Ups! 10 Jurusan Ini Paling Banyak Nganggur? Cek Biar Gak Nyesel!

Table of Contents

Ups! 10 Jurusan Ini Paling Banyak Nganggur? Cek Biar Gak Nyesel!

Mendapatkan gelar sarjana atau pascasarjana seringkali jadi impian banyak orang. Harapannya, dengan bekal pendidikan tinggi, pintu-pintu pekerjaan yang layak dan penghasilan menjanjikan bisa terbuka lebar. Tapi, siapa sangka, realitanya di lapangan tidak selalu semanis ekspektasi. Banyak lulusan kampus, bahkan dengan IPK cemerlang, justru harus berjuang keras mencari pekerjaan yang sesuai.

Fenomena ini bukan sekadar gosip belaka. Data menunjukkan bahwa tak semua jurusan menjamin kemudahan dalam memasuki pasar kerja. Beberapa jurusan justru memiliki tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Ini terjadi karena berbagai faktor, mulai dari lapangan kerja yang terbatas, persaingan antar lulusan yang sangat ketat, hingga ketidakcocokan antara kualifikasi pendidikan yang didapat di bangku kuliah dengan kebutuhan riil di dunia industri.

Nah, buat kamu yang lagi galau mau pilih jurusan kuliah atau yang sudah lulus tapi merasa kesulitan, yuk intip daftar 10 jurusan sarjana dengan tingkat pengangguran tertinggi berdasarkan laporan tahun 2024 ini. Siapa tahu bisa jadi bahan pertimbangan biar kamu nggak nyesel di kemudian hari!

Tingkat Pengangguran Lulusan Sarjana: Fakta yang Perlu Diketahui

Sebelum kita menyelami daftar jurusan satu per satu, penting untuk memahami bahwa tingginya angka pengangguran di beberapa bidang ini bukan berarti jurusan-jurusan tersebut tidak penting atau tidak berkualitas. Setiap jurusan punya nilai dan kontribusinya masing-masing. Namun, kondisi pasar kerja yang dinamis, perkembangan teknologi, dan perubahan tren industri memang sangat memengaruhi ketersediaan lowongan dan relevansi sebuah bidang studi.

Ada banyak alasan mengapa lulusan sarjana bisa menganggur. Pertama, bisa jadi karena jumlah lulusan jauh melebihi jumlah lowongan yang tersedia. Kedua, banyak perusahaan mencari kandidat dengan pengalaman kerja, yang seringkali menjadi tantangan bagi fresh graduate. Ketiga, terkadang skill yang diajarkan di kampus belum sepenuhnya match dengan skill yang dibutuhkan industri saat ini. Oleh karena itu, strategi personal dan kemampuan adaptasi menjadi kunci penting bagi para lulusan.

Mari kita lihat lebih dekat jurusan-jurusan mana saja yang perlu sedikit perhatian ekstra dari para calon mahasiswa dan lulusannya:

Daftar 10 Jurusan Sarjana dengan Tingkat Pengangguran Tertinggi (Laporan 2024)

Berikut adalah ringkasan singkat dari data yang ada. Kita akan bahas lebih detail satu per satu di bawah ini!

No. Jurusan Tingkat Pengangguran
1. Pengajaran Pendidikan Jasmani 56,4%
2. Layanan Manusia atau HR 55,6%
3. Ilustrasi 54,7%
4. Peradilan Pidana 53,0%
5. Manajemen Proyek 52,8%
6. Produksi Radio, Televisi, dan Film 52,6%
7. Bidang Seni Studio 52,0%
8. Administrasi Layanan Kesehatan 51,8%
9. Pendidikan 51,8%
10. Pengembangan Manusia dan Keluarga 51,5%

1. Pengajaran Pendidikan Jasmani

Wah, siapa sangka ya, jurusan yang identik dengan gaya hidup sehat dan aktivitas fisik ini justru menduduki peringkat teratas dalam daftar jurusan dengan tingkat pengangguran paling tinggi, mencapai 56,4 persen! Jurusan Pengajaran Pendidikan Jasmani ini sebetulnya melatih mahasiswanya untuk jadi pengajar, pelatih, atau bahkan ahli dalam ilmu olahraga. Mereka belajar banyak hal, mulai dari anatomi, fisiologi, pedagogi olahraga, sampai manajemen event olahraga.

Namun, realitanya lapangan pekerjaan di sektor ini cukup terbatas. Banyak sekolah negeri atau swasta yang sudah memiliki guru Penjas yang mapan, sehingga lowongan baru jarang muncul. Selain itu, kebutuhan akan tenaga pengajar seringkali tidak stabil, tergantung kebijakan pemerintah atau anggaran sekolah. Persaingan antar lulusan pun sangat ketat, apalagi jika hanya mengandalkan formasi CPNS yang jumlahnya terbatas.

Lulusan jurusan ini perlu banget untuk mengembangkan diri di luar ranah pengajaran formal. Misalnya, menjadi pelatih privat, personal trainer, terapis fisik di klinik, atau bahkan membuka sanggar olahraga sendiri. Sertifikasi tambahan di bidang kebugaran atau terapi fisik juga bisa jadi nilai plus yang membuka lebih banyak pintu rezeki dan memperluas jenjang karier. Kreativitas dalam menciptakan peluang di industri wellness akan sangat membantu.

2. Layanan Manusia atau HR (Human Resources)

Jurusan yang fokus pada pengelolaan sumber daya manusia ini juga punya angka pengangguran yang cukup tinggi, mencapai 55,6 persen. Lulusan HR dipersiapkan untuk mengurus segala hal yang berkaitan dengan karyawan di sebuah perusahaan, mulai dari rekrutmen, pelatihan, pengembangan, hingga manajemen kinerja dan kesejahteraan. Mereka adalah tulang punggung operasional banyak organisasi, memastikan roda perusahaan berjalan mulus dari sisi manusia.

Meski peran HR sangat krusial, ternyata persaingan di industri ini sangat ketat. Banyak lulusan dari berbagai jurusan lain, seperti Psikologi, Manajemen, atau bahkan Hukum, yang juga tertarik dan bisa masuk ke bidang HR. Selain itu, banyak perusahaan mencari kandidat HR yang sudah punya pengalaman spesifik, misalnya dalam rekrutmen massal atau manajemen talenta, sehingga lulusan baru seringkali kesulitan bersaing.

Untuk bisa menembus pasar kerja di bidang HR, lulusan perlu proaktif mengambil program magang atau volunteer sejak dini. Mengikuti sertifikasi profesional seperti Certified Human Resources Professional (CHRP) atau pelatihan khusus di bidang rekrutmen digital juga bisa jadi pembeda. Membangun jaringan profesional yang luas juga akan sangat membantu dalam menemukan peluang kerja yang sesuai.

3. Ilustrasi

Dengan tingkat pengangguran mencapai 54,7 persen, jurusan Ilustrasi menjadi pilihan yang cukup berisiko di era digital ini. Jurusan ini melatih mahasiswanya untuk menciptakan gambar visual yang menarik, baik untuk buku, majalah, iklan, game, hingga media digital. Mereka belajar berbagai teknik menggambar, software desain, dan bagaimana menyampaikan pesan melalui karya visual yang kuat dan orisinal.

Bidang ilustrasi memang sangat kompetitif, dan tren digitalisasi serta outsourcing desain grafis ke platform daring global membuat banyak lulusan sulit mendapatkan pekerjaan tetap. Pasar seni dan desain sangat fluktuatif, bergantung pada tren dan preferensi klien. Selain itu, keberhasilan seorang ilustrator sangat bergantung pada portofolio, reputasi, dan kemampuan networking mereka.

Lulusan Ilustrasi sebaiknya tidak hanya mengandalkan pekerjaan full-time, melainkan juga aktif mencari proyek freelance dan membangun personal branding melalui media sosial atau platform portofolio online. Mengembangkan spesialisasi di bidang yang sedang naik daun, seperti ilustrasi digital untuk game atau motion graphics, juga bisa meningkatkan daya saing. Jangan takut untuk terus bereksperimen dan menemukan gaya khasmu!

4. Peradilan Pidana

Jurusan yang satu ini terdengar keren dan menantang, bukan? Peradilan Pidana bertujuan mempersiapkan lulusan untuk bekerja dalam sistem peradilan, mulai dari kepolisian, kejaksaan, pengadilan, hingga lembaga pemasyarakatan. Mereka belajar tentang hukum pidana, prosedur investigasi, kriminologi, dan sistem peradilan secara menyeluruh. Angka penganggurannya mencapai 53 persen, cukup tinggi dibandingkan ekspektasi banyak orang.

Lapangan kerja di bidang ini cenderung stabil namun terbatas. Posisi di lembaga pemerintah atau penegak hukum seringkali hanya dibuka melalui seleksi ketat seperti CPNS atau pendaftaran akademi militer/kepolisian yang sangat kompetitif. Ini menciptakan persaingan yang sengit antar lulusan. Selain itu, ada juga ekspektasi tinggi terhadap integritas dan kualifikasi khusus yang tidak mudah dipenuhi.

Bagi lulusan Peradilan Pidana, penting untuk memperluas cakrawala karier. Jangan hanya terpaku pada institusi pemerintah. Mereka bisa menjajaki karir di lembaga penelitian kriminologi, organisasi non-pemerintah yang berfokus pada keadilan sosial, atau bahkan sebagai konsultan keamanan swasta. Mengikuti pelatihan tambahan di bidang forensik atau keamanan siber juga bisa membuka peluang baru di era modern ini.

5. Manajemen Proyek

Manajemen Proyek adalah jurusan yang melatih mahasiswanya untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengelola proyek dari awal hingga akhir, memastikan semuanya berjalan sesuai jadwal, anggaran, dan tujuan yang ditetapkan. Keterampilan ini dibutuhkan di banyak industri, dari teknologi informasi, konstruksi, hingga pemasaran. Namun, angka pengangguran di jurusan ini tercatat sebesar 52,8 persen.

Salah satu alasan utamanya adalah perusahaan umumnya mencari tenaga kerja yang sudah memiliki pengalaman dalam mengelola proyek. Lulusan baru seringkali kesulitan bersaing karena dianggap kurang memiliki “jam terbang” yang memadai. Proyek-proyek besar seringkali membutuhkan manajer proyek yang sudah terbukti kemampuannya, sehingga peluang bagi fresh graduate menjadi terbatas.

Untuk mengatasi tantangan ini, lulusan Manajemen Proyek harus aktif mencari pengalaman sejak di bangku kuliah, misalnya melalui magang atau mengambil peran kepemimpinan dalam proyek-proyek kampus atau komunitas. Mengikuti sertifikasi profesional seperti Project Management Professional (PMP) atau Certified Associate in Project Management (CAPM) akan sangat meningkatkan nilai jual. Membangun portofolio proyek-proyek kecil yang berhasil dikelola juga menjadi kunci penting.

6. Produksi Radio, Televisi, dan Film

Dunia hiburan memang terlihat glamor dan menarik, tapi jurusan Produksi Radio, Televisi, dan Film ini punya tingkat pengangguran sebesar 52,6 persen. Jurusan ini mempersiapkan mahasiswanya untuk berbagai peran di balik layar, mulai dari sutradara, produser, penulis naskah, editor, hingga kameramen. Mereka belajar teknik produksi, storytelling, dan manajemen broadcast.

Industri hiburan ini sangat dinamis dan sulit diprediksi. Ketergantungan pada jaringan, koneksi, dan pengalaman nyata sangat tinggi. Banyak pekerjaan sifatnya proyek per proyek, bukan pekerjaan tetap, sehingga stabilitas karir menjadi tantangan besar. Persaingan juga sangat ketat karena banyak orang tertarik dengan bidang ini. Tren teknologi yang cepat berubah juga menuntut adaptasi terus-menerus.

Lulusan dari bidang ini perlu banget untuk proaktif menciptakan karya-karya independen mereka sendiri, membangun portofolio yang kuat, dan aktif dalam komunitas film atau media. Jangan hanya menunggu tawaran kerja, tapi buatlah kesempatan sendiri! Mengembangkan skill di bidang digital content creation seperti vlogging, podcasting, atau short film untuk platform online juga bisa membuka pintu rezeki baru.

7. Bidang Seni Studio

Program Bidang Seni Studio juga menghadapi tantangan besar, dengan tingkat pengangguran mencapai 52 persen. Jurusan ini mencakup berbagai seni visual seperti lukis, patung, keramik, fotografi, dan seni instalasi. Mahasiswanya diajak untuk mengembangkan kreativitas, teknik artistik, dan pemahaman mendalam tentang sejarah seni. Mereka dilatih untuk menjadi seniman, kurator, atau pengajar seni.

Namun, ketidakpastian pendapatan serta minimnya pekerjaan tetap di bidang seni profesional membuat lulusan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang stabil. Pasar seni seringkali subjektif dan membutuhkan waktu untuk membangun reputasi. Banyak seniman harus berjuang keras di awal karir mereka, dan keberhasilan sangat bergantung pada bakat, promosi diri, serta jaringan.

Bagi lulusan Seni Studio, penting untuk tidak hanya terpaku pada jalur seniman murni. Mereka bisa mengaplikasikan keterampilan visualnya ke bidang lain yang lebih komersial, seperti desain grafis, ilustrasi, art therapy, atau bahkan event organizer untuk pameran seni. Mengajar seni secara privat atau membuka studio sendiri juga bisa menjadi alternatif. Membangun koneksi dengan galeri, kolektor, dan komunitas seni juga sangat penting.

8. Administrasi Layanan Kesehatan

Dengan tingkat pengangguran 51,8 persen, jurusan Administrasi Layanan Kesehatan menjadi pilihan lain dengan risiko pengangguran tinggi. Jurusan ini fokus pada manajemen dan operasional fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, atau lembaga asuransi kesehatan. Lulusannya dipersiapkan untuk mengelola keuangan, sumber daya manusia, logistik, dan pelayanan pasien.

Meskipun sektor kesehatan terus berkembang dan kebutuhan akan tenaga medis meningkat, lulusan di bidang administrasi kesehatan bersaing ketat dengan mereka yang memiliki latar belakang medis atau sertifikasi khusus. Banyak posisi administratif di rumah sakit juga diisi oleh lulusan manajemen umum atau ekonomi yang kemudian mengambil pelatihan tambahan di bidang kesehatan. Ini membuat persaingan semakin ketat, terutama untuk posisi entry-level.

Lulusan Administrasi Layanan Kesehatan perlu proaktif mencari magang di berbagai jenis fasilitas kesehatan. Mengikuti sertifikasi di bidang health information management atau hospitality dalam layanan kesehatan juga bisa menambah nilai. Memperdalam pemahaman tentang data analytics di sektor kesehatan juga akan sangat relevan, mengingat semakin pentingnya data dalam manajemen layanan kesehatan modern.

9. Pendidikan

Jurusan Pendidikan seringkali menjadi pilihan yang populer, namun ternyata memiliki tingkat pengangguran 51,8 persen, sama seperti Administrasi Layanan Kesehatan. Jurusan ini melatih calon guru atau pendidik untuk berbagai jenjang, mulai dari PAUD, SD, SMP, hingga SMA, dengan spesialisasi mata pelajaran tertentu. Mereka belajar pedagogi, psikologi pendidikan, dan kurikulum.

Kesempatan kerja untuk pengajar sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan jumlah kebutuhan di setiap daerah. Di beberapa wilayah, formasi guru sangat terbatas, bahkan mengalami penurunan, sehingga lulusan harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu, persaingan untuk menjadi PNS atau guru di sekolah favorit sangat ketat. Banyak guru honorer yang sudah mengabdi bertahun-tahun juga menanti kesempatan yang sama.

Lulusan Pendidikan bisa memperluas peluang dengan mengembangkan keahlian di luar mengajar di sekolah formal. Misalnya, menjadi tutor privat, pengembang kurikulum, konsultan pendidikan, atau bahkan membuat konten edukasi digital. Mengikuti pelatihan untuk mengajar mata pelajaran lain yang sedang dibutuhkan, atau mendapatkan sertifikasi untuk mengajar anak berkebutuhan khusus, juga bisa membuka lebih banyak pintu karir.

10. Pengembangan Manusia dan Keluarga

Terakhir, ada jurusan Pengembangan Manusia dan Keluarga dengan tingkat pengangguran 51,5 persen. Jurusan ini fokus pada perilaku manusia dalam konteks keluarga dan masyarakat, mempelajari perkembangan individu dari lahir hingga dewasa, dinamika keluarga, kesejahteraan anak, dan isu-isu sosial. Lulusannya dipersiapkan untuk bekerja di bidang konseling, pendidikan keluarga, atau lembaga sosial.

Meskipun bidang ini sangat penting untuk kesejahteraan sosial, peluang kerja dalam bidang ini seringkali tidak sebanding dengan jumlah lulusan yang ada. Banyak posisi yang membutuhkan pengalaman praktik yang signifikan, dan terkadang gajinya tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan jurusan lain yang punya skill lebih teknis. Kebutuhan akan posisi ini juga seringkali bergantung pada pendanaan pemerintah atau lembaga non-profit.

Untuk meningkatkan peluang, lulusan jurusan ini bisa mencari pengalaman di lembaga-lembaga sosial, panti asuhan, atau organisasi masyarakat yang bergerak di bidang pemberdayaan keluarga. Mengikuti sertifikasi konseling atau terapi keluarga juga akan sangat membantu. Mengembangkan skill di bidang penelitian sosial atau analisis data terkait isu keluarga juga bisa menjadi nilai tambah yang dicari oleh lembaga penelitian atau kebijakan publik.

Jadi, Apa yang Harus Dilakukan?

Melihat daftar ini mungkin bikin kamu sedikit deg-degan, ya? Tapi jangan khawatir! Informasi ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan sebagai bahan pertimbangan dan pemicu untuk kita jadi lebih strategis dalam menghadapi masa depan.

Penting untuk diingat bahwa angka pengangguran tinggi tidak selalu berarti peluangnya nol. Banyak juga kok lulusan dari jurusan-jurusan ini yang sukses dan punya karir cemerlang. Kuncinya adalah proaktif, adaptif, dan terus belajar.

Beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

  1. Magang dan Pengalaman Praktik: Jangan pernah remehkan kekuatan magang. Pengalaman kerja adalah modal paling berharga di mata perekrut.
  2. Kembangkan Soft Skills: Kemampuan komunikasi, problem-solving, kerja tim, dan kepemimpinan itu sangat dibutuhkan di semua bidang.
  3. Pelajari Hard Skills Tambahan: Manfaatkan kursus online atau pelatihan singkat untuk menguasai skill yang relevan dengan industri, misalnya digital marketing, data analytics, atau coding dasar.
  4. Bangun Jaringan (Networking): Ikut seminar, workshop, atau bergabung dengan komunitas profesional. Kamu nggak akan pernah tahu dari mana kesempatan itu datang.
  5. Fleksibel dan Kreatif: Jangan terpaku pada satu jalur karir saja. Terkadang, peluang terbaik justru ada di bidang yang sedikit di luar ekspektasi awalmu.
  6. Personal Branding: Manfaatkan media sosial atau platform portofolio online untuk menunjukkan karyamu dan keahlian yang kamu miliki.

Ingat, dunia ini terus berubah, dan kita juga harus siap untuk terus beradaptasi. Pendidikan tinggi adalah pondasi, tapi pengembangan diri yang berkelanjutan adalah kuncinya.


Tonton juga video menarik tentang topik ini:

Video ini adalah contoh konten edukatif yang relevan dengan pembahasan di atas.


Bagaimana menurut kalian, teman-teman? Apakah ada jurusan lain yang menurut kalian juga punya tantangan serupa di dunia kerja? Atau mungkin kalian punya pengalaman dan tips sukses dari salah satu jurusan di atas? Yuk, bagikan cerita dan pendapat kalian di kolom komentar!

Posting Komentar