Catat! 26 Juli 2025: Kalender Hijriah & Jadwal Puasa Sunnah Safar 1447 H
Halo, Sahabat Muslim di mana pun kamu berada! Tahukah kamu, dalam kehidupan beragama kita, kalender Hijriah itu punya peran yang sangat penting, lho. Bukan cuma buat nentuin kapan Hari Raya, tapi juga untuk berbagai ibadah sunnah, seperti puasa. Jadi, penting banget nih buat kita tahu tanggal Hijriah yang pas, apalagi untuk tanggal 26 Juli 2025 ini.
Kalender Hijriah ini unik banget karena perhitungannya didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Beda jauh sama kalender Masehi yang kita pakai sehari-hari, yang patokannya peredaran Bumi mengelilingi Matahari. Akibatnya, durasi satu tahun Hijriah itu lebih pendek, sekitar 354 hari, dibandingkan Masehi yang 365 hari lebih. Nah, perbedaan ini bikin tanggal-tanggal penting Islam ‘bergerak’ di kalender Masehi setiap tahunnya.
Selain itu, ada satu lagi perbedaan mendasar yang sering bikin kita bingung: waktu pergantian harinya. Kalau kalender Masehi ganti hari pas tengah malam, alias jam 00.00, kalender Hijriah itu berganti hari saat Matahari terbenam atau waktu maghrib tiba. Makanya, kadang kita suka terkecoh, misalnya tanggal Hijriah hari ini itu sudah dimulai sejak maghrib kemarin. Ini alasan kenapa kita perlu banget update terus soal kalender Hijriah. Penasaran kan, tanggal 26 Juli 2025 itu bertepatan dengan tanggal Hijriah berapa? Yuk, kita bedah bareng-bareng!
Tanggal Hijriah Hari Ini: 26 Juli 2025¶
Sudah siap mengetahui konversi tanggal 26 Juli 2025 ke kalender Hijriah? Nah, ada beberapa pihak yang jadi rujukan kita dalam menentukan tanggal Hijriah di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Pemerintah melalui Kementerian Agama. Masing-masing punya metode penetapan yang khas, tapi menariknya, untuk tanggal ini, hasilnya kompak lho!
Tanggal Hijriah 26 Juli 2025 Menurut NU¶
Nahdlatul Ulama, melalui Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), punya metode penetapan awal bulan Hijriah yang mengandalkan rukyah, yaitu pengamatan langsung hilal atau bulan sabit muda. Metode ini sudah jadi tradisi turun-temurun dan bagian penting dari praktik keagamaan di kalangan NU. Mereka biasanya mengeluarkan Surat Keputusan resmi untuk mengumumkan awal bulan.
Untuk kasus 1 Safar 1447 H, LF PBNU telah menetapkan bahwa awal bulan Safar 1447 H akan jatuh pada hari Sabtu, 26 Juli 2025. Penetapan ini, seperti yang tercantum dalam Surat Keputusan Nomor 83/PB.08/A.II.01.13/13/07/2025, berdasarkan hasil rukyah yang dilakukan. Artinya, malam Sabtu itu sudah masuk 1 Safar. Jadi, menurut NU, 26 Juli 2025 ini pas banget jadi hari pertama di bulan Safar 1447 H.
Informasi ini juga diperkuat oleh Almanak 2025 yang diterbitkan oleh Lembaga Falakiyah PCNU Bojonegoro, yang juga menunjukkan tanggal yang sama. Konsistensi ini memberikan kepastian bagi umat NU untuk merencanakan ibadah dan aktivitas mereka. Dengan demikian, kamu bisa mencatat baik-baik bahwa menurut perhitungan NU, Sabtu, 26 Juli 2025 adalah 1 Safar 1447 H.
Tanggal Hijriah 26 Juli 2025 Menurut Muhammadiyah¶
Kalau Muhammadiyah punya pendekatan yang sedikit berbeda dalam menentukan awal bulan Hijriah. Mereka lebih banyak menggunakan metode hisab atau perhitungan astronomi, terutama dengan mengadopsi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). KHGT ini sendiri didasarkan pada kriteria imkanur-rukyat (kemungkinan terlihatnya hilal) dan ijtima (konjungsi Bulan-Matahari-Bumi). Tujuannya mulia, yaitu agar ada kesatuan kalender Islam di seluruh dunia.
Muhammadiyah sendiri sudah menetapkan 1 Muharram 1447 H jatuh pada Kamis, 26 Juni 2025. Penetapan ini sudah diumumkan secara resmi melalui situs Masjid Muhammadiyah. Nah, setelah Muharram berakhir, bulan Safar pun tiba. Berdasarkan KHGT yang mulai digunakan secara resmi oleh Muhammadiyah sejak 1 Muharram 1447 H, 1 Safar 1447 H juga ditetapkan jatuh pada Sabtu, 26 Juli 2025.
Meskipun dalam perhitungan hisab mereka mungkin 1 Safar sudah dimulai sejak maghrib Jumat, 25 Juli 2025, tanggal Masehi yang bertepatan dengan hari pertama Safar secara penuh adalah Sabtu, 26 Juli 2025. Jadi, intinya, menurut Muhammadiyah, 26 Juli 2025 juga bertepatan dengan 1 Safar 1447 H. Keren, kan, saat semua pihak bisa sepakat pada satu tanggal yang sama!
Tanggal Hijriah 26 Juli 2025 Menurut Pemerintah¶
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama (Kemenag), juga memiliki peran penting dalam penentuan kalender Hijriah resmi yang digunakan oleh masyarakat luas. Kemenag biasanya menerbitkan Kalender Hijriah Indonesia setiap tahunnya, yang menjadi acuan nasional. Metode yang digunakan Kemenag adalah hisab dengan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yang juga berbasis pada imkanur-rukyat namun dengan kriteria ketinggian hilal yang sedikit berbeda dari yang lain.
Menurut Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis oleh Kemenag, 1 Muharram 1447 H ditetapkan jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025. Ini sedikit berbeda dari penetapan Muhammadiyah untuk awal Muharramnya, namun perbedaan ini biasanya disebabkan oleh kriteria imkanur-rukyat yang dipakai. Setelah Muharram berlangsung selama 29 hari, maka bulan Safar 1447 H akan dimulai.
Dan hasilnya? Sama persis! Berdasarkan kalender resmi Kemenag, 1 Safar 1447 H juga jatuh pada Sabtu, 26 Juli 2025. Jadi, tak peduli kamu ikut NU, Muhammadiyah, atau mengikuti kalender pemerintah, semua sepakat bahwa Sabtu, 26 Juli 2025 adalah awal dari bulan Safar 1447 H. Ini tentu memudahkan kita semua untuk merencanakan ibadah dan aktivitas di bulan tersebut.
Kesimpulan Tanggal 1 Safar 1447 H¶
Sebagai penutup bagian ini, satu hal yang patut digarisbawahi adalah konsensus yang tercipta. Baik Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, maupun pemerintah melalui Kementerian Agama, semuanya sepakat mengonversi hari Sabtu, 26 Juli 2025, sebagai tanggal 1 Safar 1447 H. Ini adalah kabar baik yang menunjukkan adanya kesamaan pandangan dalam penentuan awal bulan Hijriah untuk Safar kali ini, yang akan sangat membantu umat Islam dalam merencanakan ibadah dan kegiatan lainnya di bulan tersebut.
Mengenal Bulan Safar: Antara Mitos dan Fakta¶
Sebelum kita bahas jadwal puasa, ada baiknya kita sedikit mengenal bulan Safar ini. Di sebagian masyarakat, bulan Safar kadang dikaitkan dengan hal-hal yang kurang baik atau kemalangan. Mitos ini muncul dari kepercayaan kuno yang menganggap Safar sebagai bulan penuh bala atau kesialan, sehingga banyak yang menghindari pernikahan, perjalanan jauh, atau memulai usaha baru di bulan ini. Namun, dalam ajaran Islam, kepercayaan ini sama sekali tidak benar.
Islam mengajarkan bahwa tidak ada bulan atau waktu yang membawa kesialan. Semua waktu adalah ciptakan Allah SWT, dan setiap hari adalah baik. Nabi Muhammad SAW sendiri sudah menolak keras kepercayaan terhadap kesialan di bulan Safar. Dalam sebuah hadits disebutkan: “Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada ramalan nasib dengan burung, tidak ada kesialan pada bulan Safar, dan tidak ada hantu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan bahwa segala keberuntungan atau kemalangan datangnya dari Allah, bukan karena waktu tertentu.
Justru, bulan Safar adalah kesempatan bagi kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, sama seperti bulan-bulan lainnya. Bulan ini bisa kita isi dengan berbagai amal kebaikan, termasuk memperbanyak ibadah sunnah seperti puasa. Dengan memahami ini, kita bisa lebih tenang dan produktif dalam menjalani bulan Safar tanpa dihantui oleh mitos-mitos yang tidak berdasar.
Jadwal Puasa Sunnah Safar 1447 H¶
Karena tanggal 1 Safar 1447 H sudah fix jatuh pada Sabtu, 26 Juli 2025, ini jadi kesempatan emas buat kamu yang pengen banget merutinkan puasa sunnah di bulan yang penuh berkah ini. Safar itu sama seperti bulan-bulan Hijriah lainnya, bisa kita isi dengan berbagai jenis puasa sunnah yang punya keutamaan luar biasa. Beberapa yang paling populer dan dianjurkan adalah puasa Senin-Kamis, puasa Ayyamul Bidh (hari-hari putih), dan puasa Daud.
Nah, biar makin gampang ngaturnya, ini dia contoh jadwal puasa sunnah yang bisa kamu coba ikuti di bulan Safar 1447 H, khususnya untuk bulan Juli dan Agustus 2025:
Tanggal Masehi | Tanggal Hijriah | Jenis Puasa Sunnah | Keterangan |
---|---|---|---|
Senin, 28 Juli 2025 | 3 Safar 1447 H | Puasa Senin | Hari di mana amal diangkat. |
Kamis, 31 Juli 2025 | 6 Safar 1447 H | Puasa Kamis | Hari di mana amal diangkat. |
Senin, 4 Agustus 2025 | 10 Safar 1447 H | Puasa Senin | |
Kamis, 7 Agustus 2025 | 13 Safar 1447 H | Puasa Ayyamul Bidh & Kamis | Dimulai puasa ayyamul bidh. |
Jumat, 8 Agustus 2025 | 14 Safar 1447 H | Puasa Ayyamul Bidh | Tengah ayyamul bidh. |
Sabtu, 9 Agustus 2025 | 15 Safar 1447 H | Puasa Ayyamul Bidh | Hari terakhir ayyamul bidh. |
Senin, 11 Agustus 2025 | 17 Safar 1447 H | Puasa Senin | |
Kamis, 14 Agustus 2025 | 20 Safar 1447 H | Puasa Kamis | |
Senin, 18 Agustus 2025 | 24 Safar 1447 H | Puasa Senin | |
Kamis, 21 Agustus 2025 | 27 Safar 1447 H | Puasa Kamis |
Catatan: Untuk puasa Daud, kamu bisa mengerjakannya sejak hari pertama Safar (26 Juli 2025) secara berselang-seling, yaitu sehari puasa dan sehari tidak puasa. Puasa Daud ini punya keistimewaan tersendiri lho, karena Nabi Daud AS adalah nabi yang paling disukai Allah karena konsistensinya dalam beribadah. Jadi, bagi yang mampu dan ingin melatih kesabaran serta konsistensi, puasa Daud bisa jadi pilihan yang sangat baik.
Keutamaan Puasa Sunnah Bulan Safar¶
Melakukan puasa sunnah, kapan pun bulannya, selalu membawa banyak kebaikan dan keberkahan. Namun, saat kita mengerjakannya di bulan Safar, keutamaan-keutamaan ini tetap berlaku dan menjadi motivasi besar bagi kita. Setiap jenis puasa sunnah memiliki hikmah dan ganjaran tersendiri dari Allah SWT. Mari kita bedah lebih dalam keutamaan dari masing-masing puasa sunnah yang sudah kita bahas tadi.
1. Puasa Senin-Kamis¶
Puasa Senin-Kamis ini adalah salah satu amalan sunnah yang sangat dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bukan tanpa alasan Rasulullah rutin mengerjakannya. Ada rahasia besar di balik dua hari ini: yaitu hari di mana segala amal perbuatan manusia akan dilaporkan kepada Allah SWT. Betapa indahnya jika amal kita dilaporkan saat kita sedang dalam kondisi berpuasa, sebuah ibadah yang sangat dicintai oleh-Nya.
Rasulullah SAW bersabda:
تُعْرَضُ الْأَعْمَالُ يَوْمَ الْاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “Amalan-amalan dihadapkan (kepada Allah) tiap Senin dan Kamis. Dan saya suka saat amalanku dihadapkan dalam kondisi sedang berpuasa.” (HR Tirmidzi no 747 dan Ibnu Majah no 1740).
Selain itu, puasa Senin-Kamis juga melatih kita untuk konsisten dalam beribadah, menahan hawa nafsu, dan meningkatkan rasa syukur. Dengan rutin berpuasa di hari-hari tersebut, kita juga dapat menjaga kesehatan tubuh secara tidak langsung. Jadi, selain mendapatkan pahala, kita juga melatih diri untuk menjadi pribadi yang lebih disiplin dan bertakwa.
2. Puasa Ayyamul Bidh¶
Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah. “Ayyamul Bidh” sendiri berarti hari-hari putih, merujuk pada malam-malam di mana bulan purnama bersinar terang benderang. Keutamaan puasa ini sungguh luar biasa, bahkan disebutkan pahalanya setara dengan puasa setahun penuh! Kok bisa?
Rasulullah SAW bersabda:
صَوْمُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
Artinya: “Puasa sebanyak tiga hari di setiap bulan pahalanya seperti puasa setahun penuh.” (HR Bukhari nomor 1979).
Ini karena dalam Islam, setiap kebaikan dilipatgandakan pahalanya minimal 10 kali lipat. Jadi, puasa 3 hari dikalikan 10 sama dengan puasa 30 hari, alias sebulan penuh. Jika ini dilakukan setiap bulan selama setahun, maka pahalanya seperti puasa setahun penuh. Sungguh tawaran yang menggiurkan, bukan?
Lebih dari itu, puasa Ayyamul Bidh juga memiliki keutamaan untuk menjaga kesehatan hati dan jiwa. Sebuah hadits menyebutkan:
صوم شهر الصبر وثلاثة أيام من كل شهر : يذهبان وحر الصدر
Artinya: “Berpuasa pada bulan sabar (Ramadhan) dan tiga hari setiap bulan, bisa menghilangkan wahr di dada.” (HR Ahmad nomor 23070 dan al-Bazzar nomor 1057 dengan derajat shahih).
“Wahr” di sini bisa diartikan sebagai penyakit hati seperti kesombongan, iri, dengki, atau perasaan tidak nyaman di hati. Dengan berpuasa, kita membersihkan diri dari penyakit-penyakit batin ini, menjadikan hati lebih tenang, bersih, dan dekat dengan Allah SWT.
3. Puasa Daud¶
Puasa Daud adalah puasa sunnah yang dianggap paling dicintai oleh Allah SWT. Puasa ini dinamakan Puasa Daud karena merupakan praktik puasa yang dilakukan oleh Nabi Daud ‘alaihissalam. Metode puasa ini adalah sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa, dilakukan secara berselang-seling. Ini adalah bentuk ibadah yang sangat menantang dan membutuhkan konsistensi tinggi.
Rasulullah SAW bersabda:
أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ، كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
Artinya: “Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Daud. Beliau sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa.” (HR Bukhari no 3420 dan Muslim no 1159).
Mengapa puasa Daud menjadi yang paling dicintai? Karena puasa ini menunjukkan tingkat ketakwaan, kesabaran, dan istiqamah (konsistensi) yang luar biasa dari seorang hamba. Melakukan puasa berselang-seling setiap hari tentu bukan hal yang mudah. Ini melatih diri untuk selalu mengingat Allah, mengendalikan nafsu secara ekstrem, dan merasakan nikmatnya beribadah dalam kondisi yang penuh tantangan. Selain itu, secara fisik, puasa Daud juga memiliki manfaat detoksifikasi dan menjaga metabolisme tubuh, yang telah diakui oleh ilmu medis modern.
Meskipun terlihat berat, bagi mereka yang mampu dan ingin meraih derajat tertinggi di sisi Allah, puasa Daud adalah pilihan yang sangat dianjurkan. Ia melatih kekuatan mental dan spiritual, serta membentuk pribadi yang tangguh dalam menghadapi berbagai godaan dunia.
Manfaat Umum Puasa Sunnah¶
Selain keutamaan spesifik dari masing-masing jenis puasa, ada juga manfaat umum yang bisa kita dapatkan dari menjalankan puasa sunnah apa pun:
- Meningkatkan Ketakwaan: Puasa adalah salah satu cara untuk melatih diri menjadi lebih patuh kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
- Melatih Kesabaran dan Disiplin: Menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu dari fajar hingga maghrib melatih kesabaran dan disiplin diri yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
- Membersihkan Diri: Puasa membantu membersihkan tubuh dari racun (detoksifikasi) dan juga membersihkan jiwa dari dosa-dosa kecil.
- Meningkatkan Empati: Dengan merasakan lapar dan haus, kita jadi lebih bisa merasakan penderitaan saudara-saudara kita yang kurang beruntung, sehingga menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial.
- Kesehatan Fisik: Banyak penelitian modern menunjukkan bahwa puasa intermiten (seperti puasa sunnah) memiliki manfaat kesehatan seperti penurunan berat badan, peningkatan fungsi otak, dan pencegahan penyakit kronis.
- Mendekatkan Diri kepada Allah: Puasa adalah ibadah langsung antara hamba dan Rabb-nya, yang dengannya seseorang bisa merasakan kedekatan spiritual yang lebih dalam.
Nah, Sahabat Muslim, dengan mengetahui tanggal 1 Safar 1447 H yang jatuh pada Sabtu, 26 Juli 2025, serta berbagai keutamaan puasa sunnah di bulan ini, semoga kita semakin termotivasi untuk mengisi hari-hari di bulan Safar dengan berbagai amal kebaikan. Jadikan bulan ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaan kita.
Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa menjadi panduan kamu dalam beribadah. Jangan lupa untuk membagikan informasi ini kepada keluarga dan teman-temanmu agar kebaikan ini bisa tersebar luas, ya!
Bagaimana menurut kamu, puasa sunnah mana yang paling kamu suka kerjakan? Atau adakah tips khusus dari kamu untuk bisa istiqamah berpuasa sunnah? Yuk, tulis di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar