Rio Cahaya Ramadhan: Pelajar Jepara Ukir Prestasi, 2 Tahun Borong 6 Penghargaan!
Siapa sangka, di tengah hiruk pikuk generasi digital, ada seorang remaja dari Jepara yang setia melestarikan seni ukir warisan leluhur. Namanya Rio Cahaya Ramadhan, siswa kelas VII SMPN 1 Mlonggo yang bikin kita semua bangga. Dalam waktu dua tahun saja, dia berhasil membawa pulang enam penghargaan bergengsi dari kompetisi seni ukir di Jepara! Keren banget, kan?
Enam penghargaan ini bukan kaleng-kaleng, lho. Satu di antaranya adalah penghargaan tingkat kecamatan, dan lima sisanya adalah kategori pelajar tingkat Kabupaten Jepara. Prestasi luar biasa ini tentu saja tidak datang begitu saja. Ada proses panjang, kerja keras, dan bimbingan penuh kasih dari orang terdekatnya.
Awal Mula Perjalanan Seni Ukir Rio¶
Kisah inspiratif Rio dimulai sejak ia masih duduk di bangku kelas 5 SD. Di usia yang masih sangat belia, ia sudah mulai belajar mengukir. Gurunya bukan sembarang guru, melainkan ayahnya sendiri, Sabar Muji, seorang perajin ukir yang telaten dan sabar. Bayangkan, dari tangan sang ayah, bakat seni ukir Rio mulai diasah dan dibentuk. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga dalam mengembangkan minat dan bakat anak.
Rio, yang tinggal di Dukuh Ngipik RT 05 RW 011 Desa Kawak, Pakis Aji, Jepara, adalah putra dari pasangan Sabar Muji dan Anik Zuli Yanti. Keluarganya memang sudah dekat dengan dunia ukir-mengukir. Jadi, nggak heran kalau darah seni mengalir deras dalam dirinya. Bimbingan sang ayah bukan cuma mengajarkan teknik, tapi juga menanamkan kecintaan pada seni ukir.
Langkah Pertama Menuju Kemenangan¶
Jejak prestasi Rio dimulai saat ia masih kelas 6 SD di SDN 3 Kawak. Kesempatan emas datang ketika ia ditunjuk untuk mewakili sekolah dalam ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Kecamatan Pakis Aji. Dengan bimbingan intensif dari guru pendamping dan, tentu saja, ayahnya, Rio berhasil meraih Juara 1 di tingkat kecamatan. Ini adalah titik balik yang memicu semangatnya.
Kemenangan di tingkat kecamatan membawanya maju ke FLS2N Tingkat Kabupaten Jepara. Di sana, Rio kembali menunjukkan kemampuannya dan berhasil meraih Juara II. Sebuah pencapaian yang fantastis bagi seorang anak SD! Sejak momen itu, Rio semakin jatuh cinta pada seni ukir. Rasanya, setiap guratan pahat di atas kayu bukan hanya membentuk pola, tapi juga mengukir kebahagiaan dan kebanggaan dalam hatinya.
Rentetan Prestasi yang Membanggakan¶
Setelah FLS2N, pintu-pintu kesempatan seolah terbuka lebar bagi Rio. Ia terus mengukir prestasi demi prestasi, menunjukkan konsistensi dan peningkatan skill yang luar biasa. Berikut adalah daftar penghargaan yang berhasil diraih Rio dalam kurun waktu dua tahun terakhir:
Tahun | Lomba | Tingkat | Kategori | Posisi | Penyelenggara |
---|---|---|---|---|---|
2023 | FLS2N Seni Ukir | Kecamatan Pakis Aji | Pelajar | Juara I | Dinas Pendidikan |
2023 | FLS2N Seni Ukir | Kabupaten Jepara | Pelajar | Juara II | Dinas Pendidikan |
2024 | Lomba Seni Ukir Gelar Karya | Kabupaten Jepara (SMKN 2) | Pelajar | Juara I | SMKN 2 Jepara |
2024 | Lomba Ukir Jepara Bangkit | Kabupaten Jepara (Taman Makam Pahlawan) | Pelajar | Juara II | Yayasan Pelestari Ukir |
2025 | Lomba Ukir Pelajar Hari Pendidikan | Kabupaten Jepara | Kategori SD | Juara I | Disdikpora Jepara |
2025 | Semarak Budaya Lomba Ukir Tingkat SMP | Kabupaten Jepara | Kategori SMP | Juara I | Yayasan Pelestari Seni Ukir, Yayasan Kartini Jepara, Kementerian Kebudayaan, DPR RI |
Catatan: Tanggal lomba disesuaikan dengan konteks artikel yang diterbitkan pada 2025.
Kemenangan ini tidak hanya berhenti sampai di situ. Pada tahun 2024, Rio berhasil meraih Juara I tingkat Kabupaten Jepara dalam lomba seni ukir yang diadakan di SMKN 2 Jepara saat Gelar Karya. Ini menunjukkan kemampuannya yang terus meningkat. Kemudian, ia kembali mendapatkan Juara II dalam lomba ukir “Jepara Bangkit” yang diselenggarakan oleh Yayasan Pelestari Ukir di Taman Makam Pahlawan pada tahun yang sama. Konsistensinya dalam meraih podium patut diacungi jempol.
Prestasi Rio terus melesat! Saat peringatan Hari Pendidikan tahun 2025, dalam lomba ukir pelajar yang diselenggarakan oleh Disdikpora, ia kembali meraih Juara I untuk kategori SD. Luar biasa, kan? Dan yang terbaru, Rio berhasil menyabet Juara I Semarak Budaya Lomba Ukir Tingkat SMP Kabupaten Jepara. Lomba ini diselenggarakan oleh Yayasan Pelestari Seni Ukir dan Yayasan Kartini Jepara, bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dan anggota DPR RI Dr. Lestari Moedijat. Ini adalah pengakuan atas bakatnya di tingkat yang lebih tinggi lagi.
Darah Seni dan Bimbingan Ayah yang Tak Pernah Padam¶
Darah seni memang tak bisa bohong. Rio Cahaya Ramadhan mewarisi bakat ukir dari ayahandanya, Sabar Muji, yang kini banyak mengerjakan pesanan rekal (alas membaca Al-Qur’an). Ayah Rio dengan telaten memberikan bimbingan dan melatih putranya. “Dalam setiap lomba, saya selalu mendampingi dan memberikan motivasi kepada Rio,” ujar Sabar Muji. Dukungan penuh dari orang tua adalah kunci utama keberhasilan seorang anak.
Sabar Muji sendiri melihat bahwa Rio memiliki minat dan bakat alami dalam seni ukir. Baginya, tugasnya adalah membimbing dan melatih agar keterampilan mengukir putranya semakin meningkat. Selain Rio, Sabar Muji juga membimbing Arsha Dwi Afdillah, siswa SDN 3 Kawak, yang berhasil meraih Juara I Semarak Budaya Lomba Ukir Pelajar Tingkat SD Kabupaten Jepara tahun 2025. Ini membuktikan bahwa Sabar Muji adalah seorang mentor yang sangat berbakat dan inspiratif.
Proses Belajar Mengukir: Lebih dari Sekadar Memahat¶
Mempelajari seni ukir itu butuh kesabaran, ketelitian, dan tentu saja, latihan yang terus-menerus. Bukan cuma tentang memegang pahat dan memahat kayu, tapi juga memahami karakter kayu, pola ukiran, dan bagaimana menciptakan kedalaman serta detail yang indah.
Berikut adalah gambaran sederhana alur belajar mengukir:
mermaid
graph TD
A[Mulai Belajar Mengukir] --> B{Bimbingan Ayah/Mentor};
B --> C{Pegenalan Alat Ukir Dasar};
C --> D{Latihan Teknik Dasar Memahat};
D --> E{Membuat Pola Sederhana};
E --> F{Mengukir Objek Kecil};
F --> G{Evaluasi & Perbaikan};
G --> H{Latihan Pola Lebih Kompleks};
H --> I{Ikut Lomba Lokal};
I --> J{Meningkatkan Keterampilan & Inovasi};
J --> K[Menjadi Pengukir Mahir];
Rio pasti melewati semua tahapan ini, mungkin dengan kecepatan yang luar biasa karena bakat alaminya. Dari memahami jenis-jenis pahat, cara memegang yang benar, hingga teknik tatah (memahat) yang presisi. Semua butuh jam terbang dan dedikasi.
Jepara: Kota Ukir yang Tak Lekang oleh Waktu¶
Jepara dikenal luas sebagai “Kota Ukir” karena warisan seni ukirnya yang melegenda. Sejarah ukiran Jepara konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Kalinyamat di bawah kepemimpinan Ratu Kalinyamat. Karya-karya ukir Jepara dikenal dengan motif-motif flora dan fauna yang khas, detail yang rumit, dan nilai seni yang tinggi.
Namun, di era modern ini, tantangan melestarikan seni ukir tidaklah mudah. Banyak anak muda yang kurang tertarik pada kerajinan tangan dan lebih memilih jalur karier lain. Inilah mengapa kehadiran Rio Cahaya Ramadhan menjadi angin segar. Ia adalah bukti bahwa seni ukir Jepara masih memiliki masa depan cerah di tangan generasi muda. Kisah Rio menjadi motivasi bagi banyak orang untuk tidak melupakan identitas budaya yang kaya ini.
Inspirasi dari Kota Ukir¶
Jepara bukan hanya tentang ukiran saja, tapi juga tentang semangat melestarikan warisan. Melihat anak muda seperti Rio yang berdedikasi pada seni ukir, kita jadi teringat akan pentingnya pendidikan karakter dan apresiasi seni sejak dini. Video berikut mungkin bisa memberikan sedikit gambaran tentang bagaimana semangat ukir terus hidup di Jepara:
(Catatan: Ini adalah placeholder video. Dalam implementasi nyata, akan diganti dengan video YouTube yang relevan tentang ukiran Jepara atau seni ukir anak muda).
Cita-cita Rio: Pengusaha Ukir yang Sukses¶
Di sela-sela kesibukannya sebagai pelajar, Rio juga sudah mulai membantu ayahnya mengukir rekal. Ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya berprestasi di lomba, tapi juga sudah mulai mempraktikkan ilmunya dalam kegiatan ekonomi. Namun, yang utama baginya tetaplah belajar. “Namun yang utama adalah belajar,” ungkap Sabar Muji, menekankan pentingnya pendidikan formal bagi putranya.
Dalam wawancara khusus, Rio Cahaya Ramadhan mengaku memiliki cita-cita yang mulia. Ia ingin menjadi pengusaha ukir yang sukses. “Kelak jika Tuhan buka jalan, saya ingin kuliah di perguruan tinggi yang ada jurusan seni ukir,” harapnya dengan mata berbinar. Ini adalah cita-cita yang sangat inspiratif, menunjukkan bahwa seni juga bisa menjadi jalur karier yang menjanjikan. Dengan kombinasi bakat, pendidikan, dan semangat kewirausahaan, impian Rio pasti bisa terwujud.
Dukungan Penuh dari Sekolah¶
Prestasi Rio tentu saja tidak luput dari perhatian pihak sekolah. Kepala SMPN 1 Mlonggo, Pahlurronji, S.Pd., M.Pd., mengaku sangat bangga dengan pencapaian Rio. “Walaupun baru kelas VII, ia berhasil melampaui capaian prestasi siswa kelas yang lebih tinggi,” ujarnya. Ini adalah bukti bahwa usia muda bukan halangan untuk berprestasi luar biasa.
Pahlurronji berharap prestasi Rio dapat memotivasi siswa lain untuk mencintai seni ukir. “Seni ukir ini telah semakin ditinggalkan oleh anak-anak muda,” tambahnya. Oleh karena itu, kehadiran Rio diharapkan bisa menjadi pelopor, membangkitkan kembali minat generasi muda terhadap seni warisan budaya yang sangat berharga ini. Guru pembimbing dan kepala sekolah di SMPN 1 Mlonggo juga memberikan perhatian dan motivasi khusus pada Rio, menunjukkan ekosistem dukungan yang kuat di sekitarnya.
Meneruskan Estafet Budaya¶
Kisah Rio Cahaya Ramadhan adalah sebuah pengingat bahwa warisan budaya tidak akan punah selama masih ada generasi muda yang peduli dan mau melestarikannya. Di tengah gempuran budaya modern, Rio memilih untuk menyelami dan menghidupkan kembali seni ukir yang adiluhung. Ia bukan hanya seorang pelajar yang berprestasi, tapi juga duta budaya Jepara yang membawa harapan baru.
Semoga cerita Rio ini bisa menginspirasi banyak anak muda di seluruh Indonesia untuk menemukan passion mereka, mengasahnya dengan tekun, dan berani mengukir prestasi, apa pun bidangnya. Siapa tahu, di luar sana ada Rio-Rio lain yang siap mengharumkan nama bangsa dengan bakat-bakat unik mereka.
Bagaimana pendapat kalian tentang kisah Rio ini? Apakah kalian juga punya cerita inspiratif tentang anak muda yang melestarikan budaya? Yuk, bagikan di kolom komentar!
Posting Komentar