Yuk, Cek Kalender Hijriah 2 Juli 2025! Plus, Doa Masuk-Keluar Masjid

Daftar Isi

Umat Islam di seluruh dunia menjadikan kalender Hijriah sebagai pedoman utama dalam menjalankan berbagai ibadah, terutama ibadah sunnah seperti puasa. Mengetahui tanggal Hijriah yang tepat sangat penting untuk menentukan waktu pelaksanaan ibadah tersebut. Nah, mari kita lihat konversi kalender Hijriah untuk hari ini, 2 Juli 2025.

Kalender Hijriah, atau juga dikenal sebagai kalender Islam, didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Sistem penanggalan ini mengikuti siklus sinodik Bulan, yang rata-rata berlangsung sekitar 29 hari, 12 jam, dan 44 menit. Durasi ini biasanya dibulatkan menjadi 29 atau 30 hari per bulan, sehingga satu tahun Hijriah minimal memiliki 354 hari.

Berbeda dengan kalender Masehi atau Gregorian yang kita gunakan sehari-hari, kalender Masehi mengacu pada peredaran Bumi mengelilingi Matahari. Sistem ini menggunakan siklus tropis Matahari yang durasinya sekitar 365 hari, 5 jam, dan 48 menit. Perbedaan dasar ini menyebabkan jumlah hari dalam setahun pada kedua kalender menjadi berbeda.

Perbedaan penting lainnya terletak pada waktu pergantian hari. Dalam kalender Hijriah, pergantian hari terjadi saat Matahari terbenam, atau ketika waktu Maghrib tiba. Sebaliknya, kalender Masehi mengganti hari tepat pada pukul 00.00 tengah malam. Perbedaan ini terkadang bisa membuat bingung, itulah sebabnya penting untuk mengetahui konversi tanggal Hijriah hari ini. Mari kita simak penentuan tanggal Hijriah 2 Juli 2025 menurut beberapa sumber utama di Indonesia.

Tanggal Hijriah Hari Ini 2 Juli 2025

Perbedaan metode penentuan awal bulan di kalangan umat Islam di Indonesia, terutama antara Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Pemerintah, terkadang menghasilkan tanggal yang berbeda. NU dan Pemerintah umumnya menggunakan metode rukyatul hilal (melihat hilal) atau istikmal (menggenapkan bulan jika hilal tidak terlihat), sementara Muhammadiyah lebih cenderung menggunakan metode hisab wujudul hilal atau belakangan ini merujuk pada Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Mari kita lihat hasilnya untuk tanggal 2 Juli 2025.

Tanggal Hijriah Hari Ini 2 Juli 2025 Menurut NU

Nahdlatul Ulama (NU) telah menetapkan awal tahun baru Hijriah 1447. Berdasarkan pengumuman resmi dari Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, 1 Muharram 1447 Hijriah jatuh pada hari Jumat Kliwon, 27 Juni 2025. Keputusan ini diambil setelah pengamatan hilal pada Rabu, 25 Juni 2025, menunjukkan bahwa posisi hilal masih berada di bawah ufuk di seluruh wilayah Indonesia, sehingga bulan Dzulhijjah 1446 digenapkan menjadi 30 hari.

Penetapan ini termuat lengkap dalam Surat Keputusan Nomor: 76/PB.08/A.II.01.13/13/06/2025. Dengan penetapan tersebut, dapat dipahami bahwa 1 Muharram 1447 H dimulai sejak malam Jumat, 26 Juni 2025. Hal ini sesuai dengan kaidah penanggalan Hijriah di mana awal hari dimulai saat Matahari terbenam.

Mengikuti penetapan NU bahwa 1 Muharram 1447 H adalah 27 Juni 2025, maka untuk tanggal 2 Juli 2025, kita bisa menghitungnya. Jika 27 Juni adalah tanggal 1 Muharram, maka 28 Juni adalah tanggal 2, 29 Juni tanggal 3, 30 Juni tanggal 4, 1 Juli tanggal 5, dan 2 Juli 2025 jatuh pada tanggal 6 Muharram 1447 H. Dengan demikian, menurut perhitungan Nahdlatul Ulama, hari Rabu, 2 Juli 2025 Masehi, bertepatan dengan tanggal 6 Muharram 1447 Hijriah.

Tanggal Hijriah Hari Ini 2 Juli 2025 Menurut Muhammadiyah

Berbeda dengan NU, Muhammadiyah menggunakan metode hisab, khususnya kriteria wujudul hilal dan merujuk pada Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Muhammadiyah telah resmi menetapkan awal bulan Muharram 1447 H. Berdasarkan perhitungan hisab yang digunakan oleh Muhammadiyah, 1 Muharram 1447 H jatuh pada hari Kamis, 26 Juni 2025. Penetapan ini menggunakan dasar kriteria imkanur-rukyat dan ijtimak yang terintegrasi dalam KHGT.

Kalender Hijriah Global Tunggal sendiri merupakan inisiatif yang diusung Muhammadiyah dengan harapan bisa menjadi pedoman tunggal bagi umat Islam di seluruh dunia di masa mendatang. Penerapan KHGT ini dimulai secara resmi oleh Muhammadiyah sejak 1 Muharram 1447 H. Dengan dasar perhitungan ini, Muhammadiyah menetapkan bahwa awal tahun 1447 H lebih cepat satu hari dibandingkan penetapan NU.

Jika 1 Muharram 1447 H versi Muhammadiyah adalah 26 Juni 2025, maka kita bisa menghitung tanggal 2 Juli 2025. 26 Juni adalah tanggal 1 Muharram, 27 Juni tanggal 2, 28 Juni tanggal 3, 29 Juni tanggal 4, 30 Juni tanggal 5, 1 Juli tanggal 6, dan 2 Juli 2025 jatuh pada tanggal 7 Muharram 1447 H. Jadi, menurut perhitungan Muhammadiyah, hari Rabu, 2 Juli 2025 Masehi, bertepatan dengan tanggal 7 Muharram 1447 Hijriah.

Tanggal Hijriah Hari Ini 2 Juli 2025 Menurut Pemerintah

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama, juga memiliki kalender resmi yang bisa dijadikan acuan. Dalam Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, 1 Muharram 1447 H tertulis jatuh pada hari Jumat, 27 Juni 2025. Penetapan pemerintah ini umumnya didasarkan pada sidang isbat yang melibatkan berbagai pihak, termasuk organisasi keagamaan dan pakar astronomi/falak.

Sidang isbat penentuan awal bulan biasanya mempertimbangkan hasil hisab (perhitungan) dan rukyatul hilal (pengamatan langsung hilal). Untuk awal Muharram 1447 H, keputusan pemerintah senada dengan hasil pengamatan yang dilakukan di berbagai daerah, seperti Tim Falakiyah Kantor Wilayah Kemenag Aceh. Karena posisi hilal yang terlalu rendah dan terhalang cahaya Matahari, hilal dinyatakan tidak terlihat (tidak imkanur rukyat), sehingga bulan Dzulhijjah 1446 H di-istikmal (digenapkan) menjadi 30 hari.

Berdasarkan acuan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 dari Kemenag, 1 Muharram jatuh pada 27 Juni 2025. Ini berarti hari Rabu, 2 Juli 2025, bertepatan dengan hari ke-6 dari bulan Muharram 1447 Hijriah. Dengan demikian, menurut pemerintah, hari Rabu, 2 Juli 2025 Masehi, bertepatan dengan tanggal 6 Muharram 1447 Hijriah.

Ringkasan Konversi Tanggal:

Berikut adalah ringkasan konversi tanggal 2 Juli 2025 ke kalender Hijriah berdasarkan tiga sumber utama di Indonesia:

Sumber Tanggal Masehi Tanggal Hijriah
Nahdlatul Ulama (NU) 2 Juli 2025 6 Muharram 1447 H
Muhammadiyah 2 Juli 2025 7 Muharram 1447 H
Pemerintah 2 Juli 2025 6 Muharram 1447 H

Terlihat ada perbedaan satu hari antara penetapan Muhammadiyah dengan NU dan Pemerintah. Perbedaan ini adalah hal yang lumrah terjadi dalam penanggalan Hijriah karena perbedaan metode dan kriteria yang digunakan dalam menentukan awal bulan baru. Bagi umat Islam, penting untuk mengikuti pedoman yang dipegang oleh masing-masing organisasi atau pemerintah.

Kalender Hijriah 2 Juli 2025

Setelah mengetahui tanggal Hijriah hari ini, mari kita beralih ke topik penting lainnya terkait ibadah sehari-hari, yaitu adab dan doa ketika hendak pergi ke masjid, masuk ke dalamnya, dan keluar dari masjid. Masjid adalah rumah Allah di Bumi, tempat suci bagi umat Islam untuk beribadah, terutama menunaikan sholat berjamaah. Memperhatikan adab saat berada di sekitar masjid adalah tanda penghormatan terhadap syiar agama.

Bacaan Doa Pergi ke Masjid

Melangkahkan kaki menuju masjid untuk sholat, terutama sholat berjamaah bagi pria, adalah amalan yang sangat dianjurkan. Bahkan, setiap langkah kaki menuju masjid dapat menggugurkan dosa dan meninggikan derajat. Sebelum melangkahkan kaki keluar rumah menuju masjid, dianjurkan untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT. Doa ini bertujuan memohon cahaya dan keberkahan di setiap langkah dan di seluruh aspek diri kita.

Berikut adalah salah satu doa yang bisa dibaca ketika akan pergi ke masjid, seperti yang diriwayatkan dalam hadits:

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لِسَانِيْ نُوْرًا، وَفِيْ سَمْعِيْ نُوْرًا، وَفِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا، وَمِنْ فَوْقِيْ نُوْرًا، وَمِنْ تَحْتِيْ نُوْرًا، وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا، وَعَنْ شِمَالِيْ نُوْرًا، وَمِنْ اَمَامِيْ نُوْرًا، وَمِنْ خَلْفِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِيْ نَفْسِيْ نُوْرًا، وَاَعْظِمْ لِيْ نُوْرًا، وَعَظِّمْ لِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ لِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا، اَللّٰهُمَّ اَعْطِنِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِيْ عَصَبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لَحْمِيْ نُوْرًا، وَفِيْ دَمِيْ نُوْرًا، وَفِيْ شَعْرِيْ نُوْرًا، وَفِيْ بَشَرِيْ نُوْرًا

Arab Latin: Allahummaj’al fii qalbii nuuran, wa fii lisaanii nuuran, wa fii sam’ii nuuran, wa fii basharii nuuran, wa min fauqii nuuran, wa min tahtii nuuran, wa ‘an yamiinii nuuran, wa ‘an syimaalii nuuran, wa min amaamii nuuran, wa min khalfii nuuran, waj’al fii nafsii nuuran, wa a’dzhim lii nuuran, wa ‘addzim lii nuuran, waj’al lii nuuran, waj’alnii nuuran, allahumma a’thinii nuuran, waj’al fii ‘ashabii nuuran, wa fii lahmii nuuran, wa fii damii nuuran, wa fii sya’rii nuuran, wa fii basyarii nuuran.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku. Jadikanlah cahaya dalam diriku, perbesarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untukku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, jadikanlah cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku.”

Doa ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Membaca doa ini sebelum berangkat ke masjid adalah salah satu cara memohon agar perjalanan kita diberkahi dan ibadah kita diterima. Doa ini juga mencerminkan keinginan seorang mukmin agar seluruh dirinya dipenuhi cahaya Ilahi, yang akan membimbingnya dalam kebaikan dan menjauhkannya dari kegelapan maksiat. Memohon cahaya di setiap anggota tubuh dan aspek diri menunjukkan kesadaran bahwa setiap bagian dari kita membutuhkan bimbingan dan petunjuk dari Allah. Cahaya di sini bisa dimaknai sebagai hidayah, ilmu, keimanan, dan ketakwaan yang menerangi kehidupan.

Bacaan Doa Masuk Masjid

Ketika tiba di depan pintu masjid dan hendak melangkahkan kaki masuk, ada doa khusus yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Doa ini dibaca sebagai permohonan kepada Allah SWT agar dibukakan pintu rahmat-Nya dan dilindungi dari godaan setan yang terkutuk. Saat memasuki masjid, dianjurkan untuk mendahulukan kaki kanan sebagai bentuk penghormatan.

Berikut adalah lafaz doa masuk masjid:

أَعُوذُ بِاللَّهِ العَظِيمِ، وَبِوَجْهِهِ الكَرِيمِ، وَسُلْطَانِهِ القَدِيمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Arab Latin: A’uudzubillaahil-‘adziim, wa biwajhihil-kariim, wa sulthaanihil-qadiim, minasy-syaithaanir-rajiim, bismillah wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa rasuulillaah. Allahummaftahlii abwaaba rahmatik.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dengan wajah-Nya Yang Mulia dan kekuasaan-Nya yang abadi, dari setan yang terkutuk. Dengan nama Allah, dan semoga sholawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.”

Doa ini menggabungkan permohonan perlindungan kepada Allah dari setan, pengagungan terhadap kebesaran dan kekuasaan-Nya, serta permohonan spesifik agar dibukakan pintu rahmat saat memasuki rumah-Nya. Membaca doa ini menunjukkan kesadaran bahwa di dalam masjid kita berada dalam perlindungan Allah dan memohon rahmat-Nya yang luas. Perlindungan dari setan sangat penting karena setan selalu berusaha mengganggu ibadah kita, bahkan sejak kita berniat melangkahkan kaki ke masjid. Memohon dibukakan pintu rahmat menandakan harapan akan penerimaan amal ibadah dan keberkahan selama berada di dalam masjid.

Beberapa ulama menyebutkan bahwa doa ini didasarkan pada beberapa hadits yang berbeda yang kemudian digabungkan, namun intinya sama yaitu memohon perlindungan, sholawat kepada Nabi, dan memohon rahmat Allah. Mengucapkan Bismillah sebelum masuk adalah adab umum dalam memulai segala sesuatu yang baik. Mengikuti sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW menunjukkan kecintaan kita kepada beliau sebagai pembawa risalah Islam dan teladan terbaik dalam beribadah.

Bacaan Doa Keluar Masjid

Setelah selesai menunaikan sholat dan berbagai ibadah lainnya di masjid, tiba saatnya untuk keluar. Sama seperti saat masuk, ketika keluar masjid pun ada doa yang dianjurkan untuk dibaca. Doa ini dipanjatkan sebagai wujud syukur atas kesempatan beribadah dan memohon karunia serta perlindungan Allah SWT setelah meninggalkan masjid. Saat keluar masjid, dianjurkan untuk mendahulukan kaki kiri.

Berikut adalah lafaz doa keluar masjid:

بِسْمِ اللَّهِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ، اَللّٰهُمَّ اعْصِمْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Arab Latin: Bismillaahi wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa rasuulillaah. Allahumma innii as’aluka min fadhlik. Allahumma’shimnii minasy-syaithaanir-rajiim.

Artinya: “Dengan nama Allah, semoga sholawat dan salam terlimpahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari karunia-Mu. Ya Allah, peliharalah aku dari godaan setan yang terkutuk.”

Doa keluar masjid ini juga diawali dengan Bismillah dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai tanda memulai aktivitas (keluar dari masjid) dengan mengingat Allah dan Rasul-Nya. Bagian utama dari doa ini adalah permohonan “Allahumma innii as’aluka min fadhlik” (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari karunia-Mu). Ini berbeda dengan doa masuk masjid yang memohon rahmat (rahmatik), sedangkan doa keluar masjid memohon karunia (fadhlik). Karunia di sini bisa berarti rezeki yang halal, kemudahan dalam urusan duniawi, atau kebaikan-kebaikan lain di luar ibadah spesifik di masjid. Ini menunjukkan bahwa setelah selesai beribadah, seorang mukmin kembali menjalani kehidupan dunianya, namun tetap memohon keberkahan dan karunia dari Allah dalam setiap aktivitasnya.

Bagian kedua doa keluar masjid adalah permohonan perlindungan dari setan: “Allahumma’shimnii minasy-syaithaanir-rajiim” (Ya Allah, peliharalah aku dari godaan setan yang terkutuk). Permohonan perlindungan ini sama pentingnya dengan saat masuk masjid. Begitu kita keluar dari masjid dan kembali berinteraksi dengan dunia luar, godaan setan bisa datang dari berbagai arah. Memohon perlindungan dari setan adalah pengingat bahwa kita harus selalu waspada dan memohon penjagaan dari Allah agar tidak terjerumus dalam perbuatan dosa setelah hati dan jiwa kita dibersihkan melalui ibadah di masjid.

Mengamalkan doa-doa ini saat pergi, masuk, dan keluar masjid adalah sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Selain mendapatkan pahala karena mengikuti sunnah, membaca doa-doa ini juga membantu kita untuk selalu mengingat Allah SWT dalam setiap langkah kita menuju dan dari tempat ibadah-Nya. Doa-doa ini menjadi pengingat akan tujuan kita pergi ke masjid (mencari cahaya dan rahmat Allah) dan tujuan kita keluar dari masjid (kembali beraktivitas di dunia dengan memohon karunia dan perlindungan dari godaan).

Demikianlah informasi mengenai konversi kalender Hijriah untuk tanggal 2 Juli 2025 menurut berbagai sumber di Indonesia, serta bacaan doa yang dianjurkan ketika akan pergi ke masjid, masuk ke dalamnya, dan keluar dari masjid. Semoga informasi ini bermanfaat bagi detikers sekalian dalam menjalankan ibadah sehari-hari dan menambah keberkahan dalam setiap langkah menuju dan dari rumah Allah.

Bagaimana menurut kalian tentang perbedaan penentuan tanggal Hijriah ini? Atau mungkin punya pengalaman menarik terkait adab di masjid? Yuk, sampaikan pendapat dan pengalaman kalian di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar