Siap HUT RI ke-80? Download 7 Contoh Teks & Susunan Acara 17 Agustus!
Bentar lagi Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia nih! Pasti banyak dari kita yang udah sibuk siap-siap buat upacara 17 Agustus, kan? Nah, biar upacara kamu lancar jaya dan khidmat, penting banget buat punya teks protokol yang matang. Dokumen ini bukan cuma daftar urutan, tapi juga panduan resmi biar semuanya tertib dan sesuai aturan.
Teks protokol upacara itu ibarat blueprint yang isinya detail acara, tata cara pelaksanaannya, sampai pembagian tugas para petugas. Dengan panduan yang jelas, diharapkan seluruh rangkaian kegiatan bisa berjalan dengan baik, tanpa celah sedikit pun. Makanya, yuk kita intip beberapa contoh teks protokol upacara 17 Agustus lengkap dengan susunan acaranya. Contoh-contoh ini bisa banget kamu pakai buat instansi pemerintah, swasta, sampai di sekolah-sekolah dari SD, SMP, hingga SMA. Simak baik-baik ya!
1. Teks Protokol Upacara 17 Agustus Formal¶
Upacara HUT RI ke-80 yang formal biasanya diadakan di tingkat pusat atau provinsi, dengan melibatkan banyak pihak dan protokol yang ketat. Ini dia contoh teks protokol yang bisa jadi panduan untuk acara semegah itu. Suasana khidmat dan teratur jadi kunci utama dalam pelaksanaan upacara jenis ini.
Pembukaan oleh Protokol
“Hadirin yang kami hormati, selamat datang pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2025, yang diselenggarakan di Lapangan Upacara Istana Merdeka, Jakarta.” Pembukaan ini adalah kick-off yang memberi tahu semua yang hadir bahwa acara inti akan segera dimulai. Penting bagi protokol untuk menyampaikan ini dengan suara yang jelas dan berwibawa.
“Upacara akan segera dimulai, mohon kepada seluruh peserta untuk menyiapkan diri dan menjaga ketertiban.” Pesan ini bertujuan untuk memastikan semua peserta upacara dalam keadaan siap dan fokus. Ketenangan dan ketertiban menjadi prioritas utama demi kelancaran seluruh rangkaian.
Susunan Acara
-
Pemimpin Upacara Memasuki Lapangan
“Hadirin dimohon berdiri, Pemimpin Upacara memasuki lapangan.” Begitu aba-aba ini diberikan, seluruh peserta upacara harus berdiri tegap sebagai bentuk penghormatan. Ini menandai dimulainya flow upacara yang lebih formal. -
Pembina Upacara Memasuki Lapangan
“Pembina Upacara memasuki lapangan upacara.” Pada momen ini, biasanya peserta memberi hormat yang dipimpin oleh Pemimpin Upacara. Gerakan “Hormat… Gerak!” diikuti dengan “Tegak… Gerak!” menunjukkan kesiapan dan penghormatan kepada figur utama upacara. -
Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara akan memimpin, “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!” Seluruh peserta upacara akan serentak memberi hormat. Setelah beberapa saat, Pemimpin Upacara akan kembali memberi aba-aba, “Tegak… Gerak!” menandakan penghormatan selesai. -
Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara melapor, “Laporan, Upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, siap dimulai.” Pembina Upacara kemudian akan memberi respons singkat, “Laksanakan.” Ini adalah konfirmasi bahwa upacara resmi dimulai di bawah komando Pembina Upacara. -
Pengibaran Bendera Merah Putih
“Pengibaran Bendera Merah Putih, diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Kepada Sang Merah Putih, hormat… Gerak!” Momen ini adalah puncak kebanggaan dan haru bagi seluruh peserta. Bendera dikibarkan dengan khidmat sementara lagu kebangsaan berkumandang. Setelah lagu selesai, Pemimpin Upacara memberi aba-aba “Tegak… Gerak!” -
Mengheningkan Cipta
Pemimpin Upacara: “Untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa, mengheningkan cipta… mulai.” Semua peserta diminta menundukkan kepala, merenungkan pengorbanan para pahlawan. Suasana hening sejenak ini sangat penting untuk merasakan makna kemerdekaan. Setelah dirasa cukup, Pemimpin Upacara akan mengatakan, “Selesai.” -
Pembacaan Teks Proklamasi
“Pembacaan Teks Proklamasi oleh … (nama petugas).” Petugas yang ditunjuk akan membacakan Teks Proklamasi dengan lantang dan penuh penghayatan. Momen ini mengingatkan kembali pada detik-detik penting proklamasi kemerdekaan Indonesia. -
Pembacaan UUD 1945
“Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh … (nama petugas).” Petugas membacakan Pembukaan UUD 1945 dengan jelas dan tegas. Ini menegaskan landasan konstitusional negara kita. -
Amanat Pembina Upacara
“Amanat Pembina Upacara oleh … (nama jabatan).” Pembina Upacara menyampaikan amanat yang biasanya berisi pesan-pesan kebangsaan, refleksi kemerdekaan, dan ajakan untuk terus membangun bangsa. Protokol akan mengakhiri sesi ini dengan mengatakan, “Amanat selesai.” -
Pembacaan Doa
“Pembacaan doa dipimpin oleh … (nama petugas). Kepada seluruh peserta upacara, dimohon menundukkan kepala.” Doa dipanjatkan untuk para pahlawan dan kemajuan bangsa. Petugas doa akan memimpin sesuai tata cara yang berlaku, menutup rangkaian spiritual upacara. -
Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara melapor, “Laporan, upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia telah dilaksanakan.” Pembina Upacara merespons dengan, “Terima kasih.” Ini adalah tanda bahwa seluruh rangkaian upacara inti telah selesai dilaksanakan dengan baik. -
Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!” Peserta memberi hormat terakhir kepada Pembina Upacara. Kemudian diikuti dengan aba-aba “Tegak… Gerak!” -
Pembina Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara.” Seluruh peserta berdiri tegap dan memberi hormat yang dipimpin oleh Pemimpin Upacara. Ini menandakan selesainya peran utama Pembina Upacara dalam kegiatan ini. -
Pemimpin Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pemimpin Upacara meninggalkan lapangan.” Pemimpin Upacara keluar dari lapangan upacara setelah menjalankan tugasnya dengan baik. -
Upacara Selesai
“Upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia selesai. Hadirin dipersilakan meninggalkan lapangan.” Dengan ini, seluruh rangkaian upacara telah paripurna. Peserta boleh membubarkan diri dengan tertib.
2. Teks Protokol Upacara 17 Agustus Singkat¶
Kadang, kita butuh susunan acara yang lebih ringkas tapi tetap padat makna. Ini cocok buat upacara yang tidak terlalu formal atau yang diadakan di tempat dengan keterbatasan waktu. Meskipun singkat, esensi peringatan HUT RI harus tetap terjaga dengan baik.
Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Yang Ke-80 Minggu, 17 Agustus 2025 segera dimulai. Intinya adalah menyampaikan informasi awal yang jelas dan singkat agar semua siap. Ini mempersiapkan peserta untuk fokus pada acara inti tanpa banyak basa-basi.
- Masing-masing pemimpin barisan menyiapkan barisannya.
- Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara.
- Penghormatan peserta upacara kepada pemimpin upacara dipimpin oleh pimpinan barisan yang paling kanan.
- Laporan pemimpin barisan kepada pemimpin upacara.
- Pembina upacara dr. Tjatur Prijambodo, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit ‘Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan berkenan memasuki lapangan upacara.
- Penghormatan umum kepada Pembina upacara dipimpin oleh pemimpin upacara.
- Laporan pemimpin upacara kepada Pembina upacara.
- Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan “INDONESIA RAYA”.
- Mengheningkan cipta dipimpin oleh Pembina upacara.
- Pembacaan teks PANCASILA diikuti oleh seluruh peserta upacara. Ini penting untuk menegaskan ideologi negara.
- Pembacaan teks Pembukaan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
- Pembacaan teks PROKLAMASI. Ketiga poin ini adalah inti dari semangat kebangsaan.
- Amanat Pembina upacara barisan diistirahatkan. Ini adalah kesempatan bagi Pembina untuk menyampaikan pesan penting.
- Pembacaan Do’a.
- Laporan pemimpin upacara kepada Pembina upacara bahwa upacara telah selesai.
- Penghormatan peserta upacara kepada Pembina upacara dipimpin oleh pemimpin upacara.
- Pembina upacara berkenan meninggalkan lapangan upacara.
- Penghormatan peserta upacara kepada pemimpin upacara dipimpin oleh pemimpin barisan yang paling kanan.
- Pemimpin upacara berkenan meninggalkan lapangan upacara.
Susunan singkat ini memadatkan poin-poin penting tanpa mengurangi kekhidmatan. Ideal untuk acara di lingkungan yang memerlukan efisiensi waktu, namun tetap menjaga makna peringatan kemerdekaan. Semua elemen penting seperti pengibaran bendera, amanat, dan doa tetap ada.
3. Teks Protokol Upacara 17 Agustus di Sekolah¶
Upacara di sekolah seringkali menjadi momen penting untuk menanamkan rasa nasionalisme pada generasi muda. Susunan acaranya dibuat agar siswa dan guru bisa berpartisipasi aktif dan memahami makna kemerdekaan. Ini juga jadi ajang latihan kedisiplinan bagi para siswa.
“Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2025 di SMA Negeri 12 Makassar segera dimulai.” Pengumuman ini diberikan oleh protokol sekolah, seringkali diisi oleh siswa yang bertugas.
Susunan Acara
-
Pemimpin Upacara Memasuki Lapangan
“Hadirin dimohon berdiri, Pemimpin Upacara memasuki lapangan.” Biasanya siswa yang terpilih sebagai pemimpin upacara akan masuk dengan langkah tegap. Peserta upacara, yang mayoritas adalah siswa, akan berdiri tegap dan siap. -
Pembina Upacara Memasuki Lapangan
“Pembina Upacara memasuki lapangan.” Pembina upacara, yang biasanya Kepala Sekolah atau guru senior, akan memasuki lapangan. Siswa dipimpin oleh Pemimpin Upacara untuk memberi hormat: “Hormat… Gerak!” kemudian “Tegak… Gerak!” -
Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!” Semua siswa akan memberi hormat dengan rapi. Setelah itu, aba-aba “Tegak… Gerak!” akan diberikan. -
Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Sekolah … siap dimulai.” Pembina Upacara: “Laksanakan.” Ini adalah go-ahead resmi dari kepala sekolah untuk memulai seluruh kegiatan. -
Menyanyikan Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”
“Kita akan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya bersama-sama. Kepada seluruh peserta, hormat… Gerak!” Seluruh siswa akan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dengan penuh semangat dan penghayatan. Momen ini menumbuhkan rasa cinta tanah air. Setelah selesai, Pemimpin Upacara akan memberi aba-aba “Tegak… Gerak!” -
Pengibaran Bendera Merah Putih
“Pengibaran Bendera Merah Putih.” Petugas pengibar bendera, biasanya Paskibra sekolah, akan melaksanakan tugasnya dengan tertib dan khidmat. Proses ini selalu jadi sorotan utama dalam upacara sekolah. -
Menyanyikan Lagu Wajib Nasional
“Selanjutnya, kita menyanyikan lagu wajib nasional bersama-sama.” Setelah “Indonesia Raya”, seringkali dilanjutkan dengan lagu wajib nasional seperti “Padamu Negeri” atau “Bagimu Negeri”. Ini memperkuat rasa kebangsaan siswa. Pemimpin Upacara akan menutup dengan “Tegak… Gerak!” -
Mengheningkan Cipta
Pemimpin Upacara: “Untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa, mengheningkan cipta… mulai.” Semua menundukkan kepala, mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang. Ini adalah momen refleksi yang penting bagi siswa. “Selesai,” kata Pemimpin Upacara. -
Pembacaan Teks Proklamasi
“Pembacaan Teks Proklamasi oleh … (nama petugas).” Petugas, biasanya siswa yang ditunjuk, membacakan Teks Proklamasi dengan lantang dan penuh penghayatan. Momen ini mendidik siswa tentang sejarah. -
Pembacaan UUD 1945
“Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh … (nama petugas).” Pembacaan ini dilakukan dengan jelas dan tegas, seringkali juga oleh siswa yang berprestasi. Ini adalah bagian penting untuk memahami landasan negara. -
Amanat Pembina Upacara
“Amanat Pembina Upacara oleh Kepala Sekolah … (nama).” Kepala sekolah akan menyampaikan amanat yang biasanya berisi pesan moral, motivasi belajar, dan pentingnya menjaga persatuan. Amanat ini seringkali menjadi penguat semangat bagi siswa. Protokol: “Amanat selesai.” -
Pembacaan Doa
“Pembacaan doa dipimpin oleh … (nama petugas). Kepada seluruh peserta upacara, dimohon menundukkan kepala.” Doa dipimpin oleh guru agama atau siswa. Doa ini memohon kebaikan untuk bangsa dan negara. -
Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Sekolah … telah dilaksanakan.” Pembina Upacara: “Terima kasih.” Konfirmasi ini menandakan kelancaran upacara. -
Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!” Peserta memberi hormat terakhir kepada Pembina Upacara. Dilanjutkan dengan “Tegak… Gerak!” -
Pembina Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara.” Pembina upacara meninggalkan lapangan dengan diiringi hormat dari peserta. -
Pemimpin Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pemimpin Upacara meninggalkan lapangan.” Pemimpin upacara juga meninggalkan lapangan setelah tugasnya selesai. -
Upacara Selesai
“Upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Sekolah … selesai. Hadirin dipersilakan meninggalkan lapangan.” Pengumuman akhir ini menandai berakhirnya seluruh rangkaian upacara di sekolah.
4. Teks Protokol Upacara 17 Agustus di Pemerintahan¶
Upacara di instansi pemerintahan biasanya memiliki nuansa yang lebih resmi dan melibatkan pejabat serta pegawai sipil negara. Kekhidmatan dan ketertiban menjadi prioritas utama untuk menunjukkan profesionalisme dan rasa nasionalisme aparatur negara. Protokolnya pun sangat dijaga.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Hadirin yang kami hormati, selamat datang pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2025, yang diselenggarakan di Halaman Kantor Pemerintah Kota Makassar.” Protokol akan membuka dengan sapaan resmi yang merangkul semua hadirin, menciptakan suasana yang formal namun hangat.
“Upacara akan segera dimulai, mohon kepada seluruh peserta untuk menyiapkan diri dan menjaga ketertiban.” Pesan ini menekankan pentingnya kesiapan dan disiplin selama upacara berlangsung. Semua pejabat dan staf diharapkan dapat mengikuti dengan seksama.
Susunan Acara
-
Pemimpin Upacara Memasuki Lapangan
“Hadirin dimohon berdiri, Pemimpin Upacara memasuki lapangan.” Seluruh peserta akan berdiri tegap sebagai bentuk penghormatan. Ini adalah penanda dimulainya rangkaian acara inti. -
Pembina Upacara Memasuki Lapangan
“Pembina Upacara memasuki lapangan upacara.” Pembina Upacara, yang biasanya adalah kepala daerah atau pejabat tinggi, akan masuk. Peserta memberi hormat yang dipimpin oleh Pemimpin Upacara: “Hormat… Gerak!” kemudian “Tegak… Gerak!” -
Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!” Seluruh peserta memberi hormat. Setelah beberapa saat, Pemimpin Upacara kembali memberi aba-aba, “Tegak… Gerak!” -
Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lingkungan Pemerintah Kota Makassar siap dimulai.” Pembina Upacara: “Laksanakan.” Ini adalah konfirmasi resmi untuk memulai upacara. -
Pengibaran Bendera Merah Putih
“Pengibaran Bendera Merah Putih, diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Kepada Sang Merah Putih, hormat… Gerak!” Momen pengibaran bendera ini selalu paling dinanti dan penuh kekhidmatan. Bendera dikibarkan perlahan diiringi “Indonesia Raya”. Setelah lagu selesai, Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!” -
Menyanyikan Lagu Wajib Nasional
“Selanjutnya, kita menyanyikan lagu wajib nasional bersama-sama.” Lagu wajib nasional seperti “Bagimu Negeri” seringkali dinyanyikan bersama untuk meningkatkan semangat kebangsaan. Ini juga pengingat akan perjuangan. Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!” -
Mengheningkan Cipta
Pemimpin Upacara: “Untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa, mengheningkan cipta… mulai.” Semua peserta menundukkan kepala, meresapi makna pengorbanan pahlawan. Momen hening ini sangat krusial. Pemimpin Upacara: “Selesai.” -
Pembacaan Teks Proklamasi
“Pembacaan Teks Proklamasi oleh Saudara Ahmad Fauzi.” Petugas yang ditunjuk akan membacakan Teks Proklamasi dengan lantang dan penuh penghayatan. Hal ini penting untuk menegaskan kembali dasar kemerdekaan. -
Pembacaan UUD 1945
“Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh Saudari Siti Nurhaliza.” Pembukaan UUD 1945 dibacakan dengan jelas dan tegas, mengingatkan pada pondasi negara. -
Amanat Pembina Upacara
“Amanat Pembina Upacara oleh Bapak Walikota Makassar, Munafri Arifuddin, S.H., ” Bapak Walikota akan menyampaikan amanat yang biasanya berisi arahan, refleksi, dan harapan untuk masa depan kota dan bangsa. Protokol: “Amanat selesai.” -
Pembacaan Doa
“Pembacaan doa dipimpin oleh Ustadz Muhammad Arifin. Kepada seluruh peserta upacara, dimohon menundukkan kepala.” Doa dipanjatkan untuk kebaikan seluruh rakyat dan kemajuan bangsa. Doa ini menjadi penutup rangkaian acara yang bersifat spiritual. -
Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lingkungan Pemerintah Kota Makassar telah dilaksanakan.” Pembina Upacara: “Terima kasih.” Laporan ini menandai bahwa upacara inti telah selesai. -
Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!” Peserta memberi hormat terakhir kepada Pembina Upacara. Kemudian diikuti dengan aba-aba “Tegak… Gerak!” -
Pembina Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara.” Pembina upacara meninggalkan lapangan dengan khidmat, diiringi hormat dari peserta. -
Pemimpin Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pemimpin Upacara meninggalkan lapangan.” Pemimpin upacara juga meninggalkan lapangan setelah tugasnya selesai dengan baik. -
Upacara Selesai
“Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lingkungan Pemerintah Kota Makassar selesai. Hadirin dipersilakan meninggalkan lapangan.” Pengumuman ini menandai berakhirnya seluruh rangkaian upacara, dan peserta bisa membubarkan diri dengan tertib.
5. Teks Protokol Upacara 17 Agustus di Instansi Swasta¶
Instansi swasta juga tidak ketinggalan dalam merayakan Hari Kemerdekaan dengan upacara bendera. Meskipun mungkin tidak seformal di pemerintahan, upacara ini tetap penting untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebersamaan di antara karyawan. Protokolnya disesuaikan dengan lingkungan perusahaan.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Hadirin yang kami hormati, selamat datang pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2025, yang diselenggarakan di Halaman PT Agro Tani, Makassar.” Protokol akan memulai dengan sapaan umum yang ramah dan inclusive.
“Upacara akan segera dimulai, mohon kepada seluruh peserta untuk menyiapkan diri dan menjaga ketertiban.” Pesan ini adalah pengingat agar seluruh karyawan dapat fokus dan disiplin selama upacara. Penting untuk menjaga suasana khidmat.
Susunan Acara
-
Pemimpin Upacara Memasuki Lapangan
“Hadirin dimohon berdiri, Pemimpin Upacara memasuki lapangan.” Karyawan akan berdiri tegap sebagai tanda siap mengikuti upacara. -
Pembina Upacara Memasuki Lapangan
“Pembina Upacara memasuki lapangan.” Pembina upacara, yang biasanya adalah Direktur Utama atau manajer senior, akan memasuki lapangan. Peserta memberi hormat yang dipimpin oleh Pemimpin Upacara: “Hormat… Gerak!” kemudian “Tegak… Gerak!” -
Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!” Semua peserta memberi hormat. Setelah itu, aba-aba “Tegak… Gerak!” akan diberikan. -
Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di PT Agro Tani, Makassar siap dimulai.” Pembina Upacara: “Laksanakan.” Ini adalah konfirmasi resmi untuk memulai upacara. -
Pengibaran Bendera Merah Putih
“Pengibaran Bendera Merah Putih, diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Kepada Sang Merah Putih, hormat… Gerak!” Momen pengibaran bendera ini diiringi lagu “Indonesia Raya” dengan penuh semangat dan rasa bangga. Setelah lagu selesai, Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!” -
Menyanyikan Lagu Wajib Nasional
“Selanjutnya, kita menyanyikan lagu wajib nasional bersama-sama.” Lagu wajib nasional seperti “Bagimu Negeri” sering dinyanyikan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air di kalangan karyawan. Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!” -
Mengheningkan Cipta
Pemimpin Upacara: “Untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa, mengheningkan cipta… mulai.” Semua peserta menundukkan kepala, merenungkan jasa pahlawan. Momen ini penting untuk meresapi makna kemerdekaan. Pemimpin Upacara: “Selesai.” -
Pembacaan Teks Proklamasi
“Pembacaan Teks Proklamasi oleh Saudara Rizal Andriansyah.” Petugas yang ditunjuk akan membacakan Teks Proklamasi dengan lantang dan penuh penghayatan. -
Pembacaan UUD 1945
“Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh Saudari Fitriani.” Pembukaan UUD 1945 dibacakan dengan jelas dan tegas, menegaskan kembali landasan negara. -
Amanat Pembina Upacara
“Amanat Pembina Upacara oleh Direktur Utama PT Agro Tani, Bapak H. Joko Santoso.” Direktur Utama akan menyampaikan amanat yang bisa berisi pesan inspiratif, motivasi kerja, dan bagaimana semangat kemerdekaan bisa diterapkan dalam etos kerja. Protokol: “Amanat selesai.” -
Pembacaan Doa
“Pembacaan doa dipimpin oleh Bapak Ustadz Ahmad Fikri. Kepada seluruh peserta upacara, dimohon menundukkan kepala.” Doa dipanjatkan untuk kemajuan perusahaan dan kesejahteraan bangsa. Doa ini menjadi penutup sesi formal. -
Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di PT Agro Tani, Makassar telah dilaksanakan.” Pembina Upacara: “Terima kasih.” Laporan ini mengonfirmasi selesainya upacara. -
Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!” Peserta memberi hormat terakhir. Dilanjutkan dengan “Tegak… Gerak!” -
Pembina Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara.” Pembina upacara meninggalkan lapangan dengan diiringi hormat. -
Pemimpin Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pemimpin Upacara meninggalkan lapangan.” Pemimpin upacara juga meninggalkan lapangan setelah tugasnya selesai. -
Upacara Selesai
“Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di PT Agro Tani, Makassar selesai. Hadirin dipersilakan meninggalkan lapangan.” Pengumuman ini menandai berakhirnya seluruh rangkaian upacara, dan karyawan bisa kembali beraktivitas.
6. Teks Protokol Upacara 17 Agustus Tingkat RT/RW¶
Perayaan 17 Agustus di tingkat RT/RW punya nuansa yang sangat khas: kekeluargaan dan kebersamaan. Meskipun tidak seformal upacara di instansi besar, semangat nasionalisme yang terpancar di sini justru sangat kuat dan mengakar di masyarakat. Ini adalah momen untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Warga RT 04 RW 05 yang kami hormati, selamat datang pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2025, yang dilaksanakan di Halaman Masjid Al-Ikhlas RT 04 RW 05.” Protokol, yang seringkali adalah tokoh masyarakat setempat, akan membuka acara dengan ramah dan akrab.
“Upacara akan segera dimulai, mohon kepada seluruh peserta untuk menyiapkan diri dan menjaga ketertiban.” Pesan ini adalah pengingat agar seluruh warga yang hadir dapat mengikuti upacara dengan khidmat dan tertib, meskipun suasananya lebih santai.
Susunan Acara
-
Pemimpin Upacara Memasuki Tempat Upacara
“Hadirin dimohon berdiri, Pemimpin Upacara memasuki tempat upacara.” Pemimpin upacara, yang bisa jadi pemuda karang taruna atau tokoh masyarakat, akan masuk. Warga akan berdiri dengan tertib. -
Pembina Upacara Memasuki Tempat Upacara
“Pembina Upacara memasuki tempat upacara.” Pembina upacara, biasanya Ketua RW atau Ketua RT, akan memasuki area upacara. Warga memberi hormat secara spontan atau dipandu. -
Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!” Seluruh peserta memberi hormat. Setelah itu, aba-aba “Tegak… Gerak!” akan diberikan. -
Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di lingkungan RT 04 RW 05 siap dimulai.” Pembina Upacara: “Laksanakan.” Ini adalah konfirmasi resmi untuk memulai upacara. -
Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
“Kita akan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya bersama-sama. Kepada seluruh peserta, hormat… Gerak!” Seluruh warga akan menyanyikan “Indonesia Raya” dengan penuh semangat. Momen ini sangat menyatukan. Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!” -
Pengibaran Bendera Merah Putih
“Pengibaran Bendera Merah Putih.” Petugas pengibar bendera, seringkali pemuda-pemudi desa/RT, akan melaksanakan tugasnya dengan tertib. Meskipun sederhana, momen ini tetap sakral. -
Menyanyikan Lagu Wajib Nasional
“Selanjutnya, kita menyanyikan lagu wajib nasional bersama-sama.” Lagu wajib nasional seperti “Bagimu Negeri” seringkali dinyanyikan bersama untuk meningkatkan semangat kebangsaan dan kebersamaan. Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!” -
Mengheningkan Cipta
Pemimpin Upacara: “Untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa, mengheningkan cipta… mulai.” Semua menundukkan kepala, merenungkan jasa pahlawan. Momen hening ini penting untuk meresapi makna kemerdekaan. Pemimpin Upacara: “Selesai.” -
Pembacaan Teks Proklamasi
“Pembacaan Teks Proklamasi oleh Saudara Budi Santoso.” Petugas yang ditunjuk, biasanya dari kalangan pemuda atau tokoh masyarakat, akan membacakan Teks Proklamasi dengan lantang dan penuh penghayatan. -
Pembacaan UUD 1945
“Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh Saudari Sari Wulandari.” Pembukaan UUD 1945 dibacakan dengan jelas dan tegas, menegaskan kembali landasan negara. -
Amanat Pembina Upacara
“Amanat Pembina Upacara oleh Ketua RW 05, Bapak Hasan Basri.” Bapak Ketua RW akan menyampaikan amanat yang biasanya berisi pesan persatuan, gotong royong, dan pentingnya menjaga lingkungan. Amanat ini seringkali dikaitkan dengan kehidupan bermasyarakat. Protokol: “Amanat selesai.” -
Pembacaan Doa
“Pembacaan doa dipimpin oleh Ustadz Abdul Malik. Kepada seluruh peserta upacara, dimohon menundukkan kepala.” Doa dipanjatkan untuk kebaikan RT/RW dan bangsa. Doa ini menjadi penutup sesi formal. -
Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di lingkungan RT 04 RW 05 telah dilaksanakan.” Pembina Upacara: “Terima kasih.” Laporan ini mengonfirmasi selesainya upacara. -
Penghormatan kepada Pembina Upacara
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!” Peserta memberi hormat terakhir. Dilanjutkan dengan “Tegak… Gerak!” -
Pembina Upacara Meninggalkan Tempat Upacara
“Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara.” Pembina upacara meninggalkan area dengan diiringi hormat. -
Pemimpin Upacara Meninggalkan Tempat Upacara
“Pemimpin Upacara meninggalkan tempat upacara.” Pemimpin upacara juga meninggalkan area setelah tugasnya selesai. -
Upacara Selesai
“Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di lingkungan RT 04 RW 05 selesai. Hadirin dipersilakan meninggalkan tempat upacara.” Pengumuman ini menandai berakhirnya seluruh rangkaian upacara, yang biasanya diikuti dengan berbagai perlombaan dan acara hiburan.
7. Teks Protokol Upacara 17 Agustus Organisasi Masyarakat¶
Organisasi masyarakat (Ormas) juga turut memeriahkan peringatan 17 Agustus dengan upacara bendera. Upacara ini seringkali menjadi ajang konsolidasi anggota, menumbuhkan rasa persatuan, dan memperkuat identitas organisasi dalam bingkai nasionalisme. Protokolnya disesuaikan dengan AD/ART organisasi, namun tetap berpegang pada esensi upacara kemerdekaan.
“Upacara Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Minggu, 17 Agustus 2025 lingkup Karang Taruna Kecamatan Rappocini segera dimulai.” Pembukaan ini akan disampaikan oleh anggota yang bertugas sebagai protokol. Ini mengumumkan dimulainya acara yang ditunggu-tunggu.
Susunan Acara
-
Pemimpin Upacara Masuk
“Pemimpin Upacara memasuki lapangan upacara.” Anggota yang ditunjuk sebagai pemimpin upacara akan masuk dengan langkah tegap. Seluruh anggota akan berdiri tegap. -
Pembina Upacara Masuk
“Pembina Upacara memasuki lapangan.” Pembina upacara, yang biasanya adalah Ketua Organisasi atau tokoh yang dihormati, akan masuk. Penghormatan akan diberikan secara serentak. -
Penghormatan kepada Pembina
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina Upacara, hormat… Gerak!” Anggota memberi hormat. Setelah itu, Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!” -
Laporan Pemimpin Upacara
Pemimpin Upacara: “Lapor, Upacara Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI siap dimulai.” Pembina Upacara: “Laksanakan.” Ini adalah tanda bahwa upacara resmi dimulai. -
Pengibaran Bendera Merah Putih
“Pengibaran Bendera Merah Putih, diiringi Lagu Indonesia Raya. Hormat kepada Sang Merah Putih!” Momen pengibaran bendera ini dilakukan dengan khidmat, diiringi lagu “Indonesia Raya” yang dinyanyikan bersama. Setelah lagu selesai, Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!” -
Menyanyikan Lagu Wajib Nasional
“Kita menyanyikan lagu wajib nasional bersama-sama.” Lagu wajib nasional seperti “Berkibarlah Benderaku” atau “Garuda Pancasila” bisa dinyanyikan bersama. Ini untuk memperkuat rasa kebangsaan. Pemimpin Upacara: “Tegak… Gerak!” -
Mengheningkan Cipta
Pemimpin Upacara: “Mengheningkan cipta, mulai.” Semua anggota menunduk, mengenang jasa pahlawan yang telah berjuang. Momen hening ini penting untuk meresapi nilai perjuangan. Pemimpin Upacara: “Selesai.” -
Pembacaan Teks Proklamasi
“Pembacaan Teks Proklamasi oleh Saudara … (nama).” Anggota yang ditunjuk akan membacakan Teks Proklamasi dengan lantang dan penuh penghayatan. -
Pembacaan UUD 1945
“Pembacaan Pembukaan UUD 1945 oleh Saudari … (nama).” Pembukaan UUD 1945 dibacakan dengan jelas dan tegas, mengingatkan pada landasan konstitusional negara. -
Amanat Pembina
“Amanat Pembina oleh Ketua Karang Taruna … (nama).” Ketua organisasi akan menyampaikan amanat yang bisa berisi pesan inspiratif, evaluasi kegiatan, dan rencana ke depan yang dikaitkan dengan semangat kemerdekaan. Protokol: “Amanat selesai.” -
Pembacaan Doa
“Doa dipimpin oleh … (nama). Kepala menunduk.” Doa dipanjatkan untuk keberlangsungan organisasi, kemajuan bangsa, dan kesejahteraan anggota. Doa ini menutup sesi formal. -
Laporan Pemimpin Upacara
Pemimpin Upacara: “Laporan, upacara telah selesai.” Pembina Upacara: “Terima kasih.” Laporan ini mengonfirmasi selesainya upacara inti. -
Penghormatan kepada Pembina
Pemimpin Upacara: “Kepada Pembina, hormat… Gerak!” Anggota memberi hormat terakhir. Dilanjutkan dengan “Tegak… Gerak!” -
Pembina Meninggalkan Lapangan
“Pembina meninggalkan lapangan.” Pembina upacara meninggalkan lapangan dengan diiringi hormat. -
Pemimpin Upacara Meninggalkan Lapangan
“Pemimpin Upacara meninggalkan lapangan.” Pemimpin upacara juga meninggalkan lapangan setelah tugasnya selesai. -
Upacara Selesai
“Upacara selesai. Masing-masing pemimpin barisan membubarkan barisannya.” Pengumuman ini menandai berakhirnya seluruh rangkaian upacara, yang seringkali diikuti dengan kegiatan kebersamaan lainnya.
Tips Tambahan untuk Upacara 17 Agustus yang Berkesan¶
Untuk memastikan upacara 17 Agustus kamu berjalan lancar dan berkesan, ada beberapa tips tambahan yang bisa kamu pertimbangkan:
1. Latihan yang Matang:
Kunci sukses upacara adalah latihan yang rutin dan serius. Pastikan semua petugas, mulai dari pengibar bendera, pembaca teks, hingga sound system, sudah berlatih berkali-kali. Latihan juga membantu mengantisipasi masalah teknis yang mungkin muncul. Semakin sering latihan, semakin lancar jalannya upacara.
2. Siapkan Perlengkapan Sejak Dini:
Pastikan bendera, tiang bendera, mikrofon, sound system, hingga seragam petugas sudah siap jauh-jauh hari. Jangan sampai ada kendala teknis yang menghambat kekhidmatan upacara. Periksa juga kondisi lapangan dan pastikan aman serta bersih.
3. Libatkan Semua Pihak:
Upacara kemerdekaan adalah milik bersama. Libatkan berbagai elemen, mulai dari tokoh masyarakat, pemuda, ibu-ibu, hingga anak-anak, sesuai porsi dan kemampuan. Keterlibatan aktif akan menumbuhkan rasa memiliki dan semangat kebersamaan. Ini juga bisa jadi ajang regenerasi petugas upacara.
4. Perhatikan Cuaca:
Jika upacara dilakukan di luar ruangan, selalu siapkan rencana cadangan untuk menghadapi cuaca yang tidak terduga. Sediakan payung atau tempat berteduh jika ada kemungkinan hujan atau panas terik. Safety first, biar semua peserta nyaman dan aman.
5. Jadikan Momen Refleksi:
Di luar semua protokol, ingatkan semua peserta bahwa upacara ini adalah momen untuk merenungkan makna kemerdekaan. Ajak mereka untuk mengingat perjuangan para pahlawan dan bagaimana kita bisa mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif. Ini akan menambah kedalaman dan makna bagi seluruh hadirin.
6. Dokumentasi yang Baik:
Jangan lupa untuk mendokumentasikan setiap momen penting selama upacara, baik dalam bentuk foto maupun video. Dokumentasi ini bisa menjadi kenangan berharga dan bahan evaluasi untuk upacara tahun berikutnya. Bisa juga diunggah ke media sosial untuk berbagi semangat nasionalisme.
Itu dia beberapa contoh teks protokol upacara 17 Agustus yang lengkap dan bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Semoga panduan ini bisa membantu upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80 kamu berjalan sukses, khidmat, dan berkesan ya!
Punya pengalaman lucu atau berkesan saat upacara 17 Agustus? Atau ada tips tambahan biar upacaranya makin keren? Yuk, share di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar