Wamen Ekraf Puji Kreatifafa: Karyanya Keren Banget!
Hai teman-teman! Ada kabar gembira nih dari dunia ekonomi kreatif kita. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif atau yang akrab disapa Wamen Ekraf, Ibu Irene Umar, baru-baru ini melontarkan pujian setinggi langit buat sebuah brand keren namanya Kreatifafa. Menurut beliau, karya-karya dari Kreatifafa itu kualitasnya nggak main-main, alias keren banget!
Pujian ini bukan sekadar kata-kata manis biasa. Ibu Irene bilang kalau Kreatifafa ini adalah bukti nyata lho, kalau para pelaku ekonomi kreatif di daerah itu juga punya potensi luar biasa. Mereka bisa bikin karya yang bukan cuma disukai pasar lokal, tapi juga dilirik sama pasar internasional. Wah, bangga banget ya!
Kreatifafa: Menggabungkan Edukasi, Agama, dan Visual Interaktif¶
Jadi, apa sih sebenarnya yang bikin Kreatifafa ini spesial banget? Nah, mereka fokus bikin konten yang unik dan super kreatif. Bayangin deh, mereka menggabungkan konten edukatif dan nilai-nilai keagamaan dengan sentuhan visual yang super interaktif. Bentuknya apa? Pop up book!
Buat yang belum tahu, pop up book itu buku yang kalau dibuka, gambar atau elemen ceritanya bisa timbul atau ‘melompat’ keluar dari halaman. Seru banget kan buat anak-anak? Nah, Kreatifafa berhasil mengemas nilai-nilai penting, khususnya yang berkaitan dengan kerohanian Islam, dalam format pop up book yang sangat menarik perhatian.
Menurut Wamen Ekraf, inovasi semacam ini nunjukkin kalau pelaku ekonomi kreatif kita itu pinter banget nyari cara buat jawab kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, kebutuhan literasi anak-anak. Buku pop up ini kan bikin anak jadi semangat baca, nggak bosen, dan bisa belajar sambil main.
Inovasi yang Berdampak Nyata¶
Ibu Irene juga menambahkan nih, bahwa apa yang dilakukan Kreatifafa ini persis sama kayak tujuan Kementerian Ekraf selama ini. Yaitu, ningkatin ekosistem ekonomi kreatif yang bisa berdampak langsung. Dampaknya apa aja? Pertama, jelas berdampak positif buat pertumbuhan ekonomi. Kedua, yang nggak kalah penting, bisa nguatin karakter generasi muda kita. Lewat buku-buku yang mendidik dan penuh nilai, anak-anak kita bisa tumbuh jadi pribadi yang baik dan berakhlak.
Bayangin aja, dari buku pop up yang lucu dan interaktif, anak-anak bisa belajar tentang nilai-nilai kebaikan, cerita-cerita inspiratif, dan pemahaman agama dasar. Semua dikemas secara menyenangkan, jauh dari kesan menggurui. Ini kan cara belajar yang paling efektif buat anak-anak, ya kan? Mereka belajar tanpa merasa belajar, karena sambil bermain.
Kreatifafa membuktikan bahwa inovasi dalam format dan penyampaian itu penting banget. Di tengah gempuran gadget dan konten digital, buku fisik, apalagi yang punya elemen kejutan kayak pop up, tetap punya tempat spesial di hati anak-anak dan orang tua. Justru elemen interaktif fisiknya ini jadi kelebihan yang sulit ditandingi oleh media digital.
Perjalanan Kreatifafa: Dari Lokal ke Internasional¶
Penasaran kan, gimana sih Kreatifafa ini dimulai? Ternyata, Kreatifafa ini lahir di tahun 2020. Meskipun usianya masih terbilang muda, kiprah mereka udah luar biasa lho! Sejak awal, mereka memang fokus bikin buku anak bertema kerohanian Islam, tapi dengan sentuhan modern yaitu format pop up book. Tujuannya mulia banget, yaitu nggak cuma menghibur, tapi juga mengedukasi anak-anak tentang ajaran agama mereka dengan cara yang paling menyenangkan.
Mereka juga mikirin pasar yang lebih luas. Makanya, buku-buku Kreatifafa ini nggak cuma tersedia dalam Bahasa Indonesia, tapi juga Bahasa Inggris. Keren kan? Ini nunjukkin visi mereka buat go international sejak awal. Selain itu, materi dalam buku mereka juga dirancang supaya nyambung sama kurikulum inti pendidikan nasional. Jadi, bisa banget jadi pelengkap materi belajar di sekolah atau di rumah.
Menembus Pasar Dunia¶
Siapa sangka, ternyata karya-karya Kreatifafa ini beneran menarik perhatian dunia! Nggak cuma di Indonesia, buku-buku mereka juga udah dilirik sama pasar internasional. Buktinya, hak cipta buat beberapa judul buku mereka udah dibeli sama negara-negara lain. Coba tebak negara mana aja? Ada Arab Saudi dan Jerman! Wow, jauh banget ya jangkauannya!
Saat ini pun, Kreatifafa lagi dalam proses buat ekspansi ke negara tetangga, yaitu Malaysia. Ini menandakan bahwa konsep yang mereka usung, yaitu menggabungkan nilai-nilai keagamaan dengan format buku yang interaktif, punya resonansi global. Pesan kebaikan itu ternyata universal, dan cara penyampaian yang kreatif bisa diterima di mana-mana.
Pencapaian ini bukan hal yang mudah lho. Menembus pasar internasional butuh kerja keras, kualitas produk yang mumpuni, strategi pemasaran yang tepat, dan tentu saja, pemahaman terhadap pasar di negara tujuan. Kreatifafa berhasil membuktikan bahwa keterbatasan geografis (berada di daerah) bukanlah penghalang untuk bersaing di kancah global. Mereka jadi inspirasi buat pelaku ekraf lain di daerah bahwa mimpi mendunia itu sangat mungkin terwujud.
Bukan Sekadar Buku: Pengembangan Produk Turunan¶
Kreatifafa ini emang nggak berhenti berinovasi. Mereka sadar, potensi karakter-karakter utama mereka, yang namanya Krea dan Fafa, itu bisa dikembangin lebih jauh. Makanya, mereka nggak cuma jualan buku, tapi juga bikin produk-produk turunan dari karakter-karakter lucu ini.
Apa aja sih produk turunannya? Macam-macam! Ada boneka Krea dan Fafa yang pasti disukai anak-anak, ada gantungan kunci buat mempercantik tas atau kunci, ada tote bag yang * fashionable* sekaligus bermanfaat, ada coaster gelas buat alas minum, sampai ke alat peraga edukatif yang bisa dipakai di sekolah atau di rumah buat bantu proses belajar.
Pengembangan produk turunan ini adalah langkah strategis yang cerdas. Pertama, ini bantu memperkuat identitas merek Kreatifafa. Anak-anak dan orang dewasa jadi lebih kenal sama karakter Krea dan Fafa, dan mereka bisa punya ‘teman’ Krea dan Fafa dalam bentuk fisik lain selain buku. Kedua, ini juga membuka peluang ekonomi baru. Jadi, sumber pendapatan Kreatifafa nggak cuma dari penjualan buku, tapi juga dari berbagai merchandise ini.
Pendekatan kayak gini pas banget sama apa yang diinginkan Kementerian Ekraf. Yaitu, menciptakan ekosistem usaha yang berkelanjutan dan punya daya saing tinggi. Dengan diversifikasi produk, bisnis Kreatifafa jadi lebih kuat dan nggak gampang goyah kalau ada tantangan di satu jenis produk. Mereka membangun sebuah universe di sekitar karakter Krea dan Fafa, yang bisa terus berkembang.
Merayakan Capaian di Kantor Baru Sleman¶
Momen penting pujian dari Wamen Ekraf ini terjadi saat beliau meresmikan kantor baru Kreatifafa. Lokasinya ada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Acara peresmian kantor baru ini berlangsung pada hari Jumat. Kehadiran Wamen Ekraf di sana tentu jadi penyemangat luar biasa buat tim Kreatifafa.
Saat sambutan, Ibu Irene menekankan lagi betapa pentingnya apa yang udah dicapai Kreatifafa. Beliau melihat sendiri bagaimana Kreatifafa berhasil membangun bisnis yang kreatif, inovatif, dan memberi dampak. Kantor baru ini jadi simbol pertumbuhan dan kesuksesan mereka.
Sementara itu, Pendiri Kreatifafa, Bapak Achmad Faturrohman Rustandi, menyampaikan rasa terima kasihnya yang mendalam atas kehadiran Wamen Ekraf. Bagi beliau, ini bukan cuma sekadar kunjungan atau peresmian biasa. Ini adalah awal yang baik untuk kolaborasi yang lebih besar.
Bapak Achmad Faturrohman Rustandi berharap, dengan adanya dukungan dari pemerintah melalui Kementerian Ekraf, mereka bisa terus berkembang dan berkontribusi lebih besar. Beliau punya harapan besar: menjadikan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Dan Kreatifafa ingin jadi salah satu contoh nyata bahwa hal itu sangat mungkin terjadi, dimulai dari daerah.
“Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran Wamen Ekraf,” ujar Bapak Achmad. Beliau melanjutkan, “Tentunya dengan kantor baru ini menjadi semangat bagi kita semua untuk menjadikan ekraf sebagai tulang punggung bagi Indonesia.” Kata-kata ini penuh optimisme dan semangat untuk terus berkarya.
Optimisme Masa Depan Ekraf Indonesia¶
Kehadiran Wamen Ekraf di kantor baru Kreatifafa ini memberikan sinyal positif dan optimisme buat masa depan ekonomi kreatif di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa pemerintah serius mendukung pelaku ekraf dari berbagai sektor, termasuk penerbitan buku anak.
Pesan yang bisa kita ambil dari sini adalah: bahkan dari sesuatu yang kelihatannya ‘kecil’ seperti buku anak, bisa lahir gagasan besar yang punya potensi luar biasa buat kemajuan bangsa. Kreativitas, inovasi, dan kerja keras bisa mengubah ide sederhana menjadi bisnis yang sukses dan berdampak luas.
Kunjungan Ibu Wamen ini juga merupakan bagian dari langkah konkret Kementerian Ekraf buat memperkuat sektor penerbitan. Sektor ini dianggap punya potensi besar buat jadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional. Dan yang keren, pemerintah mendorong pertumbuhan ini dimulai dari daerah-daerah. Ini penting, supaya pertumbuhan ekonomi kreatif kita itu merata dan nggak cuma terpusat di kota-kota besar aja.
Dalam acara peresmian kantor baru Kreatifafa itu, Wamen Ekraf Irene Umar didampingi juga oleh Direktur Kriya Kementerian Ekraf, Ibu Neli Yana. Kehadiran pejabat tinggi Kementerian ini jelas menambah bobot acara dan menunjukkan betapa pentingnya peran Kreatifafa dalam ekosistem ekonomi kreatif yang sedang dibangun.
Kreatifafa kini bukan hanya sekadar penerbit buku anak. Mereka sudah bertransformasi menjadi sebuah brand yang kuat, dengan karakter yang disukai, produk yang inovatif, dan jangkauan pasar yang luas, bahkan sampai ke luar negeri. Mereka adalah bukti bahwa kualitas dan kreativitas dari daerah bisa bersaing di level global.
Bayangkan saja, sebuah buku pop-up yang dibuat dengan cermat, dengan ilustrasi yang menarik dan mekanisme kertas yang brilian, bisa menjadi jembatan bagi anak-anak untuk belajar dan memahami nilai-nilai kebaikan. Proses pembuatannya melibatkan berbagai talenta kreatif: penulis, ilustrator, desainer grafis, ahli teknik kertas (paper engineer), hingga tim pemasaran dan penjualan. Semua ini adalah bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang saling mendukung.
Belajar dari Kreatifafa¶
Kisah sukses Kreatifafa ini bisa jadi pelajaran berharga buat kita semua. Pertama, inovasi itu kunci. Jangan takut mencoba format baru, menggabungkan ide-ide yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Kedua, kualitas itu penting. Produk yang berkualitas akan selalu punya tempat di pasar, baik lokal maupun internasional. Ketiga, jangan batasi diri. Meskipun dari daerah, kita bisa punya mimpi besar dan berusaha keras untuk mencapainya di level global. Keempat, karakter dan nilai bisa jadi pondasi yang kuat. Menyajikan konten yang positif dan mendidik akan selalu relevan dan punya daya tarik tersendiri.
Melihat bagaimana Kreatifafa berkembang dari tahun 2020 hingga bisa menarik perhatian Wamen Ekraf dan pasar internasional dalam waktu relatif singkat, ini benar-benar menginspirasi. Mereka menunjukkan bahwa dengan passion, dedikasi, dan strategi yang tepat, bisnis ekonomi kreatif bisa tumbuh pesat dan memberikan kontribusi signifikan.
Semoga kisah Kreatifafa ini bisa memotivasi lebih banyak anak muda dan pelaku ekonomi kreatif di seluruh Indonesia, terutama di daerah, untuk berani berkarya, berinovasi, dan menunjukkan potensi mereka. Pemerintah, melalui Kementerian Ekraf, tampaknya siap memberikan dukungan. Sekarang tinggal bagaimana kita, para pelaku dan pegiat ekraf, bisa memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya.
Kalau kamu punya ide kreatif, jangan ragu untuk memulainya ya! Mungkin kamu bisa jadi “Kreatifafa” berikutnya yang menginspirasi banyak orang dan membawa nama Indonesia di kancah global.
Bagaimana pendapatmu tentang kisah Kreatifafa ini? Apakah kamu punya pengalaman atau ide tentang bagaimana ekonomi kreatif di daerah bisa makin maju? Yuk, share di kolom komentar!
Posting Komentar