TKA Indonesia: Kuasai Teks, Raih Nilai Sempurna! (Panduan Lengkap)

Table of Contents

Hai, pejuang TKA Bahasa Indonesia! Sudah siap tempur menghadapi ujian yang satu ini? Membaca itu bukan sekadar menggerakkan mata dari kiri ke kanan, lho. Di TKA Bahasa Indonesia, kemampuan kita diuji untuk benar-benar menyelami dan memahami isi teks secara mendalam. Ini dia panduan lengkap yang akan membantu kamu menguasai materi kunci dan raih skor tertinggi!

Siswa Belajar Bahasa Indonesia

Materi Pokok TKA Bahasa Indonesia: Membaca dan Memahami Teks

Bagian ini adalah jantung dari TKA Bahasa Indonesia. Kita akan bedah habis materi-materi krusial yang pasti muncul dalam ujian. Mulai dari mencari inti sebuah paragraf sampai menghubungkan benang merah antarbeberapa paragraf, semuanya akan kita kupas tuntas. Siap-siap buka wawasan kamu, ya!

1. Menemukan Ide Pokok dan Gagasan Utama

Mencari ide pokok atau gagasan utama itu kayak mencari harta karun di sebuah peta. Ide pokok adalah inti atau fondasi utama dari sebuah paragraf, sementara gagasan utama adalah hal terpenting yang ingin disampaikan penulis dalam keseluruhan teks atau paragraf tersebut. Menguasai ini adalah langkah pertama menuju pemahaman teks yang mendalam.

Apa Itu Ide Pokok dan Gagasan Utama?

  • Ide pokok: Bisa dibilang ini adalah jantungnya paragraf. Dia adalah kalimat atau frasa kunci yang menjadi dasar pengembangan kalimat-kalimat lain dalam paragraf. Tanpa ide pokok, sebuah paragraf akan kehilangan arah dan maknanya.
  • Gagasan utama: Ini cakupannya lebih luas dari ide pokok. Gagasan utama adalah pesan sentral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca, bisa meliputi satu paragraf atau bahkan keseluruhan teks. Memahami gagasan utama membantu kita menangkap esensi tulisan.

Ciri-ciri Ide Pokok yang Wajib Kamu Tahu:

  1. Sebagai Dasar Pengembangan: Ide pokok menjadi fondasi tempat kalimat-kalimat penjelas dibangun. Ibarat bangunan, ide pokok adalah tiang pancangnya.
  2. Umumnya Terdapat pada Kalimat Utama: Seringkali, ide pokok bisa kita temukan di dalam kalimat utama paragraf. Namun, kadang kala ia juga tersirat dan perlu disimpulkan.
  3. Bersifat Umum: Kalimat ide pokok biasanya lebih bersifat umum, sedangkan kalimat penjelas akan memberikan detail, contoh, atau rincian yang lebih spesifik. Ini adalah petunjuk penting untuk membedakannya.
  4. Dapat Berdiri Sendiri: Meskipun jadi dasar, ide pokok biasanya dapat dipahami maknanya tanpa perlu dukungan kalimat lain. Ini membedakannya dari kalimat penjelas.

Letak Kalimat Utama: Kunci Menemukan Ide Pokok

Ternyata, kalimat utama itu punya beberapa “rumah” yang berbeda, lho. Mengetahui letaknya bisa sangat membantu kita menemukan ide pokok dengan cepat dan tepat.

  1. Awal Paragraf (Deduktif): Ini adalah tipe paragraf yang paling sering kita jumpai. Kalimat utamanya berada di awal, lalu diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas yang mendukung.

    • Contoh: “Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Sebagian besar wilayahnya berupa lautan. Laut Indonesia kaya dengan sumber daya ikan yang melimpah.”
    • Ide pokok: Indonesia dikenal sebagai negara maritim.
    • Strategi: Fokus pada kalimat pertama dan cek apakah kalimat selanjutnya merupakan detail atau penjelas dari kalimat tersebut.
  2. Akhir Paragraf (Induktif): Kebalikannya deduktif, kalimat utama ada di akhir paragraf. Biasanya diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang merinci, lalu diakhiri dengan kesimpulan atau rangkuman yang menjadi kalimat utama.

    • Contoh: “Sampah plastik mencemari lautan, mengancam ekosistem, dan membahayakan biota laut. Butuh waktu ratusan tahun agar sampah plastik terurai sempurna. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sangatlah penting.”
    • Ide pokok: Kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sangatlah penting.
    • Strategi: Perhatikan kata kunci seperti “oleh karena itu,” “jadi,” “dengan demikian,” yang seringkali menandakan kesimpulan di akhir.
  3. Campuran: Tipe ini menggabungkan deduktif dan induktif. Kalimat utama ada di awal, lalu diulang atau ditegaskan kembali di akhir paragraf. Ini sering dipakai untuk memperkuat pesan utama.

    • Contoh: “Olahraga rutin sangat penting untuk kesehatan jantung. Dengan berolahraga, sirkulasi darah menjadi lancar dan risiko penyakit jantung berkurang. Jadi, menjaga kebugaran melalui olahraga teratur adalah kunci kesehatan jantung yang prima.”
    • Ide pokok: Olahraga rutin sangat penting untuk kesehatan jantung (ditegaskan di akhir).
    • Strategi: Cari dua kalimat yang memiliki ide serupa di awal dan akhir paragraf.
  4. Ineratif: Kalimat utama terletak di tengah paragraf. Tipe ini lebih jarang ditemui, diawali dengan kalimat penjelas, diikuti kalimat utama, lalu disusul lagi dengan kalimat penjelas.

    • Contoh: “Pagi itu langit cerah, udara segar menyapa. Namun, warga desa tetap waspada karena musim hujan diprediksi akan tiba lebih awal tahun ini. Beberapa petani terlihat bersiap mengamankan hasil panen mereka.”
    • Ide pokok: Warga desa tetap waspada karena musim hujan diprediksi akan tiba lebih awal tahun ini.
    • Strategi: Baca keseluruhan paragraf dan identifikasi kalimat mana yang menjadi inti, sementara kalimat lain berfungsi sebagai pengantar atau pelengkap.

Tips Jitu Menemukan Ide Pokok:

  • Baca Cepat, Pahami Intinya: Lakukan skimming terlebih dahulu untuk mendapatkan gambaran umum.
  • Fokus pada Kalimat Pertama dan Terakhir: Ini adalah lokasi paling umum kalimat utama.
  • Cari Kata Kunci atau Frasa yang Diulang: Kata atau frasa yang sering muncul bisa jadi petunjuk kuat menuju ide pokok.
  • Buat Pertanyaan “Apa yang Dibahas Paragraf Ini?”: Jawaban singkat atas pertanyaan ini seringkali adalah ide pokoknya.

2. Membedakan Fakta dengan Opini

Nah, ini salah satu skill penting yang sering banget diuji. Di tengah banjir informasi, kita harus jeli memilah mana yang fakta dan mana yang sekadar opini. Kemampuan ini bukan cuma buat TKA, tapi juga buat kehidupan sehari-hari, lho!

Fakta vs Opini

Apa Bedanya Fakta dan Opini?

  • Fakta: Pernyataan yang kebenarannya dapat dibuktikan. Fakta bersifat objektif, konkret, dan terukur. Dia tidak bisa dibantah dengan mudah karena didukung data, angka, atau bukti nyata. Misalnya, “Matahari terbit dari timur.” Ini adalah fakta.
  • Opini: Pendapat, pemikiran, atau penilaian yang bersifat subjektif. Opini seringkali merupakan pandangan pribadi seseorang dan kebenarannya belum tentu bisa dibuktikan secara universal. Contohnya, “Warna biru adalah warna terbaik.” Ini adalah opini karena preferensi warna bersifat personal.

Ciri-ciri Utama Fakta:

  1. Dapat Dibuktikan Kebenarannya: Ini adalah ciri paling fundamental. Fakta bisa diverifikasi melalui data, penelitian, saksi mata, atau eksperimen.
  2. Objektif: Fakta tidak dipengaruhi perasaan atau pendapat pribadi. Dia apa adanya, sesuai dengan kenyataan.
  3. Memiliki Data Akurat: Seringkali disertai angka, statistik, tanggal, nama tempat, atau nama orang yang spesifik.
  4. Keterangan Waktu dan Tempat Jelas: “Pada 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.” Jelas waktu dan peristiwanya.

Ciri-ciri Utama Opini:

  1. Subjektif: Sangat dipengaruhi oleh pandangan, perasaan, atau interpretasi individu.
  2. Belum Tentu Kebenarannya: Karena berupa pendapat, opini bisa benar bagi satu orang tapi tidak bagi yang lain.
  3. Mengandung Kata Sifat atau Kata Keterangan yang Bersifat Penilaian: Contoh: cantik, buruk, bagus, sebaiknya, seharusnya, mungkin, relatif, kurang, sangat.
  4. Sering Diawali Ungkapan Khusus: “Menurut saya,” “Sepertinya,” “Saya rasa,” “Mungkin,” “Bisa jadi,” “Ada baiknya.”
  5. Bersifat Prediktif: Membahas sesuatu yang belum terjadi atau bersifat perkiraan di masa depan. Contoh: “Harga sembako akan naik bulan depan.”

Contoh Perbandingan Fakta dan Opini:

Fakta Opini
Ibu Kota Indonesia adalah Jakarta. Jakarta terlalu macet dan tidak nyaman dihuni.
Air membeku pada suhu 0 derajat Celsius. Minum air dingin sebaiknya dihindari saat cuaca panas.
Lionel Messi memenangkan Ballon d’Or sebanyak 8 kali. Lionel Messi adalah pemain bola terhebat sepanjang masa.
Pukul 07.00 pagi, matahari sudah terbit. Pagi adalah waktu paling menyenangkan untuk berolahraga.
Kota Bandung terletak di provinsi Jawa Barat. Udara di Bandung terasa lebih sejuk daripada kota lain.

Mengapa Penting Membedakan Fakta dan Opini?

Dalam TKA, kemampuan ini krusial untuk:
* Menjawab pertanyaan pemahaman: Beberapa soal mungkin meminta kita mengidentifikasi pernyataan fakta atau opini dalam teks.
* Menghindari jebakan: Penulis seringkali menyisipkan opini pribadi yang terlihat seperti fakta. Kita harus hati-hati agar tidak terkecoh.
* Menganalisis argumen: Membedakan keduanya membantu kita mengevaluasi kekuatan sebuah argumen.

3. Menarik Simpulan dari Teks

Setelah memahami ide pokok dan membedakan fakta, langkah selanjutnya adalah menarik simpulan. Simpulan itu seperti rangkuman mini yang mencakup inti dari seluruh pembahasan. Ini bukan sekadar meringkas, tapi menemukan benang merah dan inti pesan yang disampaikan.

Menarik Simpulan Teks

Apa Itu Simpulan?

Simpulan adalah gagasan akhir yang didapatkan dari pemahaman keseluruhan isi teks. Dia merupakan ringkasan atau intisari dari semua informasi yang disajikan, namun dengan penekanan pada poin-poin penting. Simpulan harus relevan dengan seluruh isi teks dan tidak menambahkan informasi baru.

Ciri-ciri Simpulan yang Baik:

  1. Mencakup Semua Informasi Penting: Simpulan harus merepresentasikan gagasan utama dari seluruh paragraf atau teks, tidak hanya sebagian.
  2. Singkat dan Jelas: Simpulan disampaikan dengan kalimat yang padat, lugas, dan mudah dipahami. Hindari penggunaan kalimat yang bertele-tele.
  3. Logis dan Relevan: Simpulan harus masuk akal dan sesuai dengan data atau argumen yang sudah dipaparkan dalam teks. Tidak boleh keluar dari konteks.
  4. Bukan Sekadar Mengulang Kalimat: Simpulan bukan hanya memindahkan kalimat dari teks, melainkan merumuskan kembali inti pesan dengan bahasa sendiri.
  5. Dapat Dikonfirmasi: Jika kita membaca simpulan, kita harus bisa mengangguk setuju bahwa simpulan tersebut memang inti dari teks yang baru saja kita baca.

Strategi Menarik Simpulan:

  1. Baca Keseluruhan Teks dengan Cermat: Pahami setiap paragraf dan identifikasi ide pokoknya.
  2. Temukan Kata Kunci: Cari kata-kata atau frasa yang sering diulang atau menonjol dalam teks. Ini bisa jadi petunjuk utama.
  3. Hubungkan Ide Pokok Setiap Paragraf: Jika teks terdiri dari beberapa paragraf, coba rangkai ide pokoknya menjadi satu kesatuan.
  4. Perhatikan Kalimat Awal dan Akhir: Terutama pada paragraf penutup, seringkali ada rangkuman atau penegasan yang bisa menjadi bagian dari simpulan.
  5. Rumuskan Kembali dengan Kalimat Sendiri: Setelah mendapatkan inti, buatlah satu atau dua kalimat yang merangkum semua itu.

Contoh Teks dan Simpulannya:

Teks:
“Pemanasan global adalah fenomena meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Penyebab utamanya adalah emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi. Dampak pemanasan global sangat serius, mulai dari kenaikan permukaan air laut, perubahan iklim ekstrem, hingga ancaman terhadap keanekaragaman hayati. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan tindakan konkret dari semua pihak, termasuk mengurangi emisi dan beralih ke energi terbarukan.”

Simpulan:
“Pemanasan global, yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, menimbulkan dampak serius bagi Bumi. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolektif, seperti mengurangi emisi dan beralih ke energi terbarukan, untuk mengatasinya.”

4. Memahami Makna Kata (Kosakata)

Jangan sampai gara-gara satu atau dua kata yang kita enggak tahu artinya, satu paragraf jadi misskomunikasi. Memahami makna kata dalam konteks adalah skill wajib! TKA sering banget kasih soal yang menguji pemahaman kosakata kita.

Meningkatkan Kosakata Bahasa Indonesia

Kenapa Kosakata Itu Penting?

Kosakata adalah kunci utama untuk memahami teks secara menyeluruh. Tanpa pemahaman yang memadai terhadap kata-kata yang digunakan, kita akan kesulitan menangkap makna kalimat, ide pokok, bahkan simpulan. Di TKA, soal-soal makna kata seringkali melibatkan kata-kata yang jarang dipakai atau memiliki makna konotatif.

Konsep Penting dalam Makna Kata:

  1. Makna Denotatif (Makna Sebenarnya): Ini adalah makna kata yang sesuai dengan arti kamus, lugas, dan tidak mengandung perasaan atau nilai rasa tertentu.
    • Contoh: “Bunga” secara denotatif berarti bagian tumbuhan yang berwarna-warni dan berbau harum.
  2. Makna Konotatif (Makna Kiasan/Tambahan): Ini adalah makna kata yang tidak sebenarnya, ada tambahan nilai rasa, atau makna tersembunyi.
    • Contoh: “Bunga desa” secara konotatif merujuk pada gadis tercantik di desa.
  3. Sinonim (Persamaan Kata): Kata-kata yang memiliki arti yang mirip atau sama.
    • Contoh: Indah = cantik, elok; Senang = gembira, bahagia.
  4. Antonim (Lawan Kata): Kata-kata yang memiliki arti berlawanan.
    • Contoh: Tinggi >< rendah; Besar >< kecil.
  5. Homonim: Kata-kata yang memiliki tulisan dan lafal yang sama, tetapi makna berbeda.
    • Contoh: “Bisa” (racun) dan “bisa” (mampu).
  6. Poli semi: Satu kata memiliki banyak makna berbeda tergantung konteksnya.
    • Contoh: Kata “kepala” bisa berarti bagian tubuh, pemimpin, atau bagian paling atas.

Tips Jitu Memahami Makna Kata dalam Teks:

  1. Manfaatkan Konteks Kalimat: Jika menemukan kata sulit, jangan langsung panik. Baca kalimat di sekitar kata tersebut. Seringkali, kalimat sebelum atau sesudahnya memberikan petunjuk tentang artinya.
  2. Perhatikan Awalan dan Akhiran Kata (Imbuhan): Imbuhan (prefiks, sufiks, infiks, konfiks) bisa mengubah makna dasar sebuah kata.
    • Contoh: “kerja” menjadi “pekerja” (orang yang bekerja), “bekerja” (melakukan pekerjaan), “kerjakan” (perintah melakukan pekerjaan).
  3. Identifikasi Jenis Kata: Apakah itu kata benda, kerja, sifat, atau keterangan? Ini bisa mempersempit pilihan makna.
  4. Pentingnya KBBI: Jika ada waktu, biasakan mengecek Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk kata-kata yang sering kamu temukan. Ini akan sangat memperkaya kosakatamu.
  5. Latihan dengan Teks Bervariasi: Semakin banyak membaca teks dari berbagai genre (ilmiah, sastra, berita), semakin luas perbendaharaan katamu.

5. Memahami Hubungan Antarparagraf

Teks itu bukan kumpulan paragraf yang berdiri sendiri, tapi rangkaian cerita atau argumen yang saling terhubung. Nah, di TKA, kita sering diminta untuk mengidentifikasi bagaimana satu paragraf berhubungan dengan paragraf lainnya. Ini penting untuk memahami alur pikiran penulis.

Hubungan Antarparagraf dalam Teks

Apa Itu Hubungan Antarparagraf?

Hubungan antarparagraf merujuk pada keterkaitan makna atau ide antara satu paragraf dengan paragraf lainnya dalam sebuah teks. Keterkaitan ini bisa berupa kelanjutan, pertentangan, sebab-akibat, perbandingan, atau rincian. Memahami hubungan ini membantu kita membangun pemahaman yang koheren terhadap seluruh teks.

Jenis-jenis Hubungan Antarparagraf:

  1. Hubungan Sebab-Akibat: Paragraf pertama menjelaskan penyebab, dan paragraf kedua menjelaskan akibatnya, atau sebaliknya.
    • Kata penghubung: karena, sebab, akibatnya, oleh karena itu, sehingga.
    • Contoh:
      • Paragraf 1: Penumpukan sampah di sungai menyebabkan aliran air tersumbat.
      • Paragraf 2: Akibatnya, saat hujan deras tiba, banjir besar melanda pemukiman warga di sekitar sungai tersebut.
  2. Hubungan Perbandingan: Mengandung unsur persamaan atau perbedaan antara dua hal atau lebih.
    • Kata penghubung: seperti, sama halnya, berbeda dengan, sementara itu, di sisi lain.
    • Contoh:
      • Paragraf 1: Kota besar seringkali identik dengan keramaian dan hiruk pikuk aktivitas 24 jam.
      • Paragraf 2: Berbeda dengan itu, desa menawarkan ketenangan, udara segar, dan irama kehidupan yang lebih lambat.
  3. Hubungan Pertentangan: Mengungkapkan perbedaan atau kontradiksi antara ide di satu paragraf dengan ide di paragraf berikutnya.
    • Kata penghubung: namun, akan tetapi, tetapi, meskipun demikian, di samping itu (jika berlawanan).
    • Contoh:
      • Paragraf 1: Pemerintah telah gencar mengampanyekan pentingnya daur ulang sampah.
      • Paragraf 2: Namun, kesadaran masyarakat untuk memilah sampah masih tergolong rendah, sehingga upaya tersebut belum maksimal.
  4. Hubungan Penambahan/Peluasan: Paragraf selanjutnya menambahkan informasi, contoh, atau detail dari gagasan yang sudah disampaikan di paragraf sebelumnya.
    • Kata penghubung: selain itu, juga, di samping itu, furthermore, selanjutnya.
    • Contoh:
      • Paragraf 1: Teknologi smartphone telah mengubah cara kita berkomunikasi secara drastis.
      • Paragraf 2: Selain sebagai alat komunikasi, smartphone kini juga berfungsi sebagai pusat hiburan, alat kerja, dan bahkan asisten pribadi.
  5. Hubungan Generalisasi-Rincian: Paragraf pertama menyajikan pernyataan umum, dan paragraf berikutnya memberikan rincian atau contoh spesifik dari pernyataan umum tersebut.
    • Kata penghubung: misalnya, contohnya, seperti, antara lain.
    • Contoh:
      • Paragraf 1: Indonesia kaya akan keberagaman budaya yang unik dan menarik.
      • Paragraf 2: Misalnya, dari Sabang sampai Merauke, kita bisa menemukan tarian tradisional, pakaian adat, dan upacara keagamaan yang berbeda-beda.

Strategi Mengidentifikasi Hubungan Antarparagraf:

  • Baca Kalimat Pertama dan Terakhir Setiap Paragraf: Kalimat-kalimat ini sering menjadi jembatan penghubung antarparagraf.
  • Perhatikan Kata Hubung (Konjungsi): Kata-kata seperti “namun,” “sehingga,” “selain itu,” “oleh karena itu,” adalah penanda kuat jenis hubungan.
  • Identifikasi Ide Pokok Setiap Paragraf: Setelah mengetahui inti setiap paragraf, akan lebih mudah melihat bagaimana mereka saling terkait.
  • Tanyakan “Bagaimana Paragraf Ini Berkaitan dengan Paragraf Sebelumnya?”: Jawaban atas pertanyaan ini akan mengungkapkan jenis hubungannya.

Video Edukasi: Tips Sukses TKA Bahasa Indonesia

Untuk melengkapi panduan ini, yuk kita tonton video yang bisa memberikan gambaran lebih jelas dan tips praktis untuk menghadapi TKA Bahasa Indonesia.

Disclaimer: Video di atas adalah playlist umum untuk persiapan UTBK-SNBT. Cari video yang spesifik membahas TKA Bahasa Indonesia untuk tips lebih mendalam.

Strategi Umum agar Lulus TKA Bahasa Indonesia dengan Gemilang!

Menguasai materi saja tidak cukup, kita butuh strategi jitu untuk eksekusi di hari-H ujian. Ini beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

  1. Latihan Teratur: Ini mutlak. Semakin sering kamu berlatih soal-soal TKA, semakin terbiasa kamu dengan format, jenis pertanyaan, dan tekanan waktu. Cari banyak contoh soal dari tahun-tahun sebelumnya atau buku-buku persiapan.
  2. Baca Cepat dan Efektif: Latih kemampuan membaca cepat tanpa mengorbankan pemahaman. Teknik skimming dan scanning sangat berguna. Skimming untuk ide umum, scanning untuk mencari detail spesifik.
  3. Manajemen Waktu: Alokasikan waktu untuk setiap soal dengan bijak. Jika ada soal yang terlalu sulit, jangan terpaku terlalu lama. Lewati dulu dan kembali lagi jika ada sisa waktu.
  4. Perkaya Kosakata: Baca buku, artikel, atau berita setiap hari. Lingkari kata-kata yang tidak kamu pahami dan cari artinya. Ini akan sangat membantu saat menghadapi teks yang kompleks.
  5. Fokus dan Konsentrasi: Saat mengerjakan soal, pastikan kamu berada di lingkungan yang tenang. Jauhkan gangguan dan fokus penuh pada teks yang sedang dibaca.

Yuk, Latihan Kecil!

Coba identifikasi ide pokok dan fakta/opini dari paragraf singkat ini:

“Pemanasan global telah menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup di Bumi. Menurut para ahli, suhu rata-rata Bumi telah meningkat sekitar 1 derajat Celsius dalam satu abad terakhir. Fenomena ini disebabkan oleh tingginya kadar gas rumah kaca di atmosfer. Saya rasa, jika tidak ada tindakan konkret, masa depan planet kita akan semakin suram.”

  • Ide Pokok:
  • Fakta:
  • Opini:

Tulis jawabanmu di kolom komentar ya!

Penutup: Raih Nilai Sempurna Bersama!

TKA Bahasa Indonesia memang butuh ketelitian dan pemahaman mendalam, tapi bukan berarti mustahil untuk ditaklukkan. Dengan menguasai materi pokok, menerapkan strategi yang tepat, dan tentunya latihan yang konsisten, kamu pasti bisa meraih nilai sempurna dan lolos ke jurusan impianmu! Jangan menyerah dan terus semangat belajar, ya!

Punya pertanyaan lain seputar TKA Bahasa Indonesia atau strategi belajarmu sendiri? Yuk, bagikan di kolom komentar di bawah! Kita bisa belajar bersama dari pengalaman satu sama lain.

Posting Komentar