Odading vs Donat Pinkan Mambo: Resepnya Beneran Mirip Gak Sih?
Belakangan ini, jagat maya dihebohkan dengan kehadiran Donat Pinkan Mambo. Bukan cuma karena namanya yang unik, tapi juga harganya yang bikin dahi mengernyit, proses pembuatannya yang anti-mainstream, sampai-sampai teksturnya disebut-sebut mirip odading. Otomatis, banyak banget yang penasaran, sebenarnya resep odading itu kayak gimana sih? Dan apa iya resepnya sama persis dengan donat ala Pinkan Mambo yang lagi viral itu?
Mari kita bongkar satu per satu dan coba pahami perbedaan serta persamaannya, biar nggak salah sangka lagi. Siap-siap untuk petualangan kuliner yang bikin penasaran ini!
Mengenal Odading: Si Jajanan Khas yang Bikin Kangen¶
Odading itu sendiri adalah salah satu jajanan legendaris khas Jawa Barat yang punya tempat khusus di hati banyak orang. Bentuknya kotak-kotak atau memanjang, seringkali ditaburi wijen di atasnya, dan biasanya dijual di gerobak pinggir jalan. Ketika digigit, sensasi renyahnya bagian luar langsung berpadu dengan keempukan di bagian dalamnya.
Rasanya cenderung manis gurih dengan sedikit jejak minyak dari proses penggorengan. Aroma khasnya yang semerbak saat masih hangat seringkali jadi daya tarik utama. Odading ini nggak cuma ada di Jawa Barat lho, di beberapa daerah lain di Indonesia, kue bantal ini punya nama alias yang beda-beda.
Di beberapa tempat, odading dikenal sebagai bolang-baling, gembukan, kue bantal, galundeng, atau bahkan roti goreng. Meskipun namanya beragam, esensinya tetap sama: adonan tepung yang digoreng hingga mengembang dan punya tekstur unik. Ini menunjukkan betapa populernya jajanan ini di berbagai pelosok negeri, dengan adaptasi nama sesuai dialek lokal.
Sensasi Viral Donat Pinkan Mambo¶
Donat Pinkan Mambo mencuri perhatian publik bukan hanya karena nama selebritas yang melekat, tapi juga cerita di balik pembuatannya. Pertama, harganya yang disebut fantastis bikin banyak orang penasaran. Kedua, proses pembuatannya yang ditunjukkan di media sosial terlihat sangat tidak lazim untuk “donat” pada umumnya.
Alih-alih adonan padat yang diuleni dan dicetak, adonannya terlihat sangat cair. Proses penggorengannya pun menggunakan semacam cetakan dengan pegangan panjang, seolah menuangkan adonan langsung ke minyak panas dan membentuknya di sana. Inilah yang kemudian memicu perbandingan dengan odading, mengingat tekstur akhir yang juga terlihat ‘kopong’ atau berongga. Perdebatan pun muncul: apakah ini inovasi donat, atau sebenarnya jajanan lain dengan nama baru?
Fenomena ini menunjukkan bagaimana media sosial punya kekuatan besar dalam menyebarkan tren, bahkan menciptakan diskusi panjang tentang hal-hal sederhana seperti makanan. Publik jadi penasaran dan ingin mencoba atau setidaknya memahami apa yang membuat donat ini begitu istimewa dan kontroversial.
Odading vs Donat Pinkan Mambo: Mana yang Sama, Mana yang Beda?¶
Nah, ini dia inti dari pertanyaan besar kita: apakah resep odading dan donat Pinkan Mambo itu sama? Secara tekstur adonan dan cara pembuatannya, ternyata ada perbedaan mendasar yang cukup signifikan. Mari kita bedah lebih dalam.
Konsistensi Adonan dan Proses Pembuatan¶
Menurut ahli kuliner, adonan odading cenderung lebih lembut dan lengket jika dibandingkan dengan adonan donat biasa yang elastis dan kalis. Konsistensi ini penting untuk menghasilkan tekstur odading yang empuk dan berongga di bagian dalam. Proses pengulenannya pun tidak harus sampai kalis elastis seperti adonan roti pada umumnya, cukup sampai tercampur rata dan lembut.
Penggunaan soda kue menjadi kunci utama dalam adonan odading. Bahan inilah yang membantu adonan mengembang sempurna saat digoreng, menciptakan lubang-lubang kopong yang menjadi ciri khasnya. Ketika disobek, odading yang sempurna akan terasa sangat empuk, ringan, dan memiliki banyak rongga udara di dalamnya. Ini adalah karakteristik yang membedakannya dari roti goreng padat.
Di sisi lain, donat Pinkan Mambo punya karakteristik yang sangat unik karena adonannya yang cair. Ini adalah poin paling mencolok yang membedakannya dari odading maupun donat konvensional. Adonan cair ini digoreng menggunakan cetakan khusus dengan pegangan panjang, bukan dari adonan padat yang dibentuk dan kemudian digoreng. Pinkan Mambo sendiri menjelaskan bahwa ada jenis “donat cair” yang memang dibuat dengan proses seperti itu.
Konsep “donat cair” ini mungkin mirip dengan jajanan lain di berbagai belahan dunia seperti funnel cake dari Amerika Utara atau churros yang adonannya juga cukup lembek dan dicetak langsung ke minyak panas. Namun, penggunaan nama “donat” untuk adonan secair itu memang memicu perdebatan di kalangan pecinta kuliner. Inilah yang membuat donat Pinkan Mambo begitu viral dan diperbincangkan.
Perbedaan Jenis Tepung dan Dampaknya pada Tekstur Akhir¶
Perbedaan jenis tepung yang digunakan juga menjadi faktor penentu tekstur akhir. Untuk donat cair pada umumnya, bahan utama yang sering dipakai adalah tepung terigu protein sedang. Tepung jenis ini menghasilkan tekstur akhir yang lembut, ringan, dan mudah dikunyah, sangat cocok untuk membuat donat mini atau donat rumahan yang lebih fluffy.
Sementara itu, odading biasanya menggunakan tepung terigu protein tinggi. Penggunaan tepung protein tinggi ini berkontribusi pada tekstur akhir yang lebih mengembang, kenyal, dan berongga. Protein gluten yang tinggi dalam tepung ini membantu adonan membentuk struktur yang kuat, memungkinkan gelembung udara terperangkap lebih baik saat proses fermentasi dan penggorengan. Inilah yang memberikan odading tekstur khasnya yang chewy dan berlubang-lubang.
Jadi, jika ditarik kesimpulan, dari segi bahan, cara membuat, hingga tekstur akhir, odading dan donat cair (seperti Donat Pinkan Mambo) memang memiliki cukup banyak perbedaan mendasar. Meskipun sama-sama digoreng dan memiliki tekstur empuk berongga, proses dan komposisi adonannya jelas berbeda.
Tabel Perbandingan: Odading vs Donat Cair¶
Untuk mempermudah pemahaman, mari kita lihat perbandingan antara odading dan donat cair (yang diwakili oleh Donat Pinkan Mambo) dalam bentuk tabel. Ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik masing-masing.
Fitur | Odading | Donat Cair (Pinkan Mambo) |
---|---|---|
Konsistensi Adonan | Lembut, lengket, tapi cukup padat untuk dipotong dan ditangani. | Sangat cair, menyerupai adonan pancake atau crepe. |
Jenis Tepung | Umumnya tepung terigu protein tinggi. | Umumnya tepung terigu protein sedang. |
Pengembang Utama | Ragi instan dan soda kue. | Umumnya baking powder atau baking soda, bisa juga ragi. |
Metode Pembentukan | Diuleni ringan, didiamkan, lalu digilas dan dipotong kotak/persegi panjang. | Ditorehkan atau dituangkan langsung ke minyak panas menggunakan cetakan atau alat khusus. |
Tekstur Akhir | Renyah di luar, empuk, kenyal, dan berongga di dalam. | Ringan, fluffy, dan bisa sangat crispy di luar tergantung cara goreng. |
Ciri Khas | Sering ditaburi wijen, rasa manis gurih. | Bentuk tidak selalu bulat sempurna, bisa lebih organik. |
Asal Mula | Jajanan tradisional khas Jawa Barat. | Varian donat yang lebih modern/inovatif, kadang disebut funnel cake-like. |
Persepsi Publik | Jajanan rakyat, murah, nostalgia. | Inovatif, kontroversial, terkesan premium/mahal karena viralitas. |
Dari tabel ini, terlihat jelas bahwa keduanya punya karakter yang sangat berbeda, meski sama-sama bisa menghasilkan tekstur yang ringan dan berongga setelah digoreng.
Resep Odading: Jajanan Legendaris yang Bisa Kamu Bikin Sendiri¶
Setelah membahas perbandingannya, mungkin kamu jadi penasaran ingin mencoba membuat odading sendiri di rumah. Jangan khawatir, prosesnya tidak serumit yang dibayangkan kok. Berikut adalah resep sederhana odading yang bisa kamu ikuti:
Bahan-bahan Odading:¶
- Tepung terigu protein tinggi: 250 gram. Ini kunci untuk tekstur kenyal dan berongga yang sempurna.
- Gula pasir: 4 sendok makan. Sesuaikan dengan tingkat kemanisan yang kamu suka.
- Telur: 1 butir, kocok lepas. Menambah kelembutan dan kekayaan rasa pada adonan.
- Ragi instan: 1 sendok teh. Penting untuk proses pengembangan adonan.
- Soda kue: ½ sendok teh. Rahasia untuk odading yang kopong dan ringan.
- Susu cair hangat (bukan panas): 140 mililiter. Kehangatannya membantu mengaktifkan ragi.
- Margarin: 1 sendok makan. Memberi kelembutan dan aroma harum.
- Garam: ½ sendok teh. Penyeimbang rasa dan menguatkan gluten.
Cara Membuat Odading:¶
-
Aktifkan Ragi: Siapkan sebuah gelas kecil. Masukkan ragi instan, 1 sendok makan gula pasir dari takaran yang ada, dan 3 sendok makan susu cair hangat. Aduk rata hingga larut. Tutup gelas dan diamkan selama sekitar 10 menit. Proses ini penting untuk memastikan ragi aktif dan siap bekerja, tandanya akan muncul busa di permukaan. Jika tidak berbusa, ragi mungkin sudah tidak aktif dan perlu diganti.
-
Campur Bahan Kering: Pada wadah yang lebih besar, campurkan sisa tepung terigu, sisa gula pasir, dan soda kue. Aduk semua bahan kering ini hingga benar-benar rata. Pencampuran yang baik memastikan pengembang tersebar merata.
-
Satukan Adonan: Buat lubang di tengah campuran bahan kering. Masukkan telur yang sudah dikocok lepas. Tuangkan susu cair sedikit demi sedikit sambil mulai mengaduk atau menguleni. Kemudian, masukkan ragi yang sudah aktif tadi. Uleni adonan dengan tangan atau gunakan mikser dengan kecepatan sedang. Jangan ragu untuk menambahkan sedikit air jika adonan terasa terlalu kering, atau sedikit tepung jika terlalu lengket.
-
Masukkan Margarin dan Garam: Setelah adonan mulai tercampur rata, masukkan margarin dan garam. Lanjutkan menguleni hingga merata. Ingat, adonan odading memang memiliki tekstur yang lembut dan cenderung lengket, jadi tidak perlu diuleni sampai kalis elastis seperti adonan roti pada umumnya. Cukup pastikan semua bahan tercampur dengan baik dan adonan menjadi halus.
-
Fermentasi (Proofing): Tutup wadah adonan menggunakan plastik wrap atau kain bersih. Diamkan adonan di tempat hangat selama kurang lebih 2 jam, atau hingga adonan mengembang dua kali lipat dari ukuran semula. Proses fermentasi ini krusial untuk menghasilkan tekstur odading yang ringan dan berongga. Pastikan tidak ada udara yang masuk agar proses pengembangan optimal.
-
Bentuk dan Goreng: Setelah 2 jam, adonan akan mengembang sempurna. Baluri telapak tangan dengan sedikit tepung terigu agar tidak lengket saat mengambil adonan. Ambil adonan, letakkan di atas meja kerja yang sudah ditaburi tepung, lalu tipiskan dengan rolling pin atau tangan hingga ketebalan sekitar 1-1,5 sentimeter. Potong adonan menjadi bentuk kotak-kotak atau persegi panjang sesuai selera. Jika suka, taburi dengan wijen di satu sisi adonan yang sudah dipotong.
-
Proses Penggorengan: Siapkan penggorengan dengan minyak yang cukup banyak. Panaskan minyak dengan api sedang. Penting untuk tidak menggoreng odading saat minyak terlalu panas, karena ini bisa membuat odading cepat gosong di luar tapi mentah di dalam. Masukkan adonan odading saat minyak sudah cukup panas (sekitar 160-170 derajat Celcius). Goreng hingga kedua sisinya berwarna kuning keemasan dan matang merata. Angkat odading yang sudah matang, tiriskan minyaknya, dan biarkan dingin sebentar.
-
Sajikan: Odading siap dinikmati selagi hangat. Cocok jadi teman minum teh atau kopi di sore hari. Kamu juga bisa berkreasi dengan menambahkan topping lain seperti gula halus, meses, atau bahkan isian cokelat di dalamnya.
Meskipun sekilas nampak mirip dari segi hasil akhir yang digoreng dan berongga, resep odading ini cukup berbeda dengan Donat Pinkan Mambo yang disebut “donat cair” itu. Setiap jajanan punya keunikan dan ciri khasnya masing-masing.
Pengalaman mencicipi beragam hidangan kuliner di Indonesia memang selalu menarik. Dari jajanan kaki lima yang sederhana hingga inovasi makanan dari para selebritas, semuanya punya cerita dan ciri khasnya sendiri. Perdebatan seperti odading vs donat Pinkan Mambo ini justru menunjukkan betapa kaya dan dinamisnya dunia kuliner kita.
Bagaimana menurut kalian, sudah pernah coba keduanya? Atau punya pengalaman unik lain seputar jajanan viral? Yuk, bagikan cerita dan pendapat kalian di kolom komentar!
Posting Komentar