Bedah Tuntas Dinasti Ming Ala Michael Wicaksono: Review Jujur & Sinopsisnya!
Grameds, pernah dengar nama Dinasti Ming? Kalau belum, siap-siap terpukau! Dinasti Ming (1368–1644) adalah salah satu periode paling penting dan penuh warna dalam sejarah Tiongkok. Bayangkan, perjalanan dinasti ini penuh banget dengan kisah-kisah seru tentang kekuasaan, budaya megah, sampai konflik yang bikin pusing tujuh keliling.
Lewat buku Dinasti Ming karya Michael Wicaksono, kamu bakal diajak menyelami langsung intrik politik, peperangan sengit, dan perjuangan mati-matian untuk mempertahankan kekuasaan. Dari mulai bangkitnya etnis Han setelah Dinasti Mongol runtuh, sampai bagaimana dinasti besar ini akhirnya ambruk karena perpecahan di dalam istana sendiri, semuanya dibahas tuntas. Buku ini kasih gambaran lengkap tentang jatuh bangunnya salah satu fondasi sejarah Tiongkok.
Penasaran banget, kan? Yuk, kita bedah tuntas review buku Dinasti Ming ini. Kita bakal cek kelebihan dan kekurangannya, sekaligus cari tahu apakah buku ini cocok banget buat kamu yang mau ngulik lebih dalam sejarah Tiongkok.
Sinopsis Buku Dinasti Ming: Menguak Intrik Kekuasaan¶
Dinasti Ming (1368–1644) itu periode sejarah yang bener-bener krusial, lho! Ini tandanya etnis Han kembali memegang kendali pemerintahan di Tiongkok, setelah era kekuasaan Mongol yang runtuh dan sebelum kebangkitan bangsa Manchu. Dinasti ini jadi saksi kebangkitan kembali pengaruh Tiongkok di Asia Timur dan Tenggara. Bahkan, saking berpengaruhnya, jadi inspirasi budaya dan struktur politik buat negara-negara tetangga.
Salah satu prestasi paling legendaris dari dinasti ini adalah penjelajahan samudra yang dipimpin oleh Zheng He (Cheng Ho). Bayangkan, armada lautnya menjelajah jauh sampai ke Afrika! Namun, seiring waktu, Dinasti Ming memasuki masa-masa sulit di pertengahan dan akhir kekuasaannya. Istana diwarnai perpecahan antar faksi politik dan persaingan ketat para birokrat yang rebutan kekuasaan dan pengaruh.
Kaisar-kaisar mulai kelihatan lelah dan cuek, bikin istana jadi arena pertarungan para pejabat penting, kasim yang punya banyak kuasa, dan jenderal-jenderal yang ambisius. Ironisnya, pemberontakan petani yang dulu mengangkat dinasti ini, eh, malah jadi salah satu faktor utama yang bikin Dinasti Ming hancur. Buku Dinasti Ming ini bener-bener menggambarkan dinamika intrik politik dan pertempuran birokrasi yang mewarnai sejarah Tiongkok.
Ini nunjukkin betapa kerasnya perebutan kekuasaan. Pada akhirnya, yang jadi penentu arah pemerintahan bukan kesejahteraan rakyat, melainkan kepentingan para birokrat dan penguasa yang punya kendali penuh.
Dinasti Ming dalam Angka (Estimasi)¶
Untuk memberi gambaran lebih jelas tentang periode ini, berikut beberapa poin penting tentang Dinasti Ming:
Aspek Penting | Deskripsi Singkat |
---|---|
Rentang Waktu | 1368 - 1644 Masehi (sekitar 276 tahun) |
Pendiri | Kaisar Hongwu (Zhu Yuanzhang) |
Ibu Kota Penting | Nanjing (awal), Beijing (kemudian) |
Pencapaian Penting | Pembangunan Tembok Besar, Forbidden City, Ekspedisi Zheng He, Keramik Ming yang terkenal |
Penyebab Keruntuhan | Korupsi internal, intrik kasim, pemberontakan petani, invasi Manchu |
Tentu saja, angka dan detailnya jauh lebih kompleks di dalam buku!
Mengenal Sosok Michael Wicaksono, Penulis di Balik Sejarah Tiongkok¶
Siapa sih Michael Wicaksono ini? Beliau adalah seorang penulis sejarah yang terkenal banget karena kemampuannya menyajikan kisah-kisah penting dari Asia dengan cara yang super gampang dipahami. Lahir di Salatiga, Michael ini aslinya seorang dokter, lho! Tapi, dia sempat melanjutkan studi S2 di China, yang otomatis makin memperdalam ketertarikannya pada sejarah Tiongkok.
Sejak masih kuliah, hobi menulisnya udah mulai berkembang. Karya-karyanya luas banget, mencakup berbagai topik sejarah dari Tiongkok, Jepang, sampai Korea. Tapi, fokus utama Michael memang ada di sejarah Tiongkok. Beberapa bukunya yang terkenal, seperti Kaisar Pertama China – Qinshihuang, Tentara Terakota dan Tembok Besar serta Memahami China, itu kasih gambaran lengkap tentang perjalanan sejarah Tiongkok, mulai dari awal kekaisaran sampai perkembangan modernnya.
Selain itu, ia juga menulis tentang Dinasti Qing: Sejarah Para Kaisar Berkuncir, yang ngupas tuntas dinasti terakhir Tiongkok yang punya pengaruh besar banget dalam sejarah. Michael juga eksplorasi dinasti-dinasti besar lain, contohnya Dinasti Manchu – Awal Kebangkitan (1616-1735) dan Dinasti Manchu – Masa Keemasan (1735-1850). Buku Genghis Sang Penakluk menceritakan perjalanan Genghis Khan, sementara Perang Korea – Pertikaian Terpanjang Dua Saudara bahas konflik besar di sejarah Korea.
Karya-Karya Lain Michael Wicaksono yang Wajib Kamu Baca!¶
Berikut adalah beberapa buku karya Michael Wicaksono yang harus banget kamu intip, Grameds:
- Dinasti Manchu – Awal Kebangkitan (1616-1735)
- Dinasti Manchu – Masa Keemasan (1735-1850)
- Dinasti Ming (ini buku yang kita bahas!)
- Dinasti Qing: Sejarah Para Kaisar Berkuncir
- Genghis Sang Penakluk
- Han – Kaisar Petani
- Kaisar Pertama China – Qinshihuang, Tentara Terakota dan Tembok Besar
- Memahami China
- Perang Korea – Pertikaian Terpanjang Dua Saudara
- Qin – Kaisar Terakota
- Republik Rakyat China – Dari Mao Zedong sampai Xi Jinping
Dinasti Ming sendiri adalah buku terbarunya yang ngegali lebih dalam soal dinasti ini dan peran pentingnya dalam sejarah Tiongkok. Michael Wicaksono, yang masih aktif praktik akupunktur juga, manfaatin waktu luangnya buat terus nulis dan ngembangin pengetahuannya tentang sejarah Asia. Karyanya, kayak Qin: Kaisar Terakota, Republik Tiongkok, dan Republik Rakyat China, udah laku keras di pasaran. Bukunya gak cuma dihargai akademisi, tapi juga pembaca umum yang pengen banget nambah wawasan soal sejarah Asia.
Bedah Buku: Kelebihan dan Kekurangan Dinasti Ming¶
Buku Dinasti Ming karya Michael Wicaksono yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo ini adalah karya monumental. Gimana nggak, buku ini ngupas tuntas sejarah salah satu dinasti terbesar dalam sejarah Tiongkok. Buat kamu yang tertarik banget sama sejarah Tiongkok, buku setebal 1136 halaman ini nawarin wawasan mendalam tentang perjalanan Dinasti Ming. Dari mulai kebangkitannya setelah Dinasti Yuan tumbang, sampai akhirnya jatuh di akhir abad ke-17.
Dengan gaya penulisan yang gampang dicerna, buku ini kasih pemahaman menyeluruh tentang Dinasti Ming. Mulai dari dinamika politik, sosial, sampai kebudayaan Tiongkok pada masa itu. Penasaran apa aja kelebihan dan kekurangannya? Yuk, simak lebih lanjut!
Kelebihan Buku Dinasti Ming¶
Berikut kelebihan buku Dinasti Ming karya Michael Wicaksono yang bikin dia jadi bacaan menarik:
1. Penggambaran Sejarah yang Lengkap dan Menyeluruh¶
Buku ini nggak tanggung-tanggung, ngupas tuntas sejarah Dinasti Ming dari A sampai Z. Mulai dari gimana Tiongkok bersatu, pembangunan megah Tembok Besar dan Kota Terlarang (Forbidden City), sampai kisah legendaris Laksamana Cheng Ho yang jarang diceritakan secara mendalam. Yang menarik, buku ini juga bahas hubungan unik antara Tiongkok dengan Islam yang jarang banget diungkit.
Selain ngasih gambaran peristiwa besar, buku ini juga menyoroti peran Dinasti Ming dalam ngebentuk hegemoni Tiongkok di Asia Timur dan Tenggara. Plus, ngulik pengaruh budaya dan politiknya ke negara-negara tetangga. Jadi, kalau kamu mau paham kekuasaan, kebudayaan, dan dampak besar Dinasti Ming dalam sejarah Asia, buku ini wajib banget dibaca. Dinasti Ming punya peran super penting dalam ngebentuk budaya dan politik kawasan, bikin kisahnya relevan banget nggak cuma buat sejarah Tiongkok tapi juga dunia.
2. Penggunaan Bahasa yang Mudah Dipahami¶
Meskipun isinya ngebahas sejarah yang kompleks dan penuh detail, Michael Wicaksono berhasil nyajiin buku Dinasti Ming dengan bahasa yang gampang dicerna. Nggak pake istilah teknis yang bikin kening berkerut. Gaya penulisannya lugas dan sederhana, jadi pas banget buat pembaca awam sekalipun, tapi juga tetap bisa dipakai buat akademisi yang mau riset lebih dalam.
Pendekatan naratifnya mengalir lancar, bikin peristiwa sejarah disajiin kayak cerita menarik, bukan cuma kumpulan data dan fakta kering. Ini bikin bukunya jadi lebih hidup dan mudah banget dicerna, apalagi buat kamu yang baru mulai belajar sejarah Tiongkok. Kamu bakal merasa diajak jalan-jalan ke masa lalu, bukan disuruh menghafal.
3. Memiliki Konteks Sosial, Politik, dan Budaya Tiongkok yang Kuat¶
Kelebihan buku ini yang lain adalah kemampuannya menempatkan peristiwa besar Dinasti Ming dalam konteks sosial, politik, dan budaya Tiongkok yang luas. Kamu nggak cuma belajar tentang perang dan kebijakan doang, tapi juga jadi paham gimana dinasti ini ngaruh ke kebudayaan, norma sosial, serta negara-negara tetangga di Asia Timur dan Tenggara.
Buku ini kasih pandangan luas tentang sejarah Tiongkok, termasuk dampak besar Dinasti Ming pada Jepang dan Korea, yang ngebentuk tradisi budaya yang bertahan sampai awal abad ke-20. Pembaca diajak buat ngeliat sejarah dari berbagai sudut pandang yang berbeda dan lebih mendalam, bikin pemahamanmu makin komprehensif.
4. Menjadi Karya Puncak Penulis¶
Dinasti Ming ini bisa dibilang karya utama Michael Wicaksono, yang nunjukkin banget kemampuannya ngerangkum dan nganalisis sejarah Tiongkok yang luas dan kompleks. Semuanya disajiin secara terstruktur dan gampang dipahami. Sebagai penulis berpengalaman, Wicaksono berhasil nyajiin beragam informasi penting dengan cara yang terorganisir rapi.
Buku ini ngulas sejarah lengkap Dinasti Ming, termasuk bab-bab tentang rezim Hongguang, Longwu, Shaowu, dan peran Pangeran Ming di Manchu. Selain itu, peristiwa besar kayak Kasus Pil Merah, Pemberontakan Ordos dan Bozhou, serta krisis politik era Taichang dan konflik Donglin juga dibahas. Di bagian akhir, Wicaksono ngulas kemunduran dinasti sampai kehancuran di era Chongzhen dan mimpi kebangkitan yang gagal terwujud. Lengkap banget!
Kekurangan Buku Dinasti Ming¶
Tentu saja, setiap buku pasti ada kekurangannya. Berikut kekurangan buku Dinasti Ming karya Michael Wicaksono yang mungkin perlu kamu tahu:
1. Kurangnya Pendalaman Terhadap Aspek Ekonomi di Dinasti Ming¶
Meskipun buku ini sangat mendalam dalam menggambarkan aspek politik dan budaya, beberapa pembaca mungkin ngerasa kurang dapat informasi terkait aspek perekonomian Dinasti Ming. Pembahasan mengenai bagaimana ekonomi berkembang, serta tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, nggak terlalu disorot dalam buku ini.
Grameds yang mencari wawasan lebih mengenai kehidupan ekonomi atau sistem perdagangan yang berlangsung di bawah Dinasti Ming mungkin merasa bahwa topik ini kurang dieksplorasi. Buku Dinasti Ming cenderung fokus pada aspek politik dalam istana dan kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat nggak terlalu jadi fokus utama dalam buku ini.
2. Terlalu Berfokus Pada Aspek Politik¶
Buku ini super fokus pada aspek politik yang ada di Dinasti Ming. Termasuk intrik istana, persaingan antara faksi-faksi politik, dan perebutan kekuasaan di kalangan para pejabat tinggi. Beberapa pembaca mungkin ngerasa kalau aspek kehidupan sosial dan budaya lainnya, seperti perkembangan seni, ilmu pengetahuan, dan kehidupan masyarakat biasa, kurang dapat perhatian yang mendalam.
Selain itu, meskipun buku Dinasti Ming menyajikan berbagai detail tentang perubahan politik dan administratif, aspek kehidupan sosial masyarakat kayak pola hidup sehari-hari, kebudayaan populer, atau perkembangan pendidikan dan seni, nggak terlalu dibahas secara rinci dalam buku terbitan 16 Juli 2025 ini. Jadi, kalau kamu berharap dapat gambaran lengkap soal kehidupan sehari-hari masyarakat Ming, mungkin sedikit kurang.
3. Beberapa Bab Terlalu Padat dengan Informasi¶
Ada beberapa bab dalam buku Dinasti Ming yang super padat dengan fakta dan peristiwa sejarah. Ini bisa bikin buku ini agak sulit dicerna bagi sebagian orang, Grameds. Kalau kamu nggak terbiasa membaca buku sejarah yang penuh banget informasi, beberapa bagian dalam buku ini mungkin terasa berat dan bahkan sedikit membosankan.
Ini bukan berarti buku ini buruk, ya. Hanya saja, kamu perlu kesiapan ekstra dan fokus yang tinggi saat membacanya, terutama di bagian-bagian yang detailnya sangat banyak. Jadi, pastikan kamu dalam kondisi prima dan siap menyerap informasi sebanyak mungkin!
Kesimpulan: Apakah Buku Ini Worth It?¶
Jadi, Dinasti Ming karya Michael Wicaksono ini adalah buku yang sangat-sangat bermanfaat bagi Grameds yang tertarik dengan sejarah Tiongkok, khususnya tentang Dinasti Ming. Buku ini berhasil menggabungkan penggambaran sejarah Tiongkok yang detail dengan penulisan yang gampang dipahami. Selain itu, buku ini juga ngasih wawasan yang luas tentang kebudayaan, politik, dan peristiwa-peristiwa besar yang ngebentuk Dinasti Ming.
Meskipun punya beberapa kekurangan kecil, seperti fokus yang terlalu dominan pada politik dan kurangnya eksplorasi ekonomi, buku Dinasti Ming tetap jadi pilihan bacaan yang tepat. Apalagi buat siapa saja yang ingin mempelajari sejarah Tiongkok secara lebih mendalam dan komprehensif. Siap-siap terpukau dengan intrik istana dan perjalanan sebuah dinasti besar!
Rekomendasi Buku-Buku Karya Michael Wicaksono Lainnya¶
Kalau kamu udah khatam Dinasti Ming dan ketagihan gaya penulisan Michael Wicaksono, ini dia beberapa buku lain yang nggak kalah menarik dari koleksinya:
1. Dinasti Manchu – Awal Kebangkitan (1616-1735)¶
Manchuria, wilayah luasnya sekitar 1.550.000 km² di Timur Laut China, dulunya didiami sama beberapa suku nomaden, salah satunya Manchu. Nah, dari suku bangsa Manchu inilah lahir Dinasti Qing, dinasti besar terakhir yang sukses banget nyatuin seluruh China, bahkan wilayahnya lebih luas dari China daratan sekarang! Kebangkitan Dinasti Qing ini diawali dari keruntuhan Dinasti Ming dan bangkitnya bangsa Manchu, sampai pemerintahan Kaisar Yongzheng yang terkenal kejam.
Para kaisar Manchu berjuang keras buat nyatuin China yang udah terpecah belah karena pemberontakan. Mereka berjuang sampai akhirnya berhasil ngerebut hegemoni tertinggi di Daratan Tengah dan ngejengkal dinasti yang bertahan dua setengah abad lamanya. Dinasti Qing jadi saksi perubahan dunia secara global, tapi sayangnya mereka terlambat antisipasi, jadi harus tenggelam dalam pergolakan zaman yang berubah super cepat. Dengan penduduk yang super banyak dan perbedaan identitas kesukuan antara penguasa dan rakyatnya, Qing selalu ada dalam ancaman klasik yang konstan: pemberontakan, kudeta, bencana alam, penyalahgunaan kekuasaan, sampai invasi bangsa asing.
2. Dinasti Manchu – Masa Keemasan (1735-1850)¶
Sekitar abad ke-18, China bener-bener jadi kekuatan besar di Asia Timur. Mereka punya pasukan yang gede banget dan perekonomian yang maju serta kompleks. Nggak cuma puas dengan wilayah yang luas, China juga ikutan main di kolam politik negara-negara tetangga, bahkan beberapa kali ngelakuin agresi buat ngembangin pengaruhnya. Tapi, masuknya bangsa-bangsa Eropa dan benturan kepentingan yang nggak terhindarkan antara China dan orang-orang asing, itu semua ngawalin periode kemunduran yang akhirnya berujung ke Perang Candu.
Buku ini adalah kelanjutan dari buku Dinasti Manchu: Awal Kebangkitan. Ini paparan lengkap dari masa keemasan Dinasti Qing, sampai menjelang kejatuhannya. Sampai saat ini, pemerintahan Dinasti Qing tetep tercatat sebagai pemerintahan yang berhasil nyatuin seluruh China dan sekaligus dinasti terakhir di negara itu. Kamu bakal tahu gimana dinasti megah ini mencapai puncaknya sebelum akhirnya meredup.
3. Memahami China¶
China punya sejarah panjang yang ngebentang lebih dari empat ribu tahun! Sejarahnya diwarnai berbagai peristiwa yang ngebentuk cara pikir, karakter, dan pola kehidupan masyarakatnya. Pola sejarah ini unik banget karena terus berulang dengan cara yang mirip dari zaman ke zaman, ngasih pengaruh kuat yang masih kerasa sampai sekarang. Dengan nengok masa lalunya, kita bisa paham gimana bangsa ini ngeliat dunia dan nentuin langkah mereka di masa kini dan masa depan.
Buku Memahami China ngulas perjalanan peradaban dan dinamika politik China dari era paling awal yang terdokumentasi sampai masa modern. Lewat studi sejarah ini, pembaca diajak buat paham arah perkembangan China, dampaknya terhadap kawasan regional dan global, serta pelajaran penting di balik kebangkitan mereka sebagai kekuatan ekonomi dan politik dunia. Ini wajib banget buat kamu yang pengen ngerti kenapa China bisa sebesar sekarang.
4. Kaisar Pertama China – Qinshihuang, Tentara Terakota dan Tembok Besar¶
Sosok Qinshihuang sendiri itu figur yang kontroversial banget! Dia naik takhta sebagai raja muda yang ambisius dan bijaksana, pinter banget nilai bakat orang dan bisa ngelihat peluang yang ada. Dengan gigih dan tekad baja, dia mimpin negerinya ngalahin negara-negara feodal lain satu per satu, sampai akhirnya cuma Qin satu-satunya negeri yang tersisa di seluruh China. Tapi, di penghujung hidupnya, dia jadi makin brutal dan ngawur.
Dia percaya takhayul dan omong kosong dari para tabib istana yang nipunya, bilang mereka bisa ngeracik obat keabadian yang bikin sang kaisar panjang umur dan jadi dewa. Padahal, obat yang mereka racik itu ngandung racun berbahaya: air raksa! Ironisnya, pada akhirnya obat beracun itulah yang ngerebut nyawa sang kaisar di usia yang masih relatif muda. Kisah ini bener-bener menggugah dan bikin kamu mikir.
5. Han – Kaisar Petani¶
Sepeninggal Kaisar Qinshihuang, Tiongkok dilanda kekacauan parah akibat pemberontakan rakyat dan ambisi para bekas bangsawan yang pengen ngerebut kembali kejayaan masa lalu. Dalam situasi yang penuh gejolak ini, muncul dua tokoh dengan sifat yang bertolak belakang banget. Yang satu berani dan kuat, sementara yang lain penakut tapi hati-hati. Pertarungan mereka buat ngerebut kendali atas negeri yang terpecah ini jadi babak penting dalam sejarah Tiongkok.
Buku Han ngisahin perjalanan dua pria dari latar belakang sederhana yang berhasil ngukir nama mereka dalam sejarah selama ribuan tahun. Lewat kisah perjuangan dan intrik kekuasaan, buku ini nunjukkin kalau siapa pun bisa ngeraih puncak kejayaan asalkan punya tekad dan kemampuan buat ngewujudinnya. Inspiratif banget, kan?
6. Perang Korea – Pertikaian Terpanjang Dua Saudara¶
Budaya populer Korea udah mendunia, terutama di kalangan generasi milenial yang ngejadiin drama dan musik Korea sebagai bagian dari keseharian. Tapi di balik gemerlap K-pop dan K-drama, nggak banyak yang tahu sejarah kelam yang bikin Korea terbelah jadi dua negara. Akar perpecahan ini bermula dari dominasi asing, mulai dari Kekaisaran China, terus Jepang yang ngejajah Korea sampai akhir Perang Dunia II. Setelah Jepang kalah tahun 1945, nasib Korea ditentuin sama pihak Sekutu, sementara rakyatnya cuma bisa pasrah di tengah tarik-menarik kepentingan global.
Setelah perang, Uni Soviet ngebentuk rezim komunis di Korea Utara, sedangkan Amerika Serikat ngebangun pemerintahan nasionalis di Korea Selatan. Sejak saat itu, dua Korea hidup terpisah dengan sistem politik dan ideologi yang bertolak belakang. Upaya reunifikasi masih terus dilakuin, tapi ketegangan dan perang yang secara teknis belum pernah bener-bener usai jadi pengingat pahit. Ini nunjukkin kalau perpecahan bisa terjadi bahkan di antara bangsa yang secara budaya dan etnis sangat seragam, cuma karena pengaruh kekuatan luar dan konflik ideologi. Sebuah kisah yang menyentuh dan penuh pelajaran.
7. Qin – Kaisar Terakota¶
Qin Shi Huang, kaisar pertama China, terkenal bukan cuma karena Tentara Terakota dan Tembok Besar aja, tapi juga karena dia nyiptain huruf China yang dipake sampai sekarang! Dia ngebangun istana megah, ngelilingin diri dengan wanita-wanita cantik, sekaligus ngelakuin tindakan kejam kayak ngubur hidup-hidup ratusan orang dan bahkan ngebuang anaknya sendiri. Di balik keberhasilannya nyatuin China, hidupnya penuh misteri yang bikin para ahli sejarah penasaran.
Buku Qin ngungkap sisi tersembunyi dari kehidupan Qin Shi Huang yang jarang diketahui, serta ngegambarin persaingan sengit para raja yang memerintah kayak anak-anak rebutan mainan. Kisah ini ngegambarin naik turunnya kekaisaran legendaris yang namanya kini ngewakilin China secara keseluruhan. Buku ini ngasih pembaca pemahaman mendalam tentang tokoh dan zamannya.
8. Republik Rakyat China – Dari Mao Zedong sampai Xi Jinping¶
Ini adalah karya terakhir dalam sekuel best seller tentang sejarah China karya Michael Wicaksono. Republik Rakyat China ngajak kita masuk ke dalam sejarah pembentukan republik China yang modern dan kuat, sampai masa kepemimpinan Xi Jinping saat ini. Buku ini bakal ngurai peran dan dinamika sejarah serta politik yang terjadi di China di bawah kepemimpinan Mao Zedong, Deng Xiaoping, dan Xi Jinping. Sebuah buku yang sangat relevan dan perlu banget dibaca oleh para pengamat politik serta penggemar sejarah yang pengen ngerti China modern.
Gimana, Grameds? Udah siap menyelami lautan sejarah Tiongkok bersama Michael Wicaksono? Atau mungkin kamu punya pendapat lain tentang buku Dinasti Ming atau karya-karya beliau lainnya? Yuk, share di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar