Yuk, Puasa 1 Muharram! Catat Tanggal, Niat, dan Keutamaannya
Tak terasa, pergantian tahun Hijriah akan segera tiba. Menyambut datangnya bulan suci Muharram, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah, salah satunya adalah puasa sunnah. Bulan Muharram memang istimewa dan memiliki banyak keutamaan.
Puasa di bulan ini menjadi salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT di awal tahun yang baru. Lantas, kapan sebenarnya puasa 1 Muharram tahun ini dan bagaimana niatnya? Mari kita bahas lebih lanjut.
Kapan Puasa 1 Muharram Berlangsung di Indonesia?¶
Penanggalan Hijriah selalu bergeser setiap tahunnya jika dilihat dari kalender Masehi. Untuk tahun 1447 Hijriah, awal bulan Muharram diperkirakan jatuh pada akhir bulan Juni 2025.
Mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia 2025 yang sudah diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, tanggal 1 Muharram 1447 H akan bertepatan dengan hari Jumat, 27 Juni 2025. Jadi, umat Islam yang ingin melaksanakan puasa sunnah di awal bulan Muharram bisa mencatat tanggal tersebut. Hari Jumat, 27 Juni 2025, menjadi momen yang tepat untuk memulai tahun baru Hijriah dengan ibadah puasa.
Memulai awal tahun dengan berpuasa tentu memberikan nuansa spiritual yang berbeda. Ini adalah kesempatan emas untuk meraih keberkahan di hari-hari pertama tahun Hijriah. Jangan sampai ketinggalan momen berharga ini ya.
Mengenal Keistimewaan Bulan Muharram¶
Sebelum membahas lebih jauh tentang puasanya, penting untuk memahami mengapa bulan Muharram begitu istimewa. Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan atau dikenal sebagai bulan haram dalam Islam. Tiga bulan haram lainnya adalah Zulkaidah, Zulhijah, dan Rajab.
Keistimewaan ini disebutkan langsung dalam sabda Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Sesungguhnya zaman telah berputar sebagaimana keadaannya pada hari Allah menciptakan langit dan bumi, dalam setahun ada dua belas bulan, darinya ada empat bulan haram, tiga di antaranya adalah Zulkaidah, Zulhijah dan Muharram, sedangkan Rajab adalah bulan Mudhar yang di antaranya terdapat Jumadil Akhir dan Syaban.” (HR Bukhari dan Muslim).
Bulan haram memiliki status khusus di sisi Allah SWT. Melakukan perbuatan baik di bulan-bulan ini, termasuk Muharram, akan dilipatgandakan pahalanya. Sebaliknya, berbuat dosa di bulan ini juga memiliki bobot yang lebih berat. Oleh karena itu, memperbanyak ibadah sangat dianjurkan.
Status mulia Muharram inilah yang menjadi dasar anjuran untuk memperbanyak amal shalih di dalamnya. Puasa adalah salah satu amal shalih yang memiliki kedudukan tinggi. Maka tidak heran jika puasa di bulan Muharram memiliki keutamaan tersendiri.
Keberkahan yang ada di bulan Muharram memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri dan mengumpulkan bekal akhirat. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk meningkatkan kualitas ibadah kita. Muharram adalah pintu gerbang menuju tahun yang penuh berkah jika kita memulainya dengan ketaatan.
Mengapa Dianjurkan Puasa di Bulan Muharram?¶
Dari sekian banyak amalan yang bisa dilakukan di bulan Muharram, puasa menempati posisi yang sangat istimewa. Anjuran untuk berpuasa di bulan ini datang langsung dari Rasulullah SAW. Ada hadits shahih yang secara spesifik menyebutkan keutamaan puasa Muharram.
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR Muslim). Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad.
Hadits ini secara jelas menempatkan puasa Muharram pada peringkat tertinggi untuk puasa sunnah, setelah puasa wajib Ramadan. Ini menunjukkan betapa besar pahala dan keutamaan yang terkandung dalam ibadah puasa di bulan ini. Mengamalkan puasa Muharram berarti melakukan amalan sunnah terbaik setelah puasa Ramadan.
Jika puasa sunnah yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa di bulan Muharram secara umum, maka hari-hari di bulan ini menjadi sangat potensial untuk meraih pahala. Meskipun hadits tersebut menyebut “puasa bulan Muharram” secara umum, 1 Muharram sebagai hari pertama tentu termasuk di dalamnya. Berpuasa di tanggal ini menjadi awal yang baik untuk meraih keutamaan puasa di bulan penuh berkah ini.
Jadi, anjuran puasa di bulan Muharram bukanlah tanpa dasar. Ini adalah amalan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW sendiri. Jangan sia-siakan kesempatan emas ini untuk meraih predikat puasa sunnah terbaik.
Hukum Puasa 1 Muharram dalam Islam¶
Melihat keutamaan dan anjurannya, bagaimana status hukum puasa 1 Muharram? Dalam Islam, puasa pada tanggal 1 Muharram hukumnya adalah sunnah, alias dianjurkan. Puasa ini sah dan mendapatkan pahala bagi yang melaksanakannya.
Tidak ada larangan khusus untuk berpuasa pada tanggal 1 Muharram. Tanggal ini tidak termasuk dalam hari-hari yang diharamkan atau dimakruhkan untuk berpuasa. Hari-hari yang secara eksplisit diharamkan untuk puasa adalah Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal) dan Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijah).
Selain itu, puasa juga diharamkan pada Hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijah). Hal ini disebutkan dalam berbagai kitab fiqh, termasuk kitab Fiqh Al-Shiyam karya Syekh Yusuf Al Qardhawi. Karena 1 Muharram tidak termasuk dalam daftar hari-hari terlarang tersebut, maka puasa pada tanggal ini diperbolehkan dan sangat dianjurkan sebagai bagian dari puasa di bulan Muharram.
Puasa sunnah di tanggal 1 Muharram adalah bentuk pengamalan dari anjuran umum untuk memperbanyak puasa di bulan Muharram. Ini adalah cara yang baik untuk membuka lembaran baru tahun Hijriah dengan keberkahan. Oleh karena itu, jangan ragu untuk melaksanakan puasa ini jika Anda mampu.
Memahami hukum ini penting agar kita tidak keliru dalam beribadah. Puasa 1 Muharram adalah amalan yang disukai Allah SWT dan Rasul-Nya. Dengan niat yang tulus, insya Allah puasa kita diterima dan mendatangkan kebaikan.
Niat Puasa 1 Muharram¶
Untuk melaksanakan puasa sunnah, kita perlu berniat dalam hati. Niat puasa sunnah Muharram, termasuk puasa di tanggal 1 Muharram, cukup mudah. Niat ini diucapkan dalam hati pada malam hari sebelum puasa, atau bisa juga pada pagi hari sebelum terbit matahari, asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak Subuh.
Berikut adalah lafadz niat puasa Muharram yang bisa dibaca:
Ù†َÙˆَÙŠْتُ صَÙˆْÙ…َ الْÙ…ُØَرَّÙ…ِ Ù„ِÙ„ّٰÙ‡ِ تَعَالَÙ‰
Arab latin: Nawaitu shaumal Muharrami lillahi ta’ala.
Artinya: Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’ala.
Lafadz niat ini bisa digunakan untuk berpuasa di tanggal 1 Muharram atau hari-hari lain di bulan Muharram, kecuali tanggal 9 dan 10 yang memiliki niat khusus (puasa Tasua dan Asyura). Yang terpenting dari niat adalah adanya kehendak di dalam hati untuk berpuasa esok hari karena Allah SWT. Mengucapkan lafadz ini secara lisan adalah sunnah, sementara niat dalam hati adalah wajib.
Pastikan Anda memahami artinya agar niat Anda tulus karena mengharap ridha Allah. Mengucapkan niat ini pada malam hari setelah shalat Isya atau sebelum tidur sangat dianjurkan. Dengan niat yang mantap, insya Allah puasa kita berjalan lancar.
Meskipun puasa 1 Muharram adalah sunnah, melaksanakannya dengan niat yang benar akan mendatangkan pahala besar. Ini adalah kesempatan untuk meraih keberkahan di awal tahun baru Islam. Jangan lupa untuk sahur sebelum berpuasa agar mendapatkan energi dan keberkahan.
Keutamaan Puasa Asyura (10 Muharram) dan Puasa Tasua (9 Muharram)¶
Selain puasa 1 Muharram, bulan Muharram juga memiliki puasa sunnah lain yang sangat dianjurkan, yaitu puasa Tasua pada tanggal 9 Muharram dan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram. Puasa Asyura ini bahkan memiliki keutamaan yang spesifik dan luar biasa.
Rasulullah SAW bersabda tentang puasa Asyura: “Puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah) aku berharap kepada Allah agar menghapuskan (dosa) satu tahun sebelum dan sesudahnya. Dan puasa hari Asyura (10 Muharram) aku berharap kepada Allah agar menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya.” (HR Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa puasa Asyura berpotensi menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu.
Karena keutamaannya yang besar, umat Islam sangat dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Namun, agar berbeda dengan puasa yang dilakukan oleh kaum Yahudi pada hari yang sama, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram (Tasua) bersamaan dengan 10 Muharram (Asyura). Ini dikenal sebagai puasa Tasua dan Asyura.
Niat puasa Tasua dan Asyura sedikit berbeda dengan niat puasa Muharram umum. Niatnya disesuaikan dengan tanggalnya, misalnya “Nawaitu shauma Tasu’a sunnatan lillahi ta’ala” untuk puasa Tasua dan “Nawaitu shauma Asyura sunnatan lillahi ta’ala” untuk puasa Asyura. Jika berpuasa dua hari (9-10 Muharram), niatnya dilakukan untuk masing-masing hari.
Melaksanakan puasa Tasua dan Asyura secara berurutan menunjukkan kesempurnaan dalam mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Ini adalah kombinasi amalan yang sangat dianjurkan untuk meraih pengampunan dosa dan keberkahan di bulan Muharram. Jangan hanya fokus pada 1 Muharram saja, tapi catat juga tanggal 9 dan 10 Muharram dalam kalender Anda.
Bolehkah Puasa Sebulan Penuh di Bulan Muharram?¶
Melihat anjuran umum puasa di bulan Muharram dan statusnya sebagai sebaik-baik puasa sunnah setelah Ramadan, muncul pertanyaan: apakah boleh berpuasa selama sebulan penuh di bulan ini? Pertanyaan ini pernah dijawab oleh Buya Yahya dalam salah satu ceramahnya.
Menurut penjelasan Buya Yahya, tidak ada larangan dalam syariat Islam untuk berpuasa sebulan penuh di bulan Muharram. Beliau menegaskan bahwa puasa di bulan Muharram selama sebulan penuh itu diperbolehkan dan tidak ada ulama yang menyatakan hukumnya makruh. Artinya, jika seseorang memiliki kemampuan dan keinginan, ia bisa saja berpuasa setiap hari selama bulan Muharram.
Namun, perlu diingat bahwa meskipun diperbolehkan, yang paling ditekankan dan memiliki keutamaan spesifik adalah puasa di tanggal-tanggal tertentu, yaitu 1 Muharram, serta 9 dan 10 Muharram (Tasua dan Asyura). Buya Yahya juga memberikan catatan penting agar tidak hanya berpuasa di awal bulan Muharram (tanggal 1-9) namun justru meninggalkan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) yang memiliki keutamaan menghapus dosa setahun lalu.
Artinya, jika Anda kuat dan ingin memaksimalkan ibadah, puasa sebulan penuh di Muharram bisa menjadi pilihan. Namun, minimal jangan sampai terlewatkan tanggal-tanggal istimewa seperti 1 Muharram dan khususnya 9-10 Muharram. Kesehatan dan kemampuan diri juga tetap harus menjadi pertimbangan. Puasa sunnah hendaknya tidak sampai memberatkan hingga mengganggu kewajiban lainnya.
Jadi, intinya adalah berpuasa di bulan Muharram itu baik, dan semakin banyak semakin baik selama tidak melanggar aturan syariat atau memberatkan diri secara berlebihan. Fokus pada tanggal-tanggal utama adalah prioritas jika tidak mampu puasa setiap hari.
Siapa Saja yang Dianjurkan Berpuasa?¶
Puasa sunnah di bulan Muharram, termasuk puasa 1 Muharram, dianjurkan bagi setiap muslim yang memenuhi syarat wajib puasa. Syarat-syarat ini berlaku untuk puasa wajib maupun sunnah.
Mereka yang dianjurkan berpuasa adalah muslim yang sudah baligh (dewasa), berakal sehat, dan mampu melaksanakan puasa. Bagi wanita, puasa sunnah juga dianjurkan selama mereka tidak dalam kondisi haid atau nifas. Seseorang yang sedang sakit parah atau dalam perjalanan jauh yang memberatkan juga tidak diwajibkan (bahkan terkadang dilarang jika membahayakan) puasa, meskipun ini puasa sunnah.
Intinya, puasa sunnah Muharram adalah kesempatan bagi seluruh umat Islam yang sehat dan tidak memiliki uzur syar’i untuk menambah pundi-pundi pahala. Anak-anak yang belum baligh pun bisa diajarkan dan dilatih berpuasa secara bertahap untuk menumbuhkan kecintaan pada ibadah sejak dini.
Puasa ini adalah pilihan, bukan kewajiban. Namun, karena keutamaannya yang besar, sangat sayang jika dilewatkan begitu saja bagi yang mampu melaksanakannya. Ajak keluarga dan teman-teman Anda untuk bersama-sama meraih keberkahan puasa Muharram ini.
Persiapan dan Pelaksanaan Puasa 1 Muharram¶
Melaksanakan puasa 1 Muharram cukup sederhana, sama seperti puasa sunnah lainnya. Persiapan dimulai dari niat. Pastikan Anda sudah berniat untuk berpuasa pada malam harinya, meskipun niat di pagi hari sebelum tergelincir matahari (dan belum melakukan pembatal puasa) juga sah untuk puasa sunnah.
Sahur sangat dianjurkan sebelum memulai puasa. Meskipun sunnah, sahur memiliki keberkahan dan membantu tubuh lebih kuat dalam menjalankan puasa seharian penuh. Usahakan untuk makan sahur menjelang waktu Subuh.
Selama berpuasa di tanggal 1 Muharram, hindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa seperti makan, minum, atau berhubungan suami istri. Selain itu, jaga lisan dan perbuatan dari hal-hal yang mengurangi pahala puasa, seperti berkata kotor, berbohong, atau bertengkar. Isi waktu puasa dengan memperbanyak zikir, membaca Al-Quran, bersedekah, dan amalan shalih lainnya.
Saat waktu berbuka puasa tiba, segerakanlah berbuka. Berbuka dengan kurma dan air putih adalah sunnah. Jangan lupa berdoa saat berbuka puasa, karena doa orang yang berpuasa saat berbuka termasuk doa yang mustajab.
Melaksanakan puasa 1 Muharram adalah cara yang baik untuk memulai tahun baru Hijriah. Ini adalah bentuk syukur atas nikmat Allah dan upaya meraih keberkahan di awal tahun. Semoga Allah menerima puasa kita dan menjadikannya pembuka kebaikan di sepanjang tahun 1447 Hijriah.
Amalan Lain yang Dianjurkan di Bulan Muharram¶
Selain puasa, bulan Muharram adalah bulan yang sangat baik untuk memperbanyak amalan shalih lainnya. Mengingat statusnya sebagai bulan haram, setiap kebaikan yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya.
Beberapa amalan yang sangat dianjurkan di bulan Muharram antara lain:
- Memperbanyak Sedekah: Sedekah di bulan Muharram, khususnya di hari Asyura, memiliki keutamaan tersendiri. Memberi makan fakir miskin atau anak yatim sangat dianjurkan.
- Membaca Al-Quran: Tingkatkan intensitas membaca, memahami, dan mentadabburi Al-Quran.
- Memperbanyak Dzikir dan Doa: Manfaatkan momen pergantian tahun untuk muhasabah (introspeksi diri) dan memanjatkan doa-doa terbaik untuk diri sendiri, keluarga, dan umat Islam.
- Menyambung Silaturahmi: Perkuat hubungan dengan kerabat, tetangga, dan sesama muslim.
- Shalat Malam: Sebagaimana hadits puasa Muharram yang juga menyebut keutamaan shalat malam, perbanyak qiyamul lail di bulan ini.
Dengan menggabungkan puasa dengan amalan shalih lainnya, kita bisa mengisi bulan Muharram dengan kegiatan yang produktif dan penuh berkah. Ini adalah kesempatan emas untuk memperbaiki diri dan memulai tahun baru Hijriah dengan lebih baik.
Jadikan bulan Muharram sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah dan akhlak kita. Semoga setiap amalan yang kita lakukan di bulan ini diterima di sisi Allah SWT.
Kalender Praktis Bulan Muharram 1447 H (2025 M) untuk Puasa¶
Untuk memudahkan Anda merencanakan ibadah puasa di bulan Muharram 1447 H, berikut adalah kalender praktis tanggal-tanggal penting yang sangat dianjurkan untuk berpuasa, berdasarkan perkiraan Kalender Hijriah Indonesia 2025 Kemenag:
Tanggal Masehi | Tanggal Hijriah | Keterangan Amalan Puasa |
---|---|---|
Jumat, 27 Juni 2025 | 1 Muharram 1447 H | Puasa Sunnah 1 Muharram |
Sabtu, 5 Juli 2025 | 9 Muharram 1447 H | Puasa Sunnah Tasu’a |
Minggu, 6 Juli 2025 | 10 Muharram 1447 H | Puasa Sunnah Asyura (sangat dianjurkan) |
Perlu diingat bahwa penentuan awal bulan Hijriah secara resmi akan menunggu hasil sidang isbat yang biasanya dilakukan oleh Kementerian Agama. Namun, perkiraan ini bisa menjadi panduan awal untuk persiapan Anda. Puasa di tanggal-tanggal tersebut sangat dianjurkan untuk meraih keutamaan bulan Muharram.
Memiliki jadwal ini akan membantu Anda untuk tidak melewatkan momen-momen penting di bulan Muharram. Ajak keluarga dan teman untuk menjalankan puasa ini bersama-sama agar saling mengingatkan dan memberikan semangat.
Penutup¶
Bulan Muharram 1447 H akan segera tiba, membawa serta keberkahan dan peluang besar untuk meraih pahala. Puasa di bulan Muharram, khususnya pada tanggal 1 Muharram, serta puasa Tasua dan Asyura pada tanggal 9 dan 10 Muharram, adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Keutamaan puasa di bulan ini sangat besar, bahkan disebut sebagai sebaik-baik puasa sunnah setelah Ramadan.
Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk memulai tahun baru Hijriah dengan ibadah puasa. Catat tanggalnya (1 Muharram insya Allah jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025, sementara Tasua dan Asyura pada 5-6 Juli 2025), pahami niatnya, dan siapkan diri Anda. Selain puasa, perbanyak juga amalan shalih lainnya seperti sedekah, membaca Al-Quran, dan berdzikir.
Bagikan informasi ini kepada keluarga, teman, dan kerabat agar semakin banyak yang tahu dan bisa ikut meraih keberkahan bulan Muharram.
Apa rencana Anda untuk menyambut bulan Muharram tahun ini? Yuk, share di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar