Siap 17-an? Download Contoh Teks Protokol Upacara HUT RI ke-80!
Menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, persiapan upacara 17 Agustus jadi salah satu hal penting yang mesti diperhatikan. Biar acara berlangsung lancar dan khidmat, adanya teks protokol upacara itu penting banget. Ibaratnya, ini adalah panduan resmi yang bikin seluruh rangkaian kegiatan Hari Kemerdekaan bisa tertib dan sesuai aturan.
Teks protokol upacara biasanya berisi urutan acara, tata cara pelaksanaannya, sampai pembagian tugas buat para petugas upacara. Dengan panduan ini, semua pihak yang terlibat jadi tahu apa yang harus mereka lakukan, kapan, dan bagaimana. Nggak cuma itu, dokumen ini juga membantu menjaga kekhidmatan dan keseriusan upacara yang merupakan momen penting bagi bangsa kita.
Nah, biar kamu makin siap, di sini kita bakal bahas contoh-contoh teks protokol upacara 17 Agustus yang bisa banget jadi inspirasi. Mulai dari yang formal, yang singkat, sampai yang khusus buat sekolah, instansi pemerintah, swasta, bahkan di tingkat RT/RW dan organisasi masyarakat. Yuk, kita bedah satu per satu biar upacara 17-anmu makin sukses dan berkesan!
Pentingnya Teks Protokol Upacara 17 Agustus¶
Teks protokol upacara itu bukan sekadar daftar urutan acara biasa, lho. Dokumen ini punya peran krusial dalam memastikan upacara bendera 17 Agustus berjalan dengan rapi, teratur, dan penuh makna. Bayangin aja kalau nggak ada panduan ini, bisa-bisa acara jadi kacau balau dan kurang khidmat. Padahal, upacara bendera adalah bentuk penghormatan tertinggi kita kepada para pahlawan yang sudah berjuang merebut kemerdekaan.
Dengan adanya teks protokol, setiap individu yang terlibat, mulai dari pembina, pemimpin, sampai peserta, jadi tahu persis peran mereka. Ini meminimalisir kesalahan dan kebingungan, sehingga fokus utama upacara—yaitu mengenang jasa pahlawan dan mengikrarkan kembali semangat kemerdekaan—bisa tercapai. Jadi, jangan sepelekan persiapan teks protokol ini, ya!
Persiapan Matang untuk Upacara yang Maksimal¶
Selain teks protokol, ada beberapa aspek lain yang nggak kalah penting dalam persiapan upacara 17 Agustus. Pertama, tentu saja latihan para petugas. Pemimpin upacara, pengibar bendera, pembaca teks Proklamasi dan UUD 1945, serta pembaca doa harus berlatih berulang kali agar mereka tampil prima. Kedua, pastikan perlengkapan upacara lengkap, mulai dari bendera, tiang bendera, tali, hingga pengeras suara yang berfungsi baik.
Ketiga, lokasi upacara juga perlu disiapkan, seperti kebersihan lapangan, penataan barisan, dan area tempat duduk untuk tamu undangan. Cuaca juga bisa jadi faktor, jadi punya rencana cadangan kalau-kalau hujan itu penting. Dengan semua persiapan yang matang ini, upacara HUT RI ke-80 pasti bakal jadi momen yang tak terlupakan dan membangkitkan rasa nasionalisme kita semua.
1. Teks Protokol Upacara 17 Agustus Formal¶
Teks protokol upacara formal ini biasanya digunakan untuk acara tingkat nasional atau daerah yang sangat resmi, seperti di Istana Merdeka. Setiap langkahnya detail dan penuh makna, dirancang untuk menjaga kekhidmatan dan kehormatan acara. Mari kita bedah susunan acaranya:
Pembukaan oleh Protokol
“Hadirin yang kami hormati, selamat datang pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2025, yang diselenggarakan di Lapangan Upacara Istana Merdeka, Jakarta. Upacara akan segera dimulai, mohon kepada seluruh peserta untuk menyiapkan diri dan menjaga ketertiban.”
Kata-kata pembuka ini sangat penting untuk menarik perhatian dan menciptakan suasana yang khidmat. Protokol berfungsi sebagai pemandu utama jalannya acara, memastikan semua transisi berjalan mulus. Perintah untuk menyiapkan diri dan menjaga ketertiban juga menekankan pentingnya disiplin selama upacara.
Susunan Acara
1. Pemimpin Upacara Memasuki Lapangan
“Hadirin dimohon berdiri, Pemimpin Upacara memasuki lapangan.”
(Peserta upacara berdiri tegap)
Momen ini menandakan dimulainya upacara secara resmi. Pemimpin upacara adalah figur sentral yang akan mengoordinasikan seluruh barisan, sehingga kehadirannya disambut dengan sikap hormat.
2. Pembina Upacara Memasuki Lapangan
“Pembina Upacara memasuki lapangan upacara.”
(Peserta memberi hormat dipimpin oleh Pemimpin Upacara: “Hormat… Gerak!” → “Tegak… Gerak!”)
Pembina upacara biasanya adalah pejabat tinggi atau pimpinan instansi yang menjadi penanggung jawab upacara. Kedatangan beliau disambut dengan penghormatan umum, menunjukkan rasa hormat dan kepatuhan.
3. Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!”
(Peserta memberi hormat)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Ini adalah penghormatan yang lebih spesifik kepada Pembina Upacara, menegaskan otoritas dan kedudukan beliau dalam upacara.
4. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, Upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, siap dimulai.”
Pembina Upacara: “Laksanakan.”
Laporan ini adalah konfirmasi bahwa semua persiapan sudah selesai dan upacara siap untuk dilaksanakan sesuai agenda. Ini juga merupakan tanda dimulainya rangkaian inti upacara.
5. Pengibaran Bendera Merah Putih
“Pengibaran Bendera Merah Putih, diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Kepada Sang Merah Putih, hormat… Gerak!”
(Peserta berdiri tegap, memberi hormat sampai lagu selesai)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Ini adalah puncak dari upacara, simbol kedaulatan dan kehormatan bangsa. Lagu “Indonesia Raya” mengiringi pengibaran, membangkitkan rasa bangga dan cinta tanah air. Sikap hormat yang dilakukan selama lagu berkumandang adalah bentuk penghargaan kita terhadap lambang negara.
6. Mengheningkan Cipta
Pemimpin Upacara: “Untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa, mengheningkan cipta… mulai.”
(Peserta menundukkan kepala, hening sejenak)
Pemimpin Upacara: “Selesai.”
Momen ini adalah waktu untuk merenung dan menghormati pengorbanan para pahlawan yang telah gugur. Suasana hening memungkinkan setiap individu untuk mengingat kembali perjuangan berat yang dilalui demi kemerdekaan.
7. Pembacaan Teks Proklamasi
“Pembacaan Teks Proklamasi oleh … (nama petugas).”
(Petugas membacakan Teks Proklamasi secara lantang dan penuh penghayatan)
Pembacaan teks Proklamasi adalah pengulangan kembali janji kemerdekaan yang pertama kali dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta. Ini adalah pengingat akan titik awal kemerdekaan bangsa Indonesia.
8. Pembacaan UUD 1945
“Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh … (nama petugas).”
(Petugas membacakan dengan jelas dan tegas)
Pembukaan UUD 1945 adalah dasar filosofi dan cita-cita negara. Pembacaannya menegaskan kembali landasan berbangsa dan bernegara, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
9. Amanat Pembina Upacara
“Amanat Pembina Upacara oleh … (nama jabatan).”
(Pembina Upacara menyampaikan amanat)
Protokol: “Amanat selesai.”
Amanat ini biasanya berisi pesan-pesan inspiratif, refleksi tentang kemerdekaan, dan ajakan untuk terus mengisi kemerdekaan dengan karya dan dedikasi. Pesan ini disampaikan oleh Pembina Upacara sebagai figur teladan.
10. Pembacaan Doa
“Pembacaan doa dipimpin oleh … (nama petugas). Kepada seluruh peserta upacara, dimohon menundukkan kepala.”
(Petugas memimpin doa sesuai tata cara yang berlaku)
Doa ini adalah ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kemerdekaan yang telah diraih, serta permohonan agar bangsa Indonesia senantiasa diberkahi dan maju.
11. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia telah dilaksanakan.”
Pembina Upacara: “Terima kasih.”
Laporan ini menandakan bahwa semua rangkaian inti upacara telah selesai dilaksanakan dengan baik.
12. Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!”
(Peserta memberi hormat)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Penghormatan terakhir kepada Pembina Upacara sebelum beliau meninggalkan lapangan.
13. Pembina Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara.”
(Peserta berdiri tegap, memberi hormat dipimpin Pemimpin Upacara)
Momen ini menandai berakhirnya peran Pembina Upacara di lapangan.
14. Pemimpin Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pemimpin Upacara meninggalkan lapangan.”
Setelah Pembina Upacara, Pemimpin Upacara juga meninggalkan lapangan, menandai berakhirnya tugasnya.
15. Upacara Selesai
“Upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia selesai. Hadirin dipersilakan meninggalkan lapangan.”
Pengumuman ini resmi menutup upacara, dan peserta dipersilakan untuk bubar dengan tertib.
2. Teks Protokol Upacara 17 Agustus Singkat¶
Kadang, dalam situasi tertentu atau di lingkup yang lebih kecil, upacara formal yang panjang mungkin kurang praktis. Nah, teks protokol upacara singkat ini bisa jadi solusi. Meskipun lebih ringkas, intisari dan kekhidmatan upacara tetap terjaga. Biasanya, beberapa detail dan jeda antaritem acara dipersingkat atau digabungkan.
Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Yang Ke-80 Minggu, 17 Agustus 2025 segera dimulai.
- Masing-masing pemimpin barisan menyiapkan barisannya.
- Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara.
- Penghormatan peserta upacara kepada pemimpin upacara dipimpin oleh pimpinan barisan yang paling kanan.
- Laporan pemimpin barisan kepada pemimpin upacara.
- Pembina upacara dr. Tjatur Prijambodo, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit ‘Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan berkenan memasuki lapangan upacara.
- Penghormatan umum kepada Pembina upacara dipimpin oleh pemimpin upacara.
- Laporan pemimpin upacara kepada Pembina upacara.
- Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan “INDONESIA RAYA”.
- Mengheningkan cipta dipimpin oleh Pembina upacara.
- Pembacaan teks PANCASILA diikuti oleh seluruh peserta upacara.
- Pembacaan teks Pembukaan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
- Pembacaan teks PROKLAMASI.
- Amanat Pembina upacara barisan diistirahatkan.
- Pembacaan Do’a.
- Laporan pemimpin upacara kepada Pembina upacara bahwa upacara telah selesai.
- Penghormatan peserta upacara kepada Pembina upacara dipimpin oleh pemimpin upacara.
- Pembina upacara berkenan meninggalkan lapangan upacara.
- Penghormatan peserta upacara kepada pemimpin upacara dipimpin oleh pemimpin barisan yang paling kanan.
- Pemimpin upacara berkenan meninggalkan lapangan upacara.
Dalam versi singkat ini, beberapa instruksi protokol yang biasanya diucapkan oleh pembawa acara mungkin langsung digantikan oleh tindakan atau instruksi dari Pemimpin Upacara. Ini membuat alur upacara lebih cepat namun tetap efektif dalam menyampaikan esensi peringatan kemerdekaan. Cocok untuk lingkungan yang tidak memerlukan seremoni terlalu panjang.
3. Teks Protokol Upacara 17 Agustus di Sekolah¶
Upacara 17 Agustus di sekolah punya nilai edukasi yang sangat tinggi. Selain sebagai ajang peringatan, ini juga jadi sarana menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan patriotisme pada generasi muda. Protokolnya disesuaikan agar mudah diikuti oleh siswa dan guru.
“Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2025 di SMA Negeri 12 Makassar segera dimulai”
Susunan Acara
1. Pemimpin Upacara Memasuki Lapangan
“Hadirin dimohon berdiri, Pemimpin Upacara memasuki lapangan.”
(Peserta berdiri tegap)
Kedatangan Pemimpin Upacara yang biasanya adalah siswa senior atau guru, menandakan dimulainya acara. Ini mendidik siswa tentang disiplin dan kepemimpinan.
2. Pembina Upacara Memasuki Lapangan
“Pembina Upacara memasuki lapangan.”
(Peserta memberi hormat dipimpin Pemimpin Upacara: “Hormat… Gerak!” → “Tegak… Gerak!”)
Pembina upacara di sekolah adalah Kepala Sekolah atau perwakilan guru. Kehadiran beliau memberikan contoh keteladanan dan otoritas.
3. Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!”
(Peserta memberi hormat)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Mendidik siswa untuk menghargai pimpinan dan hierarki dalam sebuah kegiatan formal.
4. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Sekolah … siap dimulai.”
Pembina Upacara: “Laksanakan.”
Proses ini mengajarkan siswa tentang prosedur pelaporan dan tanggung jawab.
5. Menyanyikan Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”
“Kita akan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya bersama-sama. Kepada seluruh peserta, hormat… Gerak!”
(Peserta berdiri tegap dan menyanyikan lagu dengan penuh semangat)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Momen penting untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia. Seluruh siswa diharapkan bernyanyi dengan semangat.
6. Pengibaran Bendera Merah Putih
“Pengibaran Bendera Merah Putih.”
(Petugas pengibar bendera melaksanakan tugas dengan tertib dan khidmat)
Petugas pengibar bendera biasanya adalah Paskibra sekolah yang sudah dilatih khusus. Ini adalah momen puncak yang penuh kekhidmatan dan kebanggaan bagi seluruh warga sekolah.
7. Menyanyikan Lagu Wajib Nasional
“Selanjutnya, kita menyanyikan lagu wajib nasional bersama-sama.”
(Peserta tetap berdiri dan menyanyikan lagu wajib nasional, contoh: “Padamu Negeri” atau “Bagimu Negeri”)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Menyanyikan lagu wajib nasional lainnya seperti “Bagimu Negeri” atau “Padamu Negeri” akan memperkuat rasa cinta tanah air dan mengenang perjuangan para pahlawan. Ini juga mengenalkan kekayaan lagu-lagu perjuangan kepada generasi muda.
8. Mengheningkan Cipta
Pemimpin Upacara: “Untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa, mengheningkan cipta… mulai.”
(Peserta menundukkan kepala, hening sejenak)
Pemimpin Upacara: “Selesai.”
Memberikan waktu bagi siswa untuk merenungkan jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan. Ini adalah pelajaran sejarah yang sangat berarti.
9. Pembacaan Teks Proklamasi
“Pembacaan Teks Proklamasi oleh … (nama petugas).”
(Petugas membacakan Teks Proklamasi dengan lantang dan penuh penghayatan)
Mengingatkan kembali peristiwa bersejarah proklamasi kemerdekaan yang menjadi tonggak utama berdirinya Indonesia.
10. Pembacaan UUD 1945
“Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh … (nama petugas).”
(Petugas membacakan dengan jelas dan tegas)
Memberikan pemahaman dasar tentang konstitusi negara kepada siswa.
11. Amanat Pembina Upacara
“Amanat Pembina Upacara oleh Kepala Sekolah … (nama).”
(Kepala Sekolah menyampaikan amanat)
Protokol: “Amanat selesai.”
Amanat dari Kepala Sekolah seringkali berisi pesan tentang pentingnya belajar, berprestasi, dan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif. Ini adalah kesempatan untuk memberikan motivasi kepada seluruh siswa dan guru.
12. Pembacaan Doa
“Pembacaan doa dipimpin oleh … (nama petugas). Kepada seluruh peserta upacara, dimohon menundukkan kepala.”
(Petugas memimpin doa sesuai tata cara yang berlaku)
Mengajarkan pentingnya berdoa dan bersyukur atas nikmat kemerdekaan.
13. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Sekolah … telah dilaksanakan.”
Pembina Upacara: “Terima kasih.”
Penutupan sesi inti upacara dengan laporan resmi.
14. Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!”
(Peserta memberi hormat)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Penghormatan terakhir sebagai bentuk terima kasih dan hormat kepada Kepala Sekolah sebagai Pembina Upacara.
15. Pembina Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara.”
(Peserta berdiri tegap, memberi hormat dipimpin Pemimpin Upacara)
Menyelesaikan peran Pembina Upacara dalam seremoni.
16. Pemimpin Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pemimpin Upacara meninggalkan lapangan.”
Pemimpin Upacara juga meninggalkan posisi.
17. Upacara Selesai
“Upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Sekolah … selesai. Hadirin dipersilakan meninggalkan lapangan.”
Pengumuman ini mengakhiri seluruh rangkaian upacara di sekolah, dan siswa dapat membubarkan diri dengan tertib.
4. Teks Protokol Upacara 17 Agustus di Pemerintahan¶
Upacara di instansi pemerintahan biasanya melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pejabat daerah. Teks protokol ini dirancang untuk menunjukkan profesionalisme dan komitmen para abdi negara dalam menjalankan tugasnya demi kemajuan bangsa.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Hadirin yang kami hormati, selamat datang pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2025, yang diselenggarakan di Halaman Kantor Pemerintah Kota Makassar. Upacara akan segera dimulai, mohon kepada seluruh peserta untuk menyiapkan diri dan menjaga ketertiban.”
Pembukaan ini lebih formal dan religius, mencerminkan keragaman dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi di lingkungan pemerintahan.
Susunan Acara
1. Pemimpin Upacara Memasuki Lapangan
“Hadirin dimohon berdiri, Pemimpin Upacara memasuki lapangan.”
(Peserta berdiri tegap)
Ini adalah sinyal dimulainya upacara bagi seluruh peserta yang terdiri dari pegawai negeri.
2. Pembina Upacara Memasuki Lapangan
“Pembina Upacara memasuki lapangan upacara.”
(Peserta memberi hormat dipimpin oleh Pemimpin Upacara: “Hormat… Gerak!” → “Tegak… Gerak!”)
Pembina upacara biasanya adalah kepala daerah atau pejabat tinggi di instansi tersebut, menunjukkan bahwa pemerintah daerah serius dalam memperingati momen penting ini.
3. Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!”
(Peserta memberi hormat)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Bentuk penghormatan kepada pimpinan daerah atau instansi.
4. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lingkungan Pemerintah Kota Makassar siap dimulai.”
Pembina Upacara: “Laksanakan.”
Laporan resmi dari pemimpin upacara kepada pembina yang menegaskan kesiapan seluruh jajaran untuk mengikuti upacara.
5. Pengibaran Bendera Merah Putih
“Pengibaran Bendera Merah Putih, diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Kepada Sang Merah Putih, hormat… Gerak!”
(Peserta berdiri tegap, memberi hormat sampai lagu selesai)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Momen patriotik yang membakar semangat kebangsaan di kalangan ASN, mengingatkan mereka akan tugas dan tanggung jawab sebagai pelayan masyarakat.
6. Menyanyikan Lagu Wajib Nasional
“Selanjutnya, kita menyanyikan lagu wajib nasional bersama-sama.”
(Peserta tetap berdiri dan menyanyikan lagu wajib nasional, contoh: “Bagimu Negeri”)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Menguatkan rasa kebangsaan dan persatuan. Lagu seperti “Bagimu Negeri” sangat relevan untuk para abdi negara.
7. Mengheningkan Cipta
Pemimpin Upacara: “Untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa, mengheningkan cipta… mulai.”
(Peserta menundukkan kepala, hening sejenak)
Pemimpin Upacara: “Selesai.”
Memberi waktu untuk refleksi dan penghormatan atas perjuangan para pendahulu, mengingatkan akan pentingnya melanjutkan perjuangan dengan pembangunan.
8. Pembacaan Teks Proklamasi
“Pembacaan Teks Proklamasi oleh Saudara Ahmad Fauzi.”
(Saudara Ahmad Fauzi membacakan Teks Proklamasi dengan lantang dan penuh penghayatan)
Pembacaan kembali janji kemerdekaan untuk menyegarkan ingatan akan sejarah bangsa.
9. Pembacaan UUD 1945
“Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh Saudari Siti Nurhaliza.”
(Saudari Siti Nurhaliza membacakan dengan jelas dan tegas)
Menegaskan kembali landasan hukum dan ideologi negara. Ini penting bagi ASN dalam menjalankan tugasnya.
10. Amanat Pembina Upacara
“Amanat Pembina Upacara oleh Bapak Walikota Makassar, Munafri Arifuddin, S.H., “
(Bapak Walikota menyampaikan amanat)
Protokol: “Amanat selesai.”
Amanat dari Walikota atau pejabat tinggi biasanya berisi arahan, motivasi, dan evaluasi kinerja pemerintah daerah dalam membangun wilayahnya.
11. Pembacaan Doa
“Pembacaan doa dipimpin oleh Ustadz Muhammad Arifin. Kepada seluruh peserta upacara, dimohon menundukkan kepala.”
(Ustadz Muhammad Arifin memimpin doa sesuai tata cara yang berlaku)
Memohon keberkahan dan perlindungan bagi bangsa dan negara dalam upaya pembangunan.
12. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lingkungan Pemerintah Kota Makassar telah dilaksanakan.”
Pembina Upacara: “Terima kasih.”
Laporan penutup yang menandakan upacara telah berjalan lancar.
13. Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!”
(Peserta memberi hormat)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Penghormatan terakhir kepada pejabat yang bertindak sebagai Pembina Upacara.
14. Pembina Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara.”
(Peserta berdiri tegap, memberi hormat dipimpin Pemimpin Upacara)
Menandai selesainya peran Pembina Upacara.
15. Pemimpin Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pemimpin Upacara meninggalkan lapangan.”
Pemimpin Upacara juga mengakhiri tugasnya.
16. Upacara Selesai
“Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lingkungan Pemerintah Kota Makassar selesai. Hadirin dipersilakan meninggalkan lapangan.”
Pengumuman penutup yang resmi mengakhiri upacara dan memperbolehkan peserta untuk bubar.
5. Teks Protokol Upacara 17 Agustus di Instansi Swasta¶
Meskipun swasta, semangat kemerdekaan juga perlu digaungkan di lingkungan perusahaan. Upacara 17 Agustus di instansi swasta menunjukkan komitmen perusahaan terhadap nilai-nilai kebangsaan dan kontribusinya dalam membangun Indonesia.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Hadirin yang kami hormati, selamat datang pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2025, yang diselenggarakan di Halaman PT Agro Tani, Makassar. Upacara akan segera dimulai, mohon kepada seluruh peserta untuk menyiapkan diri dan menjaga ketertiban.”
Pembukaan ini mirip dengan protokol pemerintahan, menunjukkan formalitas acara meskipun di lingkungan swasta.
Susunan Acara
1. Pemimpin Upacara Memasuki Lapangan
“Hadirin dimohon berdiri, Pemimpin Upacara memasuki lapangan.”
(Peserta berdiri tegap)
Para karyawan dan staf bersiap mengikuti upacara.
2. Pembina Upacara Memasuki Lapangan
“Pembina Upacara memasuki lapangan.”
(Peserta memberi hormat dipimpin oleh Pemimpin Upacara: “Hormat… Gerak!” → “Tegak… Gerak!”)
Biasanya Direktur Utama atau pimpinan tertinggi perusahaan yang bertindak sebagai Pembina Upacara, memberikan contoh kepemimpinan.
3. Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!”
(Peserta memberi hormat)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Bentuk penghormatan kepada pimpinan perusahaan.
4. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di PT Agro Tani, Makassar siap dimulai.”
Pembina Upacara: “Laksanakan.”
Konfirmasi kesiapan seluruh karyawan untuk melaksanakan upacara.
5. Pengibaran Bendera Merah Putih
“Pengibaran Bendera Merah Putih, diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Kepada Sang Merah Putih, hormat… Gerak!”
(Peserta berdiri tegap, memberi hormat sampai lagu selesai)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Membangkitkan rasa nasionalisme di lingkungan kerja, mengingatkan bahwa perusahaan beroperasi di bawah naungan NKRI.
6. Menyanyikan Lagu Wajib Nasional
“Selanjutnya, kita menyanyikan lagu wajib nasional bersama-sama.”
(Peserta tetap berdiri dan menyanyikan lagu wajib nasional, misalnya “Bagimu Negeri”)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Menyanyikan lagu kebangsaan memperkuat semangat kebersamaan dan identitas nasional di kalangan karyawan.
7. Mengheningkan Cipta
Pemimpin Upacara: “Untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa, mengheningkan cipta… mulai.”
(Peserta menundukkan kepala, hening sejenak)
Pemimpin Upacara: “Selesai.”
Memberi kesempatan karyawan untuk merenungkan makna kemerdekaan dan pengorbanan para pahlawan.
8. Pembacaan Teks Proklamasi
“Pembacaan Teks Proklamasi oleh Saudara Rizal Andriansyah.”
(Saudara Rizal membacakan teks dengan lantang dan penuh penghayatan)
Pengulangan kembali deklarasi kemerdekaan yang penting untuk diingat semua elemen masyarakat, termasuk dunia usaha.
9. Pembacaan UUD 1945
“Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh Saudari Fitriani.”
(Saudari Fitriani membacakan dengan jelas dan tegas)
Mengingatkan karyawan akan dasar negara dan hukum yang berlaku, yang juga menjadi landasan operasional perusahaan.
10. Amanat Pembina Upacara
“Amanat Pembina Upacara oleh Direktur Utama PT Agro Tani, Bapak H. Joko Santoso.”
(Bapak Joko menyampaikan amanat)
Protokol: “Amanat selesai.”
Amanat dari pimpinan perusahaan seringkali berisi pesan tentang kontribusi perusahaan terhadap pembangunan nasional, pentingnya etos kerja, dan nilai-nilai perusahaan yang sejalan dengan semangat kemerdekaan.
11. Pembacaan Doa
“Pembacaan doa dipimpin oleh Bapak Ustadz Ahmad Fikri. Kepada seluruh peserta upacara, dimohon menundukkan kepala.”
(Bapak Ahmad memimpin doa sesuai tata cara yang berlaku)
Memohon keberkahan dan kesuksesan bagi perusahaan dan bangsa.
12. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di PT Agro Tani, Makassar telah dilaksanakan.”
Pembina Upacara: “Terima kasih.”
Laporan penutup yang mengonfirmasi kelancaran upacara.
13. Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!”
(Peserta memberi hormat)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Penghormatan terakhir kepada pimpinan perusahaan.
14. Pembina Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara.”
(Peserta berdiri tegap, memberi hormat dipimpin Pemimpin Upacara)
Menandai selesainya peran Pembina Upacara.
15. Pemimpin Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pemimpin Upacara meninggalkan lapangan.”
Pemimpin Upacara juga mengakhiri tugasnya.
16. Upacara Selesai
“Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di PT Agro Tani, Makassar selesai. Hadirin dipersilakan meninggalkan lapangan.”
Pengumuman penutup.
6. Teks Protokol Upacara 17 Agustus Tingkat RT/RW¶
Peringatan 17 Agustus di tingkat RT/RW adalah wujud nyata partisipasi masyarakat dalam merayakan kemerdekaan. Meskipun skalanya lebih kecil, upacara di lingkungan ini punya makna mendalam dalam memupuk rasa kebersamaan dan nasionalisme di antara warga.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Warga RT 04 RW 05 yang kami hormati, selamat datang pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2025, yang dilaksanakan di Halaman Masjid Al-Ikhlas RT 04 RW 05. Upacara akan segera dimulai, mohon kepada seluruh peserta untuk menyiapkan diri dan menjaga ketertiban.”
Pembukaan ini lebih akrab, menyebut langsung warga RT/RW, menunjukkan kedekatan komunitas.
Susunan Acara
1. Pemimpin Upacara Memasuki Tempat Upacara
“Hadirin dimohon berdiri, Pemimpin Upacara memasuki tempat upacara.”
(Peserta berdiri tegap)
Warga bersiap untuk memulai upacara yang biasanya dipimpin oleh salah satu tokoh pemuda atau pengurus RT.
2. Pembina Upacara Memasuki Tempat Upacara
“Pembina Upacara memasuki tempat upacara.”
(Peserta memberi hormat)
Pembina upacara biasanya adalah Ketua RT, Ketua RW, atau tokoh masyarakat setempat.
3. Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!”
(Peserta memberi hormat)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Bentuk penghormatan kepada pimpinan komunitas.
4. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di lingkungan RT 04 RW 05 siap dimulai.”
Pembina Upacara: “Laksanakan.”
Laporan ini menegaskan kesiapan seluruh warga untuk mengikuti upacara.
5. Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
“Kita akan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya bersama-sama. Kepada seluruh peserta, hormat… Gerak!”
(Peserta berdiri tegap dan menyanyikan lagu dengan khidmat)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Momen kebersamaan yang menguatkan rasa cinta tanah air di antara tetangga.
6. Pengibaran Bendera Merah Putih
“Pengibaran Bendera Merah Putih.”
(Petugas pengibar bendera melaksanakan tugas dengan tertib)
Pengibaran bendera di lingkungan RT/RW seringkali dilakukan oleh pemuda-pemudi setempat, melatih rasa tanggung jawab.
7. Menyanyikan Lagu Wajib Nasional
“Selanjutnya, kita menyanyikan lagu wajib nasional bersama-sama.”
(Peserta tetap berdiri dan menyanyikan lagu wajib nasional, misalnya “Bagimu Negeri”)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Meningkatkan semangat nasionalisme di tingkat akar rumput.
8. Mengheningkan Cipta
Pemimpin Upacara: “Untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa, mengheningkan cipta… mulai.”
(Peserta menundukkan kepala, hening sejenak)
Pemimpin Upacara: “Selesai.”
Waktu untuk merenungkan perjuangan pahlawan di tingkat komunitas.
9. Pembacaan Teks Proklamasi
“Pembacaan Teks Proklamasi oleh Saudara Budi Santoso.”
(Saudara Budi membacakan teks dengan lantang dan penuh penghayatan)
Mengingatkan kembali momen proklamasi kemerdekaan.
10. Pembacaan UUD 1945
“Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh Saudari Sari Wulandari.”
(Saudari Sari membacakan dengan jelas dan tegas)
Pengingat akan dasar negara dan hukum bagi seluruh warga.
11. Amanat Pembina Upacara
“Amanat Pembina Upacara oleh Ketua RW 05, Bapak Hasan Basri.”
(Bapak Hasan menyampaikan amanat)
Protokol: “Amanat selesai.”
Amanat dari Ketua RT/RW biasanya fokus pada pentingnya menjaga persatuan, kerukunan, dan kebersihan lingkungan, serta ajakan untuk terus berkontribusi dalam pembangunan di tingkat lokal.
12. Pembacaan Doa
“Pembacaan doa dipimpin oleh Ustadz Abdul Malik. Kepada seluruh peserta upacara, dimohon menundukkan kepala.”
(Ustadz Abdul memimpin doa sesuai tata cara yang berlaku)
Memohon keberkahan dan kerukunan bagi lingkungan RT/RW.
13. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di lingkungan RT 04 RW 05 telah dilaksanakan.”
Pembina Upacara: “Terima kasih.”
Laporan penutup kegiatan.
14. Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!”
(Peserta memberi hormat)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Penghormatan terakhir kepada ketua komunitas.
15. Pembina Upacara Meninggalkan Tempat Upacara
“Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara.”
(Peserta berdiri tegap, memberi hormat dipimpin Pemimpin Upacara)
Mengakhiri peran Pembina Upacara.
16. Pemimpin Upacara Meninggalkan Tempat Upacara
“Pemimpin Upacara meninggalkan tempat upacara.”
Pemimpin Upacara juga mengakhiri tugasnya.
17. Upacara Selesai
“Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di lingkungan RT 04 RW 05 selesai. Hadirin dipersilakan meninggalkan tempat upacara.”
Pengumuman resmi penutup upacara.
7. Teks Protokol Upacara 17 Agustus Organisasi Masyarakat¶
Organisasi masyarakat, termasuk organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna, juga aktif dalam memperingati HUT RI. Upacara yang mereka selenggarakan menunjukkan peran aktif pemuda dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan dan berkontribusi bagi masyarakat.
“Upacara Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Minggu, 17 Agustus 2025 lingkup Karang Taruna Kecamatan Rappocini segera dimulai.”
Pembukaan yang spesifik untuk organisasi dan lingkup kegiatannya.
Susunan Acara
1. Pemimpin Upacara Masuk
“Pemimpin Upacara memasuki lapangan upacara.”
(Peserta berdiri tegap)
Anggota organisasi bersiap.
2. Pembina Upacara Masuk
“Pembina Upacara memasuki lapangan.”
(Hormat diberikan)
Pembina upacara biasanya adalah Ketua Organisasi atau tokoh yang dihormati dalam komunitas tersebut.
3. Penghormatan kepada Pembina
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!”
(Hormat dilakukan)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Bentuk penghormatan kepada pimpinan organisasi.
4. Laporan Pemimpin Upacara
Pemimpin Upacara: “Lapor, Upacara Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI siap dimulai.”
Pembina Upacara: “Laksanakan.”
Laporan kesiapan.
5. Pengibaran Bendera Merah Putih
“Pengibaran Bendera Merah Putih, diiringi Lagu Indonesia Raya. Hormat kepada Sang Merah Putih!”
(Peserta berdiri tegap, hormat hingga lagu selesai)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Momen penting yang menguatkan identitas nasional di kalangan anggota organisasi.
6. Menyanyikan Lagu Wajib Nasional
“Kita menyanyikan lagu wajib nasional bersama-sama.”
(Peserta menyanyikan dengan khidmat)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Menyanyikan lagu wajib nasional akan memperdalam pemahaman dan kecintaan anggota organisasi terhadap nilai-nilai kebangsaan.
7. Mengheningkan Cipta
Pemimpin Upacara: “Mengheningkan cipta, mulai.”
(Peserta menunduk, hening sejenak)
Pemimpin Upacara: “Selesai.”
Momen refleksi untuk mengenang jasa para pahlawan dan inspirasi bagi anggota organisasi untuk melanjutkan perjuangan mereka dalam bentuk positif.
8. Pembacaan Teks Proklamasi
“Pembacaan Teks Proklamasi oleh Saudara … (nama).”
(Pembacaan dengan penuh penghayatan)
Menghidupkan kembali semangat proklamasi di antara anggota organisasi.
9. Pembacaan UUD 1945
“Pembacaan Pembukaan UUD 1945 oleh Saudari … (nama).”
(Pembacaan tegas dan jelas)
Menguatkan pemahaman anggota tentang dasar negara.
10. Amanat Pembina
“Amanat Pembina oleh Ketua Karang Taruna … (nama).”
(Protokol: “Amanat selesai.”)
Amanat biasanya berisi motivasi bagi para pemuda untuk terus berkarya, menjaga persatuan, dan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
11. Pembacaan Doa
“Doa dipimpin oleh … (nama). Kepala menunduk.”
(Pembacaan doa)
Memohon keberkahan untuk organisasi dan negara.
12. Laporan Pemimpin Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, upacara telah selesai.”
Pembina Upacara: “Terima kasih.”
Laporan akhir kegiatan.
13. Penghormatan kepada Pembina
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina, hormat… Gerak!”
(Hormat dilakukan)
Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!”
Penghormatan terakhir kepada pimpinan organisasi.
14. Pembina Meninggalkan Lapangan
“Pembina meninggalkan lapangan.”
(Hormat diberikan)
Mengakhiri peran Pembina Upacara.
15. Pemimpin Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pemimpin Upacara meninggalkan lapangan.”
Pemimpin Upacara juga mengakhiri tugasnya.
16. Upacara Selesai
“Upacara selesai. Masing-masing pemimpin barisan membubarkan barisannya”
Pengumuman penutup.
Tabel Peran dan Tanggung Jawab Utama dalam Upacara 17 Agustus¶
Agar lebih jelas, berikut adalah tabel yang merangkum peran dan tanggung jawab utama dari beberapa posisi penting dalam upacara 17 Agustus:
Peran Utama | Tanggung Jawab Utama |
---|---|
Protokol/Pembawa Acara | Memandu seluruh jalannya upacara dari awal hingga akhir, memastikan setiap segmen berjalan sesuai urutan dan waktu. |
Pembina Upacara | Memberikan amanat/pesan inspiratif, menjadi figur pimpinan dan teladan selama upacara, serta menerima laporan dari pemimpin upacara. |
Pemimpin Upacara | Mengomandoi seluruh peserta upacara, memberikan instruksi barisan, serta melaporkan kesiapan dan selesainya upacara kepada Pembina Upacara. |
Pasukan Pengibar Bendera | Bertugas mengibarkan bendera Merah Putih dengan khidmat dan presisi, memastikan bendera terbentang sempurna. |
Pembaca Teks Proklamasi | Membacakan kembali naskah Proklamasi Kemerdekaan dengan lantang dan penuh penghayatan. |
Pembaca UUD 1945 | Membacakan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dengan jelas dan tegas. |
Pembaca Doa | Memimpin doa penutup, memohon keberkahan dan perlindungan bagi bangsa dan negara. |
Melihat Langsung Suasana Upacara Bendera 17 Agustus¶
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana upacara 17 Agustus berlangsung, kamu bisa menonton video rekaman upacara resmi. Ini bisa jadi referensi visual yang bagus untuk memahami setiap tahapan yang disebutkan dalam teks protokol.
Misalnya, video upacara di Istana Negara selalu jadi inspirasi. Kalau kamu penasaran bagaimana upacara besar berlangsung dengan sangat teratur dan khidmat, coba tonton video di bawah ini:
gQz56fDk6zQ
Catatan: Video di atas adalah contoh umum suasana upacara bendera, bukan dari artikel asli. Video diambil dari YouTube untuk memberikan ilustrasi visual.
Tips Tambahan untuk Pelaksanaan Upacara yang Lancar¶
Selain memiliki teks protokol yang baik, ada beberapa tips tambahan yang bisa membantu upacara 17 Agustus berjalan sukses dan berkesan:
- Gladi Bersih yang Maksimal: Jangan pernah meremehkan gladi bersih! Latihan ini sangat penting untuk menyelaraskan semua gerakan, mengatur timing, dan membiasakan petugas dengan peran mereka. Makin sering dan serius gladi bersihnya, makin minim kesalahan saat hari-H.
- Koordinasi Antar Petugas: Pastikan semua petugas upacara (dari protokol, pemimpin, pembaca teks, sampai tim Paskibra) saling berkoordinasi dengan baik. Komunikasi yang jelas akan mencegah miskomunikasi dan kelancaran acara.
- Cek Perlengkapan: Pastikan bendera, tiang, tali, sound system, dan mikrofon berfungsi dengan baik. Periksa juga kondisi lapangan atau tempat upacara. Nggak lucu kan kalau pas hari-H, tiba-tiba ada kendala teknis?
- Disiplin Peserta: Ingatkan peserta untuk datang tepat waktu, mengenakan pakaian yang rapi, dan mengikuti setiap instruksi dengan tertib. Kedisiplinan peserta sangat menunjang kekhidmatan upacara.
- Siapkan Cadangan: Selalu punya rencana cadangan untuk hal-hal yang tidak terduga, misalnya cuaca buruk atau petugas yang berhalangan hadir. Punya backup plan itu penting banget!
Dengan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang cermat, upacara peringatan HUT RI ke-80 pasti akan berjalan lancar dan penuh makna. Ini adalah kesempatan kita semua untuk menunjukkan rasa cinta tanah air dan mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan.
Semoga kumpulan contoh teks protokol upacara 17 Agustus ini bisa membantumu mempersiapkan acara dengan lebih baik, ya! Upacara bendera adalah momen sakral, jadi mari kita laksanakan dengan penuh semangat dan penghormatan.
Yuk, bagikan pengalamanmu saat mengikuti upacara 17 Agustus di kolom komentar! Apa momen paling berkesan bagimu?
Posting Komentar