Gak Nyangka! Ahmad Dhani Ternyata Sempat Kuliah Hukum, Lho!

Daftar Isi

Siapa sih yang gak kenal Ahmad Dhani? Sosoknya identik banget sama Dewa 19, musik yang nge-hits abis, dan belakangan juga aktif di dunia politik. Nah, buat para Baladewa (sebutan fans Dewa 19) atau pun yang sekadar tahu Dhani dari media, ada satu fakta menarik nih soal riwayat pendidikannya yang mungkin bikin jidat berkerut saking gak nyangkanya. Ternyata, musisi jenius dan politikus vokal ini punya “masa lalu” yang gak jauh dari dunia hukum!

Ahmad Dhani Prasetyo, pria kelahiran Surabaya 26 Mei 1972 ini, emang dikenal punya segudang talenta. Dari menciptakan lagu yang hits sepanjang masa, jadi produser, frontman band legendaris, sampe akhirnya nyemplung ke kancah politik yang penuh tantangan. Tapi, di balik panggung megah dan hiruk pikuk politik itu, ada sekelumit cerita masa mudanya yang berhubungan sama bangku kuliah, tepatnya di fakultas hukum.

Masa Pendidikan Awal di Kota Pahlawan

Sebelum jauh melangkah ke Jakarta dan jadi sebesar sekarang, Dhani menghabiskan masa kecil dan remajanya di Surabaya. Kota yang juga jadi saksi bisu terbentuknya bibit-bibit Dewa 19. Pendidikan dasar dilaluinya di SD Muhammadiyah 6 Surabaya. Di sanalah ia mulai mengenal dunia belajar formal, menapaki langkah pertama dalam sistem pendidikan yang kelak akan ia tempuh, meski jalannya sedikit berkelok.

Setelah lulus dari SD, Dhani melanjutkan ke SMP Negeri 6 Surabaya. Ini bukan sembarang SMP buat Dhani dan sejarah Dewa 19. Di sinilah ia bertemu dengan Andra Ramadhan, gitaris handal Dewa 19. Pertemuan dua anak SMP yang punya passion sama di musik ini jadi awal mula kolaborasi legendaris yang akan mengguncang industri musik Indonesia di masa depan. Mereka mulai nge-band bareng, mungkin masih dengan alat musik seadanya dan impian yang masih sangat besar.

Perjalanan Dhani di Surabaya berlanjut ke SMA Negeri 2 Surabaya. Nah, di SMA ini, lingkaran pertemanannya yang berbau musik makin luas. Ia bertemu dengan Ari Lasso, sosok vokalis yang kelak akan mengisi suara emas di album-album awal Dewa 19 yang melegenda. Bisa dibayangkan kan, tiga anak muda dengan bakat luar biasa kumpul di satu sekolah yang sama, mimpi mereka tentang musik pastinya semakin membuncah dan mulai menemukan bentuknya. Lingkungan SMA yang mungkin punya acara-acara musik atau sekadar tempat nongkrong buat nge-jam pasti jadi pupuk buat bakat mereka.

Merantau ke Jakarta dan Menjelajahi Dunia Hukum

Memasuki tahun 1992, setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya di Surabaya, Ahmad Dhani membuat langkah besar dengan merantau ke Jakarta. Bukan sekadar pindah kota, tapi juga untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Pilihannya jatuh pada jurusan Ilmu Hukum di salah satu perguruan tinggi swasta yang cukup ternama di ibu kota pada masanya, yaitu Universitas Pancasila.

Keputusan memilih Ilmu Hukum mungkin jadi pertanyaan buat banyak orang yang mengenalnya sebagai musisi tulen. Kenapa hukum? Apakah ada minat pribadi yang terpendam, ataukah ada dorongan dari keluarga, atau sekadar pilihan realistis saat itu? Universitas Pancasila sendiri di era 90-an dikenal sebagai kampus yang banyak diminati, konon katanya jadi tempat berkumpulnya mahasiswa dari berbagai kalangan, termasuk yang punya latar belakang atau koneksi ke dunia hiburan, seni, bahkan politik. Lingkungan kampus semacam ini mungkin menawarkan suasana yang dinamis, tempat bertemunya beragam pemikiran dan koneksi.

Dhani pun resmi menyandang status mahasiswa hukum. Bayangkan, sosok yang kelak menciptakan lagu-lagu romantis puitis seperti “Kangen” atau lagu-lagu kritis seperti “Arjuna” itu, ternyata sempat berkutat dengan pasal-pasal, undang-undang, dan teori hukum di ruang kuliah. Pasti jadi pengalaman yang sangat berbeda dibanding menghabiskan waktu di studio musik atau panggung pertunjukan. Dia mencoba menyeimbangkan antara kewajiban akademis sebagai mahasiswa dan gejolak kreatif sebagai seorang musisi yang sedang merintis karier serius.

Gak Nyangka Ahmad Dhani Ternyata Sempat Kuliah Hukum Lho

Karier Musik Melejit, Kuliah Terbengkalai

Tahun 1992 bukan cuma tahun Dhani masuk kuliah. Tahun itu juga jadi titik balik krusial dalam karier musiknya. Bersama Dewa 19 (yang saat itu formasi awalnya sudah solid), mereka merilis album perdana yang berjudul Dewa 19. Siapa sangka, album ini langsung meledak di pasaran! Lagu-lagu seperti “Kangen” dan “Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi” langsung merajai tangga lagu radio dan televisi. Dewa 19 mendadak jadi idola baru, digandrungi anak muda se-Indonesia.

Kesuksesan album pertama ini membawa konsekuensi logis: jadwal Dewa 19 jadi super padat. Tawaran manggung datang dari mana-mana, wawancara media tak henti, proses promosi album, dan mulai memikirkan materi untuk album selanjutnya. Aktivitas sebagai musisi profesional ini jelas menyita waktu, energi, dan fokus yang luar biasa. Sulit sekali membayangkan bagaimana Dhani harus membagi waktu antara touring, latihan band, menulis lagu, di satu sisi, dan menghadiri kuliah, mengerjakan tugas, serta belajar untuk ujian di sisi lain.

Dilema ini pasti berat. Di satu sisi, ia sudah memulai pendidikan formal di bidang yang cukup prestisius, di sisi lain, impian dan kerja kerasnya di musik selama bertahun-tahun membuahkan hasil yang luar biasa tepat di saat yang bersamaan. Puncak karier musik yang diimpikan oleh banyak band datang menghampiri Dewa 19 dengan cepat. Membiarkan kesempatan emas di dunia musik ini lewat begitu saja demi menyelesaikan kuliah adalah pilihan yang sulit. Begitu juga sebaliknya.

Keputusan Sulit: Meninggalkan Kampus Demi Musik

Setelah melalui masa-masa yang pasti penuh pertimbangan, Ahmad Dhani akhirnya membuat keputusan. Sebuah keputusan besar yang mengubah arah pendidikannya secara formal. Ia memilih untuk keluar dari Universitas Pancasila. Ya, Dhani tidak menyelesaikan studi Ilmu Hukumnya dan tidak meraih gelar sarjana. Langkah ini diambil bukan karena malas atau tidak mampu, tapi lebih pada prioritas. Dia memilih untuk sepenuhnya fokus pada karier musik yang sedang bersinar terang.

Keputusan ini tentu saja punya risikonya sendiri. Melepas status mahasiswa di kampus ternama untuk mengejar mimpi di industri musik yang kompetitif. Namun, melihat bagaimana karier Dewa 19 terus menanjak pesat setelahnya, keputusan Dhani terbukti tepat, setidaknya dari sudut pandang kesuksesan profesional di bidang musik. Konsistensi Dewa 19 merilis album-album hits dan menggelar konser megah selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa fokus penuh pada musik memang dibutuhkan saat itu.

Meninggalkan bangku kuliah di tengah jalan mungkin dilihat sebagai “kegagalan” dalam jalur pendidikan formal. Namun, bagi Ahmad Dhani, ini lebih merupakan pilihan strategis yang memungkinkan dia mengoptimalkan potensinya di bidang yang benar-benar ia kuasai dan cintai. Musisi-musisi besar dunia pun banyak yang menempuh jalur serupa, meninggalkan pendidikan demi mengejar panggilan jiwa di bidang seni. Ini menunjukkan bahwa ada banyak definisi kesuksesan, dan jalur akademis tradisional bukanlah satu-satunya cara untuk mencapainya.

Bekal Hukum yang Tak Hilang Begitu Saja

Meskipun tidak lulus sarjana hukum, apakah waktu yang dihabiskan Dhani di Universitas Pancasila jadi sia-sia? Tentu tidak. Pengalaman singkat menimba ilmu di bidang hukum ini diyakini memberi bekal tersendiri bagi Ahmad Dhani. Studi hukum melatih cara berpikir logis, analitis, dan kritis. Memahami struktur hukum, hak, dan kewajiban, pasti memberikan wawasan yang berbeda dalam melihat berbagai persoalan.

Karakter Ahmad Dhani yang dikenal vokal, argumentatif, dan punya pandangan yang tajam terhadap berbagai isu, terutama ketika dia mulai aktif di panggung politik, bisa jadi sedikit banyak dipengaruhi oleh pengalamannya belajar hukum. Kemampuan beragumentasi, menyusun kalimat yang terstruktur, dan memahami “aturan main” dalam berbagai konteks sosial dan politik, adalah skill yang sangat relevan dengan studi hukum.

Bahkan, dalam perayaan ulang tahunnya yang ke-52 pada 26 Mei 2024 lalu, Ahmad Dhani sempat mengungkapkan harapannya. Dia berharap bisa ditempatkan di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), yang merupakan komisi yang membidangi Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), dan Keamanan. Pernyataan ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa latar belakang pendidikannya yang sempat menyentuh dunia hukum masih dirasakannya relevan dan bisa menjadi bekal untuk perannya di dunia politik, khususnya di bidang legislasi dan pengawasan terkait hukum.

Ini membuktikan bahwa pendidikan, dalam bentuk apa pun, tetap memberikan jejak dan pengaruh. Mungkin jalurnya tidak lurus, tidak diakhiri dengan selembar ijazah sarjana hukum, tetapi esensi dari pembelajaran itu, cara berpikir yang dilatih, dan wawasan yang didapat, tetap melekat dan termanifestasi dalam langkah-langkah hidup selanjutnya. Pengalaman di bangku kuliah hukum menjadi salah satu kepingan mozaik yang membentuk sosok Ahmad Dhani yang kita kenal sekarang.

Refleksi: Jalur Pendidikan yang Tidak Selalu Linear

Kisah Ahmad Dhani dan studi hukumnya ini memberikan kita pelajaran berharga. Riwayat pendidikannya yang ternyata sempat menyinggung fakultas hukum ini adalah bukti nyata bahwa jalur pendidikan formal tidak selalu harus linear dengan karier profesional yang ditekuni seseorang. Banyak orang sukses di berbagai bidang justru berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda atau bahkan tidak menyelesaikan pendidikan tingginya karena memilih mengejar passion.

Yang terpenting bukanlah di mana atau sampai tingkat apa seseorang belajar secara formal, melainkan bagaimana seseorang menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang didapatnya untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi di bidang yang dipilih. Bagi Ahmad Dhani, pengalaman di kampus hukum, meskipun singkat, mungkin memberinya perspektif tambahan yang berguna, terutama saat ia beralih dari dunia musik ke arena politik yang kompleks.

Keputusannya meninggalkan bangku kuliah demi fokus pada musik bukanlah bentuk kegagalan akademis dalam arti sempit, melainkan sebuah pilihan strategis yang memungkinkan lahirnya karya-karya legendaris Dewa 19. Di sinilah terlihat pentingnya mengenali potensi diri dan berani mengambil risiko untuk mengejar panggilan jiwa, bahkan jika itu berarti menyimpang dari jalur pendidikan yang umum.

Bagaimana pandangan Anda tentang kisah pendidikan Ahmad Dhani ini? Apakah Anda terkejut mengetahui dia sempat kuliah hukum? Atau Anda punya pandangan lain soal pendidikan formal vs. mengejar passion? Yuk, bagikan pemikiran Anda di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar