Estetika Jalanan Bola: Bedah Buku 'The Chosen Few' Soal Grafiti Fans!
Dalam lanskap literatur yang kian berkembang, sebuah karya fenomenal muncul ke permukaan, membongkar seluk-beluk estetika dan ideologi di balik seni jalanan serta grafiti para penggemar sepak bola. Buku berjudul The Chosen Few – Aesthetics and Ideology in Football Fan Graffiti and Street Art karya Mitja Velikonja ini, diterbitkan oleh DoppelHouse Press pada November 2021, hadir dalam edisi paperbacks setebal 176 halaman dan ditulis dalam bahasa Inggris. Karya ini bukan sekadar kajian seni, melainkan sebuah penyelaman mendalam ke dalam jiwa pemberontakan yang sering kali tersembunyi di balik coretan dinding kota.
Coretan Dinding: Suara Pemberontakan yang Tak Terucap¶
Ingatan kita mungkin langsung melayang pada bait lagu legendaris Iwan Fals, “Coretan Dinding,” yang dirilis pada tahun 1992. Dalam liriknya, Iwan Fals menggambarkan coretan dinding sebagai “pemberontakan kucing hitam yang terpojok di tiap tempat sampah, di tiap kota.” Ia mengidentifikasi “kucing hitam” ini sebagai sosok yang “cakarnya siap dengan kuku-kuku tajam,” dengan mata menyala “mengawasi gerak musuhnya,” yaitu para penindas yang “menganggap remeh coretan dinding kota.” Perumpamaan ini begitu kuat dan menggambarkan esensi grafiti sebagai medium perlawanan.
Dua puluh sembilan tahun setelah lagu itu dirilis, seorang akademisi dari Slovenia, Mitja Velikonja, mengabadikan gagasan serupa dalam bukunya. Meski tak ada koneksi langsung antara keduanya, baik Iwan Fals maupun Velikonja sama-sama sepakat bahwa grafiti adalah sebentuk perlawanan. Mereka melihat grafiti bukan hanya sebagai vandalisme, tetapi sebagai manifestasi dari ekspresi yang terpendam, seringkali mewakili suara mereka yang marginal dan terpinggirkan.
Mengenal Mitja Velikonja: Sang Pionir Graffitolog¶
Mitja Velikonja bukanlah sosok sembarangan. Ia adalah seorang profesor kajian budaya yang dihormati, sekaligus Kepala Pusat Kajian Budaya dan Agama di Universitas Ljubljana, Slovenia. Namanya dikenal luas sebagai pionir di bidang graffitologi, sebuah disiplin ilmu yang khusus menafsirkan makna dan konteks di balik grafiti. Penelitian utamanya mencakup berbagai bidang, mulai dari ideologi politik kontemporer di Eropa Tengah dan Balkan, subkultur, budaya grafiti, hingga memori kolektif dan nostalgia pasca-sosialis.
Dedikasinya terhadap ilmu pengetahuan telah diakui dengan berbagai penghargaan bergengsi. Velikonja telah menerima empat penghargaan nasional dan satu penghargaan internasional, termasuk Penghargaan Erasmus EuroMedia dari Masyarakat Eropa untuk Pendidikan dan Komunikasi pada tahun 2008. Salah satu monograf terakhirnya, Post-Socialist Political Graffiti in the Balkans and Central Europe, yang diterbitkan Routledge pada tahun 2020, bahkan diakui sebagai salah satu capaian ilmiah terpenting oleh Universitas Ljubljana. Ini menunjukkan betapa serius dan mendalamnya penelitian yang ia lakukan, memberikan fondasi kuat bagi analisisnya dalam The Chosen Few.
Sisi Gelap Fandom Sepak Bola dan Seni Jalanan¶
Dalam The Chosen Few, Velikonja membawa kita masuk ke dunia yang seringkali disalahpahami: sisi gelap fandom sepak bola. Ia menghadirkan arsip foto grafiti dan seni jalanan penggemar yang begitu luas, mengungkapkan narasi tersembunyi yang bersemayam di dinding-dinding kota. Dari irisan antara jalanan dan olahraga ini, kita disuguhi tema-tema terkini mengenai ketegangan rasial, etnis, dan kelas, yang secara gamblang digambarkan melalui budaya visual grafiti oleh Ultras.
Ultras adalah kelompok pendukung klub sepak bola yang dikenal sangat militan, fanatik, dan seringkali terkait erat dengan isu-isu politik serta sosial di wilayah mereka. Mereka adalah anomali dalam dunia sepak bola modern, yang seringkali mengedepankan loyalitas di atas segalanya. Melalui buku ini, Velikonja secara apik memperkenalkan kita pada ikonografi visual dunia bawah yang memukau, membuka mata kita terhadap pesan-pesan tersembunyi yang mereka sampaikan.
Mengenal Lebih Dekat Dunia Ultras¶
Subkultur Ultras dibangun oleh “orang-orang tak dikenal” atau para anonim, individu-individu yang memiliki keterikatan melampaui batas dengan tim kesayangan mereka. Bagi mereka, mendukung tim bukan sekadar hobi, melainkan identitas, gaya hidup, dan bahkan ideologi. Di Eropa, khususnya di negara-negara pasca-sosialis, keterikatan ini terkadang bermutasi menjadi sentimen nasionalis yang ekstrem, bahkan cenderung militeristik, yang sering disebut sebagai ideologi “Darah dan Tanah.”
Kelompok Ultras seringkali dianggap kontroversial karena berbagai insiden kekerasan atau kerusuhan yang melibatkan mereka. Namun, Velikonja menunjukkan bahwa di balik citra negatif tersebut, ada kompleksitas budaya dan ekspresi yang layak untuk dikaji. Grafiti dan seni jalanan menjadi media utama mereka untuk berkomunikasi, bukan hanya antar sesama penggemar, tetapi juga kepada masyarakat luas. Ini adalah bentuk deklarasi wilayah, peringatan bagi lawan, atau bahkan seruan untuk perubahan.
Ikonografi Visual: Bahasa Dinding Para Ultras¶
Velikonja menggunakan sejumlah besar foto dari arsip pribadinya, yang berisi ratusan gambar seni jalanan dan grafiti Ultras. Koleksi ini mencakup berbagai bentuk ekspresi visual, mulai dari mural yang rumit dan detail, stiker-stiker provokatif, hingga sayatan “scratchitto” yang terukir di permukaan keras, dan tentunya duel cat semprot yang menjadi simbol perebutan dominasi wilayah. Setiap guratan, setiap warna, dan setiap simbol dalam karya-karya ini memiliki makna yang dalam, seringkali hanya dipahami oleh mereka yang berada di dalam lingkaran Ultras itu sendiri.
Misalnya, simbol-simbol tertentu seperti tengkorak, mata yang menyala, atau angka-angka kode sering digunakan untuk merepresentasikan identitas kelompok, solidaritas, atau bahkan ancaman. Warna-warna klub yang dominan dalam grafiti mereka bukan hanya sekadar estetika, tetapi penegasan akan loyalitas yang tak tergoyahkan. Bentuk ekspresi ini menunjukkan bahwa Ultras tidak hanya “menonton” pertandingan, melainkan “menghidupi” sepak bola dalam setiap aspek kehidupan mereka.
Untuk memahami lebih jauh, mari kita lihat beberapa tema umum yang sering muncul dalam grafiti Ultras:
Tema Utama | Deskripsi | Contoh Simbol Visual |
---|---|---|
Loyalitas Klub | Afirmasi kesetiaan tak terbatas pada tim dan kota. | Logo klub, nama pemain legenda, tanggal penting. |
Rivalitas | Sindiran atau ancaman terhadap kelompok suporter lawan. | Simbol yang menghina rival, lambang rival yang dirusak. |
Identitas Lokal/Nasional | Penegasan identitas budaya, etnis, atau nasional. | Bendera negara, pahlawan lokal, peta wilayah. |
Protes Sosial/Politik | Ekspresi ketidakpuasan terhadap pemerintah atau isu sosial. | Simbol anti-otoritas, pesan anti-rasisme/xenofobia, kutipan politik. |
Solidaritas Internal | Pesan untuk memperkuat ikatan antar anggota Ultras. | Slogan kebersamaan, nama-nama anggota yang gugur. |
Dominasi Wilayah | Penandaan teritorial kepemilikan ruang publik. | Nama kelompok, singkatan area, mural besar di area strategis. |
Tabel di atas hanyalah sebagian kecil dari kekayaan simbolisme yang bisa kita temukan dalam karya-karya Ultras. Velikonja berhasil membongkar lapisan-lapisan makna ini, menghubungkannya dengan konteks sosial-politik yang lebih luas.
Studi Kasus: Dari Slovenia hingga Amerika Serikat¶
Perjalanan Velikonja dalam buku ini dimulai dengan studi kasus penggemar dari negara asalnya, Slovenia. Ia kemudian meluaskan cakupan analisisnya dengan menyentuh peran penggemar sepak bola di negara-negara tetangga, terutama dalam konteks Perang Balkan. Di sana, Ultras seringkali menjadi garda depan dalam konflik etnis dan nasionalis, menggunakan simbolisme dan kekerasan untuk memperkuat agenda politik tertentu. Ini menunjukkan betapa kompleksnya hubungan antara sepak bola, fandom, dan gejolak sosial-politik.
Ia kemudian mengkaji tema dan tren umum dalam seni jalanan dan grafiti klub tifo, yang merupakan elemen inti dari budaya Ultras. Lebih lanjut, Velikonja melanjutkan analisisnya dengan menyelami grafiti politik dan sosial yang progresif, tren dan keadaan lokal, serta perannya di Amerika Serikat. Meskipun sepak bola bukanlah olahraga paling dominan di AS, kehadiran Ultras dan subkultur grafiti mereka menunjukkan universalitas fenomena ini.
Berikut adalah gambaran alur pemikiran Velikonja dalam menghubungkan Ultras, Grafiti, dan Masyarakat:
mermaid
graph TD
A[Mitja Velikonja: Graffitologist] --> B(Penelitian: Ideologi Politik, Subkultur, Memori Kolektif)
B --> C{Buku "The Chosen Few"}
C --> D[Fokus Utama: Grafiti & Seni Jalanan Fans Sepak Bola]
D --> E[Subkultur Ultras]
E --> F[Ekspresi Visual: Mural, Stiker, Scratchitto, Duel Cat Semprot]
F --> G[Tema-tema: Loyalitas, Rivalitas, Identitas, Protes Sosial/Politik]
G --> H{Dampak & Interpretasi}
H --> I[Grafiti sebagai Alat Dissent]
I --> J[Cerminan Ketegangan Rasial, Etnis, Kelas]
J --> K[Peran dalam Demokrasi: Suara yang Dikepung]
E --> L[Geografi Studi Kasus: Slovenia, Balkan, Eropa Tengah, AS]
L --> M[Konteks Sejarah & Politik Lokal]
M --> I
Melawan Misinformasi dan Menuntut Loyalitas¶
Sembari mengupas lapisan misinformasi dan misrepresentasi yang seringkali melingkupi subkultur Ultras, Velikonja mengisyaratkan pemahaman kita tentang pola pikir faksional dalam sejarah ketidakstabilan politik. Ia berargumen bahwa perbedaan pendapat, bahkan yang termanifestasi dalam bentuk “keras” seperti grafiti Ultras, merupakan elemen penting bagi demokrasi. Ini adalah sebuah pengingat bahwa suara-suara yang terpinggirkan, bahkan yang terasa mengganggu, harus tetap memiliki ruang untuk berekspresi.
Pada akhirnya, kita memahami bahwa meskipun selalu dikepung oleh stigma negatif dan upaya penertiban, para Ultras hanya menuntut satu hal: kesetiaan dan pengabdian. Kesetiaan mereka bukan hanya pada tim sepak bola, tetapi juga pada nilai-nilai yang mereka yakini, pada komunitas mereka, dan pada perjuangan mereka. Melalui grafiti, mereka menciptakan narasi visual yang kuat, sebuah warisan abadi dari semangat perlawanan dan identitas yang tak kenal padam.
Buku The Chosen Few adalah sebuah permata bagi siapa pun yang tertarik pada persimpangan antara seni, sosiologi, politik, dan budaya populer. Ini adalah panggilan untuk melihat lebih dalam dari sekadar coretan di dinding, untuk mendengarkan bisikan-bisikan dari “kucing hitam” yang terpojok, dan untuk memahami bahwa setiap garis dan warna memiliki kisah.
Bagi Anda yang ingin melihat lebih banyak contoh visual dari budaya Ultras dan bagaimana mereka berinteraksi dengan seni jalanan, Anda bisa mencari dokumenter atau video yang merekam perjalanan suporter fanatik ini. Salah satunya yang cukup sering menjadi referensi adalah video-video di YouTube yang menunjukkan koreografi tifosi, chanting, dan banner raksasa yang mereka buat. Contoh pencarian yang bisa Anda lakukan di YouTube adalah: “The World of Ultras” atau “Ultras Culture Documentary.”
Sebagai contoh, anggap ada sebuah video yang menggambarkan fenomena ini, seperti:
Video semacam ini bisa memberikan gambaran visual yang lebih komprehensif tentang bagaimana Ultras mengekspresikan diri, tidak hanya melalui grafiti tetapi juga melalui pertunjukan visual dan audio di stadion.
Apa pendapat Anda tentang fenomena Ultras dan seni jalanan ini? Apakah Anda melihat grafiti sebagai bentuk seni atau vandalisme? Mari diskusikan di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar