Stop Salah Kaprah! Begini Lho Cara Pakai Kata 'Anarkis' yang Tepat
Jakarta - Seminggu belakangan ini, hiruk pikuk di berbagai kota Indonesia diwarnai oleh serangkaian aksi protes. Mulai dari mahasiswa, buruh, hingga elemen masyarakat lainnya tumpah ruah menyuarakan aspirasi mereka. Potongan-potongan peristiwa dari aksi-aksi ini pun tak luput dari perhatian publik, bertebaran luas di media sosial dan menjadi bahan diskusi hangat di mana-mana.
Namun, di tengah gelombang informasi yang begitu cepat, ada satu hal yang seringkali luput dari perhatian, atau bahkan disalahpahami. Tidak jarang kita temukan, baik dari warga biasa maupun perwakilan pemerintah, penggunaan kata anarkis, anarki, atau anarkistis dalam berbagai postingan atau pernyataan terkait aksi massa tersebut. Nah, tahukah kamu kalau banyak di antara kita yang masih keliru dalam menggunakan ketiga kata yang sebenarnya punya makna berbeda ini? Yuk, kita bedah tuntas supaya tidak salah kaprah lagi!
Mengapa Penting Memahami Perbedaan Kata ‘Anarkis’, ‘Anarki’, dan ‘Anarkistis’?¶
Di era digital seperti sekarang, setiap kata yang kita ucapkan atau tulis memiliki kekuatan luar biasa untuk membentuk persepsi publik. Salah sedikit saja dalam memilih kata, bisa berakibat fatal. Terutama ketika kita berbicara tentang isu-isu sensitif seperti demonstrasi atau protes sosial, akurasi bahasa menjadi sangat krusial. Kata anarkis, anarki, dan anarkistis seringkali digunakan secara bergantian, padahal maknanya sangat berbeda.
Ketidaktepatan penggunaan kata ini bukan hanya sekadar kesalahan tata bahasa biasa. Lebih dari itu, ia bisa berpotensi menimbulkan kesalahpahaman, melabeli kelompok tertentu secara tidak adil, bahkan memperkeruh suasana. Bayangkan jika sebuah tindakan yang seharusnya disebut anarkistis justru disebut sebagai anarkis, ini bisa mengubah fokus dari tindakan itu sendiri menjadi cap pada individu pelakunya. Oleh karena itu, mari kita pahami betul definisi dan konteks penggunaannya agar komunikasi kita lebih efektif dan bertanggung jawab.
Membedah Makna Menurut Badan Bahasa Kemendikbudristek¶
Untuk meluruskan kekeliruan ini, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah memberikan penjelasan yang gamblang. Pedoman utama kita tentu saja adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sumber terpercaya untuk bahasa kita. Mari kita lihat satu per satu penjelasan dari lembaga resmi ini.
1. Mengenal Kata ‘Anarkis’: Si Pelaku atau Pengikut Paham¶
Dalam KBBI, kata anarkis ternyata punya dua makna utama yang saling terkait erat, namun sama-sama merujuk pada entitas hidup, yaitu manusia.
- Makna Pertama: Anarkis adalah penganjur (penganut) paham anarkisme. Ini merujuk pada seseorang yang meyakini dan mempraktikkan ideologi anarkisme, yaitu sebuah filosofi politik yang menganjurkan masyarakat tanpa negara, atau menentang segala bentuk hierarki dan dominasi. Jadi, anarkis dalam konteks ini adalah seorang ideolog atau filsuf.
- Makna Kedua: Anarkis adalah orang yang melakukan tindakan anarki. Ini adalah makna yang lebih sering kita dengar di media massa. Dalam konteks ini, anarkis adalah pelaku dari kekacauan atau ketidaktertiban.
Agar lebih mudah membayangkannya, coba analogikan dengan kata-kata lain yang berakhiran ‘-is’ seperti:
* Pianis: Orang yang bermain piano.
* Linguis: Orang yang ahli di bidang linguistik.
* Optimis: Orang yang memiliki sifat optimisme.
Sama halnya, anarkis adalah orangnya. Dia bisa jadi seorang yang percaya pada paham anarkisme, atau dia adalah individu yang bertindak merusak ketertiban. Jadi, sangat penting untuk mengingat bahwa kata ini selalu merujuk pada subjek atau individu.
2. Memahami Kata ‘Anarki’: Kondisi Kekacauan atau Ketidakteraturan¶
Berbeda dengan anarkis yang merujuk pada orang, kata anarki justru merujuk pada sebuah kondisi atau keadaan. KBBI mendefinisikannya sebagai:
- Hal tidak adanya pemerintahan, undang-undang, peraturan, dan ketertiban.
- Kekacauan (dalam suatu negara).
Jadi, ketika kita bicara anarki, kita sedang menggambarkan sebuah situasi di mana tidak ada lagi tatanan, hukum tidak berjalan, atau keadaan menjadi sangat kacau balau. Ini adalah sebuah deskripsi mengenai kekacauan itu sendiri, bukan pelakunya. Kita bisa mengibaratkannya sebagai “kekacauan” atau “ketidakteraturan yang meluas”.
Bayangkan sebuah negara tanpa pemimpin, tanpa aturan yang dihormati, di mana setiap orang bertindak sesuai kehendaknya tanpa ada konsekuensi hukum. Nah, situasi itulah yang disebut sebagai anarki. Ini adalah kondisi yang dihindari oleh sebagian besar masyarakat karena dapat mengancam stabilitas dan kesejahteraan umum.
3. Menggunakan Kata ‘Anarkistis’: Sifat dari Sebuah Tindakan atau Kondisi¶
Nah, ini dia kata yang paling sering disalahpahami dalam kaitannya dengan aksi massa. Kata anarkistis merupakan kata sifat yang berasal dari kata anarki. Maknanya serupa dengan anarki, namun fungsinya dalam kalimat berbeda. Anarkistis digunakan untuk menggambarkan sifat dari suatu tindakan, perilaku, atau kondisi yang menunjukkan ciri-ciri anarki (kekacauan atau ketidakteraturan).
Kata anarkistis dapat dianalogikan dengan kata sifat lain yang berakhiran ‘-istis’:
* Pesimistis: Bersifat pesimis.
* Optimistis: Bersifat optimis.
Maka, anarkistis berarti bersifat anarki atau menimbulkan anarki. Ia menggambarkan bagaimana sebuah tindakan dilakukan, atau bagaimana sebuah situasi terjadi. Ini bukan tentang siapa yang melakukannya, melainkan tentang kualitas atau karakteristik dari suatu peristiwa atau tindakan. Misalnya, “tindakan yang anarkistis” berarti tindakan yang cenderung menyebabkan kekacauan atau tidak mengikuti aturan.
Ilustrasi Kesalahan Umum dan Koreksinya¶
Mari kita lihat contoh kalimat yang sering keliru dan bagaimana seharusnya kita mengatakannya dengan benar. Ini adalah inti dari pemahaman kita agar tidak lagi salah kaprah!
Kesalahan Umum:
“Para demonstran diharapkan tidak melakukan tindakan yang anarkis.”
Mengapa Salah?
Pada kalimat ini, kata anarkis digunakan untuk menjelaskan ‘tindakan’. Padahal, seperti yang sudah kita bahas, anarkis merujuk pada pelaku (orangnya), bukan sifat dari tindakan. Sebuah tindakan tidak bisa disebut “orang”, kan?
Kalimat yang Benar Seharusnya:
1. “Para demonstran diharapkan tidak melakukan tindakan yang anarki.” (mengacu pada kondisi kekacauan)
2. “Para demonstran diharapkan tidak melakukan tindakan yang anarkistis.” (mengacu pada sifat kekacauan dari tindakan tersebut)
3. “Pemerintah mengingatkan agar masyarakat tidak menjadi anarkis.” (mengacu pada orangnya, yaitu pelaku kekacauan)
Contoh lain dari kesalahan yang sering kita temui:
Kesalahan Umum: “Keadaan di jalanan sangat anarkis setelah kerusuhan itu.”
Koreksi: “Keadaan di jalanan sangat anarki setelah kerusuhan itu.” atau “Keadaan di jalanan sangat anarkistis setelah kerusuhan itu.”
Kesalahan Umum: “Dia adalah orang yang penuh dengan semangat anarki.”
Koreksi: “Dia adalah orang yang penuh dengan semangat anarkis.” (jika maksudnya orang yang menganut paham anarkisme)
Memahami perbedaan ini sangat penting. Ketika kita menyebut “tindakan anarkis”, seolah-olah tindakannya adalah seorang individu. Padahal, yang dimaksud adalah tindakan yang bersifat anarki atau menyebabkan anarki. Inilah pentingnya memilih kata yang tepat agar pesan yang ingin disampaikan tidak melenceng.
Ringkasan Perbedaan Ketiga Kata dalam Tabel¶
Untuk memudahkan pemahaman dan menjadi panduan cepat, mari kita rangkum perbedaan antara ketiga kata ini dalam sebuah tabel sederhana:
Kata | Jenis Kata | Makna Utama | Analogi | Contoh Penggunaan Tepat |
---|---|---|---|---|
Anarkis | Kata Benda | 1. Penganut paham anarkisme. 2. Orang yang melakukan tindakan anarki. |
Pianis, Linguis, Optimis (orangnya) | “Dia adalah seorang anarkis sejati yang menolak sistem.” “Sekelompok anarkis merusak fasilitas umum.” |
Anarki | Kata Benda | Kondisi tidak adanya pemerintahan, undang-undang, peraturan, dan ketertiban; kekacauan. | Kekacauan, Ketidaktertiban | “Situasi politik yang tidak terkendali dapat menciptakan anarki.” “Negara itu jatuh ke dalam jurang anarki.” |
Anarkistis | Kata Sifat | Bersifat anarki; cenderung menyebabkan kekacauan atau ketidaktertiban. | Pesimistis, Optimistis (sifatnya) | “Tindakan anarkistis tidak dibenarkan dalam berdemokrasi.” “Demonstrasi itu berubah menjadi anarkistis.” |
Tabel ini bisa jadi ‘cheat sheet’ kecil kamu saat ingin memastikan penggunaan kata yang benar dalam berbagai kesempatan, baik saat menulis status, berkomentar, atau bahkan berbicara di depan umum.
Contoh Kalimat Penggunaan Kata Anarki, Anarkis, dan Anarkistis yang Tepat¶
Agar semakin mantap, mari kita lihat lebih banyak contoh kalimat yang menggunakan ketiga kata ini dengan tepat. Kamu bahkan bisa menjadikan ini sebagai inspirasi untuk seruan atau poster protes yang cerdas dan berbobot!
Penggunaan Kata ‘Anarki’ (Kondisi Kekacauan)¶
- “Situasi politik yang tidak terkendali menciptakan anarki di beberapa wilayah.”
- “Tanpa hukum yang jelas dan penegakan yang adil, sebuah negara bisa dengan mudah jatuh ke dalam anarki.”
- “Mencegah anarki adalah tugas kita bersama sebagai warga negara yang bertanggung jawab.”
- “Kebijakan yang tidak merata seringkali menjadi pemicu anarki di kalangan masyarakat.”
- “Aksi protes damai dapat berubah menjadi anarki jika ada provokator yang mengambil alih.”
- Slogan: “Tindakan Anarki Bukan Solusi! Mari Jaga Kedamaian Bersama.”
- Slogan: “Stop Anarki, Jaga Damai! Suarakan Aspirasi dengan Tertib.”
Penggunaan Kata ‘Anarkis’ (Pelaku atau Penganut)¶
- “Demonstrasi itu dirusak oleh ulah sejumlah anarkis yang menyusup ke dalam barisan.”
- “Seorang anarkis sejati biasanya memiliki pandangan filosofis yang menolak struktur kekuasaan.”
- “Perusak fasilitas umum adalah sikap seorang anarkis yang tidak bertanggung jawab.”
- “Pemerintah perlu mewaspadai gerakan anarkis yang bertujuan menggoyahkan stabilitas negara.”
- “Jangan sampai kita terjebak dalam hasutan para anarkis yang ingin memecah belah bangsa.”
- Slogan: “Bangga Damai, Bukan Jadi Anarkis! Mari Berpikir Kritis.”
- Slogan: “Anarkis Musuh Bersama, Warga Jaga Warga! Lindungi Fasilitas Umum.”
Penggunaan Kata ‘Anarkistis’ (Sifat Tindakan atau Kondisi)¶
- “Tindakan anarkistis tidak dibenarkan dalam sistem demokrasi Indonesia yang menjunjung tinggi hukum.”
- “Pemerintah mengutuk keras perilaku anarkistis yang terjadi selama demonstrasi berlangsung.”
- “Keputusan yang tidak bijaksana bisa memicu reaksi anarkistis dari publik.”
- “Suasana yang cenderung anarkistis dapat menghambat tercapainya tujuan protes yang sesungguhnya.”
- “Meskipun ada ketidakpuasan, penting bagi kita untuk menghindari segala bentuk tindakan anarkistis.”
- Slogan: “Jauhi Perilaku Anarkistis, Utamakan Dialog!”
- Slogan: “Bukan Anarkis, Tapi Beraksi Damai Tanpa Anarkistis!”
Memperkaya Pemahaman: Video Edukasi Singkat¶
Untuk semakin menguatkan pemahaman kita tentang penggunaan kata-kata ini, mari kita simak video edukasi singkat yang menjelaskan perbedaan antara anarkis, anarki, dan anarkistis. Video ini diharapkan dapat memberikan visualisasi dan penjelasan yang lebih mudah dicerna.
mermaid
graph TD
A[Penggunaan Kata dalam Konteks Aksi Massa] --> B{Apakah Merujuk pada ORANG?};
B -- Ya --> C[Gunakan: **ANARKIS**];
B -- Tidak --> D{Apakah Merujuk pada KONDISI KEKACAUAN/KETIDAKTERTIBAN?};
D -- Ya --> E[Gunakan: **ANARKI**];
D -- Tidak --> F{Apakah Merujuk pada SIFAT dari TINDAKAN/KEADAAN?};
F -- Ya --> G[Gunakan: **ANARKISTIS**];
Visualisasi di atas menunjukkan alur pikir sederhana untuk memilih kata yang tepat. Ini seperti pohon keputusan kecil yang bisa kamu gunakan kapan saja.
Kesimpulan: Bijak Berbahasa, Bijak Bersikap¶
Demikianlah penjelasan mendalam mengenai penggunaan kata anarkis, anarki, dan anarkistis yang baik dan benar sesuai dengan pedoman KBBI dari Badan Bahasa Kemendikbudristek. Penting bagi kita semua, sebagai warga negara yang cerdas dan berpartisipasi aktif dalam ruang publik, untuk menggunakan bahasa secara akurat.
Kesalahan dalam berbahasa, apalagi menyangkut isu-isu krusial seperti aksi massa, bisa berdampak luas. Dengan memahami perbedaan ketiga kata ini, kita tidak hanya memperbaiki tata bahasa kita, tetapi juga turut berkontribusi dalam menciptakan komunikasi yang lebih jernih, adil, dan bertanggung jawab. Ingat, tetap tertib dalam menyampaikan pendapat, baik itu melalui tulisan maupun lisan.
Semoga artikel ini bermanfaat dan mencerahkan kita semua, detikers! Jangan ragu untuk berbagi artikel ini kepada teman-teman atau kolega kamu yang mungkin masih sering keliru.
Bagaimana menurutmu, apakah kamu pernah menemukan kesalahan penggunaan kata-kata ini di media sosial atau percakapan sehari-hari? Yuk, bagikan pengalamanmu dan apa pendapatmu tentang pentingnya berbahasa yang tepat di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar