Mau Beli Klub Bola? Baca Dulu 'Unfit and Improper Persons' Biar Gak Boncos!

Daftar Isi

Pernahkah kamu membayangkan punya klub sepak bola sendiri? Bukan cuma jadi fans setia yang teriak-teriak di stadion, tapi beneran jadi bosnya? Punya tim impian, beli pemain bintang, bangun stadion megah, dan merasakan euforia juara Liga Champions? Wah, kedengarannya seru banget ya! Tapi, tunggu dulu. Menurut Gary Lineker, legenda striker tim nasional Inggris, mimpi itu mungkin perlu sedikit “sentuhan” realita, dan buku Unfit and Improper Persons – An Idiot’s Guide to Owning a Football Club bisa jadi panduan kocak sekaligus serius buat kamu.

Unfit and Improper Persons

Gary Lineker sendiri bilang kalau buku ini sangat kocak, tapi sekaligus menyenggol beberapa isu serius dalam dunia sepak bola. Intinya, punya klub bola itu nggak cuma soal makan roti isi udang sama minum sampanye di meja direksi, lho! Ada banyak banget seluk-beluk di baliknya yang bisa bikin kantong boncos dan kepala pusing tujuh keliling.

Sekilas Info Buku “Unfit and Improper Persons”

Yuk, kenalan dulu sama buku yang bakal jadi “kitab suci” calon pemilik klub bola ini:

  • Judul Buku: Unfit and Improper Persons – An Idiot’s Guide to Owning a Football Club
  • Penulis: Kevin Day, Kieran Maguire, Guy Kilty
  • Penerbit: Bloomsbury
  • Edisi: Hardback
  • Tebal: 320 halaman
  • Jadwal Terbit: Oktober 2020
  • Bahasa: Inggris

Buku ini ditulis oleh tiga serangkai yang nggak main-main di dunia sepak bola. Mereka adalah trio di balik siniar (podcast) The Price of Football, sebuah platform yang punya 85 ribu pengikut setia di X (dulu Twitter) dan punya banyak banget koneksi di dunia sepak bola profesional. Jadi, mereka bukan cuma ngomong kosong, tapi punya insight yang dalam dari para pelaku langsung.

Kevin Day dikenal sebagai penulis komedi ternama, jadi jangan heran kalau buku ini dibumbui humor yang bikin ngakak tapi tetap ngena. Kieran Maguire adalah pakar keuangan sepak bola yang siap buka-bukaan soal angka-angka yang bikin kepala nyut-nyutan. Nah, Guy Kilty ini produser yang punya pengalaman di balik layar, jadi dia tahu persis gimana operasional sehari-hari sebuah klub bola itu berjalan. Bayangin, perpaduan comedy, finance, dan production ini bikin buku ini jadi paket lengkap!

Mimpi Bikin Klub Sepak Bola Sendiri? Siap-siap Hadapi Realita Kocak!

Buku ini bermula dari pertanyaan sederhana: “Pernahkah kita bermimpi membentuk klub sepak bola sendiri?” Dari situ, tiga penulis ini sepakat untuk “membentuk” sebuah klub sepak bola fiktif. Namanya West Park Rovers. Tujuannya cuma satu: mencari tahu seluk-beluk dan rahasia di balik layar permainan sepak bola profesional. Dari judul bukunya aja udah kocak banget, Unfit and Improper Persons (Orang yang Tidak Layak dan Tidak Pantas) diikuti dengan An Idiot’s Guide to Owning a Football Club (Panduan Orang Idiot untuk Memiliki Klub Sepak Bola). Ini udah jadi clue awal kalau kamu bakal diajak tertawa sekaligus mikir keras.

Mereka membawa West Park Rovers dalam perjalanan yang nggak biasa. Mulai dari level terendah piramida FA (Football Association) Inggris, pelan-pelan naik ke English Football League, terus ke kasta tertinggi yaitu Liga Primer, dan kalau beruntung, sampai ke jantung kompetisi Eropa! Kedengarannya mulus dan heroik ya? Tentu saja tidak semudah itu Ferguso! Ini kan perjalanan orang idiot, jadi pasti ada aja drama dan kekocakan yang bikin geleng-geleng kepala.

Tujuan utama mereka adalah memberi gambaran realistis—tapi tetap dengan sentuhan humor khas—tentang apa saja yang harus disiapkan jika kamu ingin punya klub bola. Bukan cuma modal gede, tapi juga mental baja, otak encer buat urusan bisnis, dan yang paling penting, kesiapan menghadapi birokrasi yang rumit dan aturan yang kadang bikin jengkel.

Uji Kelayakan dan Kepatutan: Lebih Ribet dari Keliatannya!

Salah satu poin penting yang diungkap buku ini adalah “uji kelayakan dan kepatutan” atau yang dikenal sebagai Fit and Proper Person Test (FPP Test) di Liga Primer dan English Football League. Ini bukan cuma formalitas, lho. Kamu harus lolos tes ini kalau mau jadi pemilik klub bola di Inggris. Ini ibarat saringan awal untuk memastikan bahwa pemilik klub adalah orang yang punya integritas, tidak terlibat kejahatan finansial, tidak sedang bangkrut, dan punya sumber daya finansial yang cukup untuk menjalankan klub.

Bayangkan, kamu sudah siap dengan segunung uang dan mimpi setinggi langit, tapi ternyata nggak lolos FPP Test karena ada riwayat kasus finansial di masa lalu atau bahkan cuma masalah kecil yang luput dari perhatianmu. Mimpi pun langsung ambyar. FPP Test ini dirancang untuk melindungi klub dan kompetisi dari pemilik yang tidak bertanggung jawab atau bahkan punya niat jahat. Ini juga yang jadi alasan kenapa banyak calon investor asing sering kali harus berjuang keras untuk membuktikan diri mereka “layak dan patut” di mata otoritas sepak bola Inggris.

Misalnya, apakah kamu pernah terlibat dalam kasus penipuan? Apakah kamu punya utang yang menumpuk di perusahaan lain? Atau jangan-jangan kamu sedang dalam proses kebangkrutan pribadi? Semua itu akan jadi faktor penentu. Jadi, meskipun punya uang melimpah, kalau track record-mu nggak bersih, siap-siap aja gigit jari. Ini bagian yang sering luput dari perhatian para pemimpi yang hanya melihat sisi glamornya saja. Buku ini, dengan gaya kocaknya, justru ingin menampar para “idiot” ini dengan realita pahit tersebut.

Perjalanan West Park Rovers: Dari Liga Kampung Sampai Liga Champions (Mungkin?)

Perjalanan fiktif West Park Rovers ini adalah inti dari petualangan kocak dan informatif dalam buku ini. Mereka nggak langsung jadi klub top, tapi memulai dari nol. Ini yang bikin ceritanya relevan dan bisa jadi cerminan bagi banyak klub kecil di dunia nyata.

Tantangan di Level Bawah Tanah Sepak Bola

Bayangkan West Park Rovers di awal perjalanannya. Mereka mungkin bermain di lapangan berlubang, dengan fasilitas toilet yang mampet, dan lampu sorot yang sering mati. Pendapatan mungkin hanya dari tiket masuk beberapa belas poundsterling dan penjualan sosis bakar. Pemain-pemainnya mungkin masih punya pekerjaan “utama” di luar sepak bola. Mencari sponsor kaos di level ini juga bukan perkara mudah; mungkin cuma toko kelontong lokal atau bengkel pinggir jalan yang mau diajak kerja sama.

Di level paling bawah piramida FA, semuanya serba terbatas. Sumber daya finansial minim, fasilitas alakadarnya, dan dukungan fans pun masih sebatas warga desa sekitar. Tantangannya bukan cuma soal memenangkan pertandingan, tapi juga bagaimana menjaga keberlangsungan hidup klub dari minggu ke minggu, bulan ke bulan. Ini adalah fondasi yang sering dilupakan; di mana mimpi besar bermula dari hal-hal kecil yang sering diabaikan.

Naik Peringkat: Ketika Hobi Jadi Bisnis Serius

Ketika West Park Rovers mulai naik divisi, tantangannya pun ikut naik kelas. Mereka butuh pemain yang lebih profesional, pelatih yang lebih mumpuni, dan fasilitas yang lebih layak. Ini berarti pengeluaran membengkak. Dari sini, mereka mulai merasakan betapa pentingnya manajemen finansial yang ketat. Apakah mereka mampu membayar gaji pemain yang lebih tinggi? Bagaimana cara menarik sponsor yang lebih besar?

Transisi dari klub amatir ke semi-profesional, lalu ke profesional penuh, adalah lompatan besar. Persyaratan liga semakin ketat, regulasi keuangan lebih rumit, dan tekanan dari fans semakin besar. Kamu nggak bisa lagi cuma mengandalkan “cinta pada klub”, tapi harus mulai berpikir layaknya pengusaha ulung. Ini bagian di mana Kieran Maguire, pakar keuangan, pasti punya banyak “wejangan” penting yang diselipkan di balik narasi kocak.

Glamor Liga Primer dan Ambisi Eropa

Mencapai Liga Primer adalah puncak impian. Tapi, di sinilah semua masalah jadi berlipat ganda. Harga tiket selangit, hak siar TV milyaran, dan tekanan untuk merekrut pemain bintang yang harganya bisa bikin pingsan. Contohnya, bagaimana mereka bisa membawa Lionel Messi ke Stadion Kleanwell (nama stadion fiktif mereka) musim depan, seperti yang mereka janjikan kepada para penggemar? Janji manis kepada fans itu mudah, mewujudkannya butuh dana triliunan rupiah dan negosiasi yang super rumit.

Di level ini, persaingan sangat ketat. Setiap poin berharga, dan degradasi adalah mimpi buruk yang harus dihindari mati-matian. Ambisi Eropa juga berarti pengeluaran lebih besar untuk perjalanan, akomodasi, dan bonus pemain. Buku ini dengan cerdik menunjukkan bahwa semakin tinggi level kompetisi, semakin besar pula risiko finansial dan operasional yang harus dihadapi. Bukan lagi sekadar hobi, tapi sudah jadi industri raksasa yang menuntut profesionalisme tingkat tinggi.

Dapur Belakang Klub: Bukan Cuma Soal Lapangan dan Gol Cantik!

Punya klub bola itu nggak cuma soal beli pemain mahal atau ngurusin strategi di lapangan. Ada banyak banget urusan “dapur” yang sering nggak kelihatan tapi krusial banget buat keberlangsungan klub. Buku ini berhasil mengungkap sisi ini dengan sangat detail dan kocak.

Dari Atap Bocor Sampai Lampu Sorot Juta Rupiah

Bayangkan, kamu adalah pemilik klub. Tugasmu bukan cuma mikirin transfer pemain, tapi juga urusan atap toilet stadion yang bocor, memastikan lampu sorot di lapangan berfungsi dengan baik (dan bayar listriknya yang mahal!), sampai urusan kebersihan dan keamanan stadion. Ini adalah hal-hal dasar yang sering disepelekan tapi vital. Jika fasilitas nggak memadai, fans nggak nyaman, bahkan bisa membahayakan.

Pemeliharaan rumput lapangan yang standar FIFA, perawatan ruang ganti pemain, kapasitas parkir, hingga ketersediaan air bersih di seluruh area stadion, semua itu butuh biaya dan perhatian. Bahkan, hal sekecil seragam kitman atau persediaan handuk di ruang ganti pun bisa jadi PR tersendiri. Ini adalah “sisi gelap” dari kepemilikan klub yang nggak pernah dibayangkan banyak orang.

Manajemen Keuangan dan Aturan Main yang Bikin Pusing

Di balik gemerlap transfer dan gaji fantastis pemain, ada manajemen keuangan yang sangat rumit. Buku ini membahas soal batas gaji (salary caps), pembayaran parasut (parachute payments), dan bagaimana menghindari kebangkrutan.

  • Batas Gaji (Salary Caps): Ini adalah aturan yang membatasi total pengeluaran gaji pemain agar klub tidak boros dan bisa berkompetisi secara sehat. Melanggar aturan ini bisa berujung pada sanksi berat.
  • Pembayaran Parasut (Parachute Payments): Ini adalah dana kompensasi yang diberikan kepada klub yang terdegradasi dari Liga Primer untuk membantu mereka beradaptasi dengan penurunan pendapatan di liga yang lebih rendah. Tujuannya baik, tapi kadang bisa jadi bumerang kalau klub salah kelola.
  • Financial Fair Play (FFP): Meskipun tidak disebut eksplisit, aturan FFP yang ketat dari UEFA dan liga-liga besar menjadi momok bagi banyak klub. Kamu nggak bisa cuma bakar uang; pendapatan harus seimbang dengan pengeluaran.

Semua aturan ini dirancang untuk menjaga stabilitas finansial liga dan mencegah klub-klub bangkrut seperti yang sering terjadi di masa lalu. Jadi, sebagai pemilik, kamu harus jadi ahli strategi finansial yang ulung, bukan cuma jadi donatur pribadi.

Dilema Sponsor dan Maskot Gemoy

Mencari sponsor itu bukan cuma soal uang. Kamu harus mikirin siapa sponsor yang cocok dengan citra klub, apakah ada konflik kepentingan, dan apakah perjanjiannya menguntungkan jangka panjang. Kadang, sponsor yang datang dengan uang banyak justru bisa bikin reputasi klub tercoreng. Jadi, pemilihan sponsor juga butuh pertimbangan etis dan strategis yang matang.

Lalu ada maskot. Kedengarannya sepele ya? Tapi maskot itu penting untuk branding dan menarik fans, terutama anak-anak. Maskot apa yang cocok buat West Park Rovers? Apakah harus maskot binatang yang lucu, atau malah karakter yang lebih unik? Bahkan hal-hal kecil seperti ini pun harus dipikirkan matang-matang agar sesuai dengan identitas klub. Perencanaan untuk branding dan pemasaran ini juga memerlukan biaya dan kreativitas yang tidak sedikit.

Kesetaraan Gender di Lapangan Hijau: Bukan Sekadar Slogan

Salah satu pertanyaan menarik yang diangkat buku ini adalah: “Bisakah mereka membayar tim wanita dengan jumlah yang sama dengan tim pria?” Ini bukan pertanyaan retoris, lho. Isu kesetaraan gender dalam sepak bola, terutama soal gaji, sedang hangat-hangatnya dibicarakan. Sebagai pemilik klub di era modern, kamu nggak bisa lagi cuma fokus pada tim pria. Tim wanita semakin populer dan punya basis penggemar sendiri.

Membayar gaji yang setara untuk tim wanita tentu butuh komitmen finansial yang besar, mengingat pendapatan dari sepak bola wanita masih jauh di bawah sepak bola pria. Ini jadi dilema moral dan finansial. Buku ini mengajak kita untuk merenungkan, bagaimana sebuah klub yang ideal harus bersikap terhadap isu penting ini, tidak hanya sebagai bentuk kepatuhan sosial, tetapi juga sebagai bagian dari visi masa depan sepak bola yang lebih inklusif.

Mengapa Buku Ini Wajib Dibaca?

Unfit and Improper Persons ini adalah bacaan yang informatif, lucu, dan sangat revelatif. Berkat wawancara eksklusif dengan mereka yang pernah menjalani pahit manisnya dunia kepemilikan klub bola, buku ini berhasil mengungkap dunia keuangan sepak bola yang rumit dengan cara yang mudah dicerna.

Bagi kamu yang bermimpi jadi pemilik klub bola, buku ini adalah wake-up call yang penting. Buat fans sepak bola yang penasaran gimana sih klub kesayangan mereka dikelola di balik layar, buku ini bakal menjawab banyak pertanyaan. Dan buat siapa pun yang suka humor cerdas dan insight bisnis yang tajam, buku ini juga cocok banget. Ini bukan cuma panduan, tapi juga hiburan yang bikin kamu makin cinta (atau malah makin pusing) sama sepak bola.

Buku ini mengajarkan bahwa menjadi pemilik klub sepak bola bukan melulu soal kemewahan dan euforia kemenangan. Itu adalah pekerjaan yang menuntut dedikasi, kecerdasan finansial, kesabaran menghadapi birokrasi, dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah kecil maupun besar, dari atap toilet bocor hingga negosiasi transfer miliaran.

Siapkah Anda Jadi Pemilik Klub Bola Selanjutnya?

Setelah membaca ulasan ini, dan mungkin nanti membaca bukunya, apakah mimpi kamu untuk memiliki klub sepak bola masih membara? Atau malah jadi mikir dua kali? Dunia sepak bola profesional memang penuh gairah, tapi juga dipenuhi dengan kompleksitas finansial dan operasional yang sering tak terlihat mata.

Jadi, kalau kamu punya kesempatan untuk jadi pemilik klub, tantangan apa yang menurutmu paling berat? Atau, kalau kamu bisa bikin klub bola impian sendiri, nama apa yang bakal kamu pakai, dan maskotnya bakal kayak gimana? Yuk, berbagi ide di kolom komentar! Siapa tahu idemu bisa jadi inspirasi buat buku Unfit and Improper Persons edisi selanjutnya!

Posting Komentar