Waduh! Nama Bayi Ini Dilarang di Beberapa Negara, Kok Bisa?
Nama adalah sebuah identitas yang melekat sepanjang hidup seseorang. Bayangkan saja, nama akan tercatat di berbagai dokumen penting, mulai dari akta kelahiran, kartu identitas, hingga paspor. Tentu saja, pilihan nama ini tidak bisa sembarangan, karena akan menjadi bagian dari diri kita selamanya.
Ada pepatah terkenal dari drama klasik Shakespeare yang mengatakan, “Apalah arti sebuah nama? Apapun nama yang kita sebut mawar, wanginya akan sama harumnya.” Mungkin bagi Juliet, nama tidak terlalu penting. Namun, dalam kenyataannya di dunia modern, memilih nama itu penting banget. Nama yang tidak sesuai dengan ketentuan bisa bikin repot urusan administrasi kependudukan. Bahkan, di beberapa negara, ada nama-nama tertentu yang dilarang keras karena dianggap memalukan, berpotensi menyinggung, atau bahkan merugikan si anak di masa depan.
Pentingnya Sebuah Nama: Identitas yang Melekat Seumur Hidup¶
Nama bukan sekadar deretan huruf yang indah. Lebih dari itu, nama adalah penanda unik yang membedakan satu individu dengan yang lain. Sejak lahir, nama akan menjadi pengenal pertama, panggilan akrab dari keluarga dan teman, hingga identitas resmi dalam sistem pemerintahan. Jadi, bisa dibayangkan betapa besar peran sebuah nama dalam kehidupan seseorang.
Proses pemilihan nama bayi seringkali jadi momen yang penuh pertimbangan bagi orang tua. Mereka berharap nama yang dipilih bisa membawa keberuntungan, kebaikan, atau bahkan doa dan harapan untuk masa depan si buah hati. Namun, ada kalanya harapan orang tua bertabrakan dengan aturan atau norma yang berlaku di suatu negara. Pemerintah di berbagai belahan dunia memiliki kekuasaan untuk mengatur nama apa saja yang boleh dan tidak boleh digunakan.
Mengapa Nama Bayi Bisa Dilarang? Kebijakan di Berbagai Negara¶
Aturan terkait penamaan bayi ini punya dasar dan tujuan yang kuat. Umumnya, pemerintah melarang nama-nama tertentu demi melindungi kepentingan terbaik anak. Ini termasuk mencegah anak dari potensi ejekan atau perundungan, menjaga norma sosial dan budaya, serta memastikan nama mudah diidentifikasi dan tidak menimbulkan kebingungan administratif.
Setiap negara punya daftar aturannya sendiri. Beberapa sangat ketat dan punya daftar nama yang disetujui, sementara yang lain lebih fleksibel tapi tetap punya batasan. Alasan pelarangan bisa beragam, mulai dari nama yang terlalu panjang dan sulit diucapkan, nama yang punya konotasi negatif, nama yang menyerupai merek dagang, hingga nama yang dianggap tidak sesuai dengan jenis kelamin atau melanggar tradisi setempat. Mari kita intip nama-nama unik dan kadang bikin geleng-geleng kepala yang pernah dilarang di dunia!
Daftar Nama Bayi yang Pernah Dilarang di Dunia¶
Ternyata, banyak nama yang kita anggap biasa saja bisa jadi masalah besar di negara lain. Ini dia beberapa nama bayi yang pernah kena cekal di berbagai belahan dunia, beserta alasannya yang kadang bikin kaget:
1. Nutella¶
Siapa sangka, selai cokelat hazelnut favorit banyak orang ini pernah jadi nama bayi yang dilarang! Kasus ini terjadi di Perancis pada tahun 2015. Sepasang suami istri berniat menamai putri mereka Nutella, mungkin karena saking cintanya dengan selai manis ini. Namun, hakim di Pengadilan Valenciennes langsung menolak perizinan tersebut.
Alasannya jelas, nama Nutella adalah sebuah merek dagang yang sangat terkenal. Pengadilan khawatir nama ini hanya akan mengundang cemoohan dan ejekan publik terhadap anak tersebut di kemudian hari. Mereka berargumen bahwa nama dagang tidak cocok untuk seorang anak karena berpotensi merugikan kepentingannya. Karena orang tua bayi itu tidak hadir dalam sidang, Hakim akhirnya memutuskan nama anak tersebut diganti menjadi Ella, yang lebih sederhana dan diterima secara umum.
2. Lucifer¶
Nama yang satu ini mungkin sudah bisa ditebak mengapa dilarang. Pada tahun 2017, di kota Kassel, Jerman, ada sepasang suami istri yang ingin menamai putra mereka Lucifer. Nama ini, yang secara historis sering dikaitkan dengan iblis atau sosok jahat, langsung mendapat perhatian dari pejabat setempat. Jerman sebenarnya cukup liberal dalam urusan penamaan anak, memberikan banyak kebebasan pada orang tua.
Namun, dalam kasus Lucifer, pemerintah merasa harus campur tangan. Kekhawatiran utama adalah kesejahteraan anak di masa depan. Nama dengan konotasi negatif yang begitu kuat dikhawatirkan akan menyebabkan anak diejek, dipermalukan, dan menghadapi stigma sosial yang berat. Setelah berdiskusi dengan orang tua, mereka akhirnya sepakat untuk mengganti nama bayinya menjadi Lucian, yang terdengar mirip tapi tanpa beban makna yang mengerikan.
3. Brfxxccxxmnpcccclllmmnprxvclmnckssqlbb11116¶
Coba Anda ucapkan nama ini? Pasti lidah langsung kelilit! Nama yang luar biasa panjang dan sama sekali tidak bisa diucapkan ini diusulkan oleh sepasang suami istri di Swedia pada tahun 1996. Mereka mengklaim nama ini adalah “ekspresi artistik” sebagai bentuk protes terhadap undang-undang penamaan yang ketat di Swedia. Tentu saja, nama tersebut langsung ditolak mentah-mentah oleh pejabat setempat.
Swedia memang memiliki aturan penamaan yang sangat ketat, salah satu tujuannya adalah untuk mencegah anak mengalami rasa malu atau kesulitan karena namanya. Selain nama “protes” yang tidak masuk akal ini, Swedia juga punya daftar nama lain yang dilarang karena berbagai alasan, seperti Metallica, Superman, Veranda, dan Ikea. Aturan ini bertujuan agar anak tidak mendapatkan nama yang konyol, aneh, atau terlalu terkait dengan merek dagang sehingga bisa merugikan mereka di lingkungan sosial.
4. Princess¶
Kedengarannya manis dan cantik, ya? Tapi di Selandia Baru, menamai anak dengan “Princess” itu dilarang keras. Antara tahun 2001 hingga 2013, Selandia Baru menolak 28 permintaan warga untuk memberikan nama Princess kepada bayi mereka. Alasannya cukup sederhana namun penting: Princess adalah sebuah gelar resmi.
Selandia Baru memiliki kebijakan untuk melarang penggunaan nama-nama yang menyerupai gelar, seperti Santo, Uskup, Ksatria, atau Tuan. Ini untuk menghindari kebingungan dan memastikan bahwa nama yang diberikan kepada anak adalah nama diri, bukan sebuah titel atau status. Bayangkan saja, jika semua orang bisa menamai anaknya “King” atau “Queen”, pasti akan ada banyak kekacauan dan potensi kesalahpahaman. Jadi, untuk menjaga ketertiban, nama-nama gelar ini tidak diperbolehkan.
5. Akuma¶
Pada tahun 1994, sebuah kasus penamaan bayi di Jepang memicu perdebatan sengit bahkan sampai ke rapat Kabinet Jepang. Nama yang menjadi kontroversi adalah Akuma. Secara harfiah, Akuma dalam bahasa Jepang berarti “iblis” atau “setan”. Ayah bayi itu mengaku memilih nama Akuma karena ingin putranya menjadi unik dan berbeda dari anak-anak lain. Awalnya, nama itu sempat diterima oleh petugas pencatatan sipil.
Namun, setelah berita ini menyebar luas, para pejabat dan publik menentangnya habis-habisan. Mereka khawatir nama tersebut akan memicu diskriminasi, ejekan, dan stigma negatif yang akan melekat pada anak sepanjang hidupnya. Pemerintah Jepang akhirnya turun tangan dan menegaskan bahwa nama yang diberikan kepada anak haruslah yang baik dan tidak merugikan masa depannya. Kasus ini menunjukkan betapa sensitifnya budaya dan kepercayaan dalam pemilihan nama di Jepang.
6. Toms, Jones, Holland, Hardy, dan Hanks¶
Nama-nama seperti Toms, Jones, Holland, Hardy, dan Hanks mungkin terdengar biasa saja di telinga kita, bahkan banyak selebriti Hollywood yang punya nama belakang ini. Tapi di Portugal, nama-nama tersebut resmi dilarang. Mengapa demikian? Karena Portugal punya aturan ketat yang mengharuskan warganya memberi nama anak dengan ejaan tradisional Portugis.
Pemerintah Portugal bahkan memiliki daftar nama yang telah disetujui, dan daftar inilah yang menjadi pedoman orang tua saat menamai anaknya. Tujuannya adalah untuk melestarikan identitas linguistik dan budaya Portugis. Jadi, nama-nama yang terdengar terlalu “asing” atau non-Portugis akan ditolak. Ini menunjukkan komitmen kuat suatu negara dalam mempertahankan warisan budayanya, bahkan hingga ke urusan penamaan warganya.
7. Prince William¶
Mirip dengan kasus “Princess” di Selandia Baru, nama yang satu ini juga bermasalah karena mengandung gelar. Di Perpignan, Perancis, ada sepasang orang tua yang ingin menamai bayi mereka Prince William. Meski terdengar megah dan mulia, pengadilan setempat menolak permintaan tersebut. Alasannya sama: nama yang mengandung gelar kerajaan, terutama di negara republik seperti Perancis, dianggap bisa membawa ejekan dan beban berat seumur hidup bagi si anak.
Perancis, seperti beberapa negara Eropa lainnya, punya aturan yang melindungi anak dari nama-nama yang bisa merugikan mereka di kemudian hari. Ini bukan tentang menyinggung keluarga kerajaan Inggris, melainkan tentang melindungi anak dari kemungkinan diskriminasi atau ejekan sosial. Lagipula, anak itu bukan pangeran sungguhan, jadi memanggilnya “Prince” bisa menimbulkan ekspektasi yang tidak realistis atau bahkan sindiran dari teman-temannya.
8. Facebook¶
Di era digital ini, siapa yang tidak kenal Facebook? Media sosial raksasa ini bahkan pernah diusulkan menjadi nama bayi. Namun, di Meksiko, khususnya di negara bagian Sonora, nama-nama yang berasal dari merek dagang atau teknologi modern seperti Facebook, Twitter, Yahoo, dan Email dilarang keras. Pihak berwenang di sana menganggap nama-nama ini berpotensi menyebabkan ejekan atau bullying terhadap anak.
Menariknya, kasus ini berbeda dengan yang terjadi di Mesir pada tahun 2011. Saat itu, seorang bayi perempuan diberi nama Facebook sebagai bentuk penghormatan atas peran besar platform media sosial tersebut dalam revolusi Mesir. Di Mesir, nama itu diterima. Perbedaan ini menunjukkan bagaimana interpretasi dan penerimaan terhadap nama-nama modern bisa sangat bervariasi antarbudaya dan negara, tergantung pada konteks sosial dan politik yang sedang berlangsung.
9. Blu¶
Nama “Blu” (biru dalam bahasa Inggris) mungkin terdengar modern dan artistik. Namun, sepasang suami istri di Milan, Italia, terpaksa mengganti nama putri mereka yang awalnya diberi nama Blu. Alasannya adalah adanya keputusan presiden pada tahun 2000 yang menyatakan bahwa nama yang diberikan kepada seorang anak harus sesuai dengan jenis kelaminnya.
Dalam surat panggilan ke pengadilan, disebutkan bahwa nama Blu, yang merujuk pada warna “blue”, dianggap tidak berkaitan dengan seorang perempuan. Di Italia, banyak nama memiliki gender spesifik, dan ada tradisi kuat untuk mengikuti konvensi ini. Oleh sebab itu, akta kelahiran bayi itu harus diperbaiki, dan orang tua diminta untuk menyertakan nama perempuan lain yang lebih tradisional atau sesuai gender di pengadilan. Ini menunjukkan betapa kuatnya tradisi penamaan gender di beberapa negara.
10. Linda¶
Nama Linda, yang sangat umum di banyak negara Barat dan memiliki arti “cantik” atau “indah”, ternyata masuk dalam daftar nama terlarang di Arab Saudi. Pada tahun 2014, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi merilis daftar 50 nama yang dilarang oleh pemerintah. Departemen Catatan Sipil Kementerian tersebut menyatakan bahwa nama-nama ini dilarang berdasarkan beberapa kriteria.
Kriteria tersebut antara lain terkait dengan hubungan keagamaan yang dianggap tidak sesuai, asal-usul asing yang terlalu “kebarat-baratan”, atau karena melanggar tradisi sosial dan budaya setempat. Nama Linda dianggap terlalu kebarat-baratan dan tidak sesuai dengan norma penamaan Arab Saudi yang lebih tradisional dan islami. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah untuk menjaga identitas budaya dan agama dalam nama-nama warganya.
11. Anal¶
Tidak perlu penjelasan panjang lebar untuk yang satu ini. Nama “Anal” jelas-jelas tidak pantas dan mengandung konotasi yang sangat negatif serta vulgar dalam bahasa Inggris. Kantor Catatan Kelahiran, Kematian, dan Pernikahan Selandia Baru secara tegas melarang penggunaan nama ini.
Lembaga tersebut menyampaikan bahwa nama Anal termasuk dalam kategori yang berpotensi menyinggung “orang yang berakal sehat”. Aturan ini sangat penting untuk melindungi anak dari ejekan dan perundungan yang parah di sekolah maupun dalam kehidupan sosialnya. Sebuah nama haruslah bermartabat dan tidak memicu ketidaknyamanan bagi orang yang menyandangnya atau orang lain yang mendengarnya.
12. Chow Tow¶
Pada tahun 2006, otoritas Malaysia merilis daftar nama yang tidak cocok untuk bayi baru lahir, dan salah satunya adalah “Chow Tow”. Nama ini, yang berasal dari bahasa Kanton, memiliki arti yang sangat tidak menyenangkan, yaitu “kepala bau”. Tentu saja, tidak ada orang tua yang ingin anaknya menyandang nama dengan arti seburuk itu seumur hidupnya.
Selain Chow Tow, Malaysia juga melarang nama-nama lain yang punya arti negatif seperti Sor Chai (gila), Khiow Khoo (bungkuk), dan Woti (hubungan seksual). Lebih dari itu, pemerintah Malaysia juga tidak mengizinkan orang tua memberi nama bayi mereka dengan nama binatang, serangga, buah, sayur, warna, angka, atau gelar kerajaan. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan semua nama warga adalah nama yang pantas, bermakna positif, dan tidak menimbulkan masalah sosial atau administratif.
13. Hermione dan Harry Potter¶
Penggemar berat dunia sihir Harry Potter mungkin gemas ingin menamai anak mereka seperti karakter favorit. Namun, di Sonora, Meksiko, nama Hermione dan Harry Potter muncul dalam daftar nama terlarang. Alasannya cukup bijak: nama-nama yang bertema dunia sihir atau karakter fiksi ini berpotensi besar menjadi alasan perundungan atau ejekan bagi anak di sekolah.
Pemerintah Meksiko di Sonora sangat serius dalam melindungi anak-anak dari potensi bullying. Selain dua nama tersebut, Meksiko juga melarang warganya memberikan nama yang berkaitan dengan karakter film atau superhero lainnya, seperti Batman, James Bond, Terminator, Rocky, dan Rambo. Mereka percaya bahwa nama-nama ini, meskipun keren dalam film, bisa jadi beban berat bagi anak dalam kehidupan nyata, membuat mereka jadi sasaran empuk untuk ejekan.
Lebih dari Sekadar Larangan: Maksud di Balik Aturan Penamaan¶
Dari berbagai contoh di atas, kita bisa melihat bahwa aturan penamaan bayi di setiap negara bukanlah sekadar formalitas. Ada maksud dan tujuan yang lebih dalam di baliknya. Beberapa alasan utama mengapa pemerintah di berbagai negara memberlakukan larangan nama tertentu antara lain:
- Melindungi Anak dari Potensi Ejekan dan Perundungan: Ini adalah alasan paling umum. Nama yang aneh, lucu, atau memiliki konotasi negatif bisa membuat anak menjadi korban bullying di sekolah maupun lingkungan sosial.
- Menjaga Identitas Budaya dan Bahasa: Banyak negara, seperti Portugal dan Arab Saudi, ingin mempertahankan tradisi penamaan lokal mereka dan mencegah masuknya nama-nama asing yang dianggap tidak sesuai.
- Mencegah Kebingungan Administratif: Nama yang terlalu panjang, tidak bisa diucapkan, atau mengandung simbol aneh dapat menyulitkan pencatatan dalam dokumen resmi dan sistem kependudukan.
- Menghindari Penggunaan Merek Dagang atau Gelar Resmi: Ini untuk mencegah penyalahgunaan nama atau gelar yang seharusnya tidak melekat pada individu biasa, seperti Nutella atau Princess.
- Menjaga Norma Kesopanan dan Kesusilaan: Nama-nama yang vulgar, ofensif, atau memiliki arti negatif jelas dilarang demi menjaga etika sosial.
- Aspek Gender dan Tradisi: Di beberapa negara, ada aturan ketat mengenai kesesuaian nama dengan jenis kelamin, seperti kasus Blu di Italia, yang mencerminkan tradisi penamaan gender yang kuat.
Pemerintah berusaha memastikan bahwa setiap anak memiliki nama yang akan melayani mereka dengan baik sepanjang hidup, bukan menjadi beban atau sumber masalah.
Implikasi dan Tantangan dalam Penamaan Bayi di Era Modern¶
Di era modern ini, tren penamaan terus berkembang. Banyak orang tua ingin nama yang unik, modern, atau terinspirasi dari budaya populer. Namun, hal ini juga membawa tantangan tersendiri bagi lembaga pencatat sipil. Bagaimana menyeimbangkan keinginan orang tua untuk kreativitas dengan kebutuhan untuk melindungi anak dan menjaga ketertiban administratif?
Beberapa negara mencoba mengakomodasi dengan memberikan panduan yang lebih jelas atau sistem persetujuan nama. Sementara yang lain, seperti Swedia atau Selandia Baru, punya daftar “nama terlarang” yang cukup eksplisit. Intinya, meskipun hak untuk menamai anak adalah bagian dari kebebasan pribadi, hak ini juga disertai dengan tanggung jawab besar untuk memilih nama yang akan memberdayakan anak, bukan malah membebani mereka.
Jadi, setelah membaca daftar nama-nama yang dilarang ini, apakah Anda punya nama favorit yang ternyata masuk daftar cekal? Atau mungkin Anda punya cerita menarik tentang nama yang unik atau dilarang di daerah Anda? Yuk, bagikan pendapat dan pengalaman Anda di kolom komentar!
Posting Komentar