Ngakak! Habib Jafar Kena 'Interogasi' 10 Pertanyaan Kocak dari Anak Muda
Buat kamu generasi Z, pastinya sudah tidak asing lagi dong dengan sosok Habib Husein Ja’far Al Hadar yang karismatik sekaligus kocak ini. Beliau dikenal luas berkat program dakwah digitalnya yang super hits, yaitu “Kultum Pemuda Tersesat”. Program ini tayang di kanal YouTube Majelis Lucu dan sukses besar dalam menjangkau anak-anak muda dengan gaya yang relevan dan menghibur.
Dakwah yang dikemas secara santai dan penuh humor ini memang jadi daya tarik utama. Apalagi, Habib Ja’far tidak sendirian; ia ditemani oleh dua komika kondang Tanah Air, Tretan Muslim dan Coki Pardede, yang menambah keseruan acara. Kolaborasi unik ini menciptakan suasana yang cair, jauh dari kesan kaku, sehingga pesan-pesan agama bisa tersampaikan dengan lebih ringan dan mudah dicerna oleh audiens muda.
Salah satu segmen paling dinanti-nanti adalah sesi tanya jawab dengan pertanyaan-pertanyaan absurd dari para ‘pemuda tersesat’. Pertanyaan-pertanyaan ini seringkali membuat Habib Ja’far geleng-geleng kepala, namun selalu dijawab dengan bijak dan humoris. Penasaran banget kan seperti apa saja pertanyaan nyeleneh yang pernah dilontarkan para ‘pemuda tersesat’ ini? Yuk, kita intip deretannya!
1. Bagaimana Cara Mengurus Jenazah yang Tidak Bernapas?¶
Pertanyaan pertama ini memang langsung bikin dahi berkerut, saking lucunya dan di luar nalar. Seorang pemuda dengan polosnya bertanya bagaimana cara mengurus jenazah apabila si pengurusnya tidak bernapas. Sekilas terdengar jenius, tapi kalau dipikir lagi, bagaimana mungkin seseorang bisa mengurus jenazah jika ia sendiri sudah tidak bernapas?
Habib Ja’far tentu saja langsung kaget dan mungkin menahan tawa mendengar pertanyaan seabsurd ini. Jawaban logisnya sudah jelas, bahwa untuk mengurus jenazah, seseorang haruslah dalam kondisi hidup dan bernapas. Pertanyaan ini seolah menguji nalar dasar, namun sekaligus menunjukkan betapa kreatifnya pemikiran ‘pemuda tersesat’ dalam mencari celah untuk bercanda, bahkan dalam konteks yang seharusnya serius. Ini menjadi bukti bahwa mereka selalu berhasil memecahkan kebekuan suasana dengan humor-humor tak terduga.
2. Jika Setan Masuk Surga, Apakah Kita Akan Berteman Dengannya?¶
Nah, kalau yang ini adalah salah satu pertanyaan yang paling ikonik dan sering disebut-sebut. Seorang pemuda bertanya, jika suatu saat nanti setan diizinkan masuk surga, apakah manusia akan berteman dengannya? Ini adalah pemikiran yang benar-benar di luar kotak dan menunjukkan bagaimana ‘pemuda tersesat’ mencoba memutarbalikkan logika agama yang sudah baku.
Secara ajaran agama, setan adalah musuh abadi manusia dan ditakdirkan untuk tidak pernah masuk surga. Pertanyaan ini seolah bermain-main dengan skenario yang mustahil, namun sekaligus mengundang tawa karena imajinasi liar si penanya. Habib Ja’far, dengan bijaksananya, pasti akan menjelaskan kembali hakikat setan dan bahwa surga adalah tempat bagi mereka yang taat, bukan tempat untuk berteman dengan makhluk pembangkang seperti setan. Namun, premis pertanyaan ini tetaplah lucu dan berhasil mengocok perut penonton.
3. Bagaimana Cara Memerangi Setan Jika Ia Tidak Terlihat?¶
Pertanyaan ini menunjukkan kepolosan dan sekaligus keinginan ‘pemuda tersesat’ untuk berbuat baik, meski dengan cara yang nyeleneh. Mereka seolah bingung bagaimana bisa memerangi setan, yang notabene adalah musuh nyata manusia dalam beribadah, jika wujudnya saja tidak kasat mata. Apakah harus pakai “jurusan” tertentu atau bagaimana?
Tentu saja, memerangi setan bukan berarti harus bertarung secara fisik. Habib Ja’far pasti akan menjelaskan bahwa memerangi setan itu adalah dengan memperkuat iman, menjauhi maksiat, dan mendekatkan diri kepada Allah. Setan menyerang melalui godaan dan bisikan, sehingga perlawanannya pun adalah dengan keteguhan hati dan ketaatan. Namun, gagasan untuk “memerangi” secara harfiah ini memang khas ‘pemuda tersesat’ yang selalu berpikir di luar nalar tapi tetap dengan niat yang baik.
4. Apakah Nabi Punya Pengikut Seperti di Instagram?¶
Di era digital ini, jumlah followers di media sosial seolah menjadi tolok ukur popularitas. Maka, tidak heran jika ada ‘pemuda tersesat’ yang melontarkan pertanyaan ini kepada Habib Ja’far: apakah Nabi Muhammad SAW juga punya “pengikut” atau “followers” seperti di Instagram? Pertanyaan ini membandingkan konsep pengikut dalam konteks kenabian dengan followers di media sosial, yang tentu saja sangat berbeda jauh.
Habib Ja’far dengan sabar akan menjelaskan bahwa “pengikut” Nabi adalah umat yang setia mengikuti ajaran dan sunah beliau, bukan sekadar jumlah di aplikasi. Ini adalah bentuk ketaatan dan kecintaan, bukan sekadar popularitas digital. Pertanyaan ini memang menggelitik, menunjukkan bagaimana anak muda zaman sekarang sering melihat segala sesuatu dari kacamata teknologi dan media sosial mereka, bahkan dalam hal agama sekalipun.
5. Bisakah Kita Menikah Beda Agama Lalu Salah Satu Murtad Agar Tidak Melanggar Aturan?¶
Ini adalah salah satu pertanyaan yang paling provokatif dan menunjukkan bagaimana ‘pemuda tersesat’ mencari celah “hukum” yang absurd dalam konteks agama. Mereka bertanya apakah bisa menikah beda agama, lalu salah satu di antaranya “murtad” alias keluar dari agamanya agar tidak melanggar aturan agama yang melarang pernikahan beda agama. Ide ini sungguh cerdik namun juga sangat konyol.
Tentu saja, Habib Ja’far akan menanggapi dengan serius namun tetap santai. Murtad bukanlah solusi atau “trik” untuk melegalkan pernikahan beda agama; itu adalah tindakan yang memiliki konsekuensi besar dalam akidah. Agama bukanlah sebuah sistem yang bisa diakali dengan cara-cara seperti itu. Pertanyaan ini menyoroti kebingungan sebagian anak muda dalam memahami batasan dan ajaran agama, dan bagaimana mereka kadang mencoba mencari jalan pintas atau pembenaran yang tidak masuk akal.
6. Bagaimana Jika Saat Menciptakan Kita, Allah Salah Input Data?¶
Pertanyaan ini menunjukkan imajinasi yang luar biasa dari ‘pemuda tersesat’, sekaligus sentuhan teknologi dalam pemikiran mereka. Mereka bertanya bagaimana jika saat menciptakan manusia, Allah SWT “salah input data” atau “terjadi bug”. Ini mengandaikan proses penciptaan layaknya sistem komputer yang bisa mengalami kesalahan input data.
Habib Ja’far, dengan senyum khasnya, pasti akan menjelaskan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Sempurna, tidak ada kesalahan dalam penciptaan-Nya. Segala sesuatu diciptakan dengan hikmah dan tujuan yang jelas. Konsep “salah input data” ini adalah analogi manusiawi yang tidak berlaku untuk Tuhan. Pertanyaan ini lucu karena mencoba menyamakan proses ilahi dengan proses teknologi manusia, yang tentu saja sangat berbeda levelnya.
7. Apakah Boleh Melakukan Maksiat tapi dengan Niat Mulia?¶
Ini adalah pertanyaan klasik yang sering muncul dalam perdebatan moral, namun disampaikan dengan gaya ‘pemuda tersesat’ yang kocak. Mereka bertanya apakah boleh melakukan perbuatan maksiat, misalnya mencuri, tapi dengan niat yang mulia, seperti untuk membantu orang miskin atau membangun masjid. Ini adalah alibi yang sering digunakan oleh orang-orang yang ingin membenarkan perbuatan salah mereka.
Habib Ja’far tentu akan menegaskan bahwa dalam Islam, tujuan yang mulia tidak bisa menghalalkan cara yang haram. Maksiat tetaplah maksiat, meskipun niat di baliknya tampak baik. Islam mengajarkan bahwa niat dan cara harus sama-sama baik dan sesuai syariat. Pertanyaan ini mengungkap dilema moral yang dihadapi sebagian orang, namun ‘pemuda tersesat’ berhasil mengemasnya menjadi bahan candaan yang cerdas dan mengundang diskusi.
8. Siapa yang Menciptakan Pencipta Alam Semesta?¶
Pertanyaan ini adalah filosofis yang sangat mendalam dan seringkali menjadi bahan perdebatan sejak dulu kala, namun dilontarkan oleh ‘pemuda tersesat’ dengan gaya lugu mereka. Jika alam semesta diciptakan oleh Tuhan, lalu siapa yang menciptakan Tuhan? Ini adalah pemikiran yang mencoba mencari titik awal dari segala sesuatu, bahkan untuk Sang Pencipta itu sendiri.
Habib Ja’far akan menjelaskan konsep keesaan Tuhan dalam Islam, bahwa Allah adalah Al-Ahad (Yang Maha Esa), tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada yang setara dengan-Nya. Dia adalah yang awal tanpa permulaan dan yang akhir tanpa penghujung. Dia adalah Pencipta, bukan ciptaan. Pertanyaan ini menunjukkan keingintahuan yang besar tentang eksistensi, namun dalam konteks acara, disampaikan dengan nada yang tetap santai dan mengundang senyum.
9. Apakah Bisa Mimpi Sesuai Keinginan dengan Bantuan Obat Kuat?¶
Ini adalah pertanyaan yang sangat absurd dan menunjukkan bagaimana ‘pemuda tersesat’ seringkali mencampuradukkan fenomena alamiah dengan cara-cara yang tidak masuk akal. Mereka bertanya apakah kita bisa “mengustomisasi” atau mengatur alur mimpi sesuai keinginan, misalnya dengan bantuan obat kuat. Seolah-olah mimpi itu bisa diatur layaknya jadwal acara.
Tentu saja, mimpi adalah fenomena bawah sadar yang tidak bisa diatur dengan obat-obatan semacam itu. Habib Ja’far akan menjelaskan bahwa mimpi datang dari berbagai sumber dan tidak bisa dikontrol semudah membalik telapak tangan, apalagi dengan obat kuat yang tidak relevan sama sekali. Pertanyaan ini sangat kocak dan menunjukkan kepolosan ‘pemuda tersesat’ yang mencoba mencari solusi instan untuk hal-hal yang di luar kendali manusia.
10. Berapa Pahala Tiap Tetes Bensin untuk Perjalanan Dakwah?¶
Pertanyaan terakhir ini seolah menganggap Habib Ja’far adalah malaikat pencatat amal yang tahu persis detail pahala hingga satuan terkecil. Seorang pemuda bertanya berapa pahala yang didapat untuk setiap tetes bensin yang digunakan dalam perjalanan dakwah. Ini adalah bentuk pertanyaan yang mencoba menghitung pahala secara kuantitatif, yang tentu saja tidak bisa dilakukan.
Habib Ja’far pasti akan menjelaskan bahwa pahala itu dihitung berdasarkan niat dan keikhlasan, bukan semata-mata kuantitas fisik seperti tetesan bensin. Meskipun menggunakan bensin untuk tujuan dakwah adalah perbuatan baik, nilai pahalanya tidak dihitung per tetes, melainkan dari keseluruhan niat dan usaha yang dilakukan. Pertanyaan ini lucu karena mencoba mengukur sesuatu yang tidak terukur dengan alat ukur fisik, khas pemikiran ‘pemuda tersesat’ yang selalu membuat kita tertawa.
Cuplikan Keseruan Kultum Pemuda Tersesat¶
Buat kamu yang penasaran bagaimana serunya interaksi antara Habib Ja’far, Tretan Muslim, Coki Pardede, dan pertanyaan-pertanyaan kocak dari ‘pemuda tersesat’, kamu bisa intip salah satu episode mereka di YouTube. Dijamin ngakak dan dapat ilmu baru!
Pilih episode favoritmu dan saksikan langsung keseruan Kultum Pemuda Tersesat!
Nah, itulah deretan 10 pertanyaan absurd dari ‘pemuda tersesat’ yang berhasil bikin Habib Ja’far dan penonton geleng-geleng kepala sekaligus ngakak. Setiap pertanyaan adalah bukti kreativitas dan humor anak muda dalam membahas isu-isu agama dengan cara yang ringan dan tidak kaku. Acara “Kultum Pemuda Tersesat” memang berhasil membuktikan bahwa dakwah bisa disampaikan dengan gaya yang relevan dan menghibur bagi generasi sekarang.
Bagaimana menurutmu, apakah kamu juga termasuk kaum ‘pemuda tersesat’ yang punya pertanyaan-pertanyaan unik seperti di atas? Atau mungkin kamu punya pertanyaan lain yang lebih kocak yang ingin kamu ajukan kepada Habib Ja’far? Bagikan pendapatmu di kolom komentar di bawah ini, ya! Mari kita diskusi santai bareng!
Posting Komentar