Gak Banyak yang Tahu! Doa Bilal Jumat: Arab, Latin, Arti & Caranya

Table of Contents



Doa Bilal Jumat

Setiap Jumat, suasana di masjid selalu terasa spesial. Ada momen kumpul bareng, dengerin khutbah yang mencerahkan, dan tentunya menunaikan shalat Jumat berjamaah. Nah, di tengah-tengah rangkaian shalat Jumat ini, ada satu suara yang sering banget kita dengar tapi mungkin nggak banyak yang tahu detailnya: yaitu bacaan doa bilal di antara dua khutbah.

Bacaan ini dibacakan oleh seorang bilal atau muraqqi di masjid-masjid kita, tepat saat jeda antara khutbah pertama dan khutbah kedua. Meskipun terdengar familiar, ternyata praktik ini punya sejarah dan hukum yang menarik untuk kita kupas lebih dalam. Yuk, kita bedah tuntas tentang doa bilal Jumat ini!

Apa Itu Doa Bilal Jumat?

Doa bilal di antara dua khutbah Jumat adalah bacaan khusus yang dilantunkan oleh seorang bilal saat khatib sedang duduk sejenak. Momen ini terjadi di antara khutbah pertama dan khutbah kedua, berfungsi sebagai transisi sekaligus pengingat bagi jamaah. Isinya beragam, mulai dari shalawat kepada Nabi Muhammad SAW hingga doa untuk umat Islam secara keseluruhan.

Praktik ini mungkin tidak ada contoh langsungnya dari zaman Rasulullah SAW, tapi banyak ulama menggolongkannya sebagai bid’ah hasanah. Apa itu bid’ah hasanah? Ini adalah kebiasaan baik atau inovasi dalam ibadah yang berkembang setelah masa Nabi, asalkan tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan membawa maslahat. Tujuannya tentu saja untuk menambah kekhusyukan dan kemuliaan ibadah Jumat kita.

Istilah “bilal” sendiri mengacu pada Bilal bin Rabbah, seorang sahabat Nabi yang terkenal sebagai muazin pertama dalam sejarah Islam. Suara beliau yang merdu dan lantang membuatnya dipercaya mengumandangkan azan. Jadi, peran bilal modern tidak hanya mengumandangkan azan, tapi juga membacakan berbagai doa dan shalawat untuk menyemarakkan shalat Jumat.

Teks Lengkap Doa Bilal Jumat

Nah, ini dia bagian yang ditunggu-tunggu! Bacaan doa bilal ini punya teks khusus yang berisi pujian dan permohonan. Berikut adalah teks lengkapnya yang sering dibacakan di masjid-masjid kita, merujuk pada pendapat para ulama Nahdlatul Ulama (NU):

Teks Arab

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ ، وَزِدْ وَاَنْعِمْ وَتَفَضَّلْ وَبَارِكْ ، بِجَلَالِكَ وَكَمَالِكَ عَلَى زَيْنِ عِبَادِكَ ، وَاَشْرَفِ عِبَادِكَ ، سَيِّدِ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ ، وَاِمَامِ طَيْبَةَ وَالْحَرَمِ ، سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ

Bacaan Latin

“Allahumma sholli wa sallim, wa zid waan’im wa tafaddzol wa baarik, bijalaalika wa kamaalika ‘alaa zaini ‘ibaadik, wa asyrofi ‘ibaadik, sayyidil ‘arobi wal ‘ajami, wa imaami thoibati wal haromi, sayyidinaa wa maulaanaa muhammadiw wa’alaa aalihii wa sohbihii wa sallim wa rodhiyallaahu tabaaroka wa ta’aalaa ‘an kulli shohaabati rosuulillaahi ajma’iin.”

Arti Doa

“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam, tambahkanlah nikmat, anugerahkanlah karunia dan berkahilah dengan keagungan dan kesempurnaan-Mu kepada perhiasan hamba-hamba-Mu dan yang paling mulia di antara hamba-hamba-Mu, pemimpin bangsa Arab dan non-Arab, imam Madinah dan tanah haram, yaitu pemimpin kami dan pelindung kami Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan semoga Allah Yang Maha Berkah dan Maha Tinggi meridhai semua sahabat Rasulullah.”



Yuk, tonton video singkat ini untuk tahu bagaimana bacaan ini dilantunkan:


Dari artinya, kita bisa lihat bahwa doa ini penuh dengan pujian kepada Nabi Muhammad SAW dan permohonan keberkahan. Mulai dari menyebut beliau sebagai “perhiasan hamba-hamba-Mu” hingga “pemimpin bangsa Arab dan non-Arab”, semua menunjukkan kemuliaan beliau. Ini juga sekaligus menjadi pengingat bagi kita untuk selalu bershalawat dan mencintai Rasulullah.

Peran Penting Bilal dalam Shalat Jumat

Bilal, dalam konteks shalat Jumat, adalah petugas yang punya tugas mulia. Ia membacakan berbagai doa dan shalawat selama rangkaian khutbah berlangsung. Nama “bilal” sendiri tentu saja diambil dari nama Bilal bin Rabbah, sang muazin pertama di masa Rasulullah SAW, yang dikenal punya suara indah dan lantang.

Seiring perkembangan zaman, peran bilal dalam shalat Jumat jadi makin beragam, lho. Nggak cuma azan, bilal juga sering disebut sebagai muraqqi, yaitu orang yang mengantarkan khatib untuk naik mimbar. Selain itu, ia juga membacakan doa-doa khusus di berbagai momen khutbah, termasuk yang sedang kita bahas ini.

Fungsi ini berkembang sebagai bentuk bid’ah hasanah, yang tujuannya adalah mempersiapkan suasana khidmat dan mengingatkan jamaah untuk mendengarkan khutbah dengan seksama. Bayangkan saja, sebelum khatib memulai, suara bilal yang menggema dengan shalawat atau peringatan bisa langsung membuat hati kita tenang dan fokus. Ini adalah cara yang efektif untuk menciptakan atmosfer spiritual yang tepat.

Tradisi bilal dalam shalat Jumat ini punya dasar historis dari praktik Rasulullah SAW saat Haji Wada’. Kala itu, Nabi meminta seseorang untuk menginstruksikan jamaah agar menyimak khutbah yang hendak disampaikan dengan baik. Nah, praktik inilah yang kemudian berkembang menjadi tradisi bilal yang kita kenal sekarang ini. Jadi, peran bilal itu penting banget untuk menjaga kekhidmatan shalat Jumat kita.

Tata Cara Bilal dalam Shalat Jumat

Pelaksanaan tugas bilal dalam shalat Jumat itu terstruktur banget, lho, dan udah jadi tradisi di banyak masjid. Setiap tahapan punya bacaan khusus yang disesuaikan dengan momennya. Jadi, bilal bukan cuma asal baca, tapi ada urutan dan maknanya di balik setiap lantunan.

Berikut adalah urutan lengkap tugas bilal, mulai dari sebelum khatib naik mimbar sampai selesai khutbah kedua:

1. Sebelum Khatib Naik Mimbar

Bilal akan berdiri di dekat mimbar, biasanya sambil membawa tongkat. Pada momen ini, bilal akan membaca bacaan ma’asyiral muslimin. Ini adalah bacaan yang berisi peringatan kepada jamaah untuk tidak berbicara saat khutbah berlangsung. Peringatan ini penting banget, karena mendengarkan khutbah dengan seksama adalah bagian dari keutamaan Jumat. Bacaan ini juga didasarkan pada hadis Abu Hurairah tentang larangan berbicara selama khatib berkhutbah.

Contoh Bacaan Ma’asyiral Muslimin:

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِينَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِينَ رَحِمَكُمُ اللهُ، رُوِيَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ. أَنْصِتُوا وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا رَحِمَكُمُ اللهُ، أَنْصِتُوا وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ.

Ma’asyiral muslimin wa zumratal mu’minin rahimakumullah. Ruwiya ‘an Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu anna Rasulallahi shallallahu ‘alaihi wa sallam qaala: idza qulta lishohibika yaumal jum’ati anshith wal imamu yakhtubu faqod laghouta. Anshithuu wasma’uu wa athii’uu rahimakumullah. Anshithuu wasma’uu wa athii’uu la’allakum turhamuun.

“Wahai golongan kaum muslimin dan orang-orang mukmin, semoga Allah merahmati kalian. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Apabila engkau berkata kepada temanmu pada hari Jumat, ‘Diamlah,’ padahal imam sedang berkhutbah, sungguh engkau telah melakukan hal yang sia-sia.’ Diamlah, dengarkanlah, dan taatilah, semoga Allah merahmati kalian. Diamlah, dengarkanlah, dan taatilah, semoga kalian dirahmati.”

2. Saat Khatib Naik Mimbar

Ketika khatib mulai melangkah naik ke mimbar dan mengambil tongkatnya, bilal akan membaca shalawat khusus kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Bacaan ini adalah bentuk penghormatan dan pengagungan kepada Rasulullah sebelum khutbah yang akan berisi nasihat dan ajaran beliau dimulai. Ini juga menjadi isyarat bagi jamaah bahwa khutbah akan segera dimulai.

Contoh Shalawat Saat Khatib Naik Mimbar:

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala ali sayyidina Muhammad.

“Ya Allah, limpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad.”

3. Setelah Khatib di Atas Mimbar

Setelah khatib duduk di atas mimbar dan mengucapkan salam, bilal akan menghadap kiblat dan membaca doa. Doa ini biasanya berisi permohonan untuk menguatkan Islam dan kaum muslimin. Ini adalah momen untuk memohon kepada Allah agar iman kita diteguhkan dan umat Islam selalu mendapatkan pertolongan.

Contoh Doa Setelah Khatib di Atas Mimbar:

اَللّٰهُمَّ قَوِّ الْإِسْلَامَ وَالْإِيمَانَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى مُعَانِدِ الدِّينِ رَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ وَيَا خَيْرَ النَّاصِرِينَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Allahumma qawwil Islam wal Iman minal Muslimin wal Muslimat wal Mu’minin wal Mu’minat al-ahya’i minhum wal amwat wanshurhum ‘ala mu’anidid din. Rabbi ikhtim lana minka bil khairi wa ya khairun nashirin birohmatika ya arhamar rohimin.

“Ya Allah, kuatkanlah Islam dan Iman dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang hidup maupun yang telah meninggal. Tolonglah mereka atas orang-orang yang menentang agama. Ya Tuhanku, akhirilah (hidup) kami dari-Mu dengan kebaikan, wahai sebaik-baik penolong, dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.”

4. Di Antara Dua Khutbah

Nah, ini dia momen yang jadi inti pembahasan kita. Saat khatib duduk sejenak di antara khutbah pertama dan kedua, bilal akan membaca doa bilal di antara dua khutbah Jumat yang sudah kita bahas teksnya di atas. Ini adalah momen paling khas dari tugas bilal, yang isinya berupa shalawat dan doa yang komprehensif, memohon keberkahan dan keridhaan Allah untuk Nabi dan para sahabat.



Berikut adalah ringkasan tata cara bilal dalam shalat Jumat:

Momen Tugas Bilal Bacaan Khas Tujuan
Sebelum Khatib Naik Mimbar Berdiri di dekat mimbar dengan tongkat Ma’asyiral Muslimin Mengingatkan jamaah untuk diam dan menyimak khutbah
Saat Khatib Naik Mimbar Membaca shalawat saat khatib melangkah ke mimbar Shalawat Nabi Memuliakan Rasulullah SAW dan memberi isyarat khutbah segera dimulai
Setelah Khatib di Mimbar Menghadap kiblat dan membaca doa Doa Menguatkan Islam & Muslimin Memohon kekuatan iman dan pertolongan bagi umat Islam
Di Antara Dua Khutbah Membaca doa khusus saat khatib duduk sejenak Doa Bilal Jumat Berisi shalawat, pujian, dan doa komprehensif untuk Nabi dan umat Islam

Status Hukum Doa Bilal Jumat: Bid’ah Hasanah atau Sunah?

Status hukum praktik bilal dalam shalat Jumat, termasuk doa bilal di antara dua khutbah Jumat, memang jadi pembahasan menarik di kalangan ulama. Mayoritas ulama menganggap tradisi ini sebagai bid’ah hasanah (kebiasaan baik) yang nggak bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan dianjurkan karena membawa kebaikan.

Syekh Syihabuddin al-Qalyubi dalam karyanya Hasyiyah al-Qalyubi ‘ala al-Mahalli pernah bilang bahwa mengangkat muraqqi (bilal) seperti tradisi yang berlaku itu bid’ah yang baik. Alasannya? Karena di dalamnya ada anjuran membaca shalawat kepada Nabi dan anjuran untuk diam saat khutbah dengan menyebutkan dalil hadis sahih. Jadi, jelas ada manfaat positifnya.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Syekh Muhammad bin Ahmad al-Ramli dalam Fatawa al-Ramli. Beliau menegaskan, meskipun tarqiyyah (bacaan bilal) adalah bid’ah, tapi termasuk bid’ah hasanah. Menurut beliau, pembacaan ayat Al-Qur’an dan hadis dalam rangkaian bilal dianggap sebagai bentuk peringatan dan motivasi untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi, apalagi di hari Jumat yang mulia.

Bahkan, ada pandangan yang lebih jauh lagi dari Syekh Ibnu Hajar, yang dikutip oleh Syekh Sulaiman al-Jamal. Menurut pandangan ini, tradisi muraqqi itu sama sekali nggak bisa disebut bid’ah, malah hukumnya sunah! Dalilnya adalah saat melaksanakan khutbah Haji Wada’, Rasulullah SAW sendiri memerintahkan salah seorang sahabat untuk memberi instruksi kepada jamaah agar mendengarkan khutbah Nabi dengan seksama. Ini menunjukkan bahwa ada anjuran dari Nabi untuk ‘pengantar’ khutbah.

Kesimpulan dari para ulama ini jelas banget: doa bilal di antara dua khutbah Jumat bukan cuma diperbolehkan, tapi bahkan dianjurkan. Ini karena praktik tersebut mengandung banyak kebaikan dan manfaat spiritual yang besar bagi jamaah shalat Jumat. Jadi, jangan ragu lagi ya kalau mendengar doa ini dilantunkan di masjid!

Tanya Jawab Seputar Doa Bilal Jumat

Masih ada pertanyaan seputar doa bilal Jumat? Jangan khawatir! Ini dia beberapa pertanyaan umum yang sering muncul, lengkap dengan penjelasannya.

1. Apakah wajib membaca doa bilal di antara dua khutbah Jumat?

Nggak wajib, kok! Doa bilal di antara dua khutbah Jumat itu nggak termasuk rukun atau syarat wajib shalat Jumat. Praktik ini lebih ke bid’ah hasanah yang dianjurkan. Kenapa dianjurkan? Karena isinya itu shalawat kepada Nabi dan doa untuk umat Islam, yang tentu membawa kebaikan. Jadi, pelaksanaannya bersifat sunah, dan nggak menyebabkan dosa kalau ditinggalkan.

2. Siapa yang berhak membaca doa bilal di antara dua khutbah Jumat?

Biasanya, doa ini dibaca oleh bilal atau muraqqi yang udah ditugaskan di masjid. Tapi kalau nggak ada bilal khusus, tugas ini bisa juga dilakukan oleh muazin atau jamaah lain yang ditunjuk sama takmir masjid. Syaratnya, yang membaca harus punya kemampuan membaca dengan baik dan memahami artinya, ya.

3. Apakah boleh menggunakan bacaan doa bilal yang berbeda dari teks standar?

Boleh-boleh aja kok ada sedikit variasi bacaan doa bilal di antara dua khutbah Jumat. Asalkan, variasi itu nggak bertentangan dengan ajaran Islam dan tetap mengandung shalawat serta doa yang baik. Tapi, biar seragam dan khusyuk, sebaiknya pakai bacaan yang udah umum dikenal dan dirujuk dari kitab-kitab mu’tabar (terpercaya) yang jadi pedoman di masjid setempat.

4. Bagaimana jika bilal lupa atau salah membaca doa di antara dua khutbah?

Kalau bilal lupa atau salah membaca doa ini, nggak perlu panik! Kesalahan atau kelupaan bilal nggak akan memengaruhi keabsahan shalat Jumat kok, karena bacaan ini bukan termasuk rukun khutbah. Bilal bisa langsung memperbaiki bacaannya kalau masih memungkinkan, atau cukup melanjutkan ke bacaan yang benar tanpa harus mengulang dari awal.

5. Apakah jamaah perlu mengaminkan doa bilal di antara dua khutbah Jumat?

Jamaah dianjurkan untuk mendengarkan bacaan doa bilal dengan khidmat. Kamu bisa mengaminkan doa-doa yang dibacakan bilal dalam hati. Tapi, penting untuk diingat, momen ini adalah jeda antara dua khutbah. Jadi, jamaah sebaiknya tetap menjaga keheningan dan nggak bersuara keras biar nggak mengganggu kekhidmatan ibadah.

6. Bolehkah jamaah ikut membaca doa bilal di antara dua khutbah secara bersamaan?

Sebaiknya jamaah nggak ikut membaca bersamaan dengan bilal. Kalau semua ikut membaca, bisa menimbulkan kebisingan yang mengganggu kekhidmatan suasana di masjid. Jamaah cukup mendengarkan dengan seksama dan merenungkan makna dari shalawat serta doa yang disampaikan bilal. Lebih fokus mendengarkan akan jauh lebih baik.

7. Apakah ada perbedaan doa bilal untuk daerah yang berbeda di Indonesia?

Iya, ada kok variasi bacaan doa bilal di berbagai daerah di Indonesia. Ini menunjukkan kekayaan tradisi Islam Nusantara! Tapi jangan khawatir, esensi dan kandungan utamanya tetap sama, yaitu shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan doa untuk umat Islam. Perbedaan ini biasanya mencerminkan rujukan kitab dan kebiasaan setempat yang berkembang di masing-masing wilayah.

Itu dia penjelasan lengkap tentang doa bilal Jumat yang sering kita dengar. Semoga sekarang kamu jadi lebih paham ya tentang makna, tata cara, dan hukumnya. Dengan begitu, ibadah Jumat kita bisa makin berkualitas dan khusyuk.

Bagaimana pendapatmu setelah membaca artikel ini? Pernahkah kamu memperhatikan bacaan bilal ini dengan seksama? Yuk, bagikan pengalamanmu di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar