Nyesel Gak Sih? 10 Jurusan Kuliah dengan Gaji Awal Paling Kecil
Pernahkah kamu merasa nyesel banget sama jurusan kuliah yang udah kamu pilih? Apalagi kalau ternyata kontribusinya ke gaji awal di dunia kerja nggak seberapa? Wah, kalau iya, tenang saja, kamu nggak sendirian kok! Banyak banget lho alumni yang merasakan hal serupa.
Baru-baru ini, sebuah survei menarik dari ZipRecruiter berhasil mengungkap beberapa jurusan kuliah yang paling sering bikin alumninya menyesal. Survei ini dilakukan terhadap sekitar 1.500 lulusan universitas yang lagi sibuk mencari kerja. Hasilnya cukup mengejutkan dan mungkin bisa jadi pelajaran buat kita semua.
Sinem Buber, ekonom utama dari ZipRecruiter, menjelaskan kalau para mahasiswa ini awalnya memang tertarik banget sama bidang yang mereka pilih. Semangatnya membara waktu masih kuliah. Tapi, begitu lulus dan mulai masuk dunia kerja, mereka dihadapkan pada realita yang berbeda, terutama soal besaran gaji yang ditawarkan.
“Saat kita lulus, kenyataan itu datang menghampiri. Ketika kamu hampir nggak sanggup bayar tagihan bulanan, gaji mungkin jadi hal yang jauh lebih penting,” ujar Buber, seperti dikutip dari CNBC Internasional. Jadi, passion itu penting, tapi duit juga nggak kalah pentingnya, apalagi di awal karier.
Nah, penasaran kan jurusan apa saja yang paling bikin alumni nyesel setelah lulus? Yuk, kita intip daftar lengkapnya di bawah ini! Siapa tahu ada jurusanmu atau jurusan yang lagi kamu incar.
Daftar Jurusan yang Paling Disesali Lulusannya¶
Berikut adalah 10 jurusan kuliah yang paling banyak disesali lulusannya, berdasarkan persentase responden yang menyatakan penyesalan:
No. | Jurusan Kuliah | Persentase Penyesalan |
---|---|---|
1. | Jurnalisme | 87% |
2. | Sosiologi | 72% |
3. | Seni | 72% |
4. | Komunikasi | 64% |
5. | Pendidikan | 61% |
6. | Manajemen Marketing + Riset | 60% |
7. | Pendamping Medis | 56% |
8. | Ilmu Politik dan Pemerintahan | 56% |
9. | Biologi | 52% |
10. | Sastra Inggris | 52% |
Mari kita bedah satu per satu, kenapa sih jurusan-jurusan ini jadi pilihan yang paling banyak disesali?
1. Jurnalisme (87%)¶
Wow, di posisi pertama ada Jurnalisme! Ini cukup bikin kaget, ya. Jurusan ini memang dikenal menuntut skill menulis yang tajam, kemampuan riset, dan daya kritis yang tinggi. Banyak banget lho anak muda yang punya idealisme ingin jadi jurnalis handal, membongkar kebenaran, atau sekadar menulis cerita menarik.
Tapi, kenyataannya di lapangan seringkali berbeda jauh dari ekspektasi. Industri media yang terus berubah, gempuran media digital dan AI, serta gaji awal yang seringkali kurang ‘menggigit’ membuat banyak lulusannya merasa kecewa. Apalagi, jam kerja jurnalis juga seringkali nggak kenal waktu, harus siap liputan kapan saja.
Padahal, lulusan jurnalisme ini punya potensi besar lho! Skill menulis, riset, dan komunikasi mereka sangat dibutuhkan di berbagai bidang. Banyak yang akhirnya beralih ke content writing, copywriting, public relations, atau bahkan social media management. Jadi, kalau kamu ambil jurusan ini, penting banget buat mengembangkan skill lain dan jaring relasi seluas-luasnya, ya!
2. Sosiologi (72%)¶
Di urutan kedua ada Sosiologi. Jurusan ini memang menarik banget karena mempelajari masyarakat, interaksi sosial, budaya, dan berbagai fenomena sosial lainnya. Cocok buat kamu yang punya rasa ingin tahu tinggi tentang manusia dan lingkungannya. Namun, penyesalan muncul karena seringkali dianggap terlalu “teoritis” dan kurang punya jalur karier yang spesifik.
Banyak lulusan Sosiologi yang bingung mau kerja apa setelah lulus, karena posisi yang langsung relevan dengan Sosiologi memang tidak sebanyak jurusan lain. Gaji awal di lembaga riset atau NGO (Non-Governmental Organization) seringkali tidak terlalu tinggi. Padahal, kemampuan analisis sosial mereka sangat dibutuhkan di berbagai sektor.
Lulusan Sosiologi sebenarnya bisa berkarier di riset pasar, sumber daya manusia (HR), pekerjaan sosial, analis kebijakan, atau bahkan data analyst jika mau mengasah skill kuantitatif. Kuncinya adalah melengkapi diri dengan skillset tambahan seperti data analysis, project management, atau digital literacy agar lebih relevan di pasar kerja.
3. Seni (72%)¶
Penyesalan di jurusan Seni juga tinggi, setara dengan Sosiologi. Jurusan ini mencakup berbagai bidang seperti seni rupa, musik, teater, bahkan desain. Mahasiswa yang masuk ke sini biasanya punya bakat dan passion yang luar biasa di bidang kreatif. Mereka ingin menciptakan karya, berekspresi, dan mungkin jadi seniman besar.
Tapi, persepsi masyarakat yang sering menganggap “seni itu hobi, bukan profesi” seringkali jadi batu sandungan. Gaji di awal karier sebagai seniman, apalagi yang belum punya nama, seringkali tidak stabil dan jauh dari kata mapan. Persaingan di industri kreatif juga sangat ketat dan butuh modal serta branding yang kuat.
Meskipun begitu, lulusan seni punya kesempatan besar di era digital ini. Mereka bisa jadi freelancer, guru seni, kurator, desainer grafis (jika fokus ke desain), ilustrator, atau animator. Penting banget buat para seniman muda untuk belajar skill bisnis, membangun portofolio yang kuat, dan memanfaatkan media digital untuk memasarkan karya mereka.
4. Komunikasi (64%)¶
Mirip dengan Jurnalisme, jurusan Komunikasi juga masuk dalam daftar ini. Jurusan ini luas banget, mencakup komunikasi massa, public relations, penyiaran, periklanan, dan banyak lagi. Mahasiswa Komunikasi diajari bagaimana menyampaikan pesan secara efektif ke berbagai audiens.
Penyesalan seringkali muncul karena, seperti jurnalisme, gaji awal yang ditawarkan seringkali standar atau bahkan kurang. Lingkungan kerja yang kompetitif dan butuh banyak pengalaman serta relasi juga menjadi tantangan tersendiri. Apalagi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat membuat mereka harus terus belajar dan beradaptasi.
Namun, lulusan Komunikasi punya keunggulan dalam skill interpersonal dan kemampuan beradaptasi. Mereka bisa berkarier di bidang public relations, marketing, event organizer, media specialist, atau content creator. Penting banget untuk sering magang, membangun portofolio yang relevan, dan fokus pada spesialisasi tertentu di era digital.
5. Pendidikan (61%)¶
Jurusan Pendidikan sering jadi pilihan bagi mereka yang punya panggilan jiwa untuk mengajar dan mencerdaskan bangsa. Mulai dari guru, dosen, hingga tenaga pendidik lainnya. Idealisme untuk membentuk generasi penerus sering jadi motivasi utama.
Sayangnya, realita di lapangan terkadang cukup pahit, terutama di beberapa negara atau di awal karier. Beban kerja yang berat, birokrasi, serta gaji awal guru honorer yang seringkali kecil, bisa menimbulkan penyesalan. Apresiasi terhadap profesi guru juga kadang terasa kurang.
Meskipun begitu, profesi guru adalah profesi yang mulia dan sangat dibutuhkan. Lulusan pendidikan bisa jadi guru di sekolah negeri maupun swasta, tutor, pengembang kurikulum, atau bahkan spesialis di bidang edutech (teknologi pendidikan). Melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi atau mengambil sertifikasi profesional bisa meningkatkan nilai jual dan pendapatan.
6. Manajemen Marketing + Riset (60%)¶
Jurusan Manajemen Marketing dan Riset adalah pilihan populer bagi banyak mahasiswa karena dianggap memiliki prospek karier yang cerah. Mahasiswa diajarkan bagaimana memasarkan produk, membangun brand, dan melakukan riset pasar untuk memahami konsumen.
Namun, industri pemasaran adalah lingkungan yang sangat kompetitif dengan tekanan target yang tinggi. Banyak perusahaan startup atau agensi kecil yang mungkin menawarkan gaji awal tidak terlalu tinggi. Perubahan tren digital yang sangat cepat juga menuntut para profesional marketing untuk terus belajar dan beradaptasi.
Meski begitu, kemampuan lulusan ini untuk memahami pasar dan konsumen sangat berharga. Mereka bisa menjadi marketing manager, brand specialist, digital marketing specialist, atau market researcher. Kunci suksesnya adalah menguasai berbagai tools digital marketing, memiliki sertifikasi relevan, dan membangun portofolio proyek yang kuat.
7. Pendamping Medis (56%)¶
Profesi pendamping medis atau Medical Assistant memang berperan penting dalam membantu dokter atau perawat di klinik dan rumah sakit. Tugasnya bisa mencakup administrasi, persiapan pasien, atau membantu prosedur dasar. Jurusan ini sering jadi pilihan bagi mereka yang ingin masuk ke dunia medis tanpa harus menempuh pendidikan dokter atau perawat yang lebih panjang dan berat.
Namun, penyesalan sering muncul karena gaji yang relatif stagnan dan ruang lingkup pekerjaan yang terbatas dibandingkan profesi medis lainnya. Pekerjaan yang terkadang repetitif juga bisa membuat sebagian orang merasa bosan atau kurang tertantang.
Untuk menghindari penyesalan, lulusan pendamping medis bisa mempertimbangkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, misalnya menjadi perawat, terapis, atau spesialis di bidang lain. Spesialisasi di klinik tertentu atau beralih ke peran administrasi kesehatan yang lebih strategis juga bisa jadi pilihan menarik.
8. Ilmu Politik dan Pemerintahan (56%)¶
Jurusan Ilmu Politik dan Pemerintahan mempelajari tentang sistem pemerintahan, kebijakan publik, hubungan internasional, dan teori-teori politik. Ini cocok buat kamu yang punya minat tinggi pada isu-isu kenegaraan dan ingin berkontribusi pada perubahan sosial.
Penyesalan bisa muncul karena jalur karier di bidang ini seringkali membutuhkan koneksi yang kuat dan proses yang panjang. Gaji awal di lembaga swadaya masyarakat (LSM), lembaga riset, atau bahkan staf khusus di pemerintahan bisa jadi tidak terlalu besar. Persaingan untuk masuk ke posisi strategis di birokrasi atau politik juga sangat ketat.
Meski begitu, lulusan Ilmu Politik punya kemampuan analisis yang tajam dan pemahaman yang mendalam tentang dinamika kekuasaan. Mereka bisa menjadi analis kebijakan, peneliti, staf di DPR/pemerintahan, konsultan politik, atau bahkan jurnalis politik. Penting untuk banyak magang, membangun networking, dan menguasai skill riset data.
9. Biologi (52%)¶
Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, organisme hidup, dan lingkungannya. Jurusan ini sangat menarik bagi mereka yang ingin memahami lebih dalam tentang alam dan makhluk hidup. Namun, banyak lulusannya yang merasa menyesal karena jurusan ini sering dianggap terlalu “general.”
Untuk mendapatkan pekerjaan riset atau di industri dengan gaji tinggi, lulusan Biologi seringkali membutuhkan gelar lanjutan (S2 atau S3) atau sertifikasi lain, misalnya di bidang medis atau farmasi. Gaji awal sebagai asisten peneliti atau di beberapa laboratorium bisa jadi belum optimal.
Untuk mitigasi penyesalan, lulusan Biologi bisa fokus pada spesialisasi yang lebih aplikatif seperti bioteknologi, genetika, atau mikrobiologi. Mengambil minor di bidang kimia atau farmasi, serta mencari kesempatan magang di industri, juga bisa membuka lebih banyak pintu karier dengan prospek gaji yang lebih baik.
10. Sastra Inggris (52%)¶
Terakhir, ada Sastra Inggris. Jurusan ini menarik bagi mereka yang punya passion terhadap literatur, analisis teks, dan kemampuan menulis dalam bahasa Inggris. Mahasiswa Sastra Inggris dikenal memiliki kemampuan berpikir kritis dan komunikasi tertulis yang sangat baik.
Namun, stigma “cuma bisa jadi guru” atau anggapan kurang “aplikatif” langsung ke pekerjaan bergaji tinggi seringkali menghantui. Banyak lulusan yang merasa bingung mencari jalur karier yang jelas di luar ranah pendidikan.
Padahal, kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni adalah aset berharga di era globalisasi ini. Lulusan Sastra Inggris bisa berkarier sebagai editor, penerjemah, penulis (copywriter, technical writer), guru bahasa Inggris, atau content strategist. Kuncinya adalah mengembangkan skill menulis teknis atau marketing, web content, serta menguasai berbagai alat digital yang relevan.
Jangan Buru-buru Nyesel! Ada Banyak Jalan Menuju Roma¶
Melihat daftar di atas, mungkin ada di antara kamu yang mulai merasa khawatir atau bahkan overthinking. Tapi, tunggu dulu! Daftar ini bukan berarti jurusan-jurusan tersebut jelek atau tidak punya masa depan sama sekali, ya. Ini lebih ke gambaran umum tentang starting salary dan ekspektasi yang mungkin tidak sesuai di awal karier.
Penting untuk diingat bahwa gaji awal hanyalah salah satu faktor. Passion, minat, dan kemampuan untuk terus mengembangkan diri jauh lebih penting. Banyak kok orang yang sukses dan berpenghasilan tinggi dari jurusan-jurusan di atas, karena mereka gigih, cerdas melihat peluang, dan tidak berhenti belajar.
Kalau kamu memang punya passion di salah satu jurusan ini, jangan mudah menyerah. Kembangkan skill tambahan, cari pengalaman lewat magang, bangun networking yang luas, dan jangan takut untuk berinovasi. Dunia kerja saat ini sangat dinamis, banyak peran baru yang muncul, dan skillset yang kamu punya bisa jadi sangat relevan jika dipadukan dengan skill lain.
Pilihan jurusan memang penting, tapi yang lebih penting adalah bagaimana kamu memanfaatkan ilmu yang sudah didapat dan mengaplikasikannya di dunia nyata. Lagipula, kuliah bukan cuma soal mencari kerja atau gaji tinggi, tapi juga tentang pengembangan diri, pemikiran kritis, dan membangun fondasi untuk masa depan.
[Gambas:Video CNBC]
Sebagai inspirasi tambahan, coba deh tonton video dari CNBC ini yang membahas soal pertimbangan memilih jurusan kuliah dan dampaknya ke gaji di masa depan. Semoga bisa memberi kamu gambaran lebih luas, ya!
Nah, kalau menurutmu gimana nih? Ada pengalaman serupa atau malah punya pandangan berbeda? Yuk, bagikan cerita atau opinimu di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar