Wapang TNI Pamitan di Mabesad: Ada Tradisi Unik Apa di Baliknya?

Table of Contents

Wapang TNI Pamitan di Mabesad

Dunia militer memang selalu punya caranya sendiri untuk menghormati para prajurit dan pejabatnya, terutama saat mereka berpindah tugas atau naik jabatan. Salah satu momen yang penuh makna dan kadang bikin merinding adalah tradisi pengantaran tugas. Nah, baru-baru ini, Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad) di Jakarta Pusat jadi saksi bisu momen bersejarah ini. Jenderal Tandyo Budi Revita, yang kini menjabat Wakil Panglima TNI, mengikuti tradisi khusus ini pada Selasa, 19 Agustus 2025.

Acara yang khidmat ini dipimpin langsung oleh sosok penting di TNI AD, yaitu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak. Bayangkan saja, suasana Mabesad pasti dipenuhi aura hormat dan kebanggaan, saat seorang putra terbaik bangsa melepas jabatannya di satu tempat untuk mengemban amanah yang lebih besar lagi. Tandyo Budi Revita sendiri sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad), sebuah posisi yang juga tak kalah strategis.

Sebuah Pamitan yang Penuh Makna

Momen pamitan ini bukan sekadar seremonial belaka, lho. Ada banyak pesan dan nilai yang disampaikan. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menjelaskan, dalam kesempatan tersebut, Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo menyampaikan permohonan maaf sekaligus penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran TNI AD. Ini adalah bentuk pengakuan atas dukungan dan kerja sama yang solid selama masa tugasnya sebagai Wakasad.

Bayangkan betapa eratnya ikatan yang terjalin antara seorang pimpinan dan pasukannya. Kata-kata maaf dan terima kasih dari seorang Jenderal berpangkat tinggi tentu sangat menyentuh hati para prajurit yang telah bekerja bersamanya. Ini menunjukkan bahwa di balik seragam dan pangkat, ada hubungan emosional dan rasa saling menghargai yang kuat dalam tubuh TNI. Ini adalah fondasi penting untuk menjaga soliditas dan kekompakan di setiap lini.

Lebih lanjut, Tandyo juga menegaskan pentingnya komitmen seluruh prajurit dalam memperkuat sistem pertahanan negara kita. Ini bukan omong kosong belaka, melainkan sejalan dengan program pembentukan dan pemekaran satuan TNI yang dicanangkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Artinya, pesan ini bukan hanya sekadar pamitan, tapi juga ajakan untuk terus bergerak maju, berinovasi, dan memastikan pertahanan negara kita selalu kokoh menghadapi tantangan zaman.

Puncak Acara: Penciuman Panji Kartika Eka Paksi

Nah, ini dia salah satu bagian yang paling menyentuh dan simbolis dari tradisi ini: penghormatan serta penciuman Panji TNI AD Kartika Eka Paksi oleh Wakil Panglima TNI. Mungkin bagi sebagian orang yang belum familiar, Panji itu seperti apa sih? Panji adalah lambang kebesaran sebuah kesatuan, representasi dari sejarah, nilai-nilai, dan kehormatan korps. Kartika Eka Paksi sendiri adalah Panji kebanggaan TNI Angkatan Darat, yang melambangkan kekuatan dan keutuhan prajurit.

Momen penciuman Panji ini bukan hanya sekadar gestur fisik biasa. Kapuspen Kristomei Sianturi menegaskan, prosesi tersebut menjadi simbol pengabdian, loyalitas, serta tekad bulat untuk menjaga kejayaan TNI Angkatan Darat. Ini adalah janji seorang prajurit sejati untuk selalu membela kehormatan dan kejayaan bangsa, di mana pun ia bertugas. Setiap langkah pengabdian seorang prajurit, dari pangkat terendah hingga tertinggi, berpulang pada komitmen yang mendalam ini.

Bayangkan saja, seorang Jenderal yang telah mengabdikan diri puluhan tahun, dengan segala pengalaman dan jasanya, membungkuk dan mencium Panji kesatuannya. Itu adalah gambaran nyata dari kerendahan hati, rasa hormat yang tak tergoyahkan, dan ikatan batin yang tak terpisahkan dengan identitasnya sebagai prajurit Angkatan Darat. Ini juga mengingatkan kita bahwa di dalam setiap seragam militer, ada jiwa yang berjanji untuk setia pada negara dan simbol-simbolnya.

Apa Sih Sebenarnya “Tradisi Pengantaran Tugas” Itu?

Mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya, apa sih sebenarnya “Tradisi Pengantaran Tugas” ini? Tradisi ini adalah sebuah prosesi yang memang sering banget digelar di lingkungan TNI, khusus untuk melepas para pejabat yang akan mengemban amanah baru di tempat lain. Intinya, ini adalah bentuk penghormatan dan apresiasi yang sangat tinggi terhadap dedikasi, loyalitas, dan pengabdian seorang prajurit selama bertugas di satuan sebelumnya.

Ini bukan sekadar formalitas, ya. Kristomei menjelaskan, tradisi ini bukan cuma seremonial, tapi benar-benar bentuk penghormatan atas dedikasi luar biasa Jenderal TNI Tandyo Budi Revita selama beliau menjabat sebagai Wakasad. Bayangkan saja, bertahun-tahun mengabdi, mencurahkan tenaga dan pikiran, tentu layak mendapatkan apresiasi semacam ini. Tradisi ini adalah cara TNI mengatakan “terima kasih” secara mendalam.

Dalam tradisi ini, salah satu bagian paling penting adalah penghormatan kepada panji atau lambang kesatuan, seperti yang dilakukan Jenderal Tandyo. Momen ini melambangkan tekad yang kuat untuk menjaga marwah dan kehormatan satuan, di mana pun prajurit itu akan bertugas selanjutnya. Ini adalah pengingat bahwa meskipun berpindah posisi, nilai-nilai dan kehormatan kesatuan awal akan selalu dibawa dan dijaga.

Suasana yang tercipta dalam tradisi ini pun sangat istimewa. Penuh dengan nilai kekeluargaan, soliditas, dan yang paling utama, jiwa korsa antar prajurit. Jiwa korsa itu apa sih? Singkatnya, itu adalah semangat kebersamaan, rasa persaudaraan, dan loyalitas yang kuat sesama prajurit. Mereka adalah satu kesatuan, tak terpisahkan, baik dalam suka maupun duka. Tradisi semacam ini memperkuat ikatan emosional tersebut, menjadikannya makin erat.

“Suasana penuh kekeluargaan mencerminkan soliditas dan jiwa korsa, sekaligus menegaskan bahwa estafet kepemimpinan TNI selalu dilandasi semangat kebersamaan, loyalitas, serta pengabdian untuk menjaga kedaulatan NKRI,” terang Kapuspen. Jadi, tradisi ini bukan hanya tentang satu orang Jenderal, tapi tentang keseluruhan sistem kepemimpinan dan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh TNI. Ini memastikan bahwa setiap perubahan kepemimpinan berjalan mulus, penuh hormat, dan berdasarkan nilai-nilai yang sama.

Untuk lebih memahami urutan dan makna dari sebuah upacara militer yang khidmat seperti ini, kalian bisa melihat gambaran umum prosesinya dalam diagram sederhana di bawah ini. Diagram ini menunjukkan bagaimana interaksi dan tahapan penting dalam sebuah upacara perpisahan terjadi, yang mencerminkan penghargaan yang mendalam.

```mermaid
sequenceDiagram
participant P as Pejabat Lama
participant A as Anggota Kesatuan
participant KSAD as Kepala Staf Angkatan Darat
participant Panji as Panji Kesatuan

KSAD->A: Pimpin Apel Penghormatan Khusus
Note right of KSAD: Membuka acara dengan formasi lengkap
P->A: Berikan Sambutan Pamitan
Note right of P: Ungkapan maaf, terima kasih, dan pesan
P->Panji: Mendekati dan Memberi Penghormatan Khusus
P->Panji: Melakukan Penciuman Panji
Note right of P: Simbol loyalitas, pengabdian, dan ikatan batin
A->P: Berikan Penghormatan Balik Serentak
Note right of A: Apresiasi dan pengakuan dari seluruh prajurit
KSAD->P: Sampaikan Kata Perpisahan/Doa Restu
P->A: Berjalan Melewati Jajar Hormat
Note right of P: Perpisahan dalam suasana kekeluargaan
A->P: Ucapkan Salam Hormat Terakhir
Note right of A: Momen penuh emosi dan kebanggaan

```

Nilai-Nilai Luhur di Balik Tradisi

Setiap tradisi di militer selalu mengandung nilai-nilai yang sangat kuat dan relevan dengan tugas serta tanggung jawab mereka. Tradisi pengantaran tugas ini pun demikian. Ada beberapa aspek penting yang bisa kita petik dari upacara ini:

Aspek Penting Makna yang Terkandung
Penghormatan Ini adalah bentuk apresiasi tertinggi atas dedikasi, pengorbanan, dan pengabdian seorang prajurit selama bertugas.
Loyalitas Prosesi ini menegaskan kembali komitmen dan kesetiaan yang tak tergoyahkan terhadap kesatuan, negara, dan pimpinan.
Jiwa Korsa Mempererat ikatan persaudaraan dan solidaritas antar prajurit, bahwa mereka adalah satu keluarga besar.
Estafet Kepemimpinan Menjamin kelangsungan nilai-nilai, integritas, dan profesionalisme dalam setiap pergantian pucuk pimpinan.
Profesionalisme Mencerminkan kedisiplinan, tata tertib militer yang tinggi, serta bagaimana sebuah organisasi besar menghargai anggotanya.

Ini menunjukkan bahwa TNI tidak hanya fokus pada kekuatan fisik dan senjata, tapi juga pada pembentukan karakter dan moral prajuritnya. Tradisi-tradisi seperti ini adalah tiang penyangga yang menjaga agar nilai-nilai luhur terus hidup dari generasi ke generasi.

Untuk memberikan gambaran yang lebih konkret tentang bagaimana upacara militer yang khidmat ini berlangsung, kalian bisa menyaksikan video terkait upacara serah terima jabatan atau pengantaran tugas di lingkungan militer. Video ini dapat membantu kalian membayangkan suasana, formasi, dan emosi yang terlibat dalam acara yang penuh makna ini.

https://www.youtube.com/watch?v=kYJv9iGfWqY

(Catatan: Video ini adalah contoh umum dari upacara militer di Indonesia yang bisa memberikan gambaran suasana serupa.)

Mengapa Jabatan Wakil Panglima TNI Kembali Diadakan?

Diberitakan sebelumnya, Jenderal TNI Tandyo Budi Revita resmi dilantik menjadi Wakil Panglima TNI oleh Presiden Prabowo Subianto saat upacara gelar pasukan operasional dan kehormatan militer di Batujajar, Bandung, Jawa Barat, pada Minggu, 10 Agustus 2025. Perlu dicatat, jabatan Wakil Panglima TNI ini sebenarnya sudah cukup lama vakum. Terakhir kali posisi ini diisi oleh Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, itu pun pada tahun 1999-2000.

Kembalinya jabatan Wakil Panglima TNI ini tentu bukan tanpa alasan. Banyak pengamat militer dan anggota DPR yang sebelumnya menyebutkan bahwa posisi ini merupakan sebuah kebutuhan strategis, bukan sekadar penambahan struktur belaka. Mengingat kompleksitas tantangan pertahanan negara yang makin beragam, serta luasnya cakupan tugas Panglima TNI, adanya seorang wakil yang bisa membantu mengoptimalkan koordinasi antar matra (Darat, Laut, Udara) menjadi sangat krusial.

Jabatan Wakil Panglima TNI diharapkan bisa menjadi jembatan penghubung yang efektif antara Panglima TNI dengan Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara. Dengan begitu, keputusan-keputusan strategis bisa lebih cepat dieksekusi dan program-program pertahanan dapat berjalan lebih terkoordinasi. Ini juga akan sangat membantu Panglima TNI dalam membagi beban tugas dan fokus pada hal-hal yang lebih esensial, seperti perencanaan jangka panjang dan hubungan internasional.

Reaktivasi posisi ini juga bisa dilihat sebagai langkah untuk memperkuat rantai komando dan kontrol di tubuh militer, memastikan bahwa tidak ada kekosongan kepemimpinan saat Panglima TNI berhalangan atau sedang melaksanakan tugas di lapangan. Kehadiran Wakil Panglima TNI adalah bentuk antisipasi terhadap dinamika keamanan global yang terus berkembang, sehingga Indonesia selalu siap dan responsif dalam menjaga kedaulatannya. Dengan begitu, Jenderal Tandyo Budi Revita mengemban amanah yang sangat penting dan strategis bagi masa depan pertahanan negara kita.

Kesimpulan: Warisan dan Harapan untuk Pertahanan Negeri

Tradisi pengantaran tugas yang diikuti Jenderal Tandyo Budi Revita di Mabesad adalah cerminan betapa kayanya nilai-nilai yang dipegang teguh oleh TNI. Ini bukan sekadar upacara perpisahan, melainkan sebuah penegasan kembali akan pentingnya dedikasi, loyalitas, dan jiwa korsa dalam menjaga kedaulatan serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap jabat tangan, setiap kata pamitan, dan setiap penciuman Panji, mengandung makna yang mendalam bagi setiap prajurit yang hadir.

Momen ini juga mengingatkan kita bahwa estafet kepemimpinan dalam tubuh TNI berlangsung secara terstruktur dan penuh penghormatan, dilandasi semangat kebersamaan dan pengabdian tulus. Dengan dilantiknya Jenderal Tandyo sebagai Wakil Panglima TNI, harapan besar disematkan di pundaknya untuk membantu memperkuat sistem pertahanan negara, mengoptimalkan koordinasi antar matra, dan memastikan TNI selalu sigap menjaga kedaulatan.

Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekokohan pertahanan negara, ada tradisi-tradisi yang melestarikan nilai-nilai luhur dan memperkuat ikatan emosional antar prajurit. Semoga saja, dengan semangat yang terus membara ini, TNI akan semakin kuat dan mampu menjawab berbagai tantangan di masa depan.

Bagaimana menurut kalian, apa arti tradisi militer seperti ini bagi soliditas prajurit? Atau ada pengalaman pribadi yang berhubungan dengan acara pamitan serupa? Yuk, bagikan di kolom komentar di bawah ini!

Posting Komentar