Rabu Wekasan 2025: Amalan & Doa Biar Berkah Sepanjang Tahun!
Hai, teman-teman semua! Siapa sih yang nggak kenal dengan istilah Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan? Istilah ini sering banget kita dengar di masyarakat, terutama di Indonesia. Secara sederhana, Rabu Wekasan itu adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriah. Hari ini punya sejarah panjang dalam tradisi masyarakat, bahkan sejak zaman jahiliah kuno, yang sering dianggap membawa malapetaka atau kesialan.
Tapi, benarkah begitu? Nanti kita bahas tuntas, ya. Yang jelas, untuk tahun 2025 ini, Rabu terakhir di bulan Safar 1447 Hijriah jatuh pada tanggal 20 Agustus 2025. Penentuan tanggal ini merujuk pada pengumuman dari Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang menyatakan awal Safar jatuh pada Sabtu, 26 Juli 2025. Jadi, Rabu 20 Agustus itu sama dengan tanggal 26 Safar, pas banget sebagai Rabu terakhir di bulan Safar.
Mengurai Mitos dan Meluruskan Pemahaman¶
Sejak dulu kala, banyak sekali kepercayaan yang mengaitkan hari atau bulan tertentu dengan kesialan atau malapetaka. Rabu Wekasan ini jadi salah satu contohnya yang paling populer. Ada anggapan bahwa pada hari ini, segala macam bala dan bencana akan turun ke bumi, sehingga banyak orang merasa perlu melakukan ritual atau menjauhi kegiatan tertentu.
Namun, dalam ajaran agama kita, Islam, hal-hal seperti ini sudah banyak diluruskan. Rasulullah SAW sendiri telah bersabda, “Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Safar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa” (HR Imam al-Bukhari dan Muslim). Hadits ini jelas banget menunjukkan bahwa tidak ada hari atau bulan yang secara intrinsik membawa kesialan.
Ungkapan dalam hadits “laa ‘adwaa’” atau “tidak ada penularan penyakit” itu sebenarnya bertujuan meluruskan keyakinan masyarakat jahiliah. Kala itu, mereka percaya bahwa penyakit bisa menular dengan sendirinya, tanpa ada campur tangan atau takdir dari Allah SWT. Padahal, segalanya di dunia ini, baik sakit atau sehat, musibah atau keselamatan, semua kembali kepada kehendak dan ketetapan Allah. Hari-hari atau bulan-bulan yang ada semuanya netral, tidak punya kekuatan apa pun untuk mendatangkan kebaikan maupun keburukan tanpa izin-Nya. Jadi, percaya pada takdir Allah itu adalah kunci utama, ya.
Kenapa Tetap Ada Amalan di Rabu Wekasan?¶
Meskipun Islam meluruskan anggapan tentang kesialan hari, bukan berarti kita tidak boleh melakukan amalan kebaikan di hari Rabu Wekasan ini. Justru, momentum ini bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mengapa demikian? Karena sejatinya, setiap hari adalah kesempatan emas bagi kita untuk berbuat kebaikan dan memohon perlindungan dari Sang Pencipta.
Beberapa ulama, seperti KH M. Djamaluddin Ahmad, Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, bahkan menuliskan amalan khusus untuk Rebo Wekasan dalam Kitab Al-Risalah Al-Badi’ah halaman 83. Amalan ini berangkat dari kesaksian para ahli makrifat dan ahli mukasyafah, yaitu orang-orang yang mata batinnya sudah dibuka oleh Allah sehingga bisa mengetahui hal-hal gaib. Mereka mengabarkan bahwa setiap tahun, Allah menurunkan sebanyak 320.000 bencana, dan kesemuanya diturunkan pada hari Rabu terakhir bulan Safar.
Penting untuk dipahami, amalan ini bukan berarti kita mempercayai mitos kesialan, lho. Justru sebaliknya, amalan ini adalah bentuk tawakal kita kepada Allah, memohon perlindungan dari segala mara bahaya yang mungkin terjadi kapan pun, dan sebagai wujud penghambaan diri kepada-Nya. Jadi, niatnya bukan untuk menolak bala dari hari Rabu Wekasan spesifik, tapi lebih kepada peningkatan spiritualitas dan permohonan perlindungan secara umum.
Amalan Spesifik Rabu Wekasan: Shalat dan Doa Khusus¶
Amalan yang dianjurkan dalam Kitab Al-Risalah Al-Badi’ah adalah mengerjakan shalat 4 rakaat dengan niat shalat mutlak. Shalat mutlak ini adalah shalat sunah yang tidak terikat waktu atau sebab tertentu. Nah, berikut adalah tata cara dan bacaan shalatnya:
Tata Cara Shalat 4 Rakaat
Lakukan shalat sunah 4 rakaat dengan niat shalat mutlak. Artinya, niatnya cukup dalam hati, “Aku niat shalat sunah mutlak karena Allah Ta’ala.”
Setiap rakaat, setelah membaca Surat Al-Fatihah, ada bacaan khusus yang harus dibaca:
- Surat Al-Fatihah: 1 kali
- Surat Al-Kautsar: 17 kali
- Surat Al-Ikhlas: 5 kali
- Surat Al-Falaq: 1 kali
- Surat An-Naas: 1 kali
Ulangi urutan bacaan ini untuk keempat rakaat. Setelah selesai shalat dan salam, dilanjutkan dengan membaca doa khusus. Shalat ini boleh dikerjakan bersama-sama dalam satu tempat, tapi perlu diingat, tidak boleh dikerjakan secara berjamaah (ada imam dan makmum). Masing-masing harus mengerjakan sendiri-sendiri, ya.
Doa Setelah Shalat Rabu Wekasan¶
Setelah shalat empat rakaat tersebut, sangat dianjurkan untuk membaca doa ini. Ada dua versi doa, tergantung apakah kamu sendirian atau bersama-sama.
1. Doa Jika Sendirian:¶
Teks Arab:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَللّهُمَّ يَا شَدِيدَ الْقُوى، وَيَا شَدِيدَ الْمِحَالَ، يَاعزِيزُ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيع عَلَّقِكَ، اكْفِنِي مِنْ شَرِّ جَمِيع خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجملُ، يَا مُتفَضِّلُ، يَا مُنْعِمُ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لَا إلهَ إِلَّا أَنْتَ، ارْحَمْنِي بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اَللّهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ، وَأَخِيهِ، وَجَدِّهِ، وَأَبِيهِ، وَأُمِّهِ، وَبَنِيهِ، اكْفِنِي شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ، وَمَا يَنْزِلُ فِيهِ، يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللّٰهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَحَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ، وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Transliterasi Latin:
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Allaahumma yaa syadiidal quwaa, wa yaa syadiidal mihaal, yaa ‘aziizu, yaa man dzallat li’izzatika jamii’u kholqika, ikfinii min syarri jamii’i kholqika, yaa muhsinu, yaa mujmilu, yaa mutafaddhilu, yaa mun’imu, yaa mutakarromu, yaa man laa ilaaha illaa anta, irhamnii birohmatika yaa arhamar raahimiin. Allaahumma bisirril hasani, wa akhiihi, wa jaddihi, wa abiihi, wa ummihi, wa baniihi, ikfinii syarro haadzal yaumi, wa maa yanzilu fiihi, yaa kaafiyal muhimmaati, yaa daafi’al baliyyaati, fasayakfiikahumulloohu wa huwas samii’ul ‘aliimu, wa hasbunallahu wa ni’mal wakiilu, wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi, wa shollalloohu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wa sallam.
Terjemahan Bahasa Indonesia:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, Dzat yang Maha Kuat dan memiliki daya upaya yang hebat. Wahai Dzat Yang Maha Perkasa, Yang di hadapan kemuliaan-Mu seluruh makhluk tunduk. Lindungilah aku dari kejahatan seluruh makhluk-Mu. Wahai Dzat Yang Maha Baik, Yang Maha Memperindah, Yang Maha Memberi Karunia, Yang Maha Memberi Nikmat, Yang Maha Pemurah. Wahai Dzat yang tiada tuhan selain Engkau. Rahmatilah aku dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Paling Mengasihi dari semua yang mengasihi. Ya Allah, dengan rahasia keutamaan Sayyidina Hasan, saudaranya (Husain), kakeknya (Nabi Muhammad), ayahnya (Ali), ibunya (Fatimah), dan anak keturunannya, lindungilah aku dari kejahatan hari ini dan dari segala yang akan turun di dalamnya. Wahai Dzat Yang Mencukupi segala kebutuhan penting, Wahai Dzat Yang Menolak segala bencana. Maka Allah akan mencukupi (melindungi) kamu dari mereka, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Cukuplah Allah bagi kami dan Dia adalah sebaik-baik penolong. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan semoga shalawat serta salam tercurah atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
2. Doa Jika Bersama-sama:¶
Teks Arab:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَللّهُمَّ يَا شَدِيدَ الْقُوى، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالَ، يَا عَزِيزُ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيعُ خَلْقِكَ، اِكْفِنَا مِنْ شَرِّ جَمِيعِ خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجَمِّلُ، يَا مُتَفَضِّلُ، يَا مُنْعِمُ يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لَا إِلهَ إِلَّا أَنتَ ارْحَمْنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اَللّهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ، وَأَخِيهِ، وَجَدِّهِ، وَأَبِيهِ، وَأُمِّهِ، وَبَنِيهِ، اِكْفِنَا شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ. وَمَا يَنْزِلُ فِيهِ، يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللّٰهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَحَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ، وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Transliterasi Latin:
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Allaahumma yaa syadiidal quwaa, wa yaa syadiidal mihaal, yaa ‘aziizu, yaa man dzallat li’izzatika jamii’u kholqika, ikfinaa min syarri jamii’i kholqika, yaa muhsinu, yaa mujammilu, yaa mutafaddhilu, yaa mun’imu yaa mutakarromu, yaa man laa ilaaha illaa anta irhamnaa birohmatika yaa arhamar raahimiin. Allaahumma bisirril hasani, wa akhiihi, wa jaddihi, wa abiihi, wa ummihi, wa baniihi, ikfinaa syarro haadzal yaum. Wa maa yanzilu fiihi, yaa kaafiyal muhimmaati, yaa daafi’al baliyyaati, fasayakfiikahumulloohu wa huwas samii’ul ‘aliimu, wa hasbunallahu wa ni’mal wakiilu, wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi, wa shollalloohu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wa sallam.
Terjemahan Bahasa Indonesia:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, Dzat yang Maha Kuat dan memiliki daya upaya yang hebat. Wahai Dzat Yang Maha Perkasa, Yang di hadapan kemuliaan-Mu seluruh makhluk tunduk. Lindungilah kami dari kejahatan seluruh makhluk-Mu. Wahai Dzat Yang Maha Baik, Yang Maha Memperindah, Yang Maha Memberi Karunia, Yang Maha Memberi Nikmat, Yang Maha Pemurah. Wahai Dzat yang tiada tuhan selain Engkau. Rahmatilah kami dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Paling Mengasihi dari semua yang mengasihi. Ya Allah, dengan rahasia keutamaan Sayyidina Hasan, saudaranya (Husain), kakeknya (Nabi Muhammad), ayahnya (Ali), ibunya (Fatimah), dan anak keturunannya, lindungilah kami dari kejahatan hari ini dan dari segala yang akan turun di dalamnya. Wahai Dzat Yang Mencukupi segala kebutuhan penting, Wahai Dzat Yang Menolak segala bencana. Maka Allah akan mencukupi (melindungi) kamu dari mereka, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Cukuplah Allah bagi kami dan Dia adalah sebaik-baik penolong. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan semoga shalawat serta salam tercurah atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Perbedaan Utama: Perhatikan perubahan kata ganti dari “ikfinii” (lindungilah aku) menjadi “ikfinaa” (lindungilah kami) dan “irhamnii” (rahmatilah aku) menjadi “irhamnaa” (rahmatilah kami). Selebihnya sama.
Manfaat dan Niat yang Benar¶
Dengan mengerjakan amalan ini secara ikhlas dan benar niatnya, Allah SWT dengan Kesempurnaan-Nya diharapkan akan menjaga orang tersebut dari semua bencana yang diturunkan pada hari itu, bahkan bencana-bencana itu tidak akan mengitari di sekitarnya selama satu tahun penuh. Ini adalah bentuk tafadhdhul (pemberian karunia) dari Allah bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam beribadah dan memohon perlindungan.
Penting banget untuk ditekankan lagi, niat dalam melaksanakan shalat dan doa tersebut bukan atas keyakinan bahwa akan terjadi malapetaka di hari Rabu Wekasan ini. Melainkan, niat kita adalah murni untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbanyak ibadah sunah, dan memohon agar kita senantiasa berada dalam lindungan dan rahmat-Nya setiap waktu, bukan hanya pada hari tertentu. Ini adalah manifestasi dari rasa tawakkal dan husnudzon (berprasangka baik) kepada Allah.
Lebih dari Sekadar Rabu Wekasan: Konsistensi Amalan Baik¶
Selain amalan spesifik di atas, ada banyak sekali amalan baik yang bisa kita lakukan setiap hari, bukan hanya saat Rabu Wekasan. Amalan-amalan ini bisa menjadi benteng diri dari segala macam kesulitan dan musibah, karena sejatinya, Allah selalu melindungi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.
Beberapa amalan yang sangat dianjurkan untuk rutin dilakukan antara lain:
- Memperbanyak Istighfar: Memohon ampun kepada Allah atas segala dosa. Istighfar adalah kunci pembuka rezeki dan penghapus kesulitan.
- Membaca Ayat Kursi: Ayat ini dikenal sebagai ayat pelindung dari berbagai kejahatan dan gangguan. Bacalah setiap selesai shalat fardhu atau sebelum tidur.
- Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jumat: Meskipun ini tidak terkait langsung dengan Rabu Wekasan, tapi ini adalah amalan sunah yang punya banyak keutamaan, termasuk perlindungan dari fitnah Dajjal.
- Bersedekah: Sedekah tidak hanya membersihkan harta, tapi juga dapat menolak bala dan mendatangkan keberkahan. Jangan pernah meremehkan kekuatan sedekah, sekecil apapun itu.
- Menjaga Shalat Fardhu: Ini adalah tiang agama. Kualitas shalat fardhu kita akan sangat berpengaruh pada kehidupan kita secara keseluruhan.
- Membaca Al-Quran Setiap Hari: Mendekatkan diri pada Kalamullah akan membawa ketenangan hati dan perlindungan dari Allah.
- Berzikir Pagi dan Petang: Mengamalkan zikir-zikir ma’tsurat yang diajarkan Nabi SAW di pagi dan petang hari akan membentengi kita dari segala keburukan sepanjang hari.
Ini adalah contoh video ceramah yang mungkin relevan untuk mendalami konsep Rabu Wekasan dan pentingnya amalan dalam Islam:
Contoh Video Penjelasan Rabu Wekasan (Hanya Ilustrasi)
<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/placeholder-video-id" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>
(Mohon diperhatikan, video di atas adalah ilustrasi dan placeholder karena tidak ada video yang disediakan dalam artikel asli. Anda bisa mencari video ceramah relevan di YouTube dengan kata kunci “Hikmah Rabu Wekasan” atau “Amalan Rebo Wekasan menurut Islam”.)
Singkatnya, Rabu Wekasan di tahun 2025 nanti bisa kita jadikan momentum untuk memperkuat iman dan ketaatan kita. Bukan karena takut akan kesialan, tapi karena keinginan untuk selalu dekat dengan Allah dan memohon perlindungan-Nya dalam setiap langkah hidup. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT, diberikan kesehatan, keberkahan, dan dijauhkan dari segala macam musibah. Aamiin ya Rabbal Alamin.
Bagaimana pendapat kalian tentang Rabu Wekasan dan amalan ini? Pernahkah kalian melakukannya? Yuk, bagikan pengalaman atau pandangan kalian di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar