Yuk, Hafalkan Doa Buka Puasa Dzulhijjah 2025! Ada Arab, Latin, dan Artinya
Menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha, ada amalan sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam, yaitu melaksanakan puasa di bulan Dzulhijjah. Puasa sunnah ini dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dimulai dari tanggal 1 hingga 9. Keutamaan berpuasa di hari-hari awal Dzulhijjah ini sangat besar, bahkan melebihi jihad fi sabilillah.
Puasa di awal Dzulhijjah ini punya beberapa tingkatan. Ada yang melaksanakan puasa selama tujuh hari pertama (1-7 Dzulhijjah), kemudian dilanjutkan dengan puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah, dan puncaknya adalah puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Masing-masing puasa ini memiliki keutamaan yang berbeda, terutama puasa Arafah yang dapat menghapus dosa setahun sebelum dan sesudahnya.
Saat tiba waktu berbuka puasa, salah satu sunnah yang sangat dianjurkan adalah membaca doa. Doa berbuka puasa merupakan wujud syukur atas nikmat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan untuk menyelesaikan ibadah puasa seharian. Berikut ini beberapa versi bacaan doa buka puasa Dzulhijjah yang bisa kamu amalkan sesuai dengan riwayat dan pemahaman yang ada.
Doa Buka Puasa Dzulhijjah¶
Membaca doa sebelum makan dan minum saat berbuka adalah momen penting untuk memohon keberkahan dan ampunan dari Allah SWT. Terdapat beberapa riwayat doa buka puasa yang bisa kamu pilih untuk dibaca. Setiap versi doa memiliki keutamaan dan latar belakang riwayatnya masing-masing.
Mari kita pelajari bersama beberapa versi doa buka puasa Dzulhijjah ini agar kita bisa mengamalkannya dengan benar dan penuh keyakinan. Menghafalkan doa-doa ini akan membuat ibadah puasa kita semakin sempurna dan berkah.
1. Doa dari Sahabat Mu’adz bin Zuhrah¶
Doa ini merupakan salah satu doa buka puasa yang sering diajarkan dan diamalkan. Riwayat doa ini berasal dari sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu Mu’adz bin Zuhrah. Lafal doa ini cukup singkat dan mudah dihafal.
Doa ini menekankan pengakuan bahwa puasa yang dilakukan semata-mata hanya untuk Allah dan berbuka pun atas rezeki yang diberikan-Nya. Ini mengajarkan pentingnya niat ikhlas dalam beribadah dan bersyukur atas karunia Allah.
Berikut adalah lafal doa buka puasa dari sahabat Mu’adz bin Zuhrah:
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu
Artinya: “Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka.”
2. Doa dari Sahabat Abdullah bin ‘Umar¶
Versi doa buka puasa lainnya diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin ‘Umar RA. Doa ini sedikit berbeda dan lebih fokus pada kondisi fisik setelah berpuasa seharian. Doa ini menggambarkan hilangnya rasa haus dan basahnya kerongkongan sebagai tanda berakhirnya puasa.
Selain itu, doa ini juga memohon agar pahala puasa yang telah dikerjakan tetap dicatat di sisi Allah SWT. Lafal doa ini juga termasuk yang populer dan banyak diamalkan.
Berikut adalah lafal doa buka puasa dari sahabat Abdullah bin ‘Umar:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-‘uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah
Artinya: “Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah.”
3. Penjelasan dalam Kitab Fathul Mu’in¶
Para ulama memberikan penjelasan mengenai penggunaan kedua doa di atas. Dalam Kitab Fathul Mu’in juz 2 halaman 279, disebutkan bahwa doa yang baik untuk dibaca setelah selesai berbuka puasa adalah lafal doa riwayat Mu’adz bin Zuhrah. Doa ini dibaca secara umum setelah membatalkan puasa dengan apapun.
Sementara itu, lafal doa yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Umar disunnahkan untuk dibaca khusus ketika seseorang berbuka puasa dengan menggunakan air. Jadi, jika kamu berbuka dengan air, kamu bisa menggabungkan kedua doa tersebut atau membaca yang kedua setelah yang pertama.
Ini menunjukkan fleksibilitas dalam mengamalkan sunnah dan pentingnya memahami konteks riwayat hadits. Kedua doa tersebut sama-sama baik untuk diamalkan, namun ada anjuran khusus terkait penggunaannya.
Berikut adalah kutipan penjelasan dalam Kitab Fathul Mu’in (dengan terjemahan):
وَيُسَنُّ أَنْ يَقُوْلَ عَقِبَ الْفِطْرِ: اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَيَزِيْدُ -مَنْ أَفْطَرَ بِالْمَاءِ-: ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى.
Artinya: “Disunnahkan membaca doa setelah selesai berbuka ‘Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika aftharthu’ dan bagi orang yang berbuka dengan air ditambahkan doa: ‘Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-‘uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah’.”
4. Doa dari Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyah Iqna¶
Ada juga versi doa buka puasa yang lebih panjang, yang merupakan gabungan dari beberapa riwayat doa dan tambahan permohonan. Doa ini disebutkan oleh ulama Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Hasyiyah Iqna’. Doa ini mencakup pengakuan berpuasa hanya untuk Allah, berbuka dengan rezeki-Nya, beriman kepada-Nya, berserah diri, serta permohonan ampunan.
Lafal doa ini menggabungkan esensi dari doa Mu’adz bin Zuhrah dan Abdullah bin ‘Umar, serta menambahkan kalimat permohonan ampunan dan pujian kepada Allah. Membaca doa ini mencakup beberapa aspek penting dalam hubungan hamba dengan Tuhannya saat berbuka puasa.
Berikut adalah lafal doa lengkap dari Sulaiman Al-Bujairimi:
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ. يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اغْفِرْ لِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانِيْ فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِيْ فَأَفْطَرْتُ
Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu, wa bika amantu, wa bika ‘alaika tawakkalatu, dzahabadzh dzhama-u wabtalatil-‘uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah. Ya wasi’al-fadhli ighfirli alhamdulillahilladzi hadani fashumtu, wa razaqani fa-afthartu
Artinya: “Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah dan Insyaallah pahala sudah tetap. Wahai Dzat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya.”
5. Doa dari Buku Ta’wiidul Liththolab dan 354 Sunnah Nabi Sehari-hari (Versi Pertama)¶
Merujuk pada buku Ta’wiidul Liththolab karya Siti Maslakhah dan buku 354 Sunnah Nabi Sehari-hari karya Raghib As-Sirjani, ada dua versi doa buka puasa yang juga bisa kamu amalkan. Kedua versi ini juga berlandaskan pada hadits Nabi Muhammad SAW.
Versi pertama ini mirip dengan doa riwayat Abdullah bin ‘Umar, namun dengan redaksi yang sedikit berbeda. Doa ini juga fokus pada kondisi fisik setelah berpuasa dan harapan akan ditetapkannya pahala.
Berikut adalah lafal doa buka puasa versi pertama dari kedua buku tersebut:
ذَهَبَ الظَّمَاءُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ، إِنْ شَاءَ اللهُ
Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah
Artinya: “Rasa dahaga telah hilang, kerongkongan telah basah dan atas kehendak Allah pahala telah ditetapkan. Insya Allah.” (HR Abu Daud)
6. Doa Buka Puasa Dzulhijjah Versi Kedua¶
Versi kedua doa buka puasa yang disebutkan dalam buku-buku tersebut ini mirip dengan doa riwayat Mu’adz bin Zuhrah, namun dengan tambahan kalimat permohonan rahmat. Doa ini juga sangat umum diamalkan oleh masyarakat Muslim di Indonesia.
Doa ini mencakup pengakuan berpuasa untuk Allah, beriman kepada-Nya, berserah diri, dan berbuka dengan rezeki-Nya, serta diakhiri dengan memohon rahmat dari Dzat Yang Maha Pengasih. Lafal ini menggabungkan beberapa elemen penting dalam ibadah puasa.
Berikut adalah lafal doa buka puasa Dzulhijjah versi kedua:
اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina
Artinya: “Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih.” (HR Bukhari dan Muslim)
Demikianlah beberapa versi doa lengkap untuk berbuka puasa sunnah di bulan Dzulhijjah yang bisa kamu amalkan. Kamu bisa memilih salah satu versi yang paling sesuai dengan kebiasaan atau pemahamanmu. Yang terpenting adalah ketulusan niat dan keyakinan saat membacanya.
Semoga amalan puasa sunnah yang kita laksanakan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini diterima oleh Allah SWT. Semoga puasa ini membawa keberkahan bagi diri kita dan keluarga, serta menjadi bekal kebaikan menjelang perayaan Idul Adha.
Jadwal Puasa Dzulhijjah 2025 (1-7 Dzulhijjah)¶
Bagi kamu yang berencana melaksanakan puasa sunnah Dzulhijjah di tahun 2025, berikut adalah perkiraan jadwal pelaksanaannya berdasarkan kalender Hijriah. Jadwal ini penting dicatat agar tidak terlewat momen-momen berharga ini.
Pastikan untuk mengecek kembali pengumuman resmi dari pihak berwenang terkait penetapan awal bulan Dzulhijjah 1446 H. Namun, sebagai panduan awal, kamu bisa merujuk pada tanggal-tanggal berikut:
- 1 Dzulhijjah 1446 H: Rabu, 28 Mei 2025
- 2 Dzulhijjah 1446 H: Kamis, 29 Mei 2025
- 3 Dzulhijjah 1446 H: Jumat, 30 Mei 2025
- 4 Dzulhijjah 1446 H: Sabtu, 31 Mei 2025
- 5 Dzulhijjah 1446 H: Minggu, 1 Juni 2025
- 6 Dzulhijjah 1446 H: Senin, 2 Juni 2025
- 7 Dzulhijjah 1446 H: Selasa, 3 Juni 2025
Setelah tanggal 7 Dzulhijjah, masih ada puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan puasa Arafah (9 Dzulhijjah) yang sangat dianjurkan. Jangan sampai lewatkan kesempatan emas ini untuk meraih pahala yang berlimpah.
Dengan mengetahui jadwalnya dan mempersiapkan bacaan doa berbuka, Insya Allah ibadah puasa Dzulhijjah kita akan berjalan lancar dan penuh makna. Selamat menjalankan ibadah puasa!
Versi-versi doa buka puasa Dzulhijjah di atas bisa kamu pilih dan amalkan. Mana yang paling sering kamu baca? Atau mungkin kamu punya versi lain yang diajarkan oleh gurumu? Yuk, bagikan pengalamanmu di kolom komentar!
Posting Komentar