Keterampilan Tambahan: Jangan terpaku hanya pada kurikulum kuliah. Ambil kursus tambahan, ikuti workshop, atau belajar mandiri untuk menguasai hard skill dan soft skill yang relevan dengan industri yang kamu incar. Misalnya, lulusan Jurnalisme atau Komunikasi bisa belajar SEO writing, content marketing, atau analisis data media sosial. Lulusan Seni bisa belajar desain UI/UX atau digital illustration.
  2. Cari Pengalaman Praktis: Magang, kerja paruh waktu, atau proyek freelance itu penting banget. Pengalaman nyata di industri bisa ngasih kamu gambaran yang lebih jelas, membangun jaringan, dan jadi nilai jual yang kuat saat melamar kerja.
  3. Perluas Jaringan (Networking): Bangun koneksi dengan dosen, alumni, profesional di bidangmu, atau sesama mahasiswa. Jaringan bisa membuka pintu kesempatan kerja yang mungkin tidak tersedia lewat jalur umum.
  4. Pertimbangkan Pendidikan Lanjutan atau Sertifikasi: Untuk beberapa bidang seperti Biologi, Sosiologi, atau Pendidikan, gelar S2 atau S3 bisa sangat meningkatkan prospek karier dan gaji, terutama jika kamu ingin berkarir di akademis atau riset. Sertifikasi profesional di bidang spesifik juga bisa jadi nilai tambah.
  5. Jelajahi Bidang Terkait: Kadang, keterampilan yang kamu pelajari di satu jurusan bisa diaplikasikan di bidang lain dengan prospek gaji yang lebih baik. Lulusan Sastra Inggris atau Jurnalisme bisa jadi copywriter atau technical writer. Lulusan Sosiologi bisa masuk ke riset pasar atau HRD.
  6. Bangun Portofolio Kuat: Khususnya untuk jurusan kreatif atau yang butuh bukti karya (Seni, Jurnalisme, Komunikasi), punya portofolio yang mumpuni itu krusial. Tunjukkan karya-karya terbaikmu yang relevan dengan jenis pekerjaan yang kamu lamar.
  7. Jadi Wirausaha (Entrepreneur): Jangan takut memulai usaha sendiri atau jadi freelancer profesional. Ini butuh keberanian dan kerja keras, tapi potensi penghasilan bisa lebih tinggi dan fleksibel jika berhasil.

Memilih jurusan itu langkah awal. Tapi perjalanan karier itu masih panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya di luar gelar sarjana. Keterampilan yang terus diperbarui, pengalaman kerja, jaringan, dan kemauan untuk terus belajar adalah kunci.

Jadi, jangan sampai daftar ini bikin kamu berkecil hati kalau jurusan impianmu ada di dalamnya. Anggap ini sebagai informasi untuk mempersiapkan diri lebih baik. Fokus pada pengembangan diri, cari tahu tren industri, dan rencanakan langkah-langkah strategis agar kamu bisa meraih karier yang sukses dan juga sejahtera.

Memilih jurusan kuliah memang keputusan besar yang punya dampak signifikan pada prospek karier dan penghasilanmu di masa depan. Data dari survei di atas bisa jadi pengingat bahwa ada realitas finansial yang perlu dipertimbangkan, selain sekadar passion. Jurusan-jurusan di bidang STEM, kesehatan, dan bisnis cenderung menawarkan prospek gaji yang lebih tinggi secara rata-rata.

Namun, bukan berarti jurusan di luar kategori itu tidak berharga atau otomatis akan membuatmu kesulitan finansial. Passion, keterampilan tambahan, pengalaman, dan strategi karier yang tepat bisa menjadi pembeda besar. Lagipula, kebahagiaan dalam bekerja itu bukan hanya soal angka di slip gaji, tapi juga kepuasan batin dan makna dari pekerjaan yang kita jalani.

Yang terpenting adalah membuat keputusan yang tepat untukmu, berdasarkan informasi yang lengkap dan pemahaman yang baik tentang diri sendiri serta pasar kerja. Jangan sampai menyesal di kemudian hari karena salah memilih jalan di awal. Lakukan riset mendalam, bicara dengan orang-orang yang sudah berkarier di bidang yang kamu minati, dan pertimbangkan semua aspek, termasuk potensi penghasilan.

Berikut adalah video yang mungkin relevan untuk menambah wawasan kamu tentang memilih jurusan dan karier:



(Note: Harap ganti “YOUR_RELEVANT_YOUTUBE_VIDEO_ID” dengan ID video YouTube yang relevan tentang memilih jurusan, karier, atau prospek gaji di Indonesia. Karena saya tidak bisa mencari secara real-time, saya sediakan placeholder ini.)

Nah, setelah baca ini, gimana pendapat kamu? Setuju nggak sama daftar jurusan dengan gaji paling mini ini? Atau mungkin kamu punya pengalaman berbeda? Yuk, share pendapat dan pengalamanmu di kolom komentar di bawah! Jangan lupa juga kasih tahu, kalau kamu ada di jurusan ini, strategi apa yang udah atau bakal kamu lakukan buat ningkatin prospek karier kamu!

Posting Komentar