Ngopi Asyik Sambil Ngemil: Review Buku "My Coffee Affair" Zulie

Table of Contents

Ngopi Asyik Sambil Ngemil: Review Buku "My Coffee Affair" Zulie

Melihat judul “My Coffee Affair and Other Snacks”, mungkin kamu langsung bertanya-tanya, ini cerita apa sih sebenarnya? Apakah ini cuma tentang nongkrong di kedai kopi? Atau jangan-jangan, ini kisah cinta segitiga yang rumit, alias perselingkuhan? Lalu, apa pula maksud dari “other snacks” yang disebut dalam judul itu?

Nah, biar rasa penasaranmu terjawab, yuk kita bedah lebih dalam buku yang satu ini. “My Coffee Affair and Other Snacks” itu sebenarnya karya debut dari Zulie, seorang penulis sekaligus ilustrator Indonesia yang bakatnya luar biasa. Bukunya berupa kumpulan puisi yang warm dan bikin hati tersentuh, lengkap dengan ilustrasi super unik yang dibuat pakai media kopi beneran. Iya, kamu enggak salah dengar, kopi! Keren banget kan ide kreatifnya?

Buku ini pertama kali dirilis dalam bahasa Indonesia oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada 7 Januari 2023, dengan total 168 halaman. Yang lebih membanggakan lagi, karya Zulie ini sudah diterjemahkan ke bahasa Korea oleh Penerbit Random House dan ke bahasa Vietnam oleh Penerbit A-Z, Vietnam. Bangga banget deh lihat karya anak bangsa bisa diapresiasi sampai ke mancanegara! Pasti makin penasaran kan sama isi bukunya? Tenang, di artikel ini kita bakal menyelami sinopsis dan ulasan singkat dari “My Coffee Affair and Other Snacks”. Selamat membaca!

Mengenal Lebih Dekat Zulie, Sang Penulis “My Coffee Affair and Other Snacks”

Zulie adalah sosok multi-talenta yang kesehariannya sibuk sebagai ilustrator lepas, perancang grafis, dan pembuat video animasi. Sebelum fokus di bidang-bidang itu, ia juga sempat menjajal profesi sebagai fotografer dan bahkan pernah mengajar sebagai guru kesenian di sekolah dasar. Pengalamannya yang beragam ini tentu memberikan sentuhan unik pada setiap karya yang ia ciptakan.

Perempuan kelahiran 30 Juli ini punya hobi yang menarik, yaitu membaca komik Jepang. Dari situlah, ketertarikannya pada dunia tulis-menulis mulai tumbuh dan berkembang. Zulie punya impian besar untuk suatu hari nanti bisa menjadi seorang penulis, berbagi cerita dan perasaan melalui kata-kata.

Dan voila! Impian itu akhirnya terwujud melalui buku perdananya, “My Coffee Affair and Other Snacks”. Buku ini bukan sekadar kumpulan puisi biasa, melainkan puisi naratif berbahasa Inggris yang dipadukan dengan ilustrasi cantik. Yang bikin beda, ilustrasi-ilustrasi itu dibuat pakai media kopi, lho! Ini menunjukkan betapa inovatifnya Zulie dalam menggabungkan berbagai bentuk seni.

Zulie berhasil membuktikan bahwa seni tidak mengenal batas, bahkan media yang sehari-hari kita gunakan seperti kopi pun bisa menjadi alat untuk menciptakan keindahan. Karyanya ini sungguh mencerminkan kepribadiannya yang kreatif dan berani bereksperimen. Melalui “My Coffee Affair”, ia tak hanya berbagi cerita, tapi juga mengajak pembaca untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda, penuh kehangatan dan kejujuran.

Intip Sinopsis “My Coffee Affair and Other Snacks”

Buku “My Coffee Affair and Other Snacks” ini menghadirkan puisi-puisi yang sangat personal, seolah-olah Zulie sedang berbicara langsung dari lubuk hatinya. Puisi-puisinya seringkali menggambarkan momen refleksi, perenungan, dan perasaan yang kadang sulit diungkapkan dengan kata-kata biasa. Ini bukan buku dengan alur cerita linear, melainkan serangkaian perasaan dan pemikiran yang dirangkai indah.

Salah satu potongan puisi yang bisa kita temukan di buku ini adalah:

Terduduk di tepi jendela
Isi cangkirku habis tak bersisa
Mimpi-mimpi itu menuntunku ke sini
Itu membuatku merasa tak tertandingi

Tapi
Kamu tidak bisa memutuskan
Untuk mundur atau bertabrakan
Bagaimana cara keluar dengan adil
Dari perselingkuhan gila ini

Puisi di atas memberikan gambaran sekilas tentang nuansa yang akan kamu temukan di dalam buku. Ada rasa introspeksi, kebingungan, dan mungkin juga pergulatan batin. Judul “My Coffee Affair” sendiri bisa diartikan secara metaforis. Bukan hanya tentang perselingkuhan romantis, tapi bisa juga tentang “affair” atau hubungan kita dengan berbagai hal dalam hidup—mimpi, pilihan, atau bahkan dengan diri sendiri. Ini membuat pembaca bebas menafsirkan dan menemukan makna personalnya.

“Other snacks” bisa jadi adalah metafora untuk potongan-potongan kecil pemikiran, pengamatan, atau emosi yang menemani “coffee affair” utama. Seperti camilan ringan yang melengkapi secangkir kopi, bagian ini memberikan sentuhan-sentuhan kecil yang renyah dan berkesan. Seluruh puisi disajikan dengan gaya yang tenang namun tetap menusuk, mengajak kita untuk ikut merenung dan menyelami setiap kata.

Kelebihan dan Kekurangan “My Coffee Affair and Other Snacks”

Setiap karya punya sisi terang dan sisi yang bisa diperbaiki, begitu juga dengan “My Coffee Affair and Other Snacks”. Buku ini memang punya banyak pesona yang bikin jatuh cinta, tapi ada juga beberapa hal yang perlu jadi catatan. Mari kita bedah satu per satu, ya!

Kelebihan Buku “My Coffee Affair and Other Snacks”

Salah satu magnet utama dari buku “My Coffee Affair and Other Snacks” karya Zulie ini adalah judulnya yang super unik dan bikin penasaran banget. Awalnya, mungkin kita mengira buku ini cuma isinya cerita santai di kafe, atau bahkan kisah perselingkuhan yang bikin baper. Tapi, begitu halaman demi halaman dibuka, kamu bakal langsung sadar kalau ini bukan buku puisi biasa. Isi bukunya ternyata padat makna, bisa menusuk hati, dan menyentuh sisi emosional pembaca dengan cara yang pas, enggak lebay. Kumpulan puisi di dalamnya ditulis dengan gaya yang elegan dan kalem, seolah lagi ngobrol dari hati ke hati, tanpa perlu tampil dramatis atau memaksakan emosi.

Yang bikin buku ini spesial juga adalah kemampuannya membangun kedekatan emosional sama pembaca, terutama buat kamu yang lagi di usia 20-an. Tema-tema yang diangkat itu rasanya relevan banget sama pengalaman hidup banyak orang di fase pencarian jati diri, tentang cinta yang rumit, kehilangan, dan berbagai perasaan yang susah dijelasin tapi akrab banget. Pada satu sisi, membacanya bisa bikin kita senyum-senyum sendiri karena merasa terhibur dan dimengerti. Di sisi lain, bisa juga terasa kayak lagi menelusuk luka lama atau amarah yang belum tuntas. Kemampuan buku ini untuk menyentuh spektrum emosi yang luas jadi nilai plus yang enggak bisa diabaikan.

Nah, ilustrasi yang nemenin tiap puisi itu juga jadi elemen yang bikin pengalaman baca makin kaya. Zulie menggambar sendiri semua ilustrasi di buku ini pakai media kopi, lho! Hasilnya? Karya visual yang enggak cuma cantik, tapi juga bikin hati hangat. Sentuhan visual ini bukan cuma pelengkap aja, tapi justru memperkuat makna puisi-puisi yang ditulis. Beberapa pembaca bahkan bilang kalau ilustrasi di buku ini jauh lebih bagus dibanding buku-buku ilustrasi populer lainnya. Jadi, mata dan hati sama-sama dimanjakan!

Salah satu bagian yang juga sukses mencuri perhatian adalah segmen “other snacks”. Ini adalah puisi-puisi singkat yang tersebar di antara kumpulan puisi utama. Meskipun pendek, puisi-puisi ini nyimpen makna yang dalam banget dan jadi bagian yang paling berkesan buat beberapa pembaca. Gaya penulisannya yang lugas tapi tetap puitis bikin setiap kalimat terasa jujur dan tulus, kayak curahan hati yang disampaikan dengan tenang dan anggun. Bagian ini memang beneran kayak camilan kecil yang bikin ketagihan dan nambah kedalaman bacaan.

Jadi, buat kamu yang lagi nyari bacaan buat bersantai, entah itu setelah seharian capek kerja atau pas lagi hujan rintik-rintik, buku ini adalah pilihan yang pas banget. Bagi siapa pun yang suka kisah hidup yang dikemas secara puitis dan bikin kita mikir-mikir, “My Coffee Affair and Other Snacks” itu bacaan yang wajib banget kamu punya. Buku ini enggak cuma sekadar dibaca, tapi juga bisa jadi teman renungan di kala sepi.

Kekurangan Buku “My Coffee Affair and Other Snacks”

Meskipun punya segudang kelebihan, “My Coffee Affair and Other Snacks” juga punya beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah pemilihan tema yang cukup sensitif. Beberapa puisi dalam buku ini mengangkat cerita tentang “affair” atau hubungan di luar komitmen. Tema ini mungkin terasa kurang nyaman bagi sebagian pembaca, apalagi bagi mereka yang punya pengalaman traumatis atau memegang prinsip yang berbeda. Penting untuk diingat bahwa setiap orang punya interpretasi dan tingkat kenyamanan yang berbeda terhadap isu semacam ini.

Selain itu, kekuatan puisi-puisinya juga terasa kurang konsisten di beberapa bagian. Ada puisi yang beneran bisa bikin emosi kita terkuras dan membekas banget di hati. Tapi, ada juga beberapa bagian yang mungkin terasa kurang menggugah atau enggak sekuat puisi-puisi lainnya. Hal ini bisa sedikit memengaruhi pengalaman membaca secara keseluruhan, membuat beberapa halaman terasa lebih ‘dingin’ dibanding yang lain. Ini adalah tantangan umum dalam kumpulan puisi, di mana tidak semua karya bisa memiliki dampak yang sama kuatnya pada setiap pembaca.

Satu lagi yang cukup disayangkan adalah absennya pembatas buku. Padahal, pembatas buku itu sering banget jadi pelengkap menarik dalam buku puisi, apalagi yang seperti ini. Dengan adanya pembatas buku, bisa nambah nilai sentimental bagi pembacanya, dan juga memudahkan kita untuk menandai halaman favorit. Meskipun terdengar sepele, detail kecil ini kadang bisa membuat perbedaan besar dalam pengalaman membaca, terutama bagi para kolektor buku.

Penutup Manis

Indah, hangat, dan emosional. Tiga kata itu rasanya paling pas untuk menggambarkan buku “My Coffee Affair and Other Snacks” ini. Mulai dari sampulnya yang elegan dengan kesederhanaan, isi tulisannya yang bikin hati tersentuh, sampai ilustrasi kopi yang menghiasi setiap halaman—semuanya berpadu jadi satu kesatuan yang puitis dan mengalir lembut. Buku ini bukan cuma sekadar kumpulan puisi buat ngisi waktu luang, tapi juga teman sunyi yang bisa menyapa hati pembacanya dengan lembut.

Setiap halaman menyajikan perasaan yang jujur dan reflektif, bikin kita seolah melihat kembali potongan-potongan hidup yang pernah kita alami. Membaca buku ini itu rasanya kayak duduk di sudut ruangan yang tenang, ditemani secangkir kopi hangat, sambil merenung dalam keheningan. Bagi siapa pun yang lagi nyari karya yang bisa menyentuh hati tapi tetap sederhana, “My Coffee Affair and Other Snacks” layak banget buat jadi pilihan. Buku ini bakal mengisi ruang kosong, enggak cuma di waktu luangmu, tapi juga di dalam hatimu.

Jadi, jangan ragu lagi untuk segera dapetin buku “My Coffee Affair and Other Snacks” karya Zulie ini. Karena di tengah kesibukan dunia, pikiran dan hatimu juga perlu istirahat. Tenang aja, kamu enggak perlu repot-repot ke toko buku, kamu bisa pesan buku ini sekarang juga di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Rekomendasi Buku Lainnya yang Tak Kalah Indah

Kalau kamu sudah jatuh cinta dengan “My Coffee Affair and Other Snacks” dan ingin menyelami lebih banyak dunia puisi, Gramedia.com punya beberapa rekomendasi buku keren lainnya yang pasti bikin kamu betah berlama-lama merenung.

Sepotong Hati di Angkringan

“Sepotong Hati di Angkringan” adalah kumpulan puisi ciamik dari penyair dan sastrawan ternama Indonesia, Joko Pinurbo. Siapa sih yang enggak kenal Jokpin? Seperti puisi-puisi Jokpin lainnya, buku ini juga penuh dengan gaya khasnya yang lucu, naratif, dan seringkali ironis. Jokpin selalu berhasil menemukan keindahan dan kelucuan dalam hal-hal sederhana sehari-hari.

Buku ini terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama berisi 33 puisi dan bagian kedua berisi 15 puisi. Beberapa puisi di dalamnya bahkan relate banget sama keadaan saat pandemi Covid-19, bikin kita merasa dekat dengan pengalaman yang diceritakan. Jokpin punya kemampuan unik dalam merangkai kata, mengubah hal-hal biasa jadi luar biasa. Kutipan seperti: “Pada suatu malam yang nyamnyam, kau menemukan sepotong hati yang lezat dalam sebungkus nasi kucing. Kau mengira itu hati ibumu atau hati kekasihmu. Namun, bisa saja itu hati orang yang pernah kau sakiti atau menyakitimu. Angkringan adalah nama sebuah sunyi, tempat kau melerai hati, lebih-lebih saat hatimu disakiti sepi,” benar-benar menggambarkan kedalaman dan keunikan puisi-puisinya.

Buku ini cocok banget buat kamu yang suka puisi dengan sentuhan filosofis tapi tetap ringan dan renyah. Jokpin selalu punya cara untuk bikin kita tersenyum sambil mikir, bahkan tentang hal-hal yang paling mendalam.

Hujan Bulan Juni

Siapa tak kenal Sapardi Djoko Damono? “Hujan Bulan Juni” adalah salah satu karya ikonik dari penyair legendaris Indonesia ini. Buku ini berisi kumpulan sajak-sajak Sapardi yang terkenal karena kesederhanaan bahasanya, namun memiliki kedalaman makna yang luar biasa. Setiap kata yang dipilih Sapardi terasa begitu pas, menciptakan imaji yang kuat dan menyentuh jiwa.

Salah satu puisi yang paling terkenal dari buku ini, bahkan sering dijadikan kutipan di mana-mana, adalah:

AKU INGIN
aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api
yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan
yang menjadikannya tiada
Sapardi Djoko Damono, 1989

Goenawan Mohamad pernah mengatakan, “Sajak-sajak 1971 umumnya adalah sajak-sajak yang bila dibaca penyair lain akan menimbulkan seru, ‘Mengapa saya tidak menulis seperti itu tentang itu!’ Dengan kata lain, merupakan puisi-puisi yang harus (karena layak) dicemburui…” Sementara itu, A. Teeuw juga memuji Sapardi sebagai “seorang penyair yang orisinal dan kreatif, yang eksperimen-eksperimennya —inovasi yang sangat mengejutkan dalam segala kesederhanaannya…”. Pujian dari sastrawan sekelas mereka sudah cukup membuktikan kualitas tak terbantahkan dari puisi-puisi Sapardi. Buku ini wajib kamu punya jika ingin merasakan keindahan puisi yang timeless.

Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau

“Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau” adalah buku yang akan mengajakmu merenung lebih dalam tentang kehidupan, rasa sakit, dan pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang mungkin sering muncul di benakmu. Buku ini penuh dengan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang jujur dan terkadang menusuk, mengajak pembaca untuk tidak hanya membaca, tapi juga berpikir dan merasakan.

Beberapa kutipan yang akan membuatmu terdiam sejenak:

Apakah hatiku mangkuk dangkal yang pecah—
yang alangkah mudah diisi, namun mustahil penuh?

Apakah mencintai diri sendiri berarti menjadi batu
yang dilemparkan ke lautan lepas tanpa dasar?

Mengapa darah lebih api daripada api?

Mengapa luka tidak memaafkan pisau—& mata pisau
bisa membayangkan dirinya sebagai cermin?

Mengapa kita mesti memiliki banyak pengetahuan
untuk bisa memahami betapa sedikit pengetahuan kita?

Mengapa orang kota bersandar pada humor untuk bisa bertahan hidup
& mengapa orang desa harus bertahan hidup untuk bisa tertawa?

Mengapa usia seseorang tidak dihitung dari seberapa dekat dia dari kematian?

Bukankah manusia sudah terlalu tua sekarang?

Seperti puisi ini, tidakkah hidupmu sudah dituliskan—& ditafsirkan orang lain,
bahkan sebelum kamu bisa membacanya?

Buku ini adalah teman yang sempurna untuk momen-momen saat kamu ingin menjelajahi kedalaman pikiran dan perasaanmu. Puisi-puisinya memicu refleksi, menantang persepsi, dan mendorongmu untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang diri dan kehidupan. Siap-siap dibuat terdiam dan merenung lama setelah membaca setiap halaman buku ini.

Nah, dari ketiga rekomendasi di atas, mana nih yang paling menarik perhatianmu? Sudah baca salah satunya? Atau justru punya rekomendasi buku puisi lain yang wajib dibaca? Yuk, berbagi cerita dan pendapatmu di kolom komentar di bawah! Kami tunggu interaksimu, ya!

Posting Komentar